- Beranda
- Supranatural
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
...
TS
adelaide.indri
Siapa Mereka dan Siapa Aku?? (KISAH NYATA)
Perkenalan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..
Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...
Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Perkenalkan, nama saya Indri.
Selama ini di Kaskus saya lebih sering SR (Hehe, maaf ya). Tapi setelah saya banyak membaca cerita-cerita di Kaskus, saya jadi ingin sedikit membagikan cerita mengenai mimpi-mimpi bersambung serta sedikit pengalaman aneh saya selama ini, sekalian mau meminta masukan dari para sesepuh yang ahlinya.
Cerita-cerita mengenai mimpi saya, 100% asli saya alami. Dimohon untuk berkomentar positif, Apabila tidak percaya ataupun tidak suka, cukup menjadi SR saja. Dilarang memancing keributan ya.. Saya juga meminta maaf apabila cerita saya kurang bagus dan kurang menarik karena saya masih newbie..

Oya, sebagai gambaran, saya wanita campuran Australia dan Sunda.Usia saya saat ini menginjak 27 tahun, anak saya 2 laki-laki (hampir 3). Sudah 17tahun saya tinggal dikota Solo, disini pula saya bertemu dengan suami saya karena memang dia asli kota tercinta ini. Namun semua mimpi saya dimulai saat saya kelas 5SD, tak lama setelah kepindahan kami ke Kota Solo..
Saat kami sampai di Solo, selama 5 bulan kami sekeluarga menginap di Hotel. Ya, dihotel!
Anggota keluarga kecil kami hanya terdiri dari Ibu dan Ayah saya, beserta seorang adik laki-laki saya yang usianya terpaut 3 tahun dibawah saya. Sampai akhirnya kami menemukan sebuah rumah model kuno yang sangat disukai ayah saya. Disitulah kami akhirnya mengontrak selama 16tahun! Lokasi rumah tersebut berada di salah 1 perkampungan batik terkenal di Kota Solo, dan memang rumah tua tersebut dulunya adalah rumah dari salah seorang juragan batik. Saat ini beliau jelas sudah meninggal dan sudah ada 3 generasi dibawahnya.
Awal kepindahan kami, tetangga kami sanggatlah heran mengapa kami mau tinggal dirumah tersebut, memang rumah tersebut sudah beberapa tahun kosong dan suasananya (kalau orang jawa bilang singup), seperti lembab dan aura mistisnya sangat terasa. Penyewa sebelumnya menyewa untuk 3 tahun, tapi baru 1 tahun saja, mereka sudah memilih pindah ketempat lain, setelah saya mengetahui rumah tersebut, barulah saya tahu mengapa mereka memilih pindah. Banyak perkenalan yang dilakukan oleh para penghuni rumah tersebut, dari jalan yang diseret menuju kekamar mandi, mbak kunti yang sekilas menampakan diri, hingga suara langkah kaki yang mengejar saya hingga membuat saya lari terbirit-birit. Namun, tentu saja ayah saya tidak percaya, jadi ibu sayalah yang menjadi tempat curhat saya.Jadi, dirumah itu hanya saya dan ibulah yang mengalami pengalaman-pengalaman mistis, tapi tidak dengan ayah dan adik saya.
Rumah tersebut terbagi menjadi 2 bagian, bagian rumah adat jawa, dan bagian rumah seperti bangunan Belanda. Rumah tersebut cukup luas, memiliki halaman depan dan halaman belakang. Dan mimpi pertamapun dimulai...

