- Beranda
- Stories from the Heart
[Another Horror Stories] Aku dan 'Teman' Kos-ku
...
TS
gordons
[Another Horror Stories] Aku dan 'Teman' Kos-ku
Terinispirasi dari maraknya cerita Horror dan Misteri di kaskus akhir-akhir ini, akhirnya gw juga mencoba untuk menuliskan pengalaman misteri yang pernah gw alami selama ini. Cerita yang akan gw tulis ini merupakan pengalaman pribadi gw.
Perkenalkan nama gw Roni (nama samaran), gw saat ini berumur 30 tahun dan bekerja di Jakarta. Cerita yang akan gw tulis disini merupakan kisah nyata gw saat masih kuliah di Bandung (2004), saat itu gw masih berumur 19 tahunan. Gw kuliah di salah satu kampus swasta di Jl. Lengkong Besar, Bandung. Sementara, gw kos di daerah Jl. Titiran Dalam Gang 1 (orang Bandung pasti tau). Mungkin agan yang tau daerah Bandung tanya, kok kos-nya jauh banget kan kampusnya di Lengkong?. Iya gan, gw pilih kos disitu soalnya bareng sama temen, maklum, saat itu gw pertama kali ngerantau dan ga ada saudara sama sekali di Bandung, jadi gw pilih kos bareng temen.
Agar lebih menghayati cerita, gw kasih gambar rumah kos gw saat itu (gambar diambil dari Google street), rumah kos-nya gw kasih tanda X:
Gw lengkapi juga dengan denah rumah, denah rumah ini tahun 2004 ya, jadi kalau sekarang kemungkinan besar sudah berubah :
"Kayaknya enak nih kamarnya disini, luas, bersih dan ada akses langsung dari luar ke kamar tidur."-Kata gw ke temen gw Dika.
Gw dan Dika emang sahabatan sejak SMA, dan kebetulan kuliah bareng di Bandung meskipun beda kampus. Akhirnya kami memutuskan kos bareng, soalnya sama2 pertama kali merantau. Kami mencari kos bareng di berbagai tempat dan lokasi, akhirnya kami memutuskan untuk kos di Titiran Dalam. Kami pikir, kalau kos di Titiran Dalam ini strategis karena dekat dengan pusat kota selain itu juga dekat dengan gasibu dan Monumen Pancasila yang sering dijadikan lokasi konser.
Sebetulnya tidak ada yang aneh dengan rumah kos kami, rumah tersebut terlihat seperti rumah pada umumnya, hanya saja ruang belakang yang merupakan ruang parkir motor dan jemuran terlihat temaram karena hanya diberi penerangan lampu bohlam saja. Di ruang belakang ini juga terdapat 3 buah kamar mandi yang biasa digunakan bersama-sama.
Gw dan Dika akhirnya menempati kos tersebut, setelah berkenalan dengan penghuni kos lain, kami pun sudah mulai bisa berbaur dengan penghuni kos lain. Hari pertama kami isi dengan ngobrol-ngobrol bersosialisasi dengan penghuni kamar kos lain. Setelah menjelang larut malam, kira-kira jam 11 malam, gw kembali ke kamar untuk tidur karena capek, sementara temen gw Dika memilih untuk nongkrong dulu dengan penghuni kos lainnya di teras halaman depan.
Sesampainya di kamar, gw bermaksud untuk Sholat Isya terlebih dahulu, gw ke kamar mandi untuk ambil wudhu. Saat keluar kamar dan akan memasuki kamar mandi gw mencium wangi bunga melati.
"Kok ada bau melati?ah mungkin ada yang bawa cewek, maklum kosan ini kan bebas."-Pikir gw dalam hati, gw masih mencoba positif thinking, menganggap wangi dari parfum cewek.
Gw kembali ke kamar dan Sholat Isya, setelah selesai gw langsung rebahan di kasur sambil menonton TV (gw kebiasaan kalau mau tidur harus nonton TV sampe ketiduran, jadi TV biasanya menyala semalaman). Saat sedang nonton TV itulah tiba-tiba dari atap rumah terdengar suara "Duk...Duk...Duk..Duk..Duk..Duk", suaranya teratur seperti suara langkah kaki.
"Duh masa ada tikus sih?"-Gw masih mencoba berpositif thinking.
