- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut
...
TS
sun81
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut

Sejak dulu suka sekali menulis......membayangkan berbagai petualangan mulai yang manis, dramatis hingga romantis. Ini adalah karya novel pertamaku tentang petualangan. Sudah pernah kutulis di forum Lounge tapi banyak yang pada protes n pembacanya kurang

semoga di forum ini lebih banyak peminatnya
Baiklah, selamat menikmati ya! En bantu doanya supaya bisa diterbitkan dalam bentuk fisik.
Spoiler for :
Bila Petualangan penyihir cilik di belahan dunia Eropa dan kisah romantis manusia dan vampir dari Amerika bisa menembus pasar dunia, maka kisah pirates cilik pun seharusnya bisa juga kan?
Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan

Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan
Spoiler for Prolog:
Selama berabad-abad yang lampau, laut merupakan tempat terkaya di muka bumi. Ketika Laut menjadi jalan untuk mencapai penjuru dunia, menukar sutra dan rempah, menjadikan setiap tetes anggur berubah ke setiap keping emas dan perak, laut adalah surga bagi para penguasanya.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Suka dengan petualangan Aramos dkk......silahkan preorder langsung dgn dm ig @littlesun81
**Beberapa bagian dan bab telah saya edit/blur ya.......Mohon maaf untuk yang baru mulai membaca dan belum selesai 🙏🙏
Silahkan hilangkan rasa penasaran dengan memesan bukunya👍👍GBUs
#winddoghss
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bab 1 A - B
Bab 2 A - C
Bab 3 A - B
Bab 3 C
Bab 4 A - C
Bab 5 A - B
Bab 6
Bab 7 A - B
Bab 8 A - B
Bab 9 A - B
Bab 10 A - B
Bab 10 C - D
Bab 10 E - F
Bab 11 A - B
Bab 11 C - D
Bab 12 A - B
Bab 13 A - B
Bab 13 C
Bab 14 A - B
Bab 15 A
Bab 15 B
Bab 15 C
Bab 16 A - B
Bab 16 C
Bab 17
Bab 18 A - B
Bab 18 C
Bab 19 A
Bab 19 B
Bab 20 A - B
Bab 21 A - B
Bab 21 C - D
Bab 21 E - F
Bab 21 G
Ane mau nanya
(Mohon berkenan di jawab)
Bab 22 A - B
Bab 22 C
Bab 23 A
Bab 23 B
Bab 24 A
Bab 24 B
Bab 25 A
Bab 25 B (Tamat)
Spoiler for KaryaQu yang lain...... (mampir ya!):
Diubah oleh sun81 29-06-2025 00:18
2
33.6K
Kutip
216
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#23
Spoiler for Bab 10 C:
Cases Hotpan terlihat sangat sepi. Dari sebelas meja hanya tiga meja saja yang terisi. Sebagian besar para Nytes meminta makanan mereka dibungkus saja. Karena setiap weekend, Sabtu Minggu, adalah waktu rekreasi bagi semua penghuni Eightlyst State Ship, banyak yang lebih suka menghabiskan waktu di ruangan terbuka. Dan itu artinya sebagian besar penghuni Eightlyst State Ship berada di lantai Sembilan, kelas Pengamatan Cakrawala hingga lantai tiga belas yang merupakan bagian teratas Eightlyst State Ship yang terdiri dari dek-dek bertingkat. Tidak ada lift penghubung untuk dek-dek bertingkat tersebut. Lift hanya mencapai lantai tiga belas yang merupakan dek dasar.
Sambil menikmati tiga macam Dimsum, teh hijau dan pia kacang, yang merupakan menu cases Hotpan siang itu, Aramos mengamati terus foto-foto di hp ketiga sahabatnya.
“Kamu ingin memiliki hp berkamera?” Tanya Julio ringan.
Aramos tahu ke arah mana pertanyaan Julio, begitu juga Andrea dan Bill.
