- Beranda
- Stories from the Heart
Teror Pencuri (Share Pengalaman Mistis)
...
TS
kiayu
Teror Pencuri (Share Pengalaman Mistis)
Dear Kaskuser se Dunia 
disini aku mencoba menuliskan sedikit kisah-kisah mistis ku selama ini, dan yang iseng2 terjadi, yang dimulai dari sebuah kisah yang terjadi setahun yang lalu di sebuah daerah bernama Tegal.
Rules :
- No Kepo ya
- bagi yg mengetahui tempat terjadinya peristiwa dimohon utk tidak share, hanya konsumsi pribadi.
diusahakan update sesempetnya disela-sela pas kerja atau ga ada kerjaan
cerita ? real 100% terjadi, tapi kalau ada beberapa hal yang mungkin terasa lebay, yaa mohon maap, karena sering lupa jadi ta tambahin seingetku, tapi ga melenceng jauh kok
nama ? disamarkan. demi kesejahteraan semua pihak yg terlibat
thanks udah mau baca~ ^^v
mulustrasi ? di cerita awal ini pengalaman aku dgn sepupuku yg ada di DP kok
jadi udah bisa bayangin yaa.
ayok kita mulai~!
Aku sedang asyik membaca Sphere karya Michael Crichton sambil duduk berleha-leha menikmati semilir angin di sebelah sungai kecil di sebelah rumah.
'Yu, kamu lihat orang bawa brankas ga lewat sini ?!'
Omku berteriak keras, keringat bercucuran di dahinya.
Aku terperanjat kaget dari kursi.
'Hah ??? Brankas ? Ga, Om. Kenapa ?'
'Masa ga lihat ? Beneran ga lihat ??'
Omku melihatku dengan rasa tidak percaya.
'Ga beneran, Om. Lagian aku dari tadi disini gak ada yang aneh'.
Tanteku yang tadi sedang berada di belakang rumah bagian samping langsung menghampiri omku yang kelihatan kacau.
'Ada apa, Di ?', dengan suara agak keras kepada adiknya itu.
Omku memandang tanpa kata-kata, hanya dengan tampang putus asa, langsung masuk ke rumah, aku mengikuti karena penasaran.
'Uangku hilang, brankasnya dibawa'.
Kata-kata Omku mengejutkan kami berdua, aku dan tanteku.
'Lah, Om. Dari tadi gak ada yang bawa kayak gitu, yang lewat juga cuma orang-orang kita. Coba cek dulu yang bener'. Aku berusaha menenangkan omku.
'Beneran gak ada, aku udah ngecek berkali-kali'.
Waduh, gawat, pikirku. Pas aku lagi 'jaga depan' malah ada ginian.
Om dan tanteku yang panik langsung masuk ke rumah dan mengecek ke kamar omku yang ada di ruang utama.
Aku yang kebingungan langsung mencari kontak sepupuku, Lina, di bbm.
Ki : Lin, uang Om Budi hilang.
Lina : Hus, beneran ???!!!!!!
Ki : Beneran, ini baru aja kejadian. Makanya aku langsung kasih tahu kamu.
Tanteku, (mamahnya Lina, Tante Ina), memanggilku.
'Yu, kabari Lina, uang Om Budi kecurian'.
'Udah, te. Ini lagi BBM-an sama Lina'
'Iya, kasih tahu, kali aja kudu ke Azmi'.
Dalam hati aku bingung, Azmi siapa ?
Lina : PING!
Lina : Mba, uang Om Budi yang kecurian berapa ?
Ki : Ga tahu, Lin. Ini katanya semua uangnya.
Lina : Huh ! Om dibilangin susah sih suruh nyimpen di bank. Yaudah ntar nunggu aku balik.
Ki : Oke.
Aku, Om dan Tanteku masih cek-cek kamar juga perhatiin orang-orang. Ada satu karyawan, sebut saja Om Yadi, (masih saudara).
'Yang nyuri si Avin kali ? Kemaren aku liat dia sama temen-temennya duduk-duduk di kuburan.'
