- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut
...
TS
sun81
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut

Sejak dulu suka sekali menulis......membayangkan berbagai petualangan mulai yang manis, dramatis hingga romantis. Ini adalah karya novel pertamaku tentang petualangan. Sudah pernah kutulis di forum Lounge tapi banyak yang pada protes n pembacanya kurang

semoga di forum ini lebih banyak peminatnya
Baiklah, selamat menikmati ya! En bantu doanya supaya bisa diterbitkan dalam bentuk fisik.
Spoiler for :
Bila Petualangan penyihir cilik di belahan dunia Eropa dan kisah romantis manusia dan vampir dari Amerika bisa menembus pasar dunia, maka kisah pirates cilik pun seharusnya bisa juga kan?
Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan

Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan
Spoiler for Prolog:
Selama berabad-abad yang lampau, laut merupakan tempat terkaya di muka bumi. Ketika Laut menjadi jalan untuk mencapai penjuru dunia, menukar sutra dan rempah, menjadikan setiap tetes anggur berubah ke setiap keping emas dan perak, laut adalah surga bagi para penguasanya.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Suka dengan petualangan Aramos dkk......silahkan preorder langsung dgn dm ig @littlesun81
**Beberapa bagian dan bab telah saya edit/blur ya.......Mohon maaf untuk yang baru mulai membaca dan belum selesai 🙏🙏
Silahkan hilangkan rasa penasaran dengan memesan bukunya👍👍GBUs
#winddoghss
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bab 1 A - B
Bab 2 A - C
Bab 3 A - B
Bab 3 C
Bab 4 A - C
Bab 5 A - B
Bab 6
Bab 7 A - B
Bab 8 A - B
Bab 9 A - B
Bab 10 A - B
Bab 10 C - D
Bab 10 E - F
Bab 11 A - B
Bab 11 C - D
Bab 12 A - B
Bab 13 A - B
Bab 13 C
Bab 14 A - B
Bab 15 A
Bab 15 B
Bab 15 C
Bab 16 A - B
Bab 16 C
Bab 17
Bab 18 A - B
Bab 18 C
Bab 19 A
Bab 19 B
Bab 20 A - B
Bab 21 A - B
Bab 21 C - D
Bab 21 E - F
Bab 21 G
Ane mau nanya
(Mohon berkenan di jawab)
Bab 22 A - B
Bab 22 C
Bab 23 A
Bab 23 B
Bab 24 A
Bab 24 B
Bab 25 A
Bab 25 B (Tamat)
Spoiler for KaryaQu yang lain...... (mampir ya!):
Diubah oleh sun81 29-06-2025 00:18
2
33.6K
Kutip
216
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#24
Spoiler for Bab 10 E:
Flytes adalah permainan terbang menggunakan bantuan tali temali ala bajak laut yang terdiri dari delapan orang Nytes. Setiap semester terdapat kompetisi Flytes yang berhak diikuti oleh setiap Pasukan Flytes yang terdaftar secara resmi di administrasi SOS. Administrasinya sangat ketat, sehingga jarang terbentuk Pasukan Flytes baru. Kebanyakan Nytes yang ingin mengikuti kompetisi Flytes bergabung dengan pasukan-pasukan yang telah terdaftar. Tapi itu juga tidak mudah. Pasukan-pasukan Flytes hanya akan menerima Nytes baru apabila ada anggotanya yang mengundurkan diri, dan itu sangat jarang terjadi, atau ada anggotanya telah lulus dan dinyatakan sebagai Pirates SOS.
Setiap Nytes akan dites oleh anggota-anggota yang lama. Dan walaupun lulus dites awal, para Nytes biasanya dijadikan cadangan minimal satu tahun. Intinya, menjadi anggota Pasukan Flytes yang dapat berkompetisi sangat sulit.
Semua anggota Pasukan yang berhasil memenangkan kompetisi Flytes akan mendapatkan poin dan koin dari SOS. Dua Ratus Poin untuk menambah Poin kelulusan agar para Nytes dapat naik peringkat, dan dua puluh enam koin merah untuk setiap anggota pasukan Flytes yang menang.
“Kita ke dek-dek lain. Mungkin saja di hari pertama kita mendaftar sebagai jurnalis Freelance, kita sudah mendapatkan berita. Tentu bukan mengharapkan kecelakaan” lanjut Julio cepat ketika melihat Aramos yang hendak protes.
“Boleh aku mengusulkan hal lain juga?” Tanya Bill gelisah.
“Usul apa?”
“Boleh tidak kita berempat naik lift penghubung hingga lantai tiga belas? Aku yang akan membayarnya” seru Bill panik sambil mengeluarkan sekeping koin hitam dari kantong kecil di kaos hitamnya.
Ketiga sahabatnya menyambut usulnya dengan tersenyum. Andrea langsung mengambil koin itu dan memasukkannnya ke lubang kecil di samping lift dan hanya dalam beberapa detik pintu lift itupun terbuka.