“Aku mau, tapi rasanya belum butuh. Tidak ada yang perlu atau dapat kuhubungi, selain kalian bertiga tentu saja. Namun kita bertemu setiap hari dan tinggal seatap juga. Yah, walaupun atapnya berlapis-lapis.”
Kata-kata Aramos membuat ketiga sahabatnya tersenyum. Aramos lega Julio tidak membahasnya lebih lanjut. Sebab selain dia tidak ingin Julio mendesaknya memiliki hp dengan koin-koin yang pastinya milik Julio, Aramos juga mempertimbang biaya-biaya selanjutnya setelah memiliki hp.
Sebenarnya ada satu orang yang dapat dihubunginya. Tuan Luis Partial, The Dolphin. Aramos pernah sekali menghubungi Tuan Luis Partial untuk memberitahukan perkembangan dirinya dan cerita-cerita lainnya dengan menggunakan telepon umum di East Side. Dengan bermodal satu koin hitam dia dapat berbicara sebelas menit dengan Tuan Luis.
Jujur dihatinya, yang diinginkannya adalah kamera. Tapi itu bukan kebutuhannya. Itu hanya keinginannya saja.
“Aku akan bekerja freelance di Koran Eightlyst” kata Bill bersemangat. Ketiga sahabatnya terlihat sedikit shock.
Julio sampai terbatuk-batuk ketika sedang mengunyah potongan dimsum terakhirnya, sedangkan Andrea ternganga dengan mata terbelalak, dan Aramos langsung melupakan foto-foto yang sedang diamatinya.
Dengan secepatnya Aramos mengembalikan semua hp sahabat-sahabatnya dan mereka bertiga menunggu dengan tegang kata-kata selanjutnya dari Bill.
“Kenapa?” Tampaknya Bill yang baik hati tidak sadar kalau ketiga sahabatnya baru saja menerima teraphy shock darinya.
“Bill, kalau bercanda bisa pilih waktu lain? Hilang sudah kenikmatan Dimsum yang kumakan tadi” Julio mendengus tapi langsung disikut Andrea.
“Kamu serius?” Tanya Andrea pelan dan disambut anggukan polos Bill.
Seketika mereka bertiga mengeluarkan bisikan yang cukup ribut sehingga Bill harus mengangkat kedua tangannya.
“Aku baru akan mengajukan diri hari ini”
“Ooo…….jadi belum pasti” kata Julio bersandar santai “Lho……..benar kan?” lanjutnya ketika mendapatkan sepakan kecil dan pelototan dari Aramos dan Andrea.
“Darimana kau dapat ide itu, Bill?” Tanya Aramos penasaran.
Bill tersenyum kecil “Kalian pasti tidak membaca dengan seksama Koran Eightlyst tadi pagi”
“Aku suka sakit kepala kalau membaca Koran lebih dari setengah jam”
“Penyakit anehmu lainnya ya?” Sindir Andrea kesal dan berpaling kembali ke Bill.
“Di kolom iklan, Koran Eightlyst mencari Nytes-Nytes muda yang berbakat untuk bekerja freelance. Para Nytes dapat memasukkan cerita, berita seputar Eightlyst State Ship, hingga foto-foto yang menarik lainnya. Ada bayaran mulai dari satu koin hitam hingga satu koin merah, tapi kurasa sangat jarang. Karena bayarannya tergantung penilaian pemimpin atau editor koran Eightlyst atas kualitas bahan yang Nytes masukkan.” Bill meneguk teh hijaunya hingga habis dan memberikan kode kepada Nytes senior, The Brown yang juga pelayan di Hotpan yang langsung datang dan mengisinya kembali. “Semua Nytes memiliki kesempatan dan Aku ingin memasukkan foto-foto hasil jepretanku”
“Jangan Foto-foto aku!” Seru Aramos gugup.
Ketiga sahabatnya langsung saja tertawa dan menggeleng kepala mereka.
“Aramos, untuk foto tentangmu…….bukan bermaksud apa-apa ya, tapi kurasa pemimpin dan editor Eightlyst tidak akan berminat.” Kata Julio sambil tersenyum kecil.