Om ku memandang Om Yadi, 'masa ??? Lah kamu kemaren ga bilang-bilang, tahu gitu kan aku jaga-jaga', katanya kesal.
'aku juga dari kemaren liatin, tapi cuma sehari itu doang, besoknya dia udah gak ada', Om Yadi membela diri.
Fyi, rumah yang kami tempati ini peninggalan Kakek, dan terletak di depan kuburan keluarga.
'Assalamu'alaikum !'
Aku kaget, dan langsung menuju ruang toko. Lina sudah sampai, dia sedang memarkir motornya di depan garasi.
Dia langsung masuk dan memberondong dengan pertanyaan.
'Mba, udah tahu belum berapa uang Om Budi yang ilang ? Trus tadi kejadiannya jam berapa ? Tadi siapa aja yang keluar masuk?'.
Aku gelagapan.
'Loh kamu dateng-dateng langsung tanya-tanya, istirahat dulu. Kamu juga tahu-tahu balik, udah ijin Om belum ?' (Lina kerja di tempat omku yg satu lagi beliau mempunyai toko variasi mobil di daerah perbatasan T dan Brebes).
'Yah aku mana tenang di toko kalau disini lagi pada ribut ginian. Makanya buru-buru balik.'
'Kejadiannya tadi pas aku bbm kamu itu Om Budi nanyain aku ada orang bawa brankas gak ? Belom nyampe setengah jam. Yang keluar masuk ya cuma orang-orang kita aja'.
Mamanya Lina keluar, menghampiri Lina.
'Ke Azmi aja sana, Lin. Biar cepet ketangkep, mumpung belum lama.'.
'Yaudah, yuh, Mba. Kita ke Azmi. Cepetan ga usah dandan. Diburu waktu ini'.
Aku cuma melongo, dan cepat-cepat ambil tas NG favoritku.
Dan kami berdua melesat ke Banjaran.
Siapa Azmi ???
I N D E X

disini aku mencoba menuliskan sedikit kisah-kisah mistis ku selama ini, dan yang iseng2 terjadi, yang dimulai dari sebuah kisah yang terjadi setahun yang lalu di sebuah daerah bernama Tegal.
Rules :
- No Kepo ya
- bagi yg mengetahui tempat terjadinya peristiwa dimohon utk tidak share, hanya konsumsi pribadi.
diusahakan update sesempetnya disela-sela pas kerja atau ga ada kerjaan

cerita ? real 100% terjadi, tapi kalau ada beberapa hal yang mungkin terasa lebay, yaa mohon maap, karena sering lupa jadi ta tambahin seingetku, tapi ga melenceng jauh kok

nama ? disamarkan. demi kesejahteraan semua pihak yg terlibat

thanks udah mau baca~ ^^v
mulustrasi ? di cerita awal ini pengalaman aku dgn sepupuku yg ada di DP kok
jadi udah bisa bayangin yaa.ayok kita mulai~!
Aku sedang asyik membaca Sphere karya Michael Crichton sambil duduk berleha-leha menikmati semilir angin di sebelah sungai kecil di sebelah rumah.
'Yu, kamu lihat orang bawa brankas ga lewat sini ?!'
Omku berteriak keras, keringat bercucuran di dahinya.
Aku terperanjat kaget dari kursi.
'Hah ??? Brankas ? Ga, Om. Kenapa ?'
'Masa ga lihat ? Beneran ga lihat ??'
Omku melihatku dengan rasa tidak percaya.
'Ga beneran, Om. Lagian aku dari tadi disini gak ada yang aneh'.
Tanteku yang tadi sedang berada di belakang rumah bagian samping langsung menghampiri omku yang kelihatan kacau.
'Ada apa, Di ?', dengan suara agak keras kepada adiknya itu.
Omku memandang tanpa kata-kata, hanya dengan tampang putus asa, langsung masuk ke rumah, aku mengikuti karena penasaran.
'Uangku hilang, brankasnya dibawa'.
Kata-kata Omku mengejutkan kami berdua, aku dan tanteku.
'Lah, Om. Dari tadi gak ada yang bawa kayak gitu, yang lewat juga cuma orang-orang kita. Coba cek dulu yang bener'. Aku berusaha menenangkan omku.