Suara itu selalu muncul berulang setiap beberapa menit dan selalu berbunyi 5 kali (langkah?), bunyinya seperti orang berjalan setengah berlari.
"Kok kayak suara langkah kaki ya?"-Gw mulai keheranan.
Suara di atap tersebut baru hilang sekitar jam 1 dini hari, Dika masuk kamar pada saat itu. Gw ceritain ke dia mengenai suara tersebut, dia bilang paling suara tikus itu. Gw ga berlanjut untuk memperdebatkan suara apa itu, menurut gw ga penting juga, gw menganggap bahwa gw yang terlalu parno dan berpikiran negatif. Malam itu akhirnya tidak ada lagi suara dari atap rumah dan gw bisa tidur nyenyak.
Keesokan paginya, karena gw masih penasaran, gw tanya ke temen kos yang lain, saat itu gw tanya ke Wawan, dia adalah penghuni terlama.
"Bang, semalem ada bau melati di deket kamar mandi, emang ada yang bawa cewek ya?"-Kata gw ke Wawan.
Wawan cuma senyum, gw yang masih penasaran kembali bertanya :
"Gw juga denger suara gruduk-gruduk di atap, tapi kok agak aneh ya suaranya, lebih mirip suara orang jalan cepet"-Gw tanya lagi.
Wawan lalu menjawab :
"Itu karena kalian itu penghuni baru disini, ada 'mereka' yang sudah menghuni lama disini ingin berkenalan sama kalian. Lu jangan takut, 'mereka' baik kok."-Wawan menjelaskan.
Hah 'mereka'?penghuni lama?apa maksudnya? berbagai pertanyaan langsung memberondong dalam hati gw, gw ga tanya lebih jauh lagi tentang 'penghuni lama'. Gw beranggapan pasti ini berkaitan dengan hal-hal gaib. Gw yang orangnya penakut memang malas kalau harus membicarakan masalah seperti ini.
"Mendingan lu sama Dika baca surat Yasiin, anggap aja sebagai bentuk permisi, ga usah takut."-Wawan melanjutkan.
Gw jelaskan juga ke temen gw Dika mengenai obrolan gw sama Wawan, akhirnya hari itu gw dan Dika sepakat untuk baca surat yasiin bareng, sambil dalam hati gw minta ke 'mereka' untuk tidak iseng karena gw orangnya penakut. Gw berharap mereka mendengar suara hati gw, tapiii ternyata gw salah...
Bersambung...
Gw ketik cerita ini jadi merinding sendiri..hehehe..Gw akan coba update cerita lainnya setiap hari, sorry kalau tulisan berantakan, semoga apa yang gw ceritain bisa jadi pelajaran dan ceritanya dapat dinikmati agan-agan sekalian.
Season 1 (Titiran)
1. 'Mereka Yang Ingin Berkenalan(24 Mei 2016)
2. Ketukan Tengah Malam (25 Mei 2016)
3. Penampakan Frontal (1) (31 Mei 2016)
4. Kami Menyebutnya 'Si Kecil' (31 Mei 2016)
5. Penampakan Frontal (2) (2 Juni 2016)
6. Jahilnya 'Si Kecil' (27 Juni 2016)
7. Ramahnya si 'Nenek' (21 Juli 2016)
8. Kesurupan (29 Juli 2016)
Season 2 (Suci)
1. Suasana Baru, Pengalaman Baru (05 Agustus 2016)
2. "Dimana Gw?" (12 Agustus 2016)
3. "Berpesta!!" (02 September 2016)
4. "AKU DI ATASMU" (20 September 2016)
5. "MALING" (20 September 2016)
6. "LIHAT DAN RENUNGKAN-PART 1" (23 September 2016)
7. "LIHAT DAN RENUNGKAN-PART 2" (09 November 2016)
8. "LIHAT DAN RENUNGKAN-PART 3" (30 Desember 2016)
1. Pengalaman Dengan Tentara Gaib Monumen Perjuangan(15 Juli 2016)
2. Kembaran (05 September 2016)
3. Jalur Hantu (05 September 2016)
4. Villa Puncak (19 Juli 2017)
Perkenalkan nama gw Roni (nama samaran), gw saat ini berumur 30 tahun dan bekerja di Jakarta. Cerita yang akan gw tulis disini merupakan kisah nyata gw saat masih kuliah di Bandung (2004), saat itu gw masih berumur 19 tahunan. Gw kuliah di salah satu kampus swasta di Jl. Lengkong Besar, Bandung. Sementara, gw kos di daerah Jl. Titiran Dalam Gang 1 (orang Bandung pasti tau). Mungkin agan yang tau daerah Bandung tanya, kok kos-nya jauh banget kan kampusnya di Lengkong?. Iya gan, gw pilih kos disitu soalnya bareng sama temen, maklum, saat itu gw pertama kali ngerantau dan ga ada saudara sama sekali di Bandung, jadi gw pilih kos bareng temen.