Saya kelas 5 SD saat itu, ada tugas menggambar yang harus saya selesaikan. Sayapun membawa buku gambar dan pensil warna ke teras depan. Sedang asik-asiknya memulai menggambar, tiba-tiba ada angin berhembus sangat kencang disertai hujan yang sangat cepat hingga membuat dedaunan rontok dari pohonnya. Karena terkejut, sayapun menatap kehalaman ‘Ada apa ini?? Masih siang, cuaca cerah tau2 hujan angin?’ Saya lebih terkejut lagi saat melihat tiba-tiba sudah berdiri sesosok wanita cantik, ya sangat cantiiikkk sekali (namun sayang, setiap saya terbangun saya tidak pernah dapat mengingat wajahnya dengan jelas. Namun, kecantikannya begitu membekas). Wanita tersebut bertubuh langsing, berpakaian adat putri kerajaan Jawa berwarna hijau, rambutnyapun berhiaskan mahkota dan bunga melati. Saya takjub, sangat takjub melihat kecantikannya, saya hanya terdiam, dan beliau hanya tersenyum. Lalu tiba-tiba dia berkata
“Lukislah saya, disitu”
Tiba-tiba sudah ada baskom berwarna hijau didepanku berisi air dan rata dengan melati yang masih kuncup. Sempat terlintas dipikiran saya, bagaimana saya dapat melukis dimedia seperti itu? Namun saya tidak dapat menolak perintahnya. Saya hanya dapat berkata “Baik” sembari menatapnya. Lalu ketika saya melihat isi baskom itu lagi, sudah ada lukisan yang seperti pantulan wajah beliau diatas kuncup-kuncup melati tersebut. Sayapun kaget dan ketika saya melihat kembali kearah beliau, beliau sudah tidak ada, yang ada hanyanya angin kencang dan hujan yang sesaat. Lalu sayapun terbangun dengan berbagai pertanyaan dibenak saya…
Mohon :
ya gan pake komennyaaa
atau
juga boleh kalau berkenan
PART 1
PART 2 - TETUA
PART 3 - ULAR
PART 4 - DUNIA NYATA
PART 5- PANTAI KRAKAL
PART 6 - MARAH??
PART 7 - KISAH SEORANG TEMAN
PART 8 - NENEK TUA
PART 9 - PAGAR
PART 10 - KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
PART 11 - AXELLE
PART 12 - YANG TERLEWATKAN
PART 13 - PERTANDA DIA KEMBALI
PART 14 - MENCARI
PART 15 - CERPEN - CERPEN
PART 16 - BELAJAR??
PART 17 - DIHADANG
PART 18 - PINDAHAN
PART 19 - KERAJAAN ULAR
PART 20 - CERPEN-CERPEN PART 2
PART 21 - AKU MEMANGGILNYA IBU
PART 22 - DUA BUAH BATU
PART 23 - BOCAH KESASAR
PART 24 - POHON TALOK
PART 25 - PEMANDIAN PUTRI
Mohon maaf, PART selanjutnya baca di post yaa.. update pakai HP, makasih..
PART 26 - Kepergian Pak Yadi
PART 27 - Gunungan
PART 28 - Perkenalan
PART 29 - Penghuni Rumah
PART 30 - Monyet
PART 31 - Nenek Tua Berambut Putih
PART 32 - Sahabat
PART 33 - Perkampungan
Diubah oleh adelaide.indri 05-05-2019 11:26
n3m0 dan ardie.soekamtu memberi reputasi
7
137.9K
719
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.8KThread•14KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adelaide.indri
#73
PART 8 – NENEK TUA
Saya akui, setelah mimpi saya yang terakhir, wanita berpakaian hijau dan mahkota melatinya, tidak mendatangi saya dalam waktu yang sangat lama. Mimpi-mimpi saya berganti dengan mimpi mengenai macan putih loreng yang hanya diam atau hanya berjalan-jalan hilir mudik. Dan itupun hanya sebentar-sebentar mimpinya. Saya tidak dapat mengartikan apa-apa dari mimpi-mimpi singkat tersebut selain mereka seperti sedang berjaga-jaga. Hingga pada saat setelah saya berpacaran dengan Mas Mibu selama 5 tahun, kamipun menikah. Tak lama kemudian saya hamil, saya belum menyadari kehamilan pertama saya hingga usia kandungan berusia 6 minggu.
Pada malam setelah saya mengetahui bahwa saya positif hamil, saya didatangi oleh seorang bapak-bapak didalam mimpi. Saya tidak mengenalnya, diapun hanya berpakaian biasa. Namun ia menitipkan sebuah pesan mengenai kehamilan saya.
“Neng, kamu harus menjaga baik-baik anak yang ada dikandunganmu ini. Jangan sampai kamu menyia-nyiakannya. Dia anak yang memiliki kelebihan, dan kelebihannya itu dia dapatkan dari darah Pajajaran.” Katanya sambil mengangguk ke suatu arah. Sayapun menengok ke arah anggukannya. Disana, berdiri seorang anak laki-laki berusia sekitar 5-6 tahun, kulitnya putih, rambutnya coklat tua, dan wajahnya sangat tampan (ibunya yang bilang lowh ya ini… jangan protes.. hihihi
) . Saya terpaku memandangnya, begitu pula dia. Kami berpandang-pandangan selama beberapa saat. Saya mencoba mengingat-ngingat ciri-ciri dia sebaik mungkin hingga akhirnya saya terbangun dan keesokan harinya, saya menceritakan mimpi tersebut kepada suami.