Aramos tertunduk malu, dan Andrea mengacak rambutnya dengan gemas.
Sambil menikmati tiga macam Dimsum, teh hijau dan pia kacang, yang merupakan menu cases Hotpan siang itu, Aramos mengamati terus foto-foto di hp ketiga sahabatnya.
“Kamu ingin memiliki hp berkamera?” Tanya Julio ringan.
Aramos tahu ke arah mana pertanyaan Julio, begitu juga Andrea dan Bill.
“Aku mau, tapi rasanya belum butuh. Tidak ada yang perlu atau dapat kuhubungi, selain kalian bertiga tentu saja. Namun kita bertemu setiap hari dan tinggal seatap juga. Yah, walaupun atapnya berlapis-lapis.”
Kata-kata Aramos membuat ketiga sahabatnya tersenyum. Aramos lega Julio tidak membahasnya lebih lanjut. Sebab selain dia tidak ingin Julio mendesaknya memiliki hp dengan koin-koin yang pastinya milik Julio, Aramos juga mempertimbang biaya-biaya selanjutnya setelah memiliki hp.
Sebenarnya ada satu orang yang dapat dihubunginya. Tuan Luis Partial, The Dolphin. Aramos pernah sekali menghubungi Tuan Luis Partial untuk memberitahukan perkembangan dirinya dan cerita-cerita lainnya dengan menggunakan telepon umum di East Side. Dengan bermodal satu koin hitam dia dapat berbicara sebelas menit dengan Tuan Luis.
Jujur dihatinya, yang diinginkannya adalah kamera. Tapi itu bukan kebutuhannya. Itu hanya keinginannya saja.
“Aku akan bekerja freelance di Koran Eightlyst” kata Bill bersemangat. Ketiga sahabatnya terlihat sedikit shock.
Julio sampai terbatuk-batuk ketika sedang mengunyah potongan dimsum terakhirnya, sedangkan Andrea ternganga dengan mata terbelalak, dan Aramos langsung melupakan foto-foto yang sedang diamatinya.
Dengan secepatnya Aramos mengembalikan semua hp sahabat-sahabatnya dan mereka bertiga menunggu dengan tegang kata-kata selanjutnya dari Bill.
“Kenapa?” Tampaknya Bill yang baik hati tidak sadar kalau ketiga sahabatnya baru saja menerima teraphy shock darinya.
“Bill, kalau bercanda bisa pilih waktu lain? Hilang sudah kenikmatan Dimsum yang kumakan tadi” Julio mendengus tapi langsung disikut Andrea.
“Kamu serius?” Tanya Andrea pelan dan disambut anggukan polos Bill.
Seketika mereka bertiga mengeluarkan bisikan yang cukup ribut sehingga Bill harus mengangkat kedua tangannya.
“Aku baru akan mengajukan diri hari ini”
“Ooo…….jadi belum pasti” kata Julio bersandar santai “Lho……..benar kan?” lanjutnya ketika mendapatkan sepakan kecil dan pelototan dari Aramos dan Andrea.
“Darimana kau dapat ide itu, Bill?” Tanya Aramos penasaran.
Bill tersenyum kecil “Kalian pasti tidak membaca dengan seksama Koran Eightlyst tadi pagi”
“Aku suka sakit kepala kalau membaca Koran lebih dari setengah jam”
“Penyakit anehmu lainnya ya?” Sindir Andrea kesal dan berpaling kembali ke Bill.
“Di kolom iklan, Koran Eightlyst mencari Nytes-Nytes muda yang berbakat untuk bekerja freelance. Para Nytes dapat memasukkan cerita, berita seputar Eightlyst State Ship, hingga foto-foto yang menarik lainnya. Ada bayaran mulai dari satu koin hitam hingga satu koin merah, tapi kurasa sangat jarang. Karena bayarannya tergantung penilaian pemimpin atau editor koran Eightlyst atas kualitas bahan yang Nytes masukkan.” Bill meneguk teh hijaunya hingga habis dan memberikan kode kepada Nytes senior, The Brown yang juga pelayan di Hotpan yang langsung datang dan mengisinya kembali. “Semua Nytes memiliki kesempatan dan Aku ingin memasukkan foto-foto hasil jepretanku”
“Jangan Foto-foto aku!” Seru Aramos gugup.