Agar lebih menghayati cerita, gw kasih gambar rumah kos gw saat itu (gambar diambil dari Google street), rumah kos-nya gw kasih tanda X:
Spoiler for Map:
Gw lengkapi juga dengan denah rumah, denah rumah ini tahun 2004 ya, jadi kalau sekarang kemungkinan besar sudah berubah :
Spoiler for Denah:
Quote:
'Mereka' Yang Ingin Berkenalan
"Kayaknya enak nih kamarnya disini, luas, bersih dan ada akses langsung dari luar ke kamar tidur."-Kata gw ke temen gw Dika.
Gw dan Dika emang sahabatan sejak SMA, dan kebetulan kuliah bareng di Bandung meskipun beda kampus. Akhirnya kami memutuskan kos bareng, soalnya sama2 pertama kali merantau. Kami mencari kos bareng di berbagai tempat dan lokasi, akhirnya kami memutuskan untuk kos di Titiran Dalam. Kami pikir, kalau kos di Titiran Dalam ini strategis karena dekat dengan pusat kota selain itu juga dekat dengan gasibu dan Monumen Pancasila yang sering dijadikan lokasi konser.
Sebetulnya tidak ada yang aneh dengan rumah kos kami, rumah tersebut terlihat seperti rumah pada umumnya, hanya saja ruang belakang yang merupakan ruang parkir motor dan jemuran terlihat temaram karena hanya diberi penerangan lampu bohlam saja. Di ruang belakang ini juga terdapat 3 buah kamar mandi yang biasa digunakan bersama-sama.
Gw dan Dika akhirnya menempati kos tersebut, setelah berkenalan dengan penghuni kos lain, kami pun sudah mulai bisa berbaur dengan penghuni kos lain. Hari pertama kami isi dengan ngobrol-ngobrol bersosialisasi dengan penghuni kamar kos lain. Setelah menjelang larut malam, kira-kira jam 11 malam, gw kembali ke kamar untuk tidur karena capek, sementara temen gw Dika memilih untuk nongkrong dulu dengan penghuni kos lainnya di teras halaman depan.
Sesampainya di kamar, gw bermaksud untuk Sholat Isya terlebih dahulu, gw ke kamar mandi untuk ambil wudhu. Saat keluar kamar dan akan memasuki kamar mandi gw mencium wangi bunga melati.
"Kok ada bau melati?ah mungkin ada yang bawa cewek, maklum kosan ini kan bebas."-Pikir gw dalam hati, gw masih mencoba positif thinking, menganggap wangi dari parfum cewek.
Gw kembali ke kamar dan Sholat Isya, setelah selesai gw langsung rebahan di kasur sambil menonton TV (gw kebiasaan kalau mau tidur harus nonton TV sampe ketiduran, jadi TV biasanya menyala semalaman). Saat sedang nonton TV itulah tiba-tiba dari atap rumah terdengar suara "Duk...Duk...Duk..Duk..Duk..Duk", suaranya teratur seperti suara langkah kaki.
"Duh masa ada tikus sih?"-Gw masih mencoba berpositif thinking.
Suara itu selalu muncul berulang setiap beberapa menit dan selalu berbunyi 5 kali (langkah?), bunyinya seperti orang berjalan setengah berlari.
"Kok kayak suara langkah kaki ya?"-Gw mulai keheranan.
Suara di atap tersebut baru hilang sekitar jam 1 dini hari, Dika masuk kamar pada saat itu. Gw ceritain ke dia mengenai suara tersebut, dia bilang paling suara tikus itu. Gw ga berlanjut untuk memperdebatkan suara apa itu, menurut gw ga penting juga, gw menganggap bahwa gw yang terlalu parno dan berpikiran negatif. Malam itu akhirnya tidak ada lagi suara dari atap rumah dan gw bisa tidur nyenyak.