“Aku juga tidak ingin pergi ke dek atas menggunakan tangga setelah tadi kita hampir mengelilingi seluruh area lantai empat” Kata Andrea setelah pintu lift tertutup dan Julio menekan angka lantai tiga belas tujuan mereka.
“Masalahnya, kamu sembarangan memasukkan koin. Seharusnya kita memilih lift mana yang terdekat dengan dek tujuan kita” kata Julio kesal.
“Lho, tak ada satupun dari kita yang tahu tentang dek-dek atas kan?” Balas Andrea sengit “Jadi mencoba lift yang terdekat dengan kita tidak masalah kan? Tidak buang-buang waktu dan tenaga”
Pintu lift penghubung terbuka sebelum sempat Julio membalas kata-kata Andrea, dan di depan pintu itu dengan segera mereka melihat sebuah taman kecil dan tiga buah tangga dengan arah yang berbeda-beda. Tangga-tangga itu memiliki panjang yang berbeda-beda juga dan masing-masing melingkari tiang kayu raksasa yang di masing-masing ujungnya terdapat bendera-bendera bersimbol SOS.
Disetiap tangga terdapat papan kecil menunjukkan nama-nama dek yang dihubungkannya. Dek Virgo, Dek Pisces dan Dek Cancer.
“Tuh…….Itu maksudku” Seru Julio menunjuk Dek Virgo yang seharusnya bukan tujuan mereka.
“Tuh……Itu juga maksudku” Seru Andrea menunjuk ke Dek Pisces dan Cancer.
Andrea dan Julio hampir saja mulai perdebatan mereka ketika sekelompok The Red dan The Brown secara bersamaan turun dari Dek Virgo. Kelompok itu terlihat seru membahas sesuatu sehingga mengabaikan mereka berempat yang kini berdiri di dekat tangga yang menuju dek Cancer.
“Tanpa Daniel dan Cerry pasti kompetisi akan datang jauh lebih mudah!” seru seorang The Red berbadan pendek tapi kekar.
“Benar….. Pasukan Flytesnya yang lain mudah kita singkirkan. Wajah mereka saja tadi terlihat sangat shock.” The Red berwajah penuh jerawat itu tersenyum lebar.
“Akhirnya setelah sekian lama, ada juga kesempatan Pasukan Flytes lain yang dapat memegang trophy kemenangan itu. Ternyata hujan deras semalam membawa berkat” Gadis The Brown berambut cepak itu menggandeng mesra Mike Culden, The Brown berkulit gelap yang badannya paling kekar di kelompok itu.
Beberapa The Red dan the Brown menyerukan persetujuan mereka dan menyatakan pendapat mereka tentang kemungkinan Pasukan Flytes Piranha pimpinan Mike Culden yang akan memenangkan kompetisi semester ini.
Selama ini Pasukan Flytes Mike Culden selalu menduduki peringkat dua, hanya kalah dari Pasukan Flytes Baracuda pimpinan Daniel Broom. Dan sudah menjadi rahasia umum juga, tiang penopang Pasukan Flytes Baracuda hanyalah Daniel Broom dan Cerry Deren.
Cerry Deren, The Brown berambut pirang keemasan yang juga kekasih Harold adalah satu-satunya wanita di Pasukan Flytes Baracuda. Tapi berbeda dengan Harold yang masih menunda untuk mendaftar menjadi kru salah satu kapal cabang karena ingin mengikuti kompetisi Flytes semester ini, Cerry Deren justru telah mendaftar dan terpilih menjadi kru di kapal cabang Silver Day. Hal itu tercantum di Koran Eightlyst beberapa hari yang lalu beserta tujuh puluh tiga nama The Brown lainnya yang terpilih dan kapal cabang yang memilih mereka.
Kelompok The Red dan The Brown itu terus berjalan menuju ke gang di samping lift penghubung yang dipakai mereka tadi dan menghilang di salah satu gang kecil lainnya. Tapi tawa mereka masih terdengar oleh Aramos, Julio, Andrea dan Bill.
“Itu dapat menjadi berita kan? Judulnya ‘Harapan Mike Culden setelah kecelakaan Daniel Broom’ ” pekik Andrea senang.
Bill menggelengkan kepalanya dengan cepat “Tidak bisa, Andrea. Kita hanya kebetulan mendengar pembicaraan ini dan tidak secara langsung mewawancarai Mike Culden. Lagipula aku tak yakin saat dia mau diwawancarai maka dia akan menyatakan harapan kemenangan secara blak-blakan seperti tadi. Dan aku yakin pasukan-pasukan Flytes lainnya pun akan seperti itu”
“Benar juga sih, tapi bagaimana dalam bentuk opini kita sebagai penulis tentang kemungkinan-kemungkinan pasukan Flytes dalam kompetisi ini?” Tanya Julio serius.
