- Beranda
- Stories from the Heart
Tampar Aku Ayah ! [ Diary On True Story ]
...
TS
aganjon
Tampar Aku Ayah ! [ Diary On True Story ]
Hai sahabat kaskus dimanapun kalian berada.
Tak peduli salah situasi, aku ucapkan selamat malam terlebih dahulu kepada sahabat semua, karena memang awal draft thread ini dibuat pada malam hari, dan seterusnya tulisan ini akan berlanjut (update) pada malam hari. (Alibi Kalong)
Singkat basa-basi, aku hanya seorang newbie seantero Kaskus yang baru beranjak menjadi novice, syukur-syukur dapet cendol, biar keliatan good looking gimana gitu.
Maaf sahabat.. perihal di atas hanya sebagai bumbu pembuka saja, semoga enggak keasinan.
Kembali dari maksud tujuan awal thread sederhana ini diluncurkan, karena semata-mata ingin berbagi cerita, pengalaman dan mengasah kemampuan menulis pribadi.
Untuk perihal seru, lucu, sedih, motivasi, garing, monoton dan lain sebagainya, aku tak bisa menetapkan dan menjanjikan bisa sesuai dengan selera para sahabat atau tidak.
Karena tulisan ini pure dari hati ke otak dan otak ke jemari, sesuai dengan apa yang pernah aku rasain dan aku lakukan semasa hidup.
Sajian tersebut akan diringkas dalam suatu momen yang kiranya layak dibagikan, seperti dari kisah kecil bahagia, dewasa yg kurang bahagia, pertualangan, percintaan, persahabatan, pengkhianatan, dan masih banyak lagi.
Eh.. kalau enggak salah horror nya juga ada sih
.
Apakah benar kisah ini based on true story?
Pokoknya ikutin aja
Oh iya... saking kebanyakan Intro, aku lupa ngabarin, siapa-siapa saja tokoh yg terlibat dalam baku tembak ini, eh maksudnya cerita.
Yang pertama ! Tentu aku sendiri, yang bernama Joni a.k.a JON !
Perihal nama di samarkan atau asli, aku tak bisa klarifikasi kan sekarang, mungkin akan berada di penghujung cerita atau barang kali dipertengahan.
Untuk tokoh-tokoh yang lain, akan aku jelaskan selama proses cerita ini berlangsung.
Overall, Tak ada yang special dengan notice pada thread ini, intinya sama-sama tahu dan saling mengerti satu sama lain..
Seperti biasa, jangan terlalu kepo terhadap pertanyaan yang mungkin muncul dibenak sahabat, karena Kepo menyebabkan seseorang akan kehilangan Fokus.
Sehingga waktu sahabat akan habis terbuang sia-sia karena perilaku tersebut.
Untuk perihal komen / posting, diharapkan menyesuaikan alur cerita ini, intinya aku yakin kepada sahabat SFTH pada cerdas semua dalam memposting.
Oh Iya Satu Lagi..
Aku yakin sahabat yang bermukim disini adalah warga pekerja keras dan rajin dalam berkarya, sehingga tak sempat bersantai ria hanya dengan menggelar tenda atau menghabiskan waktu hanya sekedar posting singkat.
Tak peduli salah situasi, aku ucapkan selamat malam terlebih dahulu kepada sahabat semua, karena memang awal draft thread ini dibuat pada malam hari, dan seterusnya tulisan ini akan berlanjut (update) pada malam hari. (Alibi Kalong)
Singkat basa-basi, aku hanya seorang newbie seantero Kaskus yang baru beranjak menjadi novice, syukur-syukur dapet cendol, biar keliatan good looking gimana gitu.
Quote:
Maaf sahabat.. perihal di atas hanya sebagai bumbu pembuka saja, semoga enggak keasinan.
Kembali dari maksud tujuan awal thread sederhana ini diluncurkan, karena semata-mata ingin berbagi cerita, pengalaman dan mengasah kemampuan menulis pribadi.