Keesokan paginya, karena gw masih penasaran, gw tanya ke temen kos yang lain, saat itu gw tanya ke Wawan, dia adalah penghuni terlama.
"Bang, semalem ada bau melati di deket kamar mandi, emang ada yang bawa cewek ya?"-Kata gw ke Wawan.
Wawan cuma senyum, gw yang masih penasaran kembali bertanya :
"Gw juga denger suara gruduk-gruduk di atap, tapi kok agak aneh ya suaranya, lebih mirip suara orang jalan cepet"-Gw tanya lagi.
Wawan lalu menjawab :
"Itu karena kalian itu penghuni baru disini, ada 'mereka' yang sudah menghuni lama disini ingin berkenalan sama kalian. Lu jangan takut, 'mereka' baik kok."-Wawan menjelaskan.
Hah 'mereka'?penghuni lama?apa maksudnya? berbagai pertanyaan langsung memberondong dalam hati gw, gw ga tanya lebih jauh lagi tentang 'penghuni lama'. Gw beranggapan pasti ini berkaitan dengan hal-hal gaib. Gw yang orangnya penakut memang malas kalau harus membicarakan masalah seperti ini.
"Mendingan lu sama Dika baca surat Yasiin, anggap aja sebagai bentuk permisi, ga usah takut."-Wawan melanjutkan.
Gw jelaskan juga ke temen gw Dika mengenai obrolan gw sama Wawan, akhirnya hari itu gw dan Dika sepakat untuk baca surat yasiin bareng, sambil dalam hati gw minta ke 'mereka' untuk tidak iseng karena gw orangnya penakut. Gw berharap mereka mendengar suara hati gw, tapiii ternyata gw salah...
Bersambung...
Gw ketik cerita ini jadi merinding sendiri..hehehe..Gw akan coba update cerita lainnya setiap hari, sorry kalau tulisan berantakan, semoga apa yang gw ceritain bisa jadi pelajaran dan ceritanya dapat dinikmati agan-agan sekalian.
Quote:
MAIN STORY
Season 1 (Titiran)
1. 'Mereka Yang Ingin Berkenalan(24 Mei 2016)
2. Ketukan Tengah Malam (25 Mei 2016)
3. Penampakan Frontal (1) (31 Mei 2016)
4. Kami Menyebutnya 'Si Kecil' (31 Mei 2016)
5. Penampakan Frontal (2) (2 Juni 2016)
6. Jahilnya 'Si Kecil' (27 Juni 2016)
7. Ramahnya si 'Nenek' (21 Juli 2016)
8. Kesurupan (29 Juli 2016)
Season 2 (Suci)
1. Suasana Baru, Pengalaman Baru (05 Agustus 2016)
2. "Dimana Gw?" (12 Agustus 2016)
3. "Berpesta!!" (02 September 2016)
4. "AKU DI ATASMU" (20 September 2016)
5. "MALING" (20 September 2016)
6. "LIHAT DAN RENUNGKAN-PART 1" (23 September 2016)
7. "LIHAT DAN RENUNGKAN-PART 2" (09 November 2016)
8. "LIHAT DAN RENUNGKAN-PART 3" (30 Desember 2016)
SIDE STORY:
1. Pengalaman Dengan Tentara Gaib Monumen Perjuangan(15 Juli 2016)
2. Kembaran (05 September 2016)
3. Jalur Hantu (05 September 2016)
4. Villa Puncak (19 Juli 2017)
Diubah oleh gordons 21-07-2017 07:03
sulkhan1981 dan FauzanAli157 memberi reputasi
7
88.4K
Kutip
245
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gordons
#148
Another Side Story..
Juni 2009
Alhamdulillah, sejak gw wisuda, ga butuh waktu lama bagi gw untuk dapat pekerjaan. Hanya 1 bulan setelah wisuda, gw sudah diterima bekerja di sebuah bank swasta yang cukup terkenal. Gw cukup senang karena ini adalah pekerjaan pertama gw setelah lulus kuliah dan gw memang dari dulu tertarik bekerja di bidang perbankan.
Di Bank itu, gw ditempatkan di sebuah unit di daerah Palimanan (Cirebon, Jawa Barat). Karena rumah gw di daerah Kuningan, jadi gw memilih untuk pulang-pergi dan tidak nge-kos, toh jarak rumah-kantor bisa ditempuh 1,5 jam saja pakai motor.
