- Beranda
- Supranatural
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
...
TS
adelaide.indri
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
Perkenalan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..
Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...
Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..

Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...

Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Diubah oleh adelaide.indri 05-05-2019 11:26
n3m0 dan ardie.soekamtu memberi reputasi
7
137.9K
719
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.8KThread•14KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adelaide.indri
#97
PART 10 – KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Saat kehamilan anak pertama saya, tidak ada yang aneh pada kondisi fisik saya selain perut yang membesar. Saya baik-baik saja, bahkan tidak terasa seperti orang hamil. Tidak mual, tidak muntah, dan tidak tepar. Hanya saja, nafsu makan saya memang sedikit menurun. Namun semua dapat diatasi apabila ada jengkol dan pete (eh, ga boleh protes ya
)
Kehamilan berjalan normal hingga usia kandungan sudah 5 bulan, saat itu siang hari tiba-tiba saya merasakan sakit yang teramat sangat, seperti orang yang hendak melahirkan. Hal tersebut berjalan selama 10 menit, saya hampir menjerit karena kesakitan. Suami saya sampai bingung saat itu, dia mengajak untuk memerikannya ke dokter. Saat siap berangkat, tiba-tiba sakit diperut dan pinggang tersebut menghilang seketika. Saya masih bisa merasakan gerakan bayi di dalam perut saya, normal, akhirnya kamipun mengurungkan niat untuk ke dokter. Namun, 1 jam kemudian hal tersebut terjadi kembali, dan berlangsung selama 5 – 10 menit., lalu hilang dan terjadi kembali setiap 30 menit hingga 1 jam, berbeda-beda jedanya. Sore harinya kami memeriksakan diri ke dokter, tidak ada yang aneh, kata dokter, semua berjalan normal, bayi sehat, dan tidak ada masalah di kandungan. Dokter hanya menyarankan saya untuk beristirahat total atau bed rest apabila saya memang merasa tidak enak badan.
Malam harinya saya terus-terusan merasa kesakitan, bahkan beberapa kali hingga membuat saya menangis ketika kambuh(percaya atau tidak, padahal sewaktu melahirkan anak pertama saya tidak menangis). Suami saya kebingungan, dia hanya mampu mengelus-ngelus punggung dan perut saya, bahkan ke kamar mandipun saya harus dipapah.
3 hari kemudian, kami memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter yang berbeda, namun, jawaban dokter inipun, sama persis seperti dokter yang pertama dan hanya meminta saya untuk beristirahat. Padahal hal tersebut terus terjadi, terus menerus dan membuat saya sangat kesakitan. 2 / 3 hari (saya lupa tepatnya) setelah saya memeriksakan diri ke dokter yang kedua, pinggang belakang sebelah kanan saya terlihat semburat hijau kebiruan, seperti memar. Akhirnya saya meminta tukang pijit langganan untuk datang dan mengecek apakah ada urat / saraf yang tidak beres. Saya meminta beliau untuk berhati-hati karena daerah pinggang merupakan daerah yang ‘sensitif’ bagi ibu hamil. Katanya kalau ibu hamil dilarang pijat dibagian pinggang ataupun perut karena dapat berbahaya bagi kehamilan. Tapi, nihil. Tidak ada yang aneh. Saya benar-benar bingung saat itu, apa yang harus saya lakukan??
Sore harinya saya memiliki pemikiran, untuk meminta tolong Pak Yadi. Kamipun berangkat sore hari itu juga, beruntung, Pak Yadi sedang dirumah. Beliau langsung menyarankan untuk membuat tumbukan dari bunga kenanga dan jahe, lalu dibalurkan dipinggang yang memar dan apabila 2-3 hari kedepan masih sakit, maka disarankan untuk kembali oleh beliau.
Saya tidak dapat menunggu 3 hari, 2 hari saja saya sudah kembali ke rumah Pak Yadi. Tumbukan tersebut hanya ampuh untuk beberapa saat, dan tak lama kemudian tidak akan terasa menolong lagi. Walaupun ramuan diganti yang baru, tetap hanya akan menolong sesaat.