“Nah, kalau itu bisa…… Tapi Kita harus membuat penelitian dulu walaupun sedikit dan mempublikasikannya. Setidaknya kita harus memiliki data-data, dan survey yang tepat” terang Bill. Wajahnya sangat serius.
“Ribet sekali” kata Aramos pelan dan bingung.
“Benarkah? Aku penasaran gendut, kamu baru beberapa menit menjadi Jurnalis Freelance, tapi kamu seakan-akan tahu tentang etika-etika jurnalis. Siapa kamu sebenarnya?” Julio melipat tangannya di depan dada dan memandang penuh selidik ke arah Bill.
Aramos dan Andrea pun mau tak mau ikut menatap Bill dengan penuh tanda tanya.
Bill mundur selangkah dan tersenyum kecil.
“Ibuku adalah jurnalis. Dia bukan anggota SOS. Dan kebetulan kakakku juga mengikuti jejaknya. Dia memilih menjadi jurnalis daripada menjadi anggota SOS. Aku banyak belajar dari mereka” kata Bill bersungguh-sungguh.
“Kakakmu tidak berminat pada SOS? Luar biasa.” Seru Julio masih kurang percaya.
“Benar……Bahkan kalian mungkin mengenalnya. Karena salah satu fotonya tentang kebakaran hutan di pulau Borneo memenangkan penghargaan tahun lalu. Namanya Ronald Reycht”
Andrea Cumiik girang “Iya, aku tahu itu. Beberapa tahun lalu aku juga sempat melihat pameran foto-foto bertema ‘Human in the roads’. Ronald Reycht adalah salah satu dari sebelas Fotographer yang foto-fotonya dipamerkan saat itu. Tapi bukannya dia berumur sekitar dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun saat ini?”
“Dua puluh empat tahun…….kami memang beda lumayan jauh, sepuluh tahun” kata Bill ceria.
“Oh pantas saja, aku tidak menghubungkannya saat pertama kali kau menyebut namamu, Bill. Kupikir kalian tidak berkerabat”
“Luar Biasa……. Ayah petinggi SOS dan Kakak Jurnalis ternama.”
Julio mendengus dan mulai berjalan menaiki tangga menuju ke Dek Cancer. Andrea menyusul dan meninju pelan bahunya, tapi Julio cuek dan terus menaiki tangga yang lumayan panjang itu.
Aramos tersenyum pelan ke Bill dan mengajak temannya itu menyusul Julio dan Andrea.
“Aku tak apa-apa” Bisik Bill sambil menaiki tangga ”Ayahku bilang kemungkinan besar dia memang akan seperti itu. Agak keras. Soalnya sejak kecil dia hanya dibesarkan oleh ayahnya dan kakeknya dari sebelah ibu. Kata ayah, anak yang dibesarkan laki-laki saja agak kurang bisa menunjukkan sisi lembutnya. Apalagi kakek Julio adalah penjaga hutan lindung, jadi sebagian besar hidupnya dihabiskan di hutan”
Aramos mengangguk “Tapi sebaiknya jangan katakan apapun pada Julio tentang pendapat ayahmu” bisiknya setelah mereka semakin dekat dengan Andrea dan Julio yang kini berdiri di puncak tangga.
Mereka berhasil mensejajarkan diri di puncak tangga dan melihat apa yang menyebabkan Andrea dan Julio berdiri diam terpaku. Dek Cancer luasnya mungkin hampir seribu meter persegi, berdinding pendek dan tidak beratap. Di sebelah kanan dan depan Dek terbentang luas pemandangan laut dan bukit-bukit yang mengelilingi Eightlyst State Ship. Walaupun cuaca agak mendung, tapi pemandangan yang mereka lihat begitu indah. Gugusan Pulau dan bukit-bukit yang sebagian tertutup kabut, sangat serasi dengan laut biru dan samudra yang terbentang luas di baliknya. Mereka bahkan tidak mempedulikan beberapa Nytes yang naik turun di sekitar mereka dan berpuluh-puluh nytes yang sedang duduk-duduk santai secara berkelompok. Mereka selama beberapa menit tidak bersuara dan membiarkan angin laut, suara ombak, burung dan tawa orang-orang menjadi lagu pengisi keheningan mereka.
“Ini luar biasa…….” Akhirnya Aramos berseru sambil berlari kecil ke sebelah kanan dek sambil menopangkan tangannya ke dinding dek yang tingginya hanya semeter.
Aramos melihat ke arah bawah, dan tampaklah beratus- ratus jendela dan beberapa pintu di bagian bawah kapal yang paling dekat kena dengan deburan ombak. Di salah satu pintu yang memiliki dermaga tampak telah tersandar lebih dari selusin speedboat, beberapa kapal pesiar mewah dan pintu tepat di bawah dek mereka berdiri telah tersandar sebuah kapal selam, sedikit lebih kecil dari kapal selam yang mengantar mereka beberapa hari yang lalu. Ini bukan sisi yang mereka masuki saat pertama kali tiba di kapal Eightlyst State Ship, karena pintu-pintu itu tidak sebesar gerbang yang mereka masuki pertama kali. Tapi ini adalah sisi yang sama dengan kamar mereka di East Side, karena Aramos dapat melihat bukit yang selama ini menjadi pemandangan di kamar mereka, dan atap-atap warna-warni yang selama ini membuatnya penasaran.