“Mas, mas…”
“Apa dek?”
“Anaknya, kayaknya cowok deh…”
“Lowh kok bisa tau? Kan kata dokter baru 6 minggu, mana bisa keliatan cowo atau cewe?”
“Ya, pokoknya dimimpi, aku dikasih tau kalau anaknya cowo, ganteng deh mas.. hehehehe”
Hari-hari kehamilan anak pertama ini saya lalui dengan normal, hanya saja saya sering memimpikan macan putih yang kali ini selalu 2 ekor yang berjaga-jaga. Hasil USG saat 5 bulan menyatakan kemungkinan besar mimpi saya memang benar bahwa anak saya laki-laki.
Hingga saat kehamilan usia 7 bulan, Ibu dan ayah saya mengajak saya jalan-jalan ke pantai Krakal lagi, tapi kali ini tidak menginap. Karena tidak menginap, saya tidak merasa keberatan sama sekali untuk ikut, namun karena suami saya ada pekerjaan yang tidak dapat ditinggal, dia tidak dapat ikut.
Kami dan rombongan berangkat sekitar jam 7 pagi. Butuh 3-4 jaman dari Solo untuk sampai ke pantai Krakal. Sesampainya disana kami langsung makan siang, dan setelah itu ada yang bermain-main air, pasir. Tapi tidak dengan saya. Saya hanya menikmati pemandangan sembari meminum air kelapa di saung-saung kecil milik warung-warung. Walaupun sesekali saya turun dan menyentuhkan kaki saya di air, namun apalah daya saya yang perut sudah membesar dan membuat saya lebih malas bergerak. Balada ibu hamil tua
Disana juga kami mendapatkan kabar yang duka ketika kami hendak bersilaturahmi dengan keluarga Mbah Mardi, namun ternyata Mbah Mardi telah berpulang untuk selama-lamanya, dan istrinya sekarang jarang pulang dan memilih ikut tinggal bersama anak-anaknya..
Sore hari jam 3 / 4an, kami memutuskan untuk kembali pulang ke Solo. Sepanjang perjalanan pulang, saya merasa badan saya tidak enak. Kepala saya pusing, badan saya panas namun saya merasa kedinginan. Sesampainya di Solo, saya langsung berbaring dikamar orang tua saya seraya menunggu jemputan suami. Kalau hamil, saya memang sangat menghindari meminum obat-obatan kimia kalau sakitnya masih dapat saya tahan. Jadi saya hanya banyak-banyak minum air putih.
Saya pun tertidur dan kembali lagi ke pantai Krakal. Saya berdiri di balik karang besar, perut saya rata, tidak hamil, namun saya menggendong sebuah kelapa muda yang saya letakkan didepan perut. Tiba-tiba, dari balik karang, muncul seorang nenek-nenek tua, rambut putihnya disanggul, dia menggunakan kebaya sederhana yang biasa digunakan ibu-ibu jaman dahulu dan bertelanjang kaki. Dia berjalan dan semakin mendekati.
“Nduk, kelapa mudanya buat saya saja ya nduk??” pintanya.
“Maaf bu, tidak boleh, ini punya saya” jawab saya tegas seraya berjalan menjauh. Jujur, andai kata itu di dunia nyata, saya pasti tidak akan keberatan memberikan sebuah kelapa, apalagi kepada nenek-nenek tua. Namun entah kenapa, dimimpi tersebut, saya menjadi sangat pelit. Saya memutuskan berjalan dan duduk saung-saung yang ada dipinggir pantai seraya tetap menggendong buah kelapa tersebut. Suasananya sepi , tidak terlihat 1 orangpun disana. Namun tiba-tiba, dari balik rumah, muncul kembali nenek-nenek tua tersebut dan mendekati saya lagi.
“Nduk, buah kelapanya buat saya saja ya nduk??Boleh ya??Akan saya jaga baik-baik, saya janji!”pintanya sambil sedikit memaksa.
“Maaf bu, sudah saya bilang, kelapa ini milik saya bu, saya tidak akan kasih ke siapa pun. Mohon maaf sekali lagi,”jawab saya sambil memutuskan untuk terus berjalan lebih jauh. Ketika saya menengok kebelakang untuk mengecek nenek-nenek tua tersebut, saya agak bernafas lega karena ternyata dia sudah tidak ada. Namun betapa terkejutnya saya ternyata dia sudah berdiri dihadapanku, dengan wajah agak marah, tangannya maju kedepan untuk meminta buah kelapa yang saya bawa.
