Kaskus

Story

kudalaut3Avatar border
TS
kudalaut3
KKN Story (Horror, Teror dan Persahabatan)
KKN Story (Horror, Teror dan Persahabatan)


Sekapur Sirih




hi gan. salam kenal, aku newbie ni.
Membaca beberapa thread tentang cerita KKN disini membuat saya tergerak untuk "menshare" jg pengalaman KKNku yg benar-benar susah untuk dilupain. pengalaman yg mengajarkan kami banyak hal, tentang kebersamaan, setia kawan dan toleransi. untuk tetap menjaga nama baik masing-masing pihak, tentu dalam cerita yang saya bagikan nanti seperti nama tokoh, tempat akan di samarkan. cerita ini berkutat tentang perjalanan KKN kami selama 2 Bulan. dimana kami menemui hal-hal horror, terror (yang tidak cuma berasal dr mahkluk tak kasat tetapi juga dr mahkluk kasat mata = manusia). Cerita ini adalah cerita pengalamn saya sendiri, tapi dalam penyampaiannya nanti mungkin ada beberapa part yang akan dirubah/disesuaikan (terutama maslah urutan kejadian dan dialog) karena saya tidak begitu ingat persis dengan urutan kejadian n dialog kita pada saat itu. tetapi line cerita sesuai dengan apa yang kami alami.

Yang bilang hanya ikut-ikutan cerita KKN sebelumnya, ya... mmg saya ikut-ikutaan, tapi saya ikut-ikutan karena saya juga punya pengalaman KKN yang menurut saya tidak ada salahnya juga untuk di share.

yang bilang cerita'y ngibul,. terserah aja mau nganggapnya gimana., saya juga gk punya hak untuk membaut pembaca semua percaya dengan apa yang saya tulis. saya cuma berniat berbagi pengalaman. percaya ngak percaya itu urusan masing-masing.





Quote:
Diubah oleh kudalaut3 08-09-2016 23:33
anasabilaAvatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan anasabila memberi reputasi
2
55.8K
214
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
kudalaut3Avatar border
TS
kudalaut3
#73
7. Itu Siapa?


***


Cuplikan part sebelumnya
Suara-suara kayak orang lagi nyapu itu masih aja terdengar, Ardi segera keluar untuk ngecek ke atas, kami mikirnya mungkin itu Ibu kades ato siapa gitu yang lagi bersihin lantai atas, secara kan ini rumahnya kakak dari pak kades. Beberapa menit kemudian Ardi kembali masuk ke dalam rumah dan menghampiri kami dengan wajah bingung,

Ardi: “gak ada orang!, pintunya masih digembok”

Deg, kembali jantung gw serasa dipompa lebih cepat, Mi yang masih tersisapun langsung terasa hambar di mulut.

***


Dengam muka yang masih kelihatan binggung ardi pergi ke belakang (dapur), tu orang keluar lagi membawah gulungan tali rapia dengan senyum santanyai.

Quote:

Setelah membereskan piring-piring makanan, kemudian kami bergegas menuju rumah atas. Di atas buk kades tengah sibuk memila-milih tikar yang ada di salah satu kamar.

Quote:


Tikar-tikar yang sudah dipilih kemudian di gulung dan diikat dengan tali rapia. Buk kades minta bantuan kami untuk mengantarkan ke rumahnya, dia juga memberikan kami dua helai tikar untuk di pakai. Sekilas gw lihat rumah atas ini punya dua kamar dan 1 ruangan depan. Di rungan depan ini banyak barang-barang dari pemilik rumah, kayak lemari, kursi-kursi, bahkan ada TV, tapi kata bu kades TVnya udah gak bisa dipake, lagian gak ada antene ato DVD juga buat nonton. Mungkin ini alasan pak kades lebih memilih rumah bagian bawah buat kami tempatin, karena di rumah atas masih banyak barang-barangnya empuh rumah.