Dari ketinggian Dek, Aramos dapat melihat lebih jelas pulau-pulau itu. Mulai dari pantainya yang masing-masing memiliki dermaga tempat bersandarnya berbagai ukuran speedboat dan kapal pesiar hingga agak jauh ke dalam pulau. Ternyata di beberapa pulau-pulau itu terdapat berlusin-lusin rumah mewah beratap warna-warni. Dan saat ini, Aramos bahkan dapat melihat bahwa di setiap puncak bukit juga terdapat bangunan-bangunan yang terlihat sudah tua tapi juga sangat kokoh. Bangunan mercusuar.
“Kini Aku tahu ke mana harus menghabiskan waktu senggangku selain terkurung bersama kalian di kamar” kata Julio ringan.
Tidak ada nada hinaan, atau meremehkan. Hanya kata-kata yang mengekspresikan perasaan, gaya khas Julio. Jadi tidak ada di antara mereka bertiga yang merasa tersinggung atau kesal.
“Untuk apa rumah-rumah itu?” Tanya Aramos penasaran
“Fungsinya beragam. Tapi Kata ayahku, sebagian besar rumah-rumah itu adalah tempat tinggal dan kantor para petinggi SOS tapi yang tidak berhubungan langsung dengan pendidikan Nytes, tempat dan kantor para Petinggi The Dolphin dan sekutu SOS dan satu lagi yang paling utama, diantara rumah-rumah tersebut ada beberapa yang memiliki ruangan-ruangan rahasia berkeamanan super ketat yang menyimpan peta-peta harta karun milik SOS dan Dark Seas” bisik Andrea.
“Itu benar, beribu-ribu peta yang belum terpecahkan” bisik suara berat lain diantara Aramos dan Andrea.
Setiap Nytes akan dites oleh anggota-anggota yang lama. Dan walaupun lulus dites awal, para Nytes biasanya dijadikan cadangan minimal satu tahun. Intinya, menjadi anggota Pasukan Flytes yang dapat berkompetisi sangat sulit.
Semua anggota Pasukan yang berhasil memenangkan kompetisi Flytes akan mendapatkan poin dan koin dari SOS. Dua Ratus Poin untuk menambah Poin kelulusan agar para Nytes dapat naik peringkat, dan dua puluh enam koin merah untuk setiap anggota pasukan Flytes yang menang.
“Kita ke dek-dek lain. Mungkin saja di hari pertama kita mendaftar sebagai jurnalis Freelance, kita sudah mendapatkan berita. Tentu bukan mengharapkan kecelakaan” lanjut Julio cepat ketika melihat Aramos yang hendak protes.
“Boleh aku mengusulkan hal lain juga?” Tanya Bill gelisah.
“Usul apa?”
“Boleh tidak kita berempat naik lift penghubung hingga lantai tiga belas? Aku yang akan membayarnya” seru Bill panik sambil mengeluarkan sekeping koin hitam dari kantong kecil di kaos hitamnya.
Ketiga sahabatnya menyambut usulnya dengan tersenyum. Andrea langsung mengambil koin itu dan memasukkannnya ke lubang kecil di samping lift dan hanya dalam beberapa detik pintu lift itupun terbuka.
“Aku juga tidak ingin pergi ke dek atas menggunakan tangga setelah tadi kita hampir mengelilingi seluruh area lantai empat” Kata Andrea setelah pintu lift tertutup dan Julio menekan angka lantai tiga belas tujuan mereka.
“Masalahnya, kamu sembarangan memasukkan koin. Seharusnya kita memilih lift mana yang terdekat dengan dek tujuan kita” kata Julio kesal.
“Lho, tak ada satupun dari kita yang tahu tentang dek-dek atas kan?” Balas Andrea sengit “Jadi mencoba lift yang terdekat dengan kita tidak masalah kan? Tidak buang-buang waktu dan tenaga”
Pintu lift penghubung terbuka sebelum sempat Julio membalas kata-kata Andrea, dan di depan pintu itu dengan segera mereka melihat sebuah taman kecil dan tiga buah tangga dengan arah yang berbeda-beda. Tangga-tangga itu memiliki panjang yang berbeda-beda juga dan masing-masing melingkari tiang kayu raksasa yang di masing-masing ujungnya terdapat bendera-bendera bersimbol SOS.
Disetiap tangga terdapat papan kecil menunjukkan nama-nama dek yang dihubungkannya. Dek Virgo, Dek Pisces dan Dek Cancer.
“Tuh…….Itu maksudku” Seru Julio menunjuk Dek Virgo yang seharusnya bukan tujuan mereka.