Jalur pulang-pergi rumah-kantor gw terbilang cukup menantang. Jalur tersebut membelah hutan, ada pun perkampungan jaraknya 1-2 KM dari satu kampung ke kampung lain. Belum lagi kalau malam, penerangan sangat minim ditambah jarang kendaraan lewat kesana membuat jalur ini jadi semakin menyeramkan.
Malam itu gw pulang malam, memang sudah menjadi budaya di kalangan perbankan bahwa pada setiap awal dan akhir bulan harus lembur sampai malam. Jam 7 malam, pekerjaan gw selesai, gw memang harus menyelesaikan pekerjaan gw secepatnya karena gw gak mau pulang terlalu malam melewati jalur hantu itu.
"Ron, kalo udah selesai mendingan lu pulang duluan aja, udah malem nih, jalur pulang lu ngeri kalo kemaleman."- Unit Manager gw memang pengertian.
Setelah mendapat izin pulang lebih cepat, gw segera pulang. Gw tancap gas agar bisa secepatnya melewati jalur hantu itu sebelum terlalu malam. Menjelang memasuki jalur hantu, gw membunyikan klakson 3 kali dan mengucap salam dan Bismillah. Gw mengikuti saran dari rekan-rekan kerja gw.
Blok hutan pertama sudah gw lewati, gw memasuki perkampungan pertama. Gelap sekali saat itu, langit tampak mendung. Biasanya cahaya bulan sangat membantu menerangi jalur ini kalau malam. Di kampung pertama, gw berhenti sebentar menunggu ada kendaraan lain lewat, biasanya kalau ada mobil atau motor akan gw ikutin dan konvoi deh, gw jadi merasa ada temen. Tapi, kali ini dari tadi gak ada mobil lewat.
Sekitar 5 menit gw menunggu, akhirnya ada juga mobil lewat. Gw langsung mengikuti mobil itu. Tapi, di pertengahan hutan kedua, tiba-tiba hujan turun, deras sekali. Gw langsung kebut motor gw agar secepatnya bisa melewati hutan itu dan sampai di kampung berikutnya. Sesampainya di kampung kedua, gw berhenti di sebuah warung, beruntung sekali ada warung disana, pikir gw.
Warung tersebut masih terbuat dari bilik anyaman bambu, dengan penerangan lampu bohlam 5 watt. Ada seorang Bapak usia 50-an yang menjaga warung tersebut. Ada juga 2 orang yang sedang berteduh juga disana, 1 anak muda umur 17-an dan 1 lagi kakek-kakek mungkin berumur 70-an.
"Pak, kopi hitamnya 1 ya."- Gw memesan kopi, lumayan menghangatkan badan, pikir gw.
"Iya A'."- Jawab Bapak Warung tersebut.
Bapak penjaga warung dengan cepat membuatkan kopi. Tak sampai 1 menit, kopi sudah tersaji hangat.
"Ahh, enak banget kopinya Pak, langsung hangat badan saya."- Gw memuji kopi si Bapak.
Bapak penunggu warung tampaknya tidak suka berbicara, saat gw puji dia hanya diam.
"Aa', mau kemana?"- Anak muda yang bareng dengan Kakek-kakek bertanya ke gw.
Ah, akhirnya ada yang bisa diajak ngobrol.
"Mau ke Kuningan Kang."- Gw menjawab.
"Oh, berarti lewat kampung X dong ya?"- Anak muda itu menyebut kampung di seberang hutan ketiga, artinya tetangga kampung dimana gw ngopi sekarang.
"Iya, Kang. Kenapa gitu?"- Gw tanya.
"Gini A', saya mau antar Kakek saya ke kampung X, tapi kehujanan. Dari tadi saya jalan kaki, kasihan Kakek saya kayaknya udah kecapekan. Puntenkalau boleh apakah Kakek saya bisa numpang sampai kampung X?"- Kata Anak muda itu.
"Oh, silakan gak apa-apa."- Kata gw, lagian biar ada temen lewatin hutan ini, pikir gw.
"Makasih ya A', tapi saya gak bisa ikut, saya harus pulang. Nanti Aa' turunin aja Kakek saya di balai desa, ada Kakak saya nungguin disana kok."- Kata Anak itu.
"Oh ya udah."- Kata gw singkat.