Ketiga sahabatnya langsung saja tertawa dan menggeleng kepala mereka.
“Aramos, untuk foto tentangmu…….bukan bermaksud apa-apa ya, tapi kurasa pemimpin dan editor Eightlyst tidak akan berminat.” Kata Julio sambil tersenyum kecil.
Aramos tertunduk malu, dan Andrea mengacak rambutnya dengan gemas.
Spoiler for Bab 10 D:
“Jadi semua berkesempatan?” Tanya Andrea bersemangat
Bill mengangguk dan mulai menikmati pia kacangnya.
“Kita mendaftar sama-sama saja”
“Kalau semua Nytes mendaftar, berapa banyak kertas pendaftaran yang diperlukan? Lagipula itu semakin kecil kemungkinan cerita, berita atau foto kita diterima oleh Koran Eightlyst”
“Benar juga……Tumben kamu jenius, Julio. Mungkin habis kesedak Dimsum ya?” Andrea tersenyum kecil yang hanya disambut mimik jahil wajah Julio.
“Kita mendaftar langsung di komputer depan kantor Eightlyst. Yang kutahu dari kata-kata Allex Versk, The Brown yang sudah dua tahun terdaftar sebagai freelance di Koran Eightlyst, hanya sedikit Nytes yang berminat menjadi Freelance di sana. Karena bayarannya dianggap kecil karena standard mereka cukup tinggi sebagai satu-satunya Koran harian di Eightlyst State Ship.”
Allex Versk berusia sekitar dua puluh tahun dan merupakan tetangga mereka di East Side. Penampilannya memang sedikit acak-acakan, tapi terkenal di East Side karena dia dianggap sebagai salah satu The Brown keren yang ada dan ayahnya adalah salah satu kapten kapal cabang Eightlyst State Ship.
Aramos melihat Andrea dan Julio juga tertarik menjadi Freelance di Koran Eightlyst. Walaupun sedikit heran karena dia tahu dengan jelas ketiga sahabatnya itu tidak berkekurangan koin, tapi dia sadar bukan hanya itu yang dicari sahabat-sahabatnya.
Lima belas menit kemudian mereka berempat sudah berdiri di depan salah satu dari tiga komputer Koran Eightlyst yang terletak berjejer seperti mesin ATM di depan kantor utama dan satu-satunya Koran Eightlyst.
Kantor Koran Eightlyst terletak di lantai empat sudut sebelah Selatan. Mereka harus berputar lebih dari tiga kali untuk menemukan gang menuju kantor tersebut, karena tangga yang mereka naiki letaknya cukup jauh dari gang utama ke kantor itu. Untunglah Julio menemukan peta petunjuk kecil di dekat salah satu lift penghubung, dan dengan cepat kemampuannya mencari jejak terbukti lagi.
“Kau benar-benar seperti anjing pelacak yang terlatih” Bisik Andrea yang hanya disambut dengusan dan pelototan kesal Julio.
Aramos hanya tersenyum kecil melihat mereka dan memperhatikan kembali bagaimana Bill memasukkan semua data dirinya dan memasukkan kartu keanggotaan SOS miliknya ke lubang scan. Hanya butuh waktu kurang dari dua menit, sebuah kartu mengkilap keluar dari lubang lainnya. Kartu anggota Freelance Koran Eightlyst.
Selanjutnya Andrea dan Julio melakukan hal yang sama. Kini ketiganya mengamati kartu mereka dan tampaknya sangat puas. Kartu keanggotaan itu berlaku satu tahun, dihitung dari hari pendaftaran mereka.
“Kau tidak mendaftar?” Tanya Andrea pada Aramos.