“Tuh……Itu juga maksudku” Seru Andrea menunjuk ke Dek Pisces dan Cancer.
Andrea dan Julio hampir saja mulai perdebatan mereka ketika sekelompok The Red dan The Brown secara bersamaan turun dari Dek Virgo. Kelompok itu terlihat seru membahas sesuatu sehingga mengabaikan mereka berempat yang kini berdiri di dekat tangga yang menuju dek Cancer.
“Tanpa Daniel dan Cerry pasti kompetisi akan datang jauh lebih mudah!” seru seorang The Red berbadan pendek tapi kekar.
“Benar….. Pasukan Flytesnya yang lain mudah kita singkirkan. Wajah mereka saja tadi terlihat sangat shock.” The Red berwajah penuh jerawat itu tersenyum lebar.
“Akhirnya setelah sekian lama, ada juga kesempatan Pasukan Flytes lain yang dapat memegang trophy kemenangan itu. Ternyata hujan deras semalam membawa berkat” Gadis The Brown berambut cepak itu menggandeng mesra Mike Culden, The Brown berkulit gelap yang badannya paling kekar di kelompok itu.
Beberapa The Red dan the Brown menyerukan persetujuan mereka dan menyatakan pendapat mereka tentang kemungkinan Pasukan Flytes Piranha pimpinan Mike Culden yang akan memenangkan kompetisi semester ini.
Selama ini Pasukan Flytes Mike Culden selalu menduduki peringkat dua, hanya kalah dari Pasukan Flytes Baracuda pimpinan Daniel Broom. Dan sudah menjadi rahasia umum juga, tiang penopang Pasukan Flytes Baracuda hanyalah Daniel Broom dan Cerry Deren.
Cerry Deren, The Brown berambut pirang keemasan yang juga kekasih Harold adalah satu-satunya wanita di Pasukan Flytes Baracuda. Tapi berbeda dengan Harold yang masih menunda untuk mendaftar menjadi kru salah satu kapal cabang karena ingin mengikuti kompetisi Flytes semester ini, Cerry Deren justru telah mendaftar dan terpilih menjadi kru di kapal cabang Silver Day. Hal itu tercantum di Koran Eightlyst beberapa hari yang lalu beserta tujuh puluh tiga nama The Brown lainnya yang terpilih dan kapal cabang yang memilih mereka.
Kelompok The Red dan The Brown itu terus berjalan menuju ke gang di samping lift penghubung yang dipakai mereka tadi dan menghilang di salah satu gang kecil lainnya. Tapi tawa mereka masih terdengar oleh Aramos, Julio, Andrea dan Bill.
“Itu dapat menjadi berita kan? Judulnya ‘Harapan Mike Culden setelah kecelakaan Daniel Broom’ ” pekik Andrea senang.
Bill menggelengkan kepalanya dengan cepat “Tidak bisa, Andrea. Kita hanya kebetulan mendengar pembicaraan ini dan tidak secara langsung mewawancarai Mike Culden. Lagipula aku tak yakin saat dia mau diwawancarai maka dia akan menyatakan harapan kemenangan secara blak-blakan seperti tadi. Dan aku yakin pasukan-pasukan Flytes lainnya pun akan seperti itu”
“Benar juga sih, tapi bagaimana dalam bentuk opini kita sebagai penulis tentang kemungkinan-kemungkinan pasukan Flytes dalam kompetisi ini?” Tanya Julio serius.
“Nah, kalau itu bisa…… Tapi Kita harus membuat penelitian dulu walaupun sedikit dan mempublikasikannya. Setidaknya kita harus memiliki data-data, dan survey yang tepat” terang Bill. Wajahnya sangat serius.
“Ribet sekali” kata Aramos pelan dan bingung.
“Benarkah? Aku penasaran gendut, kamu baru beberapa menit menjadi Jurnalis Freelance, tapi kamu seakan-akan tahu tentang etika-etika jurnalis. Siapa kamu sebenarnya?” Julio melipat tangannya di depan dada dan memandang penuh selidik ke arah Bill.
Aramos dan Andrea pun mau tak mau ikut menatap Bill dengan penuh tanda tanya.
Bill mundur selangkah dan tersenyum kecil.
“Ibuku adalah jurnalis. Dia bukan anggota SOS. Dan kebetulan kakakku juga mengikuti jejaknya. Dia memilih menjadi jurnalis daripada menjadi anggota SOS. Aku banyak belajar dari mereka” kata Bill bersungguh-sungguh.
“Kakakmu tidak berminat pada SOS? Luar biasa.” Seru Julio masih kurang percaya.
“Benar……Bahkan kalian mungkin mengenalnya. Karena salah satu fotonya tentang kebakaran hutan di pulau Borneo memenangkan penghargaan tahun lalu. Namanya Ronald Reycht”
Andrea Cumiik girang “Iya, aku tahu itu. Beberapa tahun lalu aku juga sempat melihat pameran foto-foto bertema ‘Human in the roads’. Ronald Reycht adalah salah satu dari sebelas Fotographer yang foto-fotonya dipamerkan saat itu. Tapi bukannya dia berumur sekitar dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun saat ini?”