Saat itu Pak Yadi, terdiam , beliau memejamkan matanya. Lalu tiba-tiba membuka matanya sambil tersenyum “Ini bocah agak usil mbak. Dia sebenarnya sudah ingin keluar, tapi saya tahan, saya bilang dia tidak mungkin tahan didunia luar kalau dia dikandungan hanya 5 bulan. Tapi dia protes mbak, katanya dia ada ‘perlu’, tapi perut mbak terlalu kecil dan sempit, jadi dia tidak bisa melakukan ‘kepentingannya’. Tapi barusan saya sudah bilang saya mau bantu untuk ‘melegakan’ didalam, biar dia tetap bisa melakukan ‘kepentingannya’. Dia setuju mbak. Begini, saya minta tolong Mas Mibu belikan air mineral 1L an sekardus sekarang ya. Nanti saya doakan, malam mas ambil lagi. Mbak Indri nanti kalau setiap minum, minumnya air itu sampai habis.”
“Iya Pak,” jawab saya dan suami bersamaan.
Jadi begitulah, malam itu hanya suami saya yang mengambil air doa tersebut ke rumah Pak Yadi, saya hanya menunggu dirumah. Begitu air datang, saya langsung meminumnya, setiap haus, saya pasti akan langsung meminum air tersebut, tidak begitu peduli dengan rasanya yang sedikit asin. Keesokan paginya, sakit itu langsung hilang dan tidak terasa lagi, memar dipinggangpun perlahan memudar. Betapa saya sangat bersyukur saat itu, lega sekali rasanya.
6 hari sebelum HPL (Hari Perkiraan Lahir) bayi saya, pukul 6.30an sore, saya dan suami sedang menanti makanan di sebuah rumah makan. Begitu makanan tiba, suami langsung makan, tapi tidak dengan saya. Perut saya terasa kurang nyaman, saya hanya berjalan hilir mudik didekat meja makan dan orang-orang yang sedang makan di sekitar kami meihat saya, mungkin meraka takut saya melahirkan disana ya karena liat perut saya yang super besar dan sudah sangat turun
Suami saya langsung cepat-cepat menghabiskan makanannya dan meminta pelayan untuk membungkuskan makanan saya.
“Yuk dek, kita ambil koper dirumah, terus langsung cek ke rumah sakit,” ajaknya tergesa-gesa.
“Iya, jangan lupa laptop.”
“Laptop buat apa?”tanyanya heran.
“Buat aku nonton film disana nanti, sambil nungguin lahirannya,”jawab saya polos.
“Ya ampun, ga bakalan sempet dek. Orang mau ngelahirin malah mikir nonton film,”jawab suami saya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Danya, sampai pulang dari RS pun tu laptop ga kesentuh! Ahahahaha…
Sesampainya di rumah sakit, kami mendaftarkan diri, lalu suster menyiapkan kebuah kursi roda untuk saya duduk dan diantar ke ruang bersalin dilantai 2, tapi saya menolaknya. “Tidak perlu mba, saya jalan saja, insya allah masih kuat.” Tapi untuk berjaga-jaga suster tersebut tetap membawa kursi rodanya hingga kami sampai di ruang bersalin. Dokter langganan sayapun di infokan mengenai kondisi saya, dan tak lama kemudian, beliau datang ke ruang bersalin, beliau mengecek kondisi saya. Ternyata saya sudah pembukaan 3!
Dokter menyarankan saya untuk menanti dirumah sakit, tidak pulang lagi kerumah, dan kamipun setuju. Pembukaan 3 dan 4 masih dapat saya lalui dengan berfoto-foto di ruang bersalin. Tak lama kemudian kedua orang tua saya datang, tante suami, Mas Yanu, Pakde dan Budhe suami, serta Kakak Ipar dan suaminya datang untuk menemani. Mereka bergantian mengecek kondisi saya.
Namun begitu pembukaan 4 ke atas, rasa sakitnya mulai menguasaiku. Sangat-sangat sakit, kalau ada istilah melahirkan itu seperti semua tulang rusuk di hancurkan secara bersamaan itu rasanya benar (Yuk sekarang langsung ke ibu dan istri tercintah terus dipeluk cium yaaaa).
Memasukin pembukaan 6 saya semakin lemah, saya semakin merasa tidak kuat, saya merasa hampir menyerah. Berkali-kali saya mengatakan saya tidak kuat ditengah istighfar saya, saat itu suami dan tantenya yang menemani di dalam. Sebut saja tante Unik. Mereka mencoba menguatkanku dan mengajakku berdoa bersama, namun tak lama kemudian saya seperti tertidur, saya masih bisa merasakan sakitnya namun saya merasa seperti agak tenang dan terbuai.