Untuk perihal seru, lucu, sedih, motivasi, garing, monoton dan lain sebagainya, aku tak bisa menetapkan dan menjanjikan bisa sesuai dengan selera para sahabat atau tidak.
Karena tulisan ini pure dari hati ke otak dan otak ke jemari, sesuai dengan apa yang pernah aku rasain dan aku lakukan semasa hidup.
Sajian tersebut akan diringkas dalam suatu momen yang kiranya layak dibagikan, seperti dari kisah kecil bahagia, dewasa yg kurang bahagia, pertualangan, percintaan, persahabatan, pengkhianatan, dan masih banyak lagi.
Eh.. kalau enggak salah horror nya juga ada sih
.Apakah benar kisah ini based on true story?
Pokoknya ikutin aja
Oh iya... saking kebanyakan Intro, aku lupa ngabarin, siapa-siapa saja tokoh yg terlibat dalam baku tembak ini, eh maksudnya cerita.

Yang pertama ! Tentu aku sendiri, yang bernama Joni a.k.a JON !
Perihal nama di samarkan atau asli, aku tak bisa klarifikasi kan sekarang, mungkin akan berada di penghujung cerita atau barang kali dipertengahan.
Untuk tokoh-tokoh yang lain, akan aku jelaskan selama proses cerita ini berlangsung.
Overall, Tak ada yang special dengan notice pada thread ini, intinya sama-sama tahu dan saling mengerti satu sama lain..
Seperti biasa, jangan terlalu kepo terhadap pertanyaan yang mungkin muncul dibenak sahabat, karena Kepo menyebabkan seseorang akan kehilangan Fokus.
Sehingga waktu sahabat akan habis terbuang sia-sia karena perilaku tersebut.
Untuk perihal komen / posting, diharapkan menyesuaikan alur cerita ini, intinya aku yakin kepada sahabat SFTH pada cerdas semua dalam memposting.
Quote:
Oh Iya Satu Lagi..
Aku yakin sahabat yang bermukim disini adalah warga pekerja keras dan rajin dalam berkarya, sehingga tak sempat bersantai ria hanya dengan menggelar tenda atau menghabiskan waktu hanya sekedar posting singkat.


Oke Skip, langsung saja masuk ke dimensi cerita.
#1 Pribadi Suram
#2 Maafkan Aku Ibu
#3 Layangan
#14 dan seterusnya akan di update setiap Hari Rabu atau Sabtu
#2 Maafkan Aku Ibu
#3 Layangan
#14 dan seterusnya akan di update setiap Hari Rabu atau Sabtu
Diubah oleh aganjon 22-09-2016 14:54
anasabila memberi reputasi
1
7.5K
52
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aganjon
#33
#5 Mengenal Persahabatan
Dari peristiwa layangan yg lalu, sedikit banyak aku mulai mengerti akan arti persahabatan.
Terutama melihat Andi yang begitu mati-matian membawa aku untuk keluar dari perkelahian yg tak imbang.
Andi adalah sahabat kecil yang memiliki kisah kelam akan masa depannya, yg akan aku ceritakan pada part berikutnya.
Tak ada yang terlalu special di awal perkenalan Aku dan Andi, semuanya terjadi begitu saja tanpa terencana.
Persahabatan itu di dukung baik karena letak rumah Andi yg sangat begitu dekat dengan lingkungan tempat tinggal ku.
Saking dekatnya ! aku tak perlu keluar rumah untuk memanggilnya, karena rumah ku dan Andi hanya di pisahkan oleh tebalnya dinding rumah.
Jalur yang sempit, rumah yang berdesakan satu sama lain, itulah gambar lingkungan kecil ku.
Umur Andi terpaut 2 tahun lebih muda dari ku.
Andi merupakan sosok yg memiliki keberanian dalam melakukan apapun yg tak sebanding dengan pemikiran bocah umur 6 tahun pada umumnya.