'Beneran gak ada, aku udah ngecek berkali-kali'.
Waduh, gawat, pikirku. Pas aku lagi 'jaga depan' malah ada ginian.
Om dan tanteku yang panik langsung masuk ke rumah dan mengecek ke kamar omku yang ada di ruang utama.
Aku yang kebingungan langsung mencari kontak sepupuku, Lina, di bbm.
Ki : Lin, uang Om Budi hilang.
Lina : Hus, beneran ???!!!!!!
Ki : Beneran, ini baru aja kejadian. Makanya aku langsung kasih tahu kamu.
Tanteku, (mamahnya Lina, Tante Ina), memanggilku.
'Yu, kabari Lina, uang Om Budi kecurian'.
'Udah, te. Ini lagi BBM-an sama Lina'
'Iya, kasih tahu, kali aja kudu ke Azmi'.
Dalam hati aku bingung, Azmi siapa ?
Lina : PING!
Lina : Mba, uang Om Budi yang kecurian berapa ?
Ki : Ga tahu, Lin. Ini katanya semua uangnya.
Lina : Huh ! Om dibilangin susah sih suruh nyimpen di bank. Yaudah ntar nunggu aku balik.
Ki : Oke.
Aku, Om dan Tanteku masih cek-cek kamar juga perhatiin orang-orang. Ada satu karyawan, sebut saja Om Yadi, (masih saudara).
'Yang nyuri si Avin kali ? Kemaren aku liat dia sama temen-temennya duduk-duduk di kuburan.'
Om ku memandang Om Yadi, 'masa ??? Lah kamu kemaren ga bilang-bilang, tahu gitu kan aku jaga-jaga', katanya kesal.
'aku juga dari kemaren liatin, tapi cuma sehari itu doang, besoknya dia udah gak ada', Om Yadi membela diri.
Fyi, rumah yang kami tempati ini peninggalan Kakek, dan terletak di depan kuburan keluarga.
'Assalamu'alaikum !'
Aku kaget, dan langsung menuju ruang toko. Lina sudah sampai, dia sedang memarkir motornya di depan garasi.
Dia langsung masuk dan memberondong dengan pertanyaan.
'Mba, udah tahu belum berapa uang Om Budi yang ilang ? Trus tadi kejadiannya jam berapa ? Tadi siapa aja yang keluar masuk?'.
Aku gelagapan.
'Loh kamu dateng-dateng langsung tanya-tanya, istirahat dulu. Kamu juga tahu-tahu balik, udah ijin Om belum ?' (Lina kerja di tempat omku yg satu lagi beliau mempunyai toko variasi mobil di daerah perbatasan T dan Brebes).
'Yah aku mana tenang di toko kalau disini lagi pada ribut ginian. Makanya buru-buru balik.'
'Kejadiannya tadi pas aku bbm kamu itu Om Budi nanyain aku ada orang bawa brankas gak ? Belom nyampe setengah jam. Yang keluar masuk ya cuma orang-orang kita aja'.
Mamanya Lina keluar, menghampiri Lina.
'Ke Azmi aja sana, Lin. Biar cepet ketangkep, mumpung belum lama.'.
'Yaudah, yuh, Mba. Kita ke Azmi. Cepetan ga usah dandan. Diburu waktu ini'.
Aku cuma melongo, dan cepat-cepat ambil tas NG favoritku.
Dan kami berdua melesat ke Banjaran.
Siapa Azmi ???
I N D E X
- Part 1 [update 5/9/16]
- Part 2 - Siapa Azmi? [update 5/9/16]
- Part 3- Terawangan Pertama [update 6/9/16]
- Denah TKP [update 7/9/16]
- Part 4- Terawangan Kedua [update 8/9/16
- Part 5 - Terawangan Kedua-2 [update 8/9/16
- Part 6 - The War Begin
- Part 7 - Teror Part 1
- Part 8 - Teror Part 2
- Part 9 - Ending
- Teror Miss K - Part 1
- Kontrakan - Part 2
- Kontrakan - Part 3
- Kontrakan - Part 4
- Rumah Tusuk Sate
Diubah oleh kiayu 28-01-2020 22:29
al.galauwi dan 20 lainnya memberi reputasi
17
73.4K
361
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kiayu
#81
Part 4
Terawangan Kedua
Menjelang maghrib, Tanteku membangunkanku yang ternyata malah beneran ketiduran.