“Nduk, buat saya saja ya buah kelapanya!”
“Maaf bu, saya bilang tidak boleh!” sayapun sudah sedikit emosi dan memegang kelapa saya lebih kencang karena saya sudah ketakutan dia akan merebut kelapa saya.
Namun tiba-tiba saya terbangun karena tubuh saya digoyang-goyangkan oleh ibu saya yang khawatir karena saya mengigau dan keringat dingin mengucur deras ditubuh saya. Ibu saya langsung memberikan segelas air putih untuk menenangkan saya. Beliaupun menanyakan apa yang terjadi, sayapun menceritakan semuanya kepada ibu saya.
Setelah saya selesai menceritakan semuanya, beliau hanya berkata "Besok kita ke Pak Yadi,"
Tak lama kemudian, Mas Mibu datang untuk menjemput dan malam itu saya tidur dengan tidak tenang.
Sekian cerita kali ini, masih to be continue yaaa...
Update : Kalau banyak yg komen, cerita akan saya lanjutkan.. Tapi kalau tidak banyak yg komen, cerita saya anggap tidak menarik maka akan saya close thread nya.. Makasih
Saya akui, setelah mimpi saya yang terakhir, wanita berpakaian hijau dan mahkota melatinya, tidak mendatangi saya dalam waktu yang sangat lama. Mimpi-mimpi saya berganti dengan mimpi mengenai macan putih loreng yang hanya diam atau hanya berjalan-jalan hilir mudik. Dan itupun hanya sebentar-sebentar mimpinya. Saya tidak dapat mengartikan apa-apa dari mimpi-mimpi singkat tersebut selain mereka seperti sedang berjaga-jaga. Hingga pada saat setelah saya berpacaran dengan Mas Mibu selama 5 tahun, kamipun menikah. Tak lama kemudian saya hamil, saya belum menyadari kehamilan pertama saya hingga usia kandungan berusia 6 minggu.
Pada malam setelah saya mengetahui bahwa saya positif hamil, saya didatangi oleh seorang bapak-bapak didalam mimpi. Saya tidak mengenalnya, diapun hanya berpakaian biasa. Namun ia menitipkan sebuah pesan mengenai kehamilan saya.
“Neng, kamu harus menjaga baik-baik anak yang ada dikandunganmu ini. Jangan sampai kamu menyia-nyiakannya. Dia anak yang memiliki kelebihan, dan kelebihannya itu dia dapatkan dari darah Pajajaran.” Katanya sambil mengangguk ke suatu arah. Sayapun menengok ke arah anggukannya. Disana, berdiri seorang anak laki-laki berusia sekitar 5-6 tahun, kulitnya putih, rambutnya coklat tua, dan wajahnya sangat tampan (ibunya yang bilang lowh ya ini… jangan protes.. hihihi
) . Saya terpaku memandangnya, begitu pula dia. Kami berpandang-pandangan selama beberapa saat. Saya mencoba mengingat-ngingat ciri-ciri dia sebaik mungkin hingga akhirnya saya terbangun dan keesokan harinya, saya menceritakan mimpi tersebut kepada suami.“Mas, mas…”
“Apa dek?”
“Anaknya, kayaknya cowok deh…”
“Lowh kok bisa tau? Kan kata dokter baru 6 minggu, mana bisa keliatan cowo atau cewe?”
“Ya, pokoknya dimimpi, aku dikasih tau kalau anaknya cowo, ganteng deh mas.. hehehehe”
Hari-hari kehamilan anak pertama ini saya lalui dengan normal, hanya saja saya sering memimpikan macan putih yang kali ini selalu 2 ekor yang berjaga-jaga. Hasil USG saat 5 bulan menyatakan kemungkinan besar mimpi saya memang benar bahwa anak saya laki-laki.
Hingga saat kehamilan usia 7 bulan, Ibu dan ayah saya mengajak saya jalan-jalan ke pantai Krakal lagi, tapi kali ini tidak menginap. Karena tidak menginap, saya tidak merasa keberatan sama sekali untuk ikut, namun karena suami saya ada pekerjaan yang tidak dapat ditinggal, dia tidak dapat ikut.