“Dua puluh empat tahun…….kami memang beda lumayan jauh, sepuluh tahun” kata Bill ceria.
“Oh pantas saja, aku tidak menghubungkannya saat pertama kali kau menyebut namamu, Bill. Kupikir kalian tidak berkerabat”
“Luar Biasa……. Ayah petinggi SOS dan Kakak Jurnalis ternama.”
Julio mendengus dan mulai berjalan menaiki tangga menuju ke Dek Cancer. Andrea menyusul dan meninju pelan bahunya, tapi Julio cuek dan terus menaiki tangga yang lumayan panjang itu.
Aramos tersenyum pelan ke Bill dan mengajak temannya itu menyusul Julio dan Andrea.
“Aku tak apa-apa” Bisik Bill sambil menaiki tangga ”Ayahku bilang kemungkinan besar dia memang akan seperti itu. Agak keras. Soalnya sejak kecil dia hanya dibesarkan oleh ayahnya dan kakeknya dari sebelah ibu. Kata ayah, anak yang dibesarkan laki-laki saja agak kurang bisa menunjukkan sisi lembutnya. Apalagi kakek Julio adalah penjaga hutan lindung, jadi sebagian besar hidupnya dihabiskan di hutan”
Aramos mengangguk “Tapi sebaiknya jangan katakan apapun pada Julio tentang pendapat ayahmu” bisiknya setelah mereka semakin dekat dengan Andrea dan Julio yang kini berdiri di puncak tangga.
Mereka berhasil mensejajarkan diri di puncak tangga dan melihat apa yang menyebabkan Andrea dan Julio berdiri diam terpaku. Dek Cancer luasnya mungkin hampir seribu meter persegi, berdinding pendek dan tidak beratap. Di sebelah kanan dan depan Dek terbentang luas pemandangan laut dan bukit-bukit yang mengelilingi Eightlyst State Ship. Walaupun cuaca agak mendung, tapi pemandangan yang mereka lihat begitu indah. Gugusan Pulau dan bukit-bukit yang sebagian tertutup kabut, sangat serasi dengan laut biru dan samudra yang terbentang luas di baliknya. Mereka bahkan tidak mempedulikan beberapa Nytes yang naik turun di sekitar mereka dan berpuluh-puluh nytes yang sedang duduk-duduk santai secara berkelompok. Mereka selama beberapa menit tidak bersuara dan membiarkan angin laut, suara ombak, burung dan tawa orang-orang menjadi lagu pengisi keheningan mereka.
“Ini luar biasa…….” Akhirnya Aramos berseru sambil berlari kecil ke sebelah kanan dek sambil menopangkan tangannya ke dinding dek yang tingginya hanya semeter.
Aramos melihat ke arah bawah, dan tampaklah beratus- ratus jendela dan beberapa pintu di bagian bawah kapal yang paling dekat kena dengan deburan ombak. Di salah satu pintu yang memiliki dermaga tampak telah tersandar lebih dari selusin speedboat, beberapa kapal pesiar mewah dan pintu tepat di bawah dek mereka berdiri telah tersandar sebuah kapal selam, sedikit lebih kecil dari kapal selam yang mengantar mereka beberapa hari yang lalu. Ini bukan sisi yang mereka masuki saat pertama kali tiba di kapal Eightlyst State Ship, karena pintu-pintu itu tidak sebesar gerbang yang mereka masuki pertama kali. Tapi ini adalah sisi yang sama dengan kamar mereka di East Side, karena Aramos dapat melihat bukit yang selama ini menjadi pemandangan di kamar mereka, dan atap-atap warna-warni yang selama ini membuatnya penasaran.
Dari ketinggian Dek, Aramos dapat melihat lebih jelas pulau-pulau itu. Mulai dari pantainya yang masing-masing memiliki dermaga tempat bersandarnya berbagai ukuran speedboat dan kapal pesiar hingga agak jauh ke dalam pulau. Ternyata di beberapa pulau-pulau itu terdapat berlusin-lusin rumah mewah beratap warna-warni. Dan saat ini, Aramos bahkan dapat melihat bahwa di setiap puncak bukit juga terdapat bangunan-bangunan yang terlihat sudah tua tapi juga sangat kokoh. Bangunan mercusuar.
“Kini Aku tahu ke mana harus menghabiskan waktu senggangku selain terkurung bersama kalian di kamar” kata Julio ringan.
Tidak ada nada hinaan, atau meremehkan. Hanya kata-kata yang mengekspresikan perasaan, gaya khas Julio. Jadi tidak ada di antara mereka bertiga yang merasa tersinggung atau kesal.