Selesai mandi dan sholat, aku dan Lina langsung meluncur ke rumah Mama yang berada di dekat Pantai Alam Indah dan Balaikota Lama.
Ditengah jalan.
Lina : Mba, tadi aku udah tanya sama Om Budi, beneran loh, STNK nya satu motor sama BPKB tiga motor ada di brankas semua, jadi kebawa semua sama tuh orang. Aku baru inget STNK punyaku ada di bagasi motor, tapi tetep aja ya, itu BPKB dibawa.
Aku : Waduh, gimana yah itu kalau sampai di gadaiin. Masalahnya motor ada tiga, bisa kena banyak dia.
Lina : Iyalah, taruh aja 1 motor digadai 7,5. Dapet 22,5 lah. Belum duit di brankas. Aku sih udah bilang sama Om Budi, supaya motor jangan dipinjemin siapa-siapa lagi, takutnya dicuri karena mereka udah punya STNK sama BPKB nya. Trus motor yang dibawa Pras (Motor Om ku juga, tapi buat kendaraan operasional) juga jangan ditaruh sembarangan. Biasa dia kan naruh di sebelah jalan kecil. Kalau perlu ga usah bawa motor kesini, ngesot aja.
Aku tertawa, lagi serius sempat-sempatnya dia bercanda.
Aku : Ya kasian atuh ngesot, yang penting besok si Pras dikasih tahu, buat jaga-jaga kita juga.
Lina : Iya
Aku : Eh, tapi biar ga dipakai buat gadai harusnya Om lapor polisi dong ? Biar diganti dan yang lama ga bisa dipake gtu ?
Lina : udah kok, tadi Om Budi udah bilang mau laporan polisi besok, buat masalah STNK BPKB, sama laporan pencurian ini, buat nangkep pencurinya. Udah Gedeg (sebel) kali yah. Tapi baru kali ini Om nya mau manggil polisi sih.
Aku : Lah emang sebelumnya ga pernah ?
Lina : Ga lah, mba tahu sendiri Om kayak apa, kalau udah gini baru sadar, belum kalau polisinya rese'
Aku : Yah, intinya kita bantu support aja.
Sampailah kita di rumah Mama. Lina memarkirkan motornya dibawah pohon kersem.
Seperti biasa kami masuk ke rumah yang di belakang, karena disana tinggal Mas Awin dan keluarganya.
Aku & Lina : Assalamu'alaikum
Semua : Wa'alaikumsalam
Mba Fitri (istri Mas Awin) : Masuk, Yu, Lin
Aku & Lina : Iya mba
Aku langsung menghampiri Shinta (anak kedua) yang sedang main game di tabnya.
Shinta : Mba, aku udah sampe level 20 di pow nya, loh.
Aku : Haha tambah gendut dia
Shinta : Iya mba
Aku : Kaka kemana ?
Shinta : Kaka dikamar tuh mba, lagi ngerjain PR
Sedangkan Lina langsung mengambil air dari teko dan meminumnya.
Mba Fitri menghampirinya.
Mba Fitri : Lin, emang bener Om Budi baru kecurian ?
Lina : Iya mba
Mas Awin yang sedang merokok disamping Shinta, menanggapi.
Mas Awin : Lah kejadiannya gimana sih ? Ini Ayu baru ngasih tahu lewat SMS kayak gini aja.
Aku menengok.
Aku : Lah mas, kan panjang kalau diceritain, masa kudu di sms semua
Mba Fitri : Ya kasihan Om Budi, uang nyari susah-susah sampe lembur. Eh, malah dicuri
Lina : Namanya juga lagi sial, mba
Aku : Pencuri mah mana Mandang kayak gitu, mba
Mas Awin terkekeh.