"Nuhun ya A'."- Kata anak itu berterima kasih.
"Iya Kang."- Kata gw singkat.
Tak berselang lama, hujan berhenti. Gw langsung memutuskan untuk pergi, gw membayar kopi. Saat gw membayar kopi, gw agak terkejut dengan wajah Bapak penjual kopi yang pucat pasi. Aneh banget sih, pikir gw. Gw langsung naik ke atas motor, sang Kakek juga naik ke atas motor dibantu cucunya. Setelah, pamitan dengan cucunya, gw langsung tancap gas. Memasuki hutan ketiga, gelap dan becek sekali jalan di hutan ini. Mungkin saking derasnya hujan tadi. Gw pun memelankan motor gw.
"Kek, namanya siapa?"- Gw tanya si Kakek untuk mencairkan suasana.
Kakek itu diam saja.
"Kakek umurnya berapa?"- Gw tanya lagi.
Kakek itu masih diam.
"Istri Kakek gak ikut?dimana sekarang?"- Gw gak menyerah.
Kakek itu masih diam.
Gw menyerah. Mungkin budek karena sudah tua kali, pikir gw.
Akhirnya sampailah gw di balai desa kampung X. Tapi, gw sangat terkejut saat akan menurunkan si Kakek,Kakek tadi sudah tidak ada di atas motor gw. Pikiran gw berkecamuk, gw takut Kakek yang gw bonceng tadi terjatuh. Gw langsung kembali menyusuri hutan 3 menuju kampung dimana tadi gw berteduh. Tapi gak ada ditemukan jejak-jejak keberadaan kakek tadi, warung dimana gw ngopi pun sudah tutup. Jam sudah menunjukkan jam 10 malam. Gw memutuskan untuk pulang, gw takut.
Sepanjang perjalanan, pikiran gw cuma memikirkan nasib kakek yang gw bonceng. Sepanjang perjalanan gw merasa seperti sedang diikuti seseorang, banyak kelebatan seperti orang menyeberang di depan. Beberapa kali gw malah mengerem mendadak karena melihat seperti ada bayangan orang menyeberang. Mungkin karena memikirkan Kakek tadi, pikir gw. Alhamdulillah gw singkat kata sampai ke rumah dengan selamat.
Di rumah, gw cerita ke Bokap mengenai apa yang gw alami. Besoknya Bokap mengantar gw untuk mencari keberadaan sang Kakek. Gw sampai bolos kerja karena shock, gw takut sang Kakek celaka aja. Sepanjang perjalanan, gw gak menemukan jejak-jejak sang Kakek. Gw menuju warung dimana gw ngopi tadi malam. Sesampainya di warung, gw langsung tanya Bapak penjaga warung, Bapak itu tampak kaget melihat gw.
"Pak, lihat Kakek yang tadi malam gak?"- Gw langsung tembak dengan pertanyaan.
"A', duduk dulu sebentar."- Bapak itu malah nyuruh gw duduk dan membuatkan gw teh manis.
"Nih diminum dulu teh manisnya."- Kata Bapak itu. Gw tambah bengong, pengen rasanya gw tonjok orang ini.
Barulah setelah itu, Bapak tadi menceritakan semuanya.
Menurut Bapak penjaga warung, Kakek yang gw bonceng tadi adalah Kakek penguasa gaib hutan tersebut. Banyak pengendara mobil dan motor yang kecelakaan bahkan sampai meninggal setelah ditumpangi Kakek tersebut. Itulah alasannya kenapa semalam Bapak penjaga warung ini diam saja dan ketakutan, karena sejak awal dia tahu. Menurutnya, dia sudah memperingatkan agar saya tidak membonceng Kakek itu, tapi kode dari Bapak penjaga warung tidak dimengerti oleh gw.
Setelah kejadian itu, Gw gak mau lagi melewati jalur hantu itu malam hari. Akhirnya gw memutuskan untuk kos di daerah Cirebon kota.
Quote:
Jalur Hantu
Juni 2009
Alhamdulillah, sejak gw wisuda, ga butuh waktu lama bagi gw untuk dapat pekerjaan. Hanya 1 bulan setelah wisuda, gw sudah diterima bekerja di sebuah bank swasta yang cukup terkenal. Gw cukup senang karena ini adalah pekerjaan pertama gw setelah lulus kuliah dan gw memang dari dulu tertarik bekerja di bidang perbankan.