Aramos menggeleng. Dia tahu sangat kecil dia dapat memasukkan bahan berita ataupun Foto ke Koran Eightlyst. Tanpa laptop, PC, atau Hp, dia tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menjadi jurnalis, walaupun sebagai jurnalis freelance.
“Mendaftar saja. Kebetulan sudah di sini” desak Julio.
“Benar……. Tidak ada ketentuan kita harus memasukkan berita atau Foto saat sudah terdaftar” Bisik Bill sepelan mungkin, karena di sudut gang mereka melihat dua anggota The Red sedang menuju ke arah mereka.
Kedua gadis itu tersenyum kagum pada Julio dan mengambil tempat di komputer terjauh dari mereka. Salah satu gadis itu menggunakan kabel data yang memang juga disediakan pada setiap komputer dan menghubungkannya ke salah satu Hp milik mereka.
“Syukurlah kita di dek Virgo, jadi kita dapat melihat dan sekaligus memotret kecelakaan terpelesetnya Daniel Broom. Yah, walaupun kasihan juga jagoan kita itu mungkin tidak akan dapat mengikuti kompetisi Flytes tiga bulan lagi” kata gadis berambut merah dengan semangat.
“Ya, dia sampai berteriak kesakitan seperti itu. Untunglah Madame Slyce berada di dekat situ” Gadis berkulit gelap itu sibuk mengetikkan sesuatu di hpnya dengan sangat cepat.
Aramos mengangkat wajahnya setelah memasukkan kartu keanggotaan SOS. Tampaknya Julio, Andrea dan Bill juga mendengar pembicaraan tersebut. Tapi mereka sepakat tidak mengucapkan apapun.
Setelah menerima kartu mengkilap tanda keanggotaan Freelance koran Eightlyst, Aramos memberikan kode agar mereka berempat segera menjauh dari situ. Setelah berbelok lebih dari dua gang dengan Julio di depan mereka sebagai petunjuk jalan, mereka berhenti di depan sebuah lift penghubung.
“Kalian dengar itu? Luar biasa. Berita seperti itu jarang terjadi dan harganya pasti tidak kurang dari satu koin hijau” seru Bill bersemangat.
“Jangan seperti itu, Bill. Rasanya tidak menyenangkan jika kita mengharapkan kecelakaan atau hal buruk lainnya terjadi hanya untuk mendapatkan koin” kata Aramos gelisah.
“Memang sih, tapi Bill benar juga.” Kata Julio sambil mengerutkan kening.
“Apa yang kau pikirkan? Berita tentang kecelakaan Daniel Broom atau senyuman kedua gadis tadi?” Andrea melipat tangannya dengan tak sabar.
“Oh, kamu memperhatikannya juga ya? Wah, kupikir itu hanya perasaanku saja” Julio mengedipkan matanya membuat Andrea terlihat lebih kesal. “Tapi, maaf nona kecil aku tidak memikirkan keduanya. Berita tentang Daniel Broom sudah dimiliki mereka, yang aku pikirkan justru tentang keberadaan dek-dek di atas. Ada yang sudah pernah ke dek-dek di atas?”
Aramos, Bill dan Andrea menggeleng serempak.
“Sudah kuduga. Aku juga belum pernah ke sana. Wajar sih. Kita belum seminggu di sini jadi banyak wilayah Eightlyst State Ship yang belum kita jelajahi. Tapi kurasa sebagai Freelance Koran Eightlyst, kita harus secepatnya mulai mempelajari semua di Eightlyst State Ship ini……. Dan dek-dek di atas adalah awal mula yang baik”
“Maksudnya? Kau ingin melihat dek Virgo tempat kecelakaan Daniel?”