Kami dan rombongan berangkat sekitar jam 7 pagi. Butuh 3-4 jaman dari Solo untuk sampai ke pantai Krakal. Sesampainya disana kami langsung makan siang, dan setelah itu ada yang bermain-main air, pasir. Tapi tidak dengan saya. Saya hanya menikmati pemandangan sembari meminum air kelapa di saung-saung kecil milik warung-warung. Walaupun sesekali saya turun dan menyentuhkan kaki saya di air, namun apalah daya saya yang perut sudah membesar dan membuat saya lebih malas bergerak. Balada ibu hamil tua
Disana juga kami mendapatkan kabar yang duka ketika kami hendak bersilaturahmi dengan keluarga Mbah Mardi, namun ternyata Mbah Mardi telah berpulang untuk selama-lamanya, dan istrinya sekarang jarang pulang dan memilih ikut tinggal bersama anak-anaknya..
Sore hari jam 3 / 4an, kami memutuskan untuk kembali pulang ke Solo. Sepanjang perjalanan pulang, saya merasa badan saya tidak enak. Kepala saya pusing, badan saya panas namun saya merasa kedinginan. Sesampainya di Solo, saya langsung berbaring dikamar orang tua saya seraya menunggu jemputan suami. Kalau hamil, saya memang sangat menghindari meminum obat-obatan kimia kalau sakitnya masih dapat saya tahan. Jadi saya hanya banyak-banyak minum air putih.
Saya pun tertidur dan kembali lagi ke pantai Krakal. Saya berdiri di balik karang besar, perut saya rata, tidak hamil, namun saya menggendong sebuah kelapa muda yang saya letakkan didepan perut. Tiba-tiba, dari balik karang, muncul seorang nenek-nenek tua, rambut putihnya disanggul, dia menggunakan kebaya sederhana yang biasa digunakan ibu-ibu jaman dahulu dan bertelanjang kaki. Dia berjalan dan semakin mendekati.
“Nduk, kelapa mudanya buat saya saja ya nduk??” pintanya.
“Maaf bu, tidak boleh, ini punya saya” jawab saya tegas seraya berjalan menjauh. Jujur, andai kata itu di dunia nyata, saya pasti tidak akan keberatan memberikan sebuah kelapa, apalagi kepada nenek-nenek tua. Namun entah kenapa, dimimpi tersebut, saya menjadi sangat pelit. Saya memutuskan berjalan dan duduk saung-saung yang ada dipinggir pantai seraya tetap menggendong buah kelapa tersebut. Suasananya sepi , tidak terlihat 1 orangpun disana. Namun tiba-tiba, dari balik rumah, muncul kembali nenek-nenek tua tersebut dan mendekati saya lagi.
“Nduk, buah kelapanya buat saya saja ya nduk??Boleh ya??Akan saya jaga baik-baik, saya janji!”pintanya sambil sedikit memaksa.
“Maaf bu, sudah saya bilang, kelapa ini milik saya bu, saya tidak akan kasih ke siapa pun. Mohon maaf sekali lagi,”jawab saya sambil memutuskan untuk terus berjalan lebih jauh. Ketika saya menengok kebelakang untuk mengecek nenek-nenek tua tersebut, saya agak bernafas lega karena ternyata dia sudah tidak ada. Namun betapa terkejutnya saya ternyata dia sudah berdiri dihadapanku, dengan wajah agak marah, tangannya maju kedepan untuk meminta buah kelapa yang saya bawa.
“Nduk, buat saya saja ya buah kelapanya!”
“Maaf bu, saya bilang tidak boleh!” sayapun sudah sedikit emosi dan memegang kelapa saya lebih kencang karena saya sudah ketakutan dia akan merebut kelapa saya.
Namun tiba-tiba saya terbangun karena tubuh saya digoyang-goyangkan oleh ibu saya yang khawatir karena saya mengigau dan keringat dingin mengucur deras ditubuh saya. Ibu saya langsung memberikan segelas air putih untuk menenangkan saya. Beliaupun menanyakan apa yang terjadi, sayapun menceritakan semuanya kepada ibu saya.
Setelah saya selesai menceritakan semuanya, beliau hanya berkata "Besok kita ke Pak Yadi,"
Tak lama kemudian, Mas Mibu datang untuk menjemput dan malam itu saya tidur dengan tidak tenang.
Sekian cerita kali ini, masih to be continue yaaa...
Update : Kalau banyak yg komen, cerita akan saya lanjutkan.. Tapi kalau tidak banyak yg komen, cerita saya anggap tidak menarik maka akan saya close thread nya.. Makasih

Diubah oleh adelaide.indri 07-03-2019 10:06
0