****
"Haah !!! Kena...." Teriak Andi penuh kemenangan.
"Oi... curang.... kamu mindahin kelerengnya biar makin deket ya?"
"Curang??? apaan? kalah ya kalah aja !!" jawab Andi sembari mengusap kerak-kerak ingus yg menempel di pipi nya.
"Liat tu !!! tadi itu kelereng mu di sini!! kok bisa pindah ke depan?" Bentak aku terhadap Andi.
PRAAAAKKK !!!!
Tanpa menjawab satu patah kata pun, akhirnya Andi bergegas melarikan diri, sambil mengambil botol yang berisi kelereng milikku.
Bukan hanya itu, sebelum melompat lari, si Andi telah merusak permainan dengan menendang semua kelereng yg masih berada di Tanah.
Aku pun tak tinggal diam, langsung saja aku berusaha mengejarnya sekuat tenaga.
Bisa di bayangkan seperti kisah Tom & Jerry, aku bernasib seperti Tom.
Sampai pada akhirnya setelah berkilo-kilo melakukan pengejaran, Andi berhasil masuk kerumah, lalu menutup pintu.
Aku tak tinggal diam saja ketika berada di beranda rumahnya.
Ku gedor pintunya penuh semangat emosi, sampai-sampai suara kebisingan yg kuhasilkan dalam mengedor pintu, memancing reaksi Ayahku yang sedang santai di rumah.
"Bodooohh !!!! kamu kenapa gedor-gedor enggak sopan gitu?" teriak Ayahku dari bilik jendela rumah kami.
Aku berbalik terkejut dan menghentikan niatku untuk bertemu Andi.
Kreeeeeekkkk !!
Pintu berderit, pertanda ada seseorang yang membukanya.
"Ada apa jon??? cari Andi?" tanya Ibunya Andi.
"Iya tante... Andinya ada?"
"Loh..... Bukannya tadi main sama kamu?"
"Eeee....eeeee... iya tante, tapi kami barusan bertengkar, si Andi mencuri kelerengku" jawab ku sembari menundukkan kepala.
"Haah??? Andiiiiiiiii !!! Andiiiiii !!!, sebentar ya Jon, tante cari dulu Andi nya di dalam"
"Jon... Pulang lagi... hari udah mau gelap, jangan lupa mandi habis itu makan" Celetuk santai Ayahku dari dalam rumah.
Aku tak menjawab, karena masih berharap agar kelereng yang sudah susah payah aku kumpulkan, dikembalikan oleh Andi.
"PULAAAAAAANGGG !!"
Mungkin kesabaran sudah pergi menjauh dari diri Ayahku, dengan sigap Ayahku keluar membawa Ikat Pinggang, bukan tanpa sebab ikat pinggang itu dibawanya.
Sudah jelas... ikat pinggang tersebut akan menjadi alat eksekusi hukumanku.
Aku berbalik kaget !
Tiba-tiba, Ibunya Andi pun keluar dengan membawa sebotol kelereng milikku.
Aku senang namun tak lega.
Ayah sudah semakin dekat, Terlihat percakapan basa-basi antara Ibu Andi dan Ayahku.
"Yah... namanya juga anak-anak Pak. Jadi maklum saja, hehehe"
"Iya Bu.. heee"
Aku melihat Ayahku hanya membalas iya diringi senyum paksaan.
Setelah Ayah berada tepat di depan ku, Aku gugup, takut, ingin berlari tapi apa daya Aku telah terkepung antara dinding-dinding rumah.
"Kamu ini... disuruh pulang kok ngeyel... Ayo pulang."
"Iya Yah" Jawab ku sembari memejamkan mata, karena sudah takut melihat ikat pinggang yg dibawa Ayah.