“Tidak, Aramos……Dek itu pasti satu dua jam ke depan akan disterilkan untuk mengetahui penyebab kecelakaan agar tidak terjadi lagi. Apalagi yang kecelakaan ini adalah The Brown kebanggaan. Kapten Pasukan Flytes kelas A plus”
Ketiga sahabatnya mengangguk setuju. Mereka berempat bahkan seluruh Nytes tahu siapa Daniel Broom. Lelaki keturunan campuran Asia Afrika itu adalah atlet Flytes yang sangat luar biasa. Sudah delapan kali berturut-turut dia berhasil membawa Pasukan Flytesnya menang. Sejak berseragam The Blue hingga The Brown.
Bill mengangguk dan mulai menikmati pia kacangnya.
“Kita mendaftar sama-sama saja”
“Kalau semua Nytes mendaftar, berapa banyak kertas pendaftaran yang diperlukan? Lagipula itu semakin kecil kemungkinan cerita, berita atau foto kita diterima oleh Koran Eightlyst”
“Benar juga……Tumben kamu jenius, Julio. Mungkin habis kesedak Dimsum ya?” Andrea tersenyum kecil yang hanya disambut mimik jahil wajah Julio.
“Kita mendaftar langsung di komputer depan kantor Eightlyst. Yang kutahu dari kata-kata Allex Versk, The Brown yang sudah dua tahun terdaftar sebagai freelance di Koran Eightlyst, hanya sedikit Nytes yang berminat menjadi Freelance di sana. Karena bayarannya dianggap kecil karena standard mereka cukup tinggi sebagai satu-satunya Koran harian di Eightlyst State Ship.”
Allex Versk berusia sekitar dua puluh tahun dan merupakan tetangga mereka di East Side. Penampilannya memang sedikit acak-acakan, tapi terkenal di East Side karena dia dianggap sebagai salah satu The Brown keren yang ada dan ayahnya adalah salah satu kapten kapal cabang Eightlyst State Ship.
Aramos melihat Andrea dan Julio juga tertarik menjadi Freelance di Koran Eightlyst. Walaupun sedikit heran karena dia tahu dengan jelas ketiga sahabatnya itu tidak berkekurangan koin, tapi dia sadar bukan hanya itu yang dicari sahabat-sahabatnya.
Lima belas menit kemudian mereka berempat sudah berdiri di depan salah satu dari tiga komputer Koran Eightlyst yang terletak berjejer seperti mesin ATM di depan kantor utama dan satu-satunya Koran Eightlyst.
Kantor Koran Eightlyst terletak di lantai empat sudut sebelah Selatan. Mereka harus berputar lebih dari tiga kali untuk menemukan gang menuju kantor tersebut, karena tangga yang mereka naiki letaknya cukup jauh dari gang utama ke kantor itu. Untunglah Julio menemukan peta petunjuk kecil di dekat salah satu lift penghubung, dan dengan cepat kemampuannya mencari jejak terbukti lagi.
“Kau benar-benar seperti anjing pelacak yang terlatih” Bisik Andrea yang hanya disambut dengusan dan pelototan kesal Julio.
Aramos hanya tersenyum kecil melihat mereka dan memperhatikan kembali bagaimana Bill memasukkan semua data dirinya dan memasukkan kartu keanggotaan SOS miliknya ke lubang scan. Hanya butuh waktu kurang dari dua menit, sebuah kartu mengkilap keluar dari lubang lainnya. Kartu anggota Freelance Koran Eightlyst.
Selanjutnya Andrea dan Julio melakukan hal yang sama. Kini ketiganya mengamati kartu mereka dan tampaknya sangat puas. Kartu keanggotaan itu berlaku satu tahun, dihitung dari hari pendaftaran mereka.
“Kau tidak mendaftar?” Tanya Andrea pada Aramos.
Aramos menggeleng. Dia tahu sangat kecil dia dapat memasukkan bahan berita ataupun Foto ke Koran Eightlyst. Tanpa laptop, PC, atau Hp, dia tidak memiliki peralatan yang memadai untuk menjadi jurnalis, walaupun sebagai jurnalis freelance.
“Mendaftar saja. Kebetulan sudah di sini” desak Julio.