Mas Awin : Yaudah, gimana ini ceritanya.
Lina : Mba Ayu aja yang cerita deh
Aku : Iya iya.
Aku menggeser tubuhku, menghadap Mas Awin, sementara Lina dan Mba Fitri masih ngobrol tentang yang lain.
Aku : Jadi ceritanya jam 1 kurang itu Om Budi tanya aku, ada orang yang lewat bawa brankas gak ? Ya aku bilang aja gak ada. Kan itu jam habis istirahat, yang Dateng baru Om Yadi sama Om Edi, Pras aja belum balik dari istirahat. Aku di depan konter (pos nongkrong), ga liat orang lain keluar masuk kecuali orang-orang kita, ada customer juga, ada yang beli minum sama pada duduk-duduk di latar & pos bensin. Pas Om bilang gitu, Tante Ina Dateng, tanya kenapa, ternyata Om bilang brankasnya hilang. Yaudah kita bantu cariin ternyata emang ga ada. Padahal itu ditaruh di lemari, kekunci, terus lumayan berat. Ya kata Om Budi sih berat e sekitar 8kiloan, udah gitu kotak seukuran dus lampu headlamp Carry gitu. Kalau ada orang yang bawa-bawa gituan ya harusnya ketauan lah, keliatan gitu. Aku ga liat orang ada yang bawa gitu. Aku langsung bbm Lina ngabarin. Eh ga nyampe setengah jam dia Dateng dan kita langsung ke tempat Azmi. Hebat loh Azmi, aku baru lihat gituan. Dia bisa nebak dimana orang e.
Mas Awin : Yang hebat ya jinnya lah. Bukan Azmi nya.
Aku cuma diam. Mulai meragukan.
Lina mulai nimbrung.
Lina : Tapi kan yang penting ketemu, liat orangnya kayak gimana. Om Budi aja sampe nyariin berkat bantuan Azmi. Tapi ya ga ketemu, ga tahu kenapa kata Azmi, Om Budi ga bisa lihat. Katanya sih ada dua orang, komplotan. Yang satu ngambil, yang satu pakai pakaian hitam-hitam nungguin. Helmnya full face lagi. Mereka ada di rumah yang ada di deket rumah kita, aku sih penasaran sama rumah yang dibilang Azmi. Besok pagi kita cek yuh, mba.
Aku : Oke.
Mas Awin : Yah intinya ketahuan orangnya gimana, cuma kita ga bisa liat kan ?
Lina : Lah makane mas. Mas nya bilang sama Guru nya dong, minta bantuan nangkepin. Ini BPKB motorku dibawa, ada di brankas.
Mba Fitri : Lah emang yang ada di brankas apa aja sih ?
Aku : Ya uang, STNK satu sama BPKB tiga motor yang dirumah. Untung STNKnya Lina sama Motornya Pras ada. Coba kalau disimpen semua, apes lah kita.
Mas Awin : Ya mas sih nanti bilang lah sama Guru supaya dilacak itu dimana pencurinya. Sementara pagaran dulu ya disekitar rumah.
Lina : Iya mas, pagarin aja dulu, aku takut kalau motor ada yang dicuri secara mereka punya BPKB-nya.
Mas Awin : Iyalah gampang, nanti dipagarin.
Mba Fitri : Yang tahu siapa lagi Yu ?
Aku : Yang tahu masalah ini ? Belum siapa-siapa, baru keluarga sini lah.
Mba Fitri : Ooh .. gitu, iya tadi aku juga baru bilang sama Ibu. Ibu ya kaget dengernya.
Aku : Oh, Mama udah dikasih tahu ? Yah, mesti nanti sekeluarga tahu. Sekarang Mama dimana ?
Mba Fitri : Ya gak tahu juga. Kali aja gak dikasih tahu Ibu. Ibu lagi pengajian di PAI sama ibu-ibu tadi.
Aku : He eh. Yowis lah.
Akhirnya aku dan Lina main dirumah Mas Awin sampai jam 9 malam.