"Kami permisi ya bu.. maaf kalau mengganggu"
"Iya enggak apa-apa Pak, namanya juga anak-anak"
Aku berjalan penuh gugup, seakan tak ingin sampai kerumah secepatnya, tapi apa daya jarak rumah ku dan Andi memang sangat dekat alias bersebelahan.
"Matilah.... kalau sudah dirumah" gumam ku.
"Ayo.. Mandi lagi Jon, itu... liat badan mu Nak !!! kotor sekali, ayo cepat ke kamar mandi !!"
"Iya Bu..."
"Sini Jon.... duduk dulu di samping Ayah !"
"Tapp..."
"Enggak ada tapi-tapian !!" Sanggah Ayahku sembari mengacungkan ikat pinggang ke arah ku.
Aku tak berani menjawab, hanya diam dan langsung duduk.
Omelan pedas bersarang tepat di telinga ku, dari A ~ Z di sampaikan secara detail kepadaku.
Aku hanya bisa mengangguk, bukan pertanda iya, tapi karena takut.
"Sudah lah Yah.. Joni kan masih Anak-anak, Ibu nya Andi saja enggak marah"
"Yes... ibu ku membela !" Gumam ku
"Iya... Ibu nya Andi memang tidak marah, emang Ibu tahu isi hati seseorang? siapa tahu sikap Joni barusan yang gedor-gedor enggak sopan, jadi bahan omongan tetangga?"
"Joni... lain kali jangan gitu lagi ya" Hibur ibu sembari membelai rambutku.
"Sudah... Ibu lanjutkan memasak saja ke dapur !"
Ibu pun berlalu tanpa kata.
Entah mengapa bodohnya aku? Aku langsung cepat meninggalkan Ayah juga tanpa permisi.
PRAAAAAKKK !!!!
Lemparan dahsyat oleh Ayahku tepat mengenai dinding.
Berhamburan lah kelereng yg sudah susah payah aku kumpulkan.
Aku hanya bisa pasrah, jika melihat Ayah naik pitam. Aku pun menghentikan langkah, tak berani sedikit pun berkutik.
PLAAAKK !! PLAAAKK !! PLAAAKK !!
Sabetan ikat pinggang bersarang di sekujur betis mungilku, kali ini aku tak bisa menahan tangis.
Perih nya sangat begitu hebat.
Aku berteriak menyebutkan nama Ibu, karena kata Ampun tak berlaku bagi Ayahku.
Ibu pun dengan cepat datang ke arah kami.
Kali ini bukan hanya aku yg menangis tersedu-sedu, tetapi Ibu juga berkenan untuk setia menangis bersama ku, berusaha merasakan apa yang aku rasakan.
Ibu dengan tulus menemani tangis ku.
Ibu datang dengan cinta, mengelus wajah basah ku dengan kasih sayang, pelukan yg penuh kehangatan.
"Sini..Ikut ibu Jon.... biar Ibu kasih obat zambuk"
"Terima Kasih Bu" Jawab ku dalam hening
Aku semakin sedih, melihat kasih sayang ibu yg teramat dalam, aku pun di gendong dan dibawa ke kamar.
Terlihat Dila kecil yang masih lucu-lucunya, tertawa kecil melihat ku datang ke kamar dengan di gendong Ibu.
Sedangkan Ayah ???
Ayah hanya bisa mematung.
Apakah karena terbawa suasana Haru? Menyesal? atau ???
Terutama melihat Andi yang begitu mati-matian membawa aku untuk keluar dari perkelahian yg tak imbang.
Sedikit kisah awal perkenalan aku dan Andi.
Andi adalah sahabat kecil yang memiliki kisah kelam akan masa depannya, yg akan aku ceritakan pada part berikutnya.
Tak ada yang terlalu special di awal perkenalan Aku dan Andi, semuanya terjadi begitu saja tanpa terencana.
Persahabatan itu di dukung baik karena letak rumah Andi yg sangat begitu dekat dengan lingkungan tempat tinggal ku.
