Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.itank.Avatar border
TS
.itank.
Satu Sisi Hati
Prolog


"Aku cuma mau nikah sama kamu, bukan sekarang tapi 5 tahun lagi.." dia mengatakan itu di telepon.
Tanganku gemetaran memegang gagang telepon. Keringat dingin keluar. Jantung berdegup kencang..
"Apa? Aku ga dengar," jawabku berusaha tetap tenang.
"Ya itu tadi.. Aku males ngulanginnya lagi," katanya, ngambek
"Hahaha kenapa harus aku? Kaya ga ada cewek lain aja," jawabku ngeles.
"Karena aku cuma mau sama kamu. Eh, jangan ketawa dong!" katanya lagi.
"Habis kamu lucu, kita masih SMA, belum juga lulus udah ngomongin nikah," aku masih tertawa, kali ini ada yg berdesir di hatiku.
"Ya udah klo kamu anggap ini guyonan, aku serius!" dia menegaskan.
Aku, hanya bisa diam dan berusaha mencerna kata-katanya.








Diubah oleh .itank. 11-09-2016 10:45
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.6K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Tampilkan semua post
.itank.Avatar border
TS
.itank.
#15
Satu Sisi Hati
Part 7


Boneka kecil pemberian Dru masih kusimpan, dia menemani tidurku, dia kadang kubawa ke mana2. Kalau aku kangen sama Dru, biasanya aku ngomong ke boneka ini. Dia nggak akan jawab sih, tapi paling tidak aku sudah lega dapat mengungkapkan perasaanku.
Aku merasa semakin jauh dengan Dru, kami sudah jarang berkomunikasi, baik via telepon atau sms. Sepertinya dia memang sangat sibuk di sana. Sebentar lagi ujian, kemudian kuliah, mungkin setelah itu baru kami bisa bertemu lagi.

-----------------------

Hari berganti, ujian telah usai. Sebentar lagi pengumuman kelulusan. Selama itu pula tidak ada lagi sms dari Dru untukku. Tidak juga telepon. Dru sudah melupakanku? Kurasa tidak.. Tidak akan semudah itu dia melupakanku.

"Kamu terlalu yakin, Nay!" kata Shela sewaktu aku menceritakan semua padanya.
"Memang kenyataannya gitu kan, Dru ga mungkin semudah itu ngelupain aku," sahutku.
"Kamu terlalu yakin. Dru itu manusia, sama seperti kita. Dia bisa lupa. Dia bisa berpaling. Bisa saja dia sudah mendapatkan penggantimu. Yang jauh lebih baik darimu, mungkin," jelas Shela.

Aku diam, ucapan Shela ada benernya juga. Bisa jadi begitu, Dru menghilang setelah dia mengirim paket dan surat untukku. Paket yang pertama dan terakhir darinya.

"Lagian kenapa kamu nggak bilang aja kalo kamu mulai suka sama dia? Kenapa kamu malah menyimpan perasaan itu sendiri? He? Sekarang kalo udah kejadian gini kamu nyesel kan?" tanya Shela padaku.
"Bukannya aku nggak mau Shel. Kamu tau kan kondisinya seperti apa.. Perbedaan itu.. Aku ga mau ada ikatan apapun dengan dia, daripada nanti akhirnya kami tetap harus pisah, dan itu akan lebih menyakitkan bagi kami," terangku.
"Emangnya kalo seperti ini, kamu ga sakit hati? Kalian ga saling menyakiti??"
"Lebih baik seperti ini, Shel.. Kamu ga tau apa yg aku rasakan. Baru kali ini aku merasa sangat menyukai seseorang. Baru kali ini aku merasa sangat nyaman berada di sampingnya. Tanpa beban, tanpa harus jaim. Dia bisa terima aku apa adanya. Dia ga peduli aku ga cantik, ga feminim, ga berambut panjang seperti cewek lain."
"Trus kenapa kamu cuma bisa diem? Ketika dia mencintaimu dan kamu mencintainya, seharusnya kalian punya komitmen."
"Ga semudah itu, Shela. Aku harus berfikir panjang daripada menyesal esok hari. Kamu tau, memilih mencintai Dru diam-diam sebenarnya juga berat buatku. Aku capek menepis rasa itu. Aku capek membohongi perasaanku."
"Terserah kamu, itu keputusanmu. Jalani saja. Kamu lebih tau dari pada aku."
"Aku mau ke Jogja, besok," kataku mengalihkan pembicaraan.
"Kamu jadi kuliah di sana? Batal ke Bandung?" tanya Shela.
"Bandung terlalu jauh dari kemampuanku.. Aku batal ke sana. Jogja aja, aku udah ketemu kampus yg sesuai dengan harapanku. Kalopun aku harus melupakan Dru, aku berharap bisa melupakannya di sana."
"Tapi lusa pengumuman kelulusan lho Nay, kamu ga mau ke sekolah?"
"Aku sudah pasti lulus kok Shel, lusa aku ada tes di sana. Jadi harus datang," jawabku sombong. Yakin dan sombong itu beda tipis, hehe.
"Baiklah, good luck Nay!"

Andai kamu tau Shel, aku ke Jogja juga untuk melupakan Dru.. Kalo aku harus bertahan di sini, aku ga akan sanggup. Setiap sudut kota ini memiliki kenangan bersama Dru. Kami sering tak sengaja bertemu di jalan. Aku sering melihat dia lewat depan rumahku. Jika aku tetap di sini, bagaimana aku bisa lupa?

------------------------

Di dalam bus menuju Jogja, aku melamun. Ingat semua kenangan sama Dru. Dia ga pernah membuatku menangis kecuali tangis bahagia. Bahagia pernah mengenalnya, bahagia pernah dekat dengannya, pernah dicintainya..
Bus berhenti di terminal, pedagang asongan naik, ada seorang penjual buku menawarkan buku padaku, setengah memaksa. Aku sudah menolak. Tapi pedagang itu memaksa dengan alasan buku itu sudah aku pegang.

"Aku kalo mau beli pasti panggil kamu. Ga usah maksa! Aku ga butuh buku ini! Jualan ga usah pake maksa dong, dasar ga bisa mikir!" Teriakku pada penjual buku itu.
Kemudian dia pergi sambil bilang ke teman-temannya "Hati-hati kalo nawarin dagangan jangan ke mbaknya itu, dia pelit!"
Aku langsung menoleh, mata ku melotot ke arahnya.
"Jangan sembarangan kalo ngomong ya, sini kalo berani!" tantangku.
Dalam hati sebenarnya takut juga kalo dikeroyok pedagang tersebut dengan teman-temannya. Tapi aku berusaha tenang. Nggak ada yang kukenal di sini. Nggak lama kemudian pedagang asongan itu turun dari bus. Kemudian bus melanjutkan perjalanan.

'"Mbak berani banget sama pedagang kaya gitu. Ga takut dikeroyok?"
Tiba2 penumpang yg duduk di depanku berdiri dan menoleh ke arahku.

Hah, Dru??
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.