All : Maaf kebablasan tidur
update dikit dulu yaa, part selanjutnya aku rampungin buat yg bagian Azmi hari ini juga. Biar ga pada penasaran haha.
makasih yg mau nunggu~
Menjelang maghrib, Tanteku membangunkanku yang ternyata malah beneran ketiduran.
Selesai mandi dan sholat, aku dan Lina langsung meluncur ke rumah Mama yang berada di dekat Pantai Alam Indah dan Balaikota Lama.
Ditengah jalan.
Lina : Mba, tadi aku udah tanya sama Om Budi, beneran loh, STNK nya satu motor sama BPKB tiga motor ada di brankas semua, jadi kebawa semua sama tuh orang. Aku baru inget STNK punyaku ada di bagasi motor, tapi tetep aja ya, itu BPKB dibawa.
Aku : Waduh, gimana yah itu kalau sampai di gadaiin. Masalahnya motor ada tiga, bisa kena banyak dia.
Lina : Iyalah, taruh aja 1 motor digadai 7,5. Dapet 22,5 lah. Belum duit di brankas. Aku sih udah bilang sama Om Budi, supaya motor jangan dipinjemin siapa-siapa lagi, takutnya dicuri karena mereka udah punya STNK sama BPKB nya. Trus motor yang dibawa Pras (Motor Om ku juga, tapi buat kendaraan operasional) juga jangan ditaruh sembarangan. Biasa dia kan naruh di sebelah jalan kecil. Kalau perlu ga usah bawa motor kesini, ngesot aja.
Aku tertawa, lagi serius sempat-sempatnya dia bercanda.
Aku : Ya kasian atuh ngesot, yang penting besok si Pras dikasih tahu, buat jaga-jaga kita juga.
Lina : Iya
Aku : Eh, tapi biar ga dipakai buat gadai harusnya Om lapor polisi dong ? Biar diganti dan yang lama ga bisa dipake gtu ?
Lina : udah kok, tadi Om Budi udah bilang mau laporan polisi besok, buat masalah STNK BPKB, sama laporan pencurian ini, buat nangkep pencurinya. Udah Gedeg (sebel) kali yah. Tapi baru kali ini Om nya mau manggil polisi sih.
Aku : Lah emang sebelumnya ga pernah ?
Lina : Ga lah, mba tahu sendiri Om kayak apa, kalau udah gini baru sadar, belum kalau polisinya rese'
Aku : Yah, intinya kita bantu support aja.
Sampailah kita di rumah Mama. Lina memarkirkan motornya dibawah pohon kersem.
Seperti biasa kami masuk ke rumah yang di belakang, karena disana tinggal Mas Awin dan keluarganya.
Aku & Lina : Assalamu'alaikum
Semua : Wa'alaikumsalam
Mba Fitri (istri Mas Awin) : Masuk, Yu, Lin
Aku & Lina : Iya mba
Aku langsung menghampiri Shinta (anak kedua) yang sedang main game di tabnya.
Shinta : Mba, aku udah sampe level 20 di pow nya, loh.
Aku : Haha tambah gendut dia
Shinta : Iya mba
Aku : Kaka kemana ?
Shinta : Kaka dikamar tuh mba, lagi ngerjain PR
Sedangkan Lina langsung mengambil air dari teko dan meminumnya.
Mba Fitri menghampirinya.
Mba Fitri : Lin, emang bener Om Budi baru kecurian ?
Lina : Iya mba
Mas Awin yang sedang merokok disamping Shinta, menanggapi.
Mas Awin : Lah kejadiannya gimana sih ? Ini Ayu baru ngasih tahu lewat SMS kayak gini aja.
Aku menengok.
Aku : Lah mas, kan panjang kalau diceritain, masa kudu di sms semua
Mba Fitri : Ya kasihan Om Budi, uang nyari susah-susah sampe lembur. Eh, malah dicuri
Lina : Namanya juga lagi sial, mba
Aku : Pencuri mah mana Mandang kayak gitu, mba
Mas Awin terkekeh.
Mas Awin : Yaudah, gimana ini ceritanya.
Lina : Mba Ayu aja yang cerita deh
Aku : Iya iya.