Di Bank itu, gw ditempatkan di sebuah unit di daerah Palimanan (Cirebon, Jawa Barat). Karena rumah gw di daerah Kuningan, jadi gw memilih untuk pulang-pergi dan tidak nge-kos, toh jarak rumah-kantor bisa ditempuh 1,5 jam saja pakai motor.
Jalur pulang-pergi rumah-kantor gw terbilang cukup menantang. Jalur tersebut membelah hutan, ada pun perkampungan jaraknya 1-2 KM dari satu kampung ke kampung lain. Belum lagi kalau malam, penerangan sangat minim ditambah jarang kendaraan lewat kesana membuat jalur ini jadi semakin menyeramkan.
Spoiler for Ilustrasi:
Malam itu gw pulang malam, memang sudah menjadi budaya di kalangan perbankan bahwa pada setiap awal dan akhir bulan harus lembur sampai malam. Jam 7 malam, pekerjaan gw selesai, gw memang harus menyelesaikan pekerjaan gw secepatnya karena gw gak mau pulang terlalu malam melewati jalur hantu itu.
"Ron, kalo udah selesai mendingan lu pulang duluan aja, udah malem nih, jalur pulang lu ngeri kalo kemaleman."- Unit Manager gw memang pengertian.
Setelah mendapat izin pulang lebih cepat, gw segera pulang. Gw tancap gas agar bisa secepatnya melewati jalur hantu itu sebelum terlalu malam. Menjelang memasuki jalur hantu, gw membunyikan klakson 3 kali dan mengucap salam dan Bismillah. Gw mengikuti saran dari rekan-rekan kerja gw.
Blok hutan pertama sudah gw lewati, gw memasuki perkampungan pertama. Gelap sekali saat itu, langit tampak mendung. Biasanya cahaya bulan sangat membantu menerangi jalur ini kalau malam. Di kampung pertama, gw berhenti sebentar menunggu ada kendaraan lain lewat, biasanya kalau ada mobil atau motor akan gw ikutin dan konvoi deh, gw jadi merasa ada temen. Tapi, kali ini dari tadi gak ada mobil lewat.
Sekitar 5 menit gw menunggu, akhirnya ada juga mobil lewat. Gw langsung mengikuti mobil itu. Tapi, di pertengahan hutan kedua, tiba-tiba hujan turun, deras sekali. Gw langsung kebut motor gw agar secepatnya bisa melewati hutan itu dan sampai di kampung berikutnya. Sesampainya di kampung kedua, gw berhenti di sebuah warung, beruntung sekali ada warung disana, pikir gw.
Warung tersebut masih terbuat dari bilik anyaman bambu, dengan penerangan lampu bohlam 5 watt. Ada seorang Bapak usia 50-an yang menjaga warung tersebut. Ada juga 2 orang yang sedang berteduh juga disana, 1 anak muda umur 17-an dan 1 lagi kakek-kakek mungkin berumur 70-an.
"Pak, kopi hitamnya 1 ya."- Gw memesan kopi, lumayan menghangatkan badan, pikir gw.
"Iya A'."- Jawab Bapak Warung tersebut.
Bapak penjaga warung dengan cepat membuatkan kopi. Tak sampai 1 menit, kopi sudah tersaji hangat.
"Ahh, enak banget kopinya Pak, langsung hangat badan saya."- Gw memuji kopi si Bapak.
Bapak penunggu warung tampaknya tidak suka berbicara, saat gw puji dia hanya diam.
"Aa', mau kemana?"- Anak muda yang bareng dengan Kakek-kakek bertanya ke gw.
Ah, akhirnya ada yang bisa diajak ngobrol.
"Mau ke Kuningan Kang."- Gw menjawab.
"Oh, berarti lewat kampung X dong ya?"- Anak muda itu menyebut kampung di seberang hutan ketiga, artinya tetangga kampung dimana gw ngopi sekarang.
"Iya, Kang. Kenapa gitu?"- Gw tanya.
"Gini A', saya mau antar Kakek saya ke kampung X, tapi kehujanan. Dari tadi saya jalan kaki, kasihan Kakek saya kayaknya udah kecapekan. Puntenkalau boleh apakah Kakek saya bisa numpang sampai kampung X?"- Kata Anak muda itu.