Saking dekatnya ! aku tak perlu keluar rumah untuk memanggilnya, karena rumah ku dan Andi hanya di pisahkan oleh tebalnya dinding rumah.
Jalur yang sempit, rumah yang berdesakan satu sama lain, itulah gambar lingkungan kecil ku.
Umur Andi terpaut 2 tahun lebih muda dari ku.
Andi merupakan sosok yg memiliki keberanian dalam melakukan apapun yg tak sebanding dengan pemikiran bocah umur 6 tahun pada umumnya.
****
"Haah !!! Kena...." Teriak Andi penuh kemenangan.
"Oi... curang.... kamu mindahin kelerengnya biar makin deket ya?"
"Curang??? apaan? kalah ya kalah aja !!" jawab Andi sembari mengusap kerak-kerak ingus yg menempel di pipi nya.
"Liat tu !!! tadi itu kelereng mu di sini!! kok bisa pindah ke depan?" Bentak aku terhadap Andi.
PRAAAAKKK !!!!
Tanpa menjawab satu patah kata pun, akhirnya Andi bergegas melarikan diri, sambil mengambil botol yang berisi kelereng milikku.
Bukan hanya itu, sebelum melompat lari, si Andi telah merusak permainan dengan menendang semua kelereng yg masih berada di Tanah.
Aku pun tak tinggal diam, langsung saja aku berusaha mengejarnya sekuat tenaga.
Bisa di bayangkan seperti kisah Tom & Jerry, aku bernasib seperti Tom.
Sampai pada akhirnya setelah berkilo-kilo melakukan pengejaran, Andi berhasil masuk kerumah, lalu menutup pintu.
Aku tak tinggal diam saja ketika berada di beranda rumahnya.
Ku gedor pintunya penuh semangat emosi, sampai-sampai suara kebisingan yg kuhasilkan dalam mengedor pintu, memancing reaksi Ayahku yang sedang santai di rumah.
"Bodooohh !!!! kamu kenapa gedor-gedor enggak sopan gitu?" teriak Ayahku dari bilik jendela rumah kami.
Aku berbalik terkejut dan menghentikan niatku untuk bertemu Andi.
Kreeeeeekkkk !!
Pintu berderit, pertanda ada seseorang yang membukanya.
"Ada apa jon??? cari Andi?" tanya Ibunya Andi.
"Iya tante... Andinya ada?"
"Loh..... Bukannya tadi main sama kamu?"
"Eeee....eeeee... iya tante, tapi kami barusan bertengkar, si Andi mencuri kelerengku" jawab ku sembari menundukkan kepala.
"Haah??? Andiiiiiiiii !!! Andiiiiii !!!, sebentar ya Jon, tante cari dulu Andi nya di dalam"
"Jon... Pulang lagi... hari udah mau gelap, jangan lupa mandi habis itu makan" Celetuk santai Ayahku dari dalam rumah.
Aku tak menjawab, karena masih berharap agar kelereng yang sudah susah payah aku kumpulkan, dikembalikan oleh Andi.
"PULAAAAAAANGGG !!"
Mungkin kesabaran sudah pergi menjauh dari diri Ayahku, dengan sigap Ayahku keluar membawa Ikat Pinggang, bukan tanpa sebab ikat pinggang itu dibawanya.
Sudah jelas... ikat pinggang tersebut akan menjadi alat eksekusi hukumanku.
Aku berbalik kaget !
Tiba-tiba, Ibunya Andi pun keluar dengan membawa sebotol kelereng milikku.
Aku senang namun tak lega.
Ayah sudah semakin dekat, Terlihat percakapan basa-basi antara Ibu Andi dan Ayahku.
"Yah... namanya juga anak-anak Pak. Jadi maklum saja, hehehe"
"Iya Bu.. heee"
Aku melihat Ayahku hanya membalas iya diringi senyum paksaan.