“Untuk apa rumah-rumah itu?” Tanya Aramos penasaran
“Fungsinya beragam. Tapi Kata ayahku, sebagian besar rumah-rumah itu adalah tempat tinggal dan kantor para petinggi SOS tapi yang tidak berhubungan langsung dengan pendidikan Nytes, tempat dan kantor para Petinggi The Dolphin dan sekutu SOS dan satu lagi yang paling utama, diantara rumah-rumah tersebut ada beberapa yang memiliki ruangan-ruangan rahasia berkeamanan super ketat yang menyimpan peta-peta harta karun milik SOS dan Dark Seas” bisik Andrea.
“Itu benar, beribu-ribu peta yang belum terpecahkan” bisik suara berat lain diantara Aramos dan Andrea.
Spoiler for Bab 10 F:
Keempat sahabat itu serempak berpaling dari pandangan awal mereka untuk melihat asal suara asing tersebut. Dan untuk pertama kalinya Andrea terlihat pucat dan gugup. Kapten Silverbond dengan tinggi hampir dua meter dan penampilannya yang garang berdiri di belakang mereka dengan gagah, membuat Julio, Aramos, Andrea dan Bill kompak tercengang. Sebuah topi dari kulit Buaya berwarna hijau lumut, berbagai medali kehormatan di kemeja hitamnya, sebuah pistol kecil dipinggangnya dan sebuah pedang dengan warna keemasan dan panjang hampir semeter membuat aura kekuasaan Kapten Silverbond terlihat jelas.
Mereka berempat segera membalikkan badan menghadap pimpinan tertinggi SOS tersebut.
“Maaf, Kapten Silverbond. Aku tak bermaksud……” Andrea menghentikan kata-katanya ketika Kapten Silverbond mengangkat tangan dan tersenyum.
Aramos melirik ke sekeliling mereka. Beberapa Nytes The Blue menatap mereka terang-terangan, sedangkan Nytes senior lain mencuri-curi lihat, namun lebih banyak Nytes senior yang tampaknya telah terbiasa dengan kehadiran Kapten Silverbond di tengah-tengah mereka.
Aramos sering melihat Kapten Silverbond berjalan di gang-gang Eightlyst State Ship, entah sendirian, bersama Gain, burung elang piaraannya, atau sedang bercakap-cakap dengan guru, SOS Pirates atau Nytes senior. Tidak pernah sekalipun Kapten Silverbond terlihat bercakap-cakap dengan The Blue dan untuk pertama kalinya justru mereka berempat yang disapa, dan justru pada waktu Andrea menjelaskan pertanyaannya. Tapi syukurlah pria berusia akhir tujuh puluh-an itu terlihat santai dan tidak menganggap itu masalah besar.
“Itu sudah menjadi rahasia umum” Kapten Silverbond tersenyum lebih lebar lagi.
Mereka berempat hanya saling melirik satu sama lain tidak tahu harus melakukan apa.
“Bill Reycht kan?” Kapten Silverbond menatap Bill yang disambut anggukan Bill yang sangat gugup “Aku masih ingat ketika ayahmu pertama kali masuk kemari dan mengacaukan dapur utama Eightlyst….. Percayalah, saat itu dapur Utama bagaikan nadi bagi Eightlyst State Ship. Cases belum seperti sekarang.”
Pandangan matanya beralih ke Julio “Dan kekacauan itu juga melibatkan ayahmu, Tuan Julio. Dan mereka berdua dihukum di dek Pisces. Mereka membersihkannya lebih dari enam jam.” Katanya terkekeh menunjuk sebuah dek yang terdapat kolam renang.
Dek Pisces yang terpisah sepuluh meter dari Dek Cancer memiliki luas seperti Dek Cancer, hanya saja tingginya beberapa meter lebih rendah dari dek Cancer. Dek Pisces terlihat jauh lebih ramai. Mungkin ada dua ratus Nytes yang memanfaatkan Dek itu. Kolam renang yang dimaksud sangat besar, ukurannya sepertiga dari seluruh luas dek Pisces.
“Memangnya ayah kita saling kenal?” Wajah Julio yang tadinya tegang sekarang kusut penuh tanya.
“Mereka juga sekamar waktu masih Nytes” Kata Bill tersenyum lebar.
Mau tak mau Andrea dan Aramos harus mengulum senyum melihat reaksi terkejut dan bingung Julio.
“Dan Nona Andrea……bagaiman bisnis ikan ayahmu? Setelah masa dua puluh tahun, dia memutuskan mengurangi aktifitasnya di SOS dan membuka pabrik pengalengan itu. Bagiku itu langkah cerdas, tetap dekat dengan laut tapi juga dekat dengan ibumu. Mengingat ibumu setiap jam selalu menelponnya ketika berlayar mencari harta karun”
Andrea tersenyum kecil “Ibuku hanya penjual bunga, jadi dia tidak terlalu mengenal laut dan merasa lebih aman setiap manusia menginjak tanah setiap saat”
Kapten Silverbond tertawa dan pandangannya perlahan beralih ke Aramos.