“Benar……. Tidak ada ketentuan kita harus memasukkan berita atau Foto saat sudah terdaftar” Bisik Bill sepelan mungkin, karena di sudut gang mereka melihat dua anggota The Red sedang menuju ke arah mereka.
Kedua gadis itu tersenyum kagum pada Julio dan mengambil tempat di komputer terjauh dari mereka. Salah satu gadis itu menggunakan kabel data yang memang juga disediakan pada setiap komputer dan menghubungkannya ke salah satu Hp milik mereka.
“Syukurlah kita di dek Virgo, jadi kita dapat melihat dan sekaligus memotret kecelakaan terpelesetnya Daniel Broom. Yah, walaupun kasihan juga jagoan kita itu mungkin tidak akan dapat mengikuti kompetisi Flytes tiga bulan lagi” kata gadis berambut merah dengan semangat.
“Ya, dia sampai berteriak kesakitan seperti itu. Untunglah Madame Slyce berada di dekat situ” Gadis berkulit gelap itu sibuk mengetikkan sesuatu di hpnya dengan sangat cepat.
Aramos mengangkat wajahnya setelah memasukkan kartu keanggotaan SOS. Tampaknya Julio, Andrea dan Bill juga mendengar pembicaraan tersebut. Tapi mereka sepakat tidak mengucapkan apapun.
Setelah menerima kartu mengkilap tanda keanggotaan Freelance koran Eightlyst, Aramos memberikan kode agar mereka berempat segera menjauh dari situ. Setelah berbelok lebih dari dua gang dengan Julio di depan mereka sebagai petunjuk jalan, mereka berhenti di depan sebuah lift penghubung.
“Kalian dengar itu? Luar biasa. Berita seperti itu jarang terjadi dan harganya pasti tidak kurang dari satu koin hijau” seru Bill bersemangat.
“Jangan seperti itu, Bill. Rasanya tidak menyenangkan jika kita mengharapkan kecelakaan atau hal buruk lainnya terjadi hanya untuk mendapatkan koin” kata Aramos gelisah.
“Memang sih, tapi Bill benar juga.” Kata Julio sambil mengerutkan kening.
“Apa yang kau pikirkan? Berita tentang kecelakaan Daniel Broom atau senyuman kedua gadis tadi?” Andrea melipat tangannya dengan tak sabar.
“Oh, kamu memperhatikannya juga ya? Wah, kupikir itu hanya perasaanku saja” Julio mengedipkan matanya membuat Andrea terlihat lebih kesal. “Tapi, maaf nona kecil aku tidak memikirkan keduanya. Berita tentang Daniel Broom sudah dimiliki mereka, yang aku pikirkan justru tentang keberadaan dek-dek di atas. Ada yang sudah pernah ke dek-dek di atas?”
Aramos, Bill dan Andrea menggeleng serempak.
“Sudah kuduga. Aku juga belum pernah ke sana. Wajar sih. Kita belum seminggu di sini jadi banyak wilayah Eightlyst State Ship yang belum kita jelajahi. Tapi kurasa sebagai Freelance Koran Eightlyst, kita harus secepatnya mulai mempelajari semua di Eightlyst State Ship ini……. Dan dek-dek di atas adalah awal mula yang baik”
“Maksudnya? Kau ingin melihat dek Virgo tempat kecelakaan Daniel?”
“Tidak, Aramos……Dek itu pasti satu dua jam ke depan akan disterilkan untuk mengetahui penyebab kecelakaan agar tidak terjadi lagi. Apalagi yang kecelakaan ini adalah The Brown kebanggaan. Kapten Pasukan Flytes kelas A plus”
Ketiga sahabatnya mengangguk setuju. Mereka berempat bahkan seluruh Nytes tahu siapa Daniel Broom. Lelaki keturunan campuran Asia Afrika itu adalah atlet Flytes yang sangat luar biasa. Sudah delapan kali berturut-turut dia berhasil membawa Pasukan Flytesnya menang. Sejak berseragam The Blue hingga The Brown.
0
Kutip
Balas