***

Hari ini kami lalui tanpa kegiatan berarti, seharian kami cerita-cerita masalah kehidupan masing-masing sambil ngemil-ngemil. Liny adalah ratunya cerita, dengan gaya bicara dan logat khas dari daerahnya yg kental banget kami tak bosan-bosan mendengarkan cerita darinya, mulai dari cerita tentang kampung halamanya ampe cerita suka duka Liny yang tinggal di asrama kampus yang menurut Liny sering banget numuin kejadian yang tak kalah seram dengan kejadian tadi subuh. Cerita menarik lainya datang dari Ardi. Ternyata Ardi ini adalah anak yatim, bapaknya meninggal ketika dia masih SMA, sebagai anak pertama dia menggantikan posisi Ayahnya di keluarga. Jadi gw ngak heran kalo memang Ardi ini sifatnya dewasa dan kebapakan banget di banding gw, irwan ama jaya. Ardi juga cerita kalo di kampungnya hal-hal seperti yang kami alamin subuh tadi adalah hal yang biasa, bahkan di kampungnya ardi yang letaknya di salah satu kabupaten di Prov ini terkenal dengan tempat nyari pesugihan.
Menjelang maghrib tiba. Gw ama temen-teman cowok berangkat ke masjid desa yang letaknya agak di depan rumah pak kades (ngak depan persis) buat sholat berjema’ah di masjid. Selain yang cowok, Ana juga ikut sholat ke masjid. Ternyata sangat sedikit masyarakat desa yang ikut sholat berjemaah. Untuk jemaah cowok cuma ada 6 orang, 4 mahasiswa KKN dan 2 orang lagi masyarakat. Salah satu diantaranya adalah imam desa, beliau bilang kalo memang masjid desa selalu sepi, di pakai cuma buat sholat maghrib ama juma’at aja. Miris rasanya, tapi begitulah adanya. Dan yang lebih parah lagi adalah jemaah ceweknya. Gw lihat cuma Ana sendirian yang sholat. Masjid desa ini ukuranya ngak terlalu besar, bagian bawah bangunanya terbuat dari dinding batu-bata (kurang lebih 1 meter ke atas) dan sisanya sampe ke atas terbuat dari papan kayu.
Setelah sholat maghrib berjemaah pak imam bilang kalo bagusnya kami ngajarin anak-anak desa sini buat ngajih soreh-soreh gitu, dan kamipun mengiyakan pesan pak imam karena memang sebelum diminta, kami memang sudah ada niatan buat ngajak anak-anak belajar ngajih. Di perjalanan pulang, kami ber 4 ngobrol-ngobrol sambil merokok (gw ama Irwan nggak ngerokok), si Ana berjalan pelan di belakang sambil mainin HPnya. Gw tahu kalo Ana ini ngak akan mungkin mau jalan bareng ama kami cowok-cowok, bukan muhrim gt loh!!!. Maghrib gini suasana desa udah sepi banget, ngak ada lagi masyarakat yang keliaran di luar, jalanpun minim banget pencahanyaan karena memang ngak ada lampu jalan,. Penerangan cuma bersumber dari lampu-lampu teras rumah warga yang remang-remang. Serem juga kalo dilihat-lihat.

Tiba-tiba…

Quote:


Gw lihat si Ana berjalan cepat menyususl kami yang sengajah berhenti sejenak. Tumben? paling Ana takut tu jalan sendirian pikir gw.
Setelah berhasil menyusul, Ana mengambil posisi di depan kami, dia diam dan jalan menunduk, hingga akhirnya kami sampe di sekre. Di sekre kami langsung disambut dengan hidangan makanan malam. Setelah makan, di ruang depan kami ngobrol-ngobrol sambil nonton film di laptop. Kita nonton film Thailand koleksinya si Vira “A Little Thing Called Love”. Lucu banget filmnya.
Ana dan Anti yang sesudah makan tadi masuk kamar akhirnya ikut gabung di ruang depan.

Quote:


Kami semua terdiam, gw jadi ingat ama Ana yang tumben-tumbenan mau bareng pas pulang maghrib tadi, karena memang dari awal ketemu, Ana ini jaga jarak dengan kami yang cowok, apa lagi kalo memang ngak ada cewek lainya. Pikiran gw mulai menerawang kemana-mana, imajinasi-imajinasi negatif pun berdatangan tanpa bisa di bendung. Tapi Ardi dengan gaya kebapakanya selalu berusaha nenangin kita dengan alasan-alasan positifnya. Ardi bilang kalo hal kayak gini gak usah dicemaskan, selagi kami tetap bisa jaga segala ucap-tindakan selama disini, maka Ardi percaya kalo kami bakalan aman. Ardi juga bilang untuk jangan ada yang dirahasiah-rahasiakan, apapun yang kita temui (baik-buruk) harus selalu dikomunikasikan bersama. Sampai disini, gw percaya banget sama omongan Ardi yang bilang “kita bakalan aman, asal kita ngak macam-macam”. Hingga omongan pamungkas itu sama sekali tak berarti setelah apa yang akan kami alamih ke depan.

***
Diubah oleh kudalaut3 06-09-2016 00:08
jenthek
sulkhan1981
sulkhan1981 dan jenthek memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.