Sakitnya pembukaan 8 ke 9 langsung terasa lagi saat itu, sepenuhnya olehku. Suster dan perawat sudah mulai kembali datang mengecek kondisiku. Dalam kesadaran dan kesakitan saya saat itu, Tante Unik meminta izin kepada Mas Mibu untuk pergi keluar dan beristirahat diluar. Saya senpat mendengar bidan agak berdebat dengan ibu dan suami saya saat itu, karena sudah pembukaan 9 tapi air ketuban saya belum pecah walaupun tangan suster dan bidan berkali-kali masuk untuk memecah ketuban secara paksa (hiks buuu…), mereka mengatakan kemungkinan besar saya harus di caecar, namun keluarga kurang setuju karena dari awal saya selalu menegaskan saya ingin melahirkan secara normal apabila tidak benar-benar mengancam nyawa kami.
Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba, dokter datang tepat waktu ketika kepala bayi mulai keluar, ia langsung menyobek wadah bayi (lupa namanya) dan seketika itu juga ketuban pecah dan anak saya lahir. Pukul 2.38 pagi, hari kamis kliwon, seorang anak laki-laki. Kalau ga disobek pasti anak saya lahirnya full ya mbungkusnya..
Tak lama kemudian Mas Yanu datang melihat bayi kami yang sedang dibersihkan. Dia bercerita (saat kami sudah pulang ke rumah), waktu tante Unik keluar, mas Yanu langsung mengajaknya ke angkringan yang berada tepat berada di depan rumah sakit. Sedang asik-asiknya ngobrol dengan Tante Unik, dia melihat ada seekor naga (anak saya juga lahir di tahun naga lowh, berwarna kehijauan, tepat ditengah-tengahnya dahinya terlihat lingkaran merah, seperti sedang terbang diatas atap ruang bersalin, dan tiba-tiba naga tersebut lenyap. Dia langsung menelpon Mas Mibu.
“Mi! Bayinya wis lahir ya???”
“Iyo, barusan!”jawab Mas Mibu.
“Oke, ta rono!(saya kesana)”
2 hari kemudian kami pulang kerumah dengan bayi mungil kami yang kami beri nama Ax. Sebuah nama yang berarti sumber kehidupan. Sebuah doa dari orang tuanya yang berharap kelak dia menjadi ‘orang besar’ dan menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang
*saya edit sedikit ya, ada yg info bagian terlalu sensitif katanya
Saat kehamilan anak pertama saya, tidak ada yang aneh pada kondisi fisik saya selain perut yang membesar. Saya baik-baik saja, bahkan tidak terasa seperti orang hamil. Tidak mual, tidak muntah, dan tidak tepar. Hanya saja, nafsu makan saya memang sedikit menurun. Namun semua dapat diatasi apabila ada jengkol dan pete (eh, ga boleh protes ya
)Kehamilan berjalan normal hingga usia kandungan sudah 5 bulan, saat itu siang hari tiba-tiba saya merasakan sakit yang teramat sangat, seperti orang yang hendak melahirkan. Hal tersebut berjalan selama 10 menit, saya hampir menjerit karena kesakitan. Suami saya sampai bingung saat itu, dia mengajak untuk memerikannya ke dokter. Saat siap berangkat, tiba-tiba sakit diperut dan pinggang tersebut menghilang seketika. Saya masih bisa merasakan gerakan bayi di dalam perut saya, normal, akhirnya kamipun mengurungkan niat untuk ke dokter. Namun, 1 jam kemudian hal tersebut terjadi kembali, dan berlangsung selama 5 – 10 menit., lalu hilang dan terjadi kembali setiap 30 menit hingga 1 jam, berbeda-beda jedanya. Sore harinya kami memeriksakan diri ke dokter, tidak ada yang aneh, kata dokter, semua berjalan normal, bayi sehat, dan tidak ada masalah di kandungan. Dokter hanya menyarankan saya untuk beristirahat total atau bed rest apabila saya memang merasa tidak enak badan.
Malam harinya saya terus-terusan merasa kesakitan, bahkan beberapa kali hingga membuat saya menangis ketika kambuh(percaya atau tidak, padahal sewaktu melahirkan anak pertama saya tidak menangis). Suami saya kebingungan, dia hanya mampu mengelus-ngelus punggung dan perut saya, bahkan ke kamar mandipun saya harus dipapah.