Setelah Ayah berada tepat di depan ku, Aku gugup, takut, ingin berlari tapi apa daya Aku telah terkepung antara dinding-dinding rumah.
"Kamu ini... disuruh pulang kok ngeyel... Ayo pulang."
"Iya Yah" Jawab ku sembari memejamkan mata, karena sudah takut melihat ikat pinggang yg dibawa Ayah.
"Kami permisi ya bu.. maaf kalau mengganggu"
"Iya enggak apa-apa Pak, namanya juga anak-anak"
Aku berjalan penuh gugup, seakan tak ingin sampai kerumah secepatnya, tapi apa daya jarak rumah ku dan Andi memang sangat dekat alias bersebelahan.
"Matilah.... kalau sudah dirumah" gumam ku.
Sesampainya dirumah.
"Ayo.. Mandi lagi Jon, itu... liat badan mu Nak !!! kotor sekali, ayo cepat ke kamar mandi !!"
"Iya Bu..."
"Sini Jon.... duduk dulu di samping Ayah !"
"Tapp..."
"Enggak ada tapi-tapian !!" Sanggah Ayahku sembari mengacungkan ikat pinggang ke arah ku.
Aku tak berani menjawab, hanya diam dan langsung duduk.
Omelan pedas bersarang tepat di telinga ku, dari A ~ Z di sampaikan secara detail kepadaku.
Aku hanya bisa mengangguk, bukan pertanda iya, tapi karena takut.
"Sudah lah Yah.. Joni kan masih Anak-anak, Ibu nya Andi saja enggak marah"
"Yes... ibu ku membela !" Gumam ku
"Iya... Ibu nya Andi memang tidak marah, emang Ibu tahu isi hati seseorang? siapa tahu sikap Joni barusan yang gedor-gedor enggak sopan, jadi bahan omongan tetangga?"
"Joni... lain kali jangan gitu lagi ya" Hibur ibu sembari membelai rambutku.
"Sudah... Ibu lanjutkan memasak saja ke dapur !"
Ibu pun berlalu tanpa kata.
Entah mengapa bodohnya aku? Aku langsung cepat meninggalkan Ayah juga tanpa permisi.
PRAAAAAKKK !!!!
Lemparan dahsyat oleh Ayahku tepat mengenai dinding.
Berhamburan lah kelereng yg sudah susah payah aku kumpulkan.
Aku hanya bisa pasrah, jika melihat Ayah naik pitam. Aku pun menghentikan langkah, tak berani sedikit pun berkutik.
PLAAAKK !! PLAAAKK !! PLAAAKK !!
Sabetan ikat pinggang bersarang di sekujur betis mungilku, kali ini aku tak bisa menahan tangis.
Perih nya sangat begitu hebat.
Aku berteriak menyebutkan nama Ibu, karena kata Ampun tak berlaku bagi Ayahku.
Ibu pun dengan cepat datang ke arah kami.
Quote:
Kali ini bukan hanya aku yg menangis tersedu-sedu, tetapi Ibu juga berkenan untuk setia menangis bersama ku, berusaha merasakan apa yang aku rasakan.
Ibu dengan tulus menemani tangis ku.
Ibu datang dengan cinta, mengelus wajah basah ku dengan kasih sayang, pelukan yg penuh kehangatan.
"Sini..Ikut ibu Jon.... biar Ibu kasih obat zambuk"
"Terima Kasih Bu" Jawab ku dalam hening
Aku semakin sedih, melihat kasih sayang ibu yg teramat dalam, aku pun di gendong dan dibawa ke kamar.
Terlihat Dila kecil yang masih lucu-lucunya, tertawa kecil melihat ku datang ke kamar dengan di gendong Ibu.
Sedangkan Ayah ???
Ayah hanya bisa mematung.
Apakah karena terbawa suasana Haru? Menyesal? atau ???
Diubah oleh aganjon 10-09-2016 13:05
0