Aku menggeser tubuhku, menghadap Mas Awin, sementara Lina dan Mba Fitri masih ngobrol tentang yang lain.
Aku : Jadi ceritanya jam 1 kurang itu Om Budi tanya aku, ada orang yang lewat bawa brankas gak ? Ya aku bilang aja gak ada. Kan itu jam habis istirahat, yang Dateng baru Om Yadi sama Om Edi, Pras aja belum balik dari istirahat. Aku di depan konter (pos nongkrong), ga liat orang lain keluar masuk kecuali orang-orang kita, ada customer juga, ada yang beli minum sama pada duduk-duduk di latar & pos bensin. Pas Om bilang gitu, Tante Ina Dateng, tanya kenapa, ternyata Om bilang brankasnya hilang. Yaudah kita bantu cariin ternyata emang ga ada. Padahal itu ditaruh di lemari, kekunci, terus lumayan berat. Ya kata Om Budi sih berat e sekitar 8kiloan, udah gitu kotak seukuran dus lampu headlamp Carry gitu. Kalau ada orang yang bawa-bawa gituan ya harusnya ketauan lah, keliatan gitu. Aku ga liat orang ada yang bawa gitu. Aku langsung bbm Lina ngabarin. Eh ga nyampe setengah jam dia Dateng dan kita langsung ke tempat Azmi. Hebat loh Azmi, aku baru lihat gituan. Dia bisa nebak dimana orang e.
Mas Awin : Yang hebat ya jinnya lah. Bukan Azmi nya.
Aku cuma diam. Mulai meragukan.
Lina mulai nimbrung.
Lina : Tapi kan yang penting ketemu, liat orangnya kayak gimana. Om Budi aja sampe nyariin berkat bantuan Azmi. Tapi ya ga ketemu, ga tahu kenapa kata Azmi, Om Budi ga bisa lihat. Katanya sih ada dua orang, komplotan. Yang satu ngambil, yang satu pakai pakaian hitam-hitam nungguin. Helmnya full face lagi. Mereka ada di rumah yang ada di deket rumah kita, aku sih penasaran sama rumah yang dibilang Azmi. Besok pagi kita cek yuh, mba.
Aku : Oke.
Mas Awin : Yah intinya ketahuan orangnya gimana, cuma kita ga bisa liat kan ?
Lina : Lah makane mas. Mas nya bilang sama Guru nya dong, minta bantuan nangkepin. Ini BPKB motorku dibawa, ada di brankas.
Mba Fitri : Lah emang yang ada di brankas apa aja sih ?
Aku : Ya uang, STNK satu sama BPKB tiga motor yang dirumah. Untung STNKnya Lina sama Motornya Pras ada. Coba kalau disimpen semua, apes lah kita.
Mas Awin : Ya mas sih nanti bilang lah sama Guru supaya dilacak itu dimana pencurinya. Sementara pagaran dulu ya disekitar rumah.
Lina : Iya mas, pagarin aja dulu, aku takut kalau motor ada yang dicuri secara mereka punya BPKB-nya.
Mas Awin : Iyalah gampang, nanti dipagarin.
Mba Fitri : Yang tahu siapa lagi Yu ?
Aku : Yang tahu masalah ini ? Belum siapa-siapa, baru keluarga sini lah.
Mba Fitri : Ooh .. gitu, iya tadi aku juga baru bilang sama Ibu. Ibu ya kaget dengernya.
Aku : Oh, Mama udah dikasih tahu ? Yah, mesti nanti sekeluarga tahu. Sekarang Mama dimana ?
Mba Fitri : Ya gak tahu juga. Kali aja gak dikasih tahu Ibu. Ibu lagi pengajian di PAI sama ibu-ibu tadi.
Aku : He eh. Yowis lah.
Akhirnya aku dan Lina main dirumah Mas Awin sampai jam 9 malam.
All : Maaf kebablasan tidur

update dikit dulu yaa, part selanjutnya aku rampungin buat yg bagian Azmi hari ini juga. Biar ga pada penasaran haha.
makasih yg mau nunggu~

JabLai cOY dan 6 lainnya memberi reputasi
7