3 hari kemudian, kami memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter yang berbeda, namun, jawaban dokter inipun, sama persis seperti dokter yang pertama dan hanya meminta saya untuk beristirahat. Padahal hal tersebut terus terjadi, terus menerus dan membuat saya sangat kesakitan. 2 / 3 hari (saya lupa tepatnya) setelah saya memeriksakan diri ke dokter yang kedua, pinggang belakang sebelah kanan saya terlihat semburat hijau kebiruan, seperti memar. Akhirnya saya meminta tukang pijit langganan untuk datang dan mengecek apakah ada urat / saraf yang tidak beres. Saya meminta beliau untuk berhati-hati karena daerah pinggang merupakan daerah yang ‘sensitif’ bagi ibu hamil. Katanya kalau ibu hamil dilarang pijat dibagian pinggang ataupun perut karena dapat berbahaya bagi kehamilan. Tapi, nihil. Tidak ada yang aneh. Saya benar-benar bingung saat itu, apa yang harus saya lakukan??
Sore harinya saya memiliki pemikiran, untuk meminta tolong Pak Yadi. Kamipun berangkat sore hari itu juga, beruntung, Pak Yadi sedang dirumah. Beliau langsung menyarankan untuk membuat tumbukan dari bunga kenanga dan jahe, lalu dibalurkan dipinggang yang memar dan apabila 2-3 hari kedepan masih sakit, maka disarankan untuk kembali oleh beliau.
Saya tidak dapat menunggu 3 hari, 2 hari saja saya sudah kembali ke rumah Pak Yadi. Tumbukan tersebut hanya ampuh untuk beberapa saat, dan tak lama kemudian tidak akan terasa menolong lagi. Walaupun ramuan diganti yang baru, tetap hanya akan menolong sesaat.
Saat itu Pak Yadi, terdiam , beliau memejamkan matanya. Lalu tiba-tiba membuka matanya sambil tersenyum “Ini bocah agak usil mbak. Dia sebenarnya sudah ingin keluar, tapi saya tahan, saya bilang dia tidak mungkin tahan didunia luar kalau dia dikandungan hanya 5 bulan. Tapi dia protes mbak, katanya dia ada ‘perlu’, tapi perut mbak terlalu kecil dan sempit, jadi dia tidak bisa melakukan ‘kepentingannya’. Tapi barusan saya sudah bilang saya mau bantu untuk ‘melegakan’ didalam, biar dia tetap bisa melakukan ‘kepentingannya’. Dia setuju mbak. Begini, saya minta tolong Mas Mibu belikan air mineral 1L an sekardus sekarang ya. Nanti saya doakan, malam mas ambil lagi. Mbak Indri nanti kalau setiap minum, minumnya air itu sampai habis.”
“Iya Pak,” jawab saya dan suami bersamaan.
Jadi begitulah, malam itu hanya suami saya yang mengambil air doa tersebut ke rumah Pak Yadi, saya hanya menunggu dirumah. Begitu air datang, saya langsung meminumnya, setiap haus, saya pasti akan langsung meminum air tersebut, tidak begitu peduli dengan rasanya yang sedikit asin. Keesokan paginya, sakit itu langsung hilang dan tidak terasa lagi, memar dipinggangpun perlahan memudar. Betapa saya sangat bersyukur saat itu, lega sekali rasanya.
6 hari sebelum HPL (Hari Perkiraan Lahir) bayi saya, pukul 6.30an sore, saya dan suami sedang menanti makanan di sebuah rumah makan. Begitu makanan tiba, suami langsung makan, tapi tidak dengan saya. Perut saya terasa kurang nyaman, saya hanya berjalan hilir mudik didekat meja makan dan orang-orang yang sedang makan di sekitar kami meihat saya, mungkin meraka takut saya melahirkan disana ya karena liat perut saya yang super besar dan sudah sangat turun

Suami saya langsung cepat-cepat menghabiskan makanannya dan meminta pelayan untuk membungkuskan makanan saya.
“Yuk dek, kita ambil koper dirumah, terus langsung cek ke rumah sakit,” ajaknya tergesa-gesa.
“Iya, jangan lupa laptop.”
“Laptop buat apa?”tanyanya heran.
“Buat aku nonton film disana nanti, sambil nungguin lahirannya,”jawab saya polos.