“Tuan Aramos Junior?” Aramos mengangguk gugup “Kamu sedikit mirip kakekmu”
“Anda mengenal kakekku?” Tanya Aramos takjub
“Mengenalnya?” Suara berat Tom Silverbond ketika tertawa membuat berpuluh-puluh pasang mata Nytes memandang mereka berlima. Bahkan Aron, Nick dan Kevin yang berada di Dek Pisces memandang mereka, dan berdasarkan penilaian sekilas Aramos, mereka bertiga terlihat sedikit iri dan kesal.
“Aku adalah kru kapalnya, Kapal Cabang Sun Palace. Lebih dari sepuluh tahun aku di’cambuk’ oleh laki-laki paling keras kepala itu.” Tom Silverbond mengedipkan sebelah matanya membuat mereka berempat tahu kata ‘cambuk’ hanyalah kiasan dari arti bimbingan.
“Entah sudah berapa ratus badai dan petualangan menegangkan yang kami lalui bersama dengan tiga puluh kru lainnya. Tapi tak ada satupun dari kami yang berniat pergi meninggalkan kapal itu dan kapten kepala batunya. Satu dekade kapten dan kru kapal itu tidak berubah sedikitpun. Bahkan petinggi SOS saat itu dan The Dolphin sampai harus menulis perintah resmi kepadanya dan kami masing-masing agar mempersiapkan diri atas kapal-kapal cabang lain atau kapal cabang baru. ” Pandangan mata Kapten Silverbond melayang menatap lautan. Tampak semangat, dan kerinduan di raut wajahnya yang terbakar matahari.
“Masa-masa terbaik hidupku. Bahkan seratus kali lebih baik daripada saat aku memimpin kapal cabang North Star” Beberapa menit dia terdiam, dan seperti tersadar keempat remaja di depannya hanya terpana, dia menatap mereka dan tersenyum kecil “Aku harus mengecek sesuatu……. Tapi pesanku untuk kalian berempat, kalian harus bergabung dengan salah satu pasukan Flytes. Harus.”
Setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya dengan pelan namun sangat jelas, Kapten Silverbond bersama seluruh penampilan dan wibawanya yang mengesankan berjalan menuju ke salah satu jembatan kecil yang menghubungkan dek Cancer dengan dek Virgo.
Dek Virgo memiliki luas lebih besar dari dek Cancer, tapi seperti kata Julio, dek itu terlihat sepi. Hanya belasan orang tampak di dek itu. Beberapa guru dan pejabat SOS, beberapa Nytes senior dan SOS pirates.
Dek Virgo yang jelas-jelas merupakan area latihan dan menjadi lokasi apabila kompetisi Flytes diadakan memiliki ketinggian yang sama dengan dek Cancer. Terdapat sepuluh tiang di sana. Masing-masing berdiameter setengah meter. Tinggi masing-masing tiang berbeda-beda. Tapi yang pasti di atas lima meter. Berbagai jenis dan ukuran tali, jaring, tong, dan papan terlihat di dek itu. Dek Virgo dikelilingi oleh jaring baja yang tingginya bahkan jauh lebih tinggi dari tiang-tiang di dalamnya. Terlihat sedikit kacau tak beraturan, tapi bila sudah mengenal apa itu flytes maka tidaklah sulit membayangkan area itu menjadi area permainan yang sangat menyenangkan. Menyaksikan delapan Nytes dari dua pasukan dengan pedang kayu sepanjang setengah meter bertarung memperebutkan ‘Golden ball’ untuk dinobatkan sebagai pemenang, adalah keinginan seluruh Nytes di Eightlyst State Ship. Namun, bertarung dan menjadi Pasukan yang memenangkan kompetisi Flytes, itu adalah impian seluruh Nytes. Dan tidak semua Nytes mendapatkan kesempatan itu.
Ketika melihat kedatangan Kapten Silverbond, beberapa guru dan pejabat SOS mendekatinya dan mereka menunjukkan beberapa sudut yang mungkin dimaksudkan sebagai area yang harus diperhatikan setelah hujan deras semalam.
Aramos, Julio, Bill dan Andrea hanya terpana menatap dek Virgo. Tampaknya tidak ada satu pun dari mereka awalnya memikirkan Flytes secara serius apalagi membayangkan menjadi pasukan Flytes. Tapi saran dari seorang yang begitu dihormati dan dikagumi di Eightlyst State Ship yang diikuti kata ‘Harus’ membuat mereka tampaknya ‘Harus’ mulai memikirkan kemungkinan tersebut.
Mereka berempat perlahan berbalik menghadap kembali ke lautan dan gugusan pulau. Lima menit mereka hanyut dalam pemikiran masing-masing tanpa satu pun bersuara. Angin lembut dan udara dingin tak mampu menghilangkan kegugupan masing-masing dari mereka.
“Haruskah?” Bisik Bill.
Ketiga sahabatnya menoleh dan masing-masing dari mereka sadar. Mereka berempat terlihat sama-sama pucat dan gugup.
0
Kutip
Balas