"Oh, silakan gak apa-apa."- Kata gw, lagian biar ada temen lewatin hutan ini, pikir gw.
"Makasih ya A', tapi saya gak bisa ikut, saya harus pulang. Nanti Aa' turunin aja Kakek saya di balai desa, ada Kakak saya nungguin disana kok."- Kata Anak itu.
"Oh ya udah."- Kata gw singkat.
"Nuhun ya A'."- Kata anak itu berterima kasih.
"Iya Kang."- Kata gw singkat.
Tak berselang lama, hujan berhenti. Gw langsung memutuskan untuk pergi, gw membayar kopi. Saat gw membayar kopi, gw agak terkejut dengan wajah Bapak penjual kopi yang pucat pasi. Aneh banget sih, pikir gw. Gw langsung naik ke atas motor, sang Kakek juga naik ke atas motor dibantu cucunya. Setelah, pamitan dengan cucunya, gw langsung tancap gas. Memasuki hutan ketiga, gelap dan becek sekali jalan di hutan ini. Mungkin saking derasnya hujan tadi. Gw pun memelankan motor gw.
"Kek, namanya siapa?"- Gw tanya si Kakek untuk mencairkan suasana.
Kakek itu diam saja.
"Kakek umurnya berapa?"- Gw tanya lagi.
Kakek itu masih diam.
"Istri Kakek gak ikut?dimana sekarang?"- Gw gak menyerah.
Kakek itu masih diam.
Gw menyerah. Mungkin budek karena sudah tua kali, pikir gw.
Akhirnya sampailah gw di balai desa kampung X. Tapi, gw sangat terkejut saat akan menurunkan si Kakek,Kakek tadi sudah tidak ada di atas motor gw. Pikiran gw berkecamuk, gw takut Kakek yang gw bonceng tadi terjatuh. Gw langsung kembali menyusuri hutan 3 menuju kampung dimana tadi gw berteduh. Tapi gak ada ditemukan jejak-jejak keberadaan kakek tadi, warung dimana gw ngopi pun sudah tutup. Jam sudah menunjukkan jam 10 malam. Gw memutuskan untuk pulang, gw takut.
Sepanjang perjalanan, pikiran gw cuma memikirkan nasib kakek yang gw bonceng. Sepanjang perjalanan gw merasa seperti sedang diikuti seseorang, banyak kelebatan seperti orang menyeberang di depan. Beberapa kali gw malah mengerem mendadak karena melihat seperti ada bayangan orang menyeberang. Mungkin karena memikirkan Kakek tadi, pikir gw. Alhamdulillah gw singkat kata sampai ke rumah dengan selamat.
Di rumah, gw cerita ke Bokap mengenai apa yang gw alami. Besoknya Bokap mengantar gw untuk mencari keberadaan sang Kakek. Gw sampai bolos kerja karena shock, gw takut sang Kakek celaka aja. Sepanjang perjalanan, gw gak menemukan jejak-jejak sang Kakek. Gw menuju warung dimana gw ngopi tadi malam. Sesampainya di warung, gw langsung tanya Bapak penjaga warung, Bapak itu tampak kaget melihat gw.
"Pak, lihat Kakek yang tadi malam gak?"- Gw langsung tembak dengan pertanyaan.
"A', duduk dulu sebentar."- Bapak itu malah nyuruh gw duduk dan membuatkan gw teh manis.
"Nih diminum dulu teh manisnya."- Kata Bapak itu. Gw tambah bengong, pengen rasanya gw tonjok orang ini.
Barulah setelah itu, Bapak tadi menceritakan semuanya.
Menurut Bapak penjaga warung, Kakek yang gw bonceng tadi adalah Kakek penguasa gaib hutan tersebut. Banyak pengendara mobil dan motor yang kecelakaan bahkan sampai meninggal setelah ditumpangi Kakek tersebut. Itulah alasannya kenapa semalam Bapak penjaga warung ini diam saja dan ketakutan, karena sejak awal dia tahu. Menurutnya, dia sudah memperingatkan agar saya tidak membonceng Kakek itu, tapi kode dari Bapak penjaga warung tidak dimengerti oleh gw.
Setelah kejadian itu, Gw gak mau lagi melewati jalur hantu itu malam hari. Akhirnya gw memutuskan untuk kos di daerah Cirebon kota.
sulkhan1981 memberi reputasi
1
Kutip
Balas
Tutup