“Ya ampun, ga bakalan sempet dek. Orang mau ngelahirin malah mikir nonton film,”jawab suami saya seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Danya, sampai pulang dari RS pun tu laptop ga kesentuh! Ahahahaha…
Sesampainya di rumah sakit, kami mendaftarkan diri, lalu suster menyiapkan kebuah kursi roda untuk saya duduk dan diantar ke ruang bersalin dilantai 2, tapi saya menolaknya. “Tidak perlu mba, saya jalan saja, insya allah masih kuat.” Tapi untuk berjaga-jaga suster tersebut tetap membawa kursi rodanya hingga kami sampai di ruang bersalin. Dokter langganan sayapun di infokan mengenai kondisi saya, dan tak lama kemudian, beliau datang ke ruang bersalin, beliau mengecek kondisi saya. Ternyata saya sudah pembukaan 3!
Dokter menyarankan saya untuk menanti dirumah sakit, tidak pulang lagi kerumah, dan kamipun setuju. Pembukaan 3 dan 4 masih dapat saya lalui dengan berfoto-foto di ruang bersalin. Tak lama kemudian kedua orang tua saya datang, tante suami, Mas Yanu, Pakde dan Budhe suami, serta Kakak Ipar dan suaminya datang untuk menemani. Mereka bergantian mengecek kondisi saya.
Namun begitu pembukaan 4 ke atas, rasa sakitnya mulai menguasaiku. Sangat-sangat sakit, kalau ada istilah melahirkan itu seperti semua tulang rusuk di hancurkan secara bersamaan itu rasanya benar (Yuk sekarang langsung ke ibu dan istri tercintah terus dipeluk cium yaaaa).
Memasukin pembukaan 6 saya semakin lemah, saya semakin merasa tidak kuat, saya merasa hampir menyerah. Berkali-kali saya mengatakan saya tidak kuat ditengah istighfar saya, saat itu suami dan tantenya yang menemani di dalam. Sebut saja tante Unik. Mereka mencoba menguatkanku dan mengajakku berdoa bersama, namun tak lama kemudian saya seperti tertidur, saya masih bisa merasakan sakitnya namun saya merasa seperti agak tenang dan terbuai.
Sakitnya pembukaan 8 ke 9 langsung terasa lagi saat itu, sepenuhnya olehku. Suster dan perawat sudah mulai kembali datang mengecek kondisiku. Dalam kesadaran dan kesakitan saya saat itu, Tante Unik meminta izin kepada Mas Mibu untuk pergi keluar dan beristirahat diluar. Saya senpat mendengar bidan agak berdebat dengan ibu dan suami saya saat itu, karena sudah pembukaan 9 tapi air ketuban saya belum pecah walaupun tangan suster dan bidan berkali-kali masuk untuk memecah ketuban secara paksa (hiks buuu…), mereka mengatakan kemungkinan besar saya harus di caecar, namun keluarga kurang setuju karena dari awal saya selalu menegaskan saya ingin melahirkan secara normal apabila tidak benar-benar mengancam nyawa kami.
Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba, dokter datang tepat waktu ketika kepala bayi mulai keluar, ia langsung menyobek wadah bayi (lupa namanya) dan seketika itu juga ketuban pecah dan anak saya lahir. Pukul 2.38 pagi, hari kamis kliwon, seorang anak laki-laki. Kalau ga disobek pasti anak saya lahirnya full ya mbungkusnya..

Tak lama kemudian Mas Yanu datang melihat bayi kami yang sedang dibersihkan. Dia bercerita (saat kami sudah pulang ke rumah), waktu tante Unik keluar, mas Yanu langsung mengajaknya ke angkringan yang berada tepat berada di depan rumah sakit. Sedang asik-asiknya ngobrol dengan Tante Unik, dia melihat ada seekor naga (anak saya juga lahir di tahun naga lowh, berwarna kehijauan, tepat ditengah-tengahnya dahinya terlihat lingkaran merah, seperti sedang terbang diatas atap ruang bersalin, dan tiba-tiba naga tersebut lenyap. Dia langsung menelpon Mas Mibu.
“Mi! Bayinya wis lahir ya???”
“Iyo, barusan!”jawab Mas Mibu.
“Oke, ta rono!(saya kesana)”
2 hari kemudian kami pulang kerumah dengan bayi mungil kami yang kami beri nama Ax. Sebuah nama yang berarti sumber kehidupan. Sebuah doa dari orang tuanya yang berharap kelak dia menjadi ‘orang besar’ dan menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang
*saya edit sedikit ya, ada yg info bagian terlalu sensitif katanya

Diubah oleh adelaide.indri 07-03-2019 10:52
0