- Beranda
- Stories from the Heart
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut
...
TS
sun81
Novel : Kisah Para Keturunan Bajak Laut

Sejak dulu suka sekali menulis......membayangkan berbagai petualangan mulai yang manis, dramatis hingga romantis. Ini adalah karya novel pertamaku tentang petualangan. Sudah pernah kutulis di forum Lounge tapi banyak yang pada protes n pembacanya kurang

semoga di forum ini lebih banyak peminatnya
Baiklah, selamat menikmati ya! En bantu doanya supaya bisa diterbitkan dalam bentuk fisik.
Spoiler for :
Bila Petualangan penyihir cilik di belahan dunia Eropa dan kisah romantis manusia dan vampir dari Amerika bisa menembus pasar dunia, maka kisah pirates cilik pun seharusnya bisa juga kan?
Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan

Untuk updatenya dipastikan sebulan sekali tapi tergantung kuota ya.......maklum penulis modal pas-pasan
Spoiler for Prolog:
Selama berabad-abad yang lampau, laut merupakan tempat terkaya di muka bumi. Ketika Laut menjadi jalan untuk mencapai penjuru dunia, menukar sutra dan rempah, menjadikan setiap tetes anggur berubah ke setiap keping emas dan perak, laut adalah surga bagi para penguasanya.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.
Hingga lahirlah para penguasa yang lebih besar lagi. Para penguasa yang serakah yang ingin menguasai semua kekayaan laut dan mencicipi sedikit banyak kenikmatan daratan. Bajak Laut. Nama-nama mereka dibisikkan dengan ketakutan di setiap deburan ombak dan setiap mendekati pantai, diteriakkan dengan jeritan yang takkan pernah dilupakan oleh semua tempat yang pernah disinggahinya.
Mereka mengambil semua yang dapat disentuh, menenggak semua yang dapat dinikmati lidah dan menghancurkan semua yang dapat diratakan.
Lebih dari tiga abad laut dan darat mereka jadikan sarang. Dan ketika puncaknya dunia semakin terasa sempit, mereka, para bajak laut mulai merasa tidak puas. Mereka mulai melirik bagian dari para bajak laut lainnya. Mereka mulai berperang antar sesama mereka. Mulai saling menghancurkan. Tidak lagi menghormati peraturan yang dulu mereka tegakkan dan mencari kepuasan sendiri dengan lebih serakah lagi.
Hingga terbelahlah laut dan kekuasaannya. Kelompok-kelompok yang merasa ketakutan mencoba berlindung di kubu-kubu yang lebih kuat. Kubu-kubu yang masih memegang prinsip dengan bayaran yang setimpal.
Tapi itu tak berlangsung lama. Ketika bulan pernama datang, di tengah ketenangan laut, terjadilah perang besar memecahkan kesunyian lautan. Dua kubu yang berbeda prinsip, berbeda pemimpin, berbeda tujuan dengan bantuan sekutu masing-masing saling menghancurkan. Pertempuran yang terjadi tujuh belas hari tujuh belas malam itu merusak kehidupan banyak pihak, sehingga pemerintahan beberapa kerajaan memutuskan untuk terlibat.
Son of Sea, kubu penguasa Timur dan Barat, di tengah tekanan kematian dan kekalahan melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Inggris yang memiliki armada laut terbesar. Dengan menyerahkan lebih dari seribu peta tempat penyimpanan harta kekayaan miliknya dan para sekutunya, Son Of Sea diselamatkan dan dipulihkan seluruh kekuasaannya sebagai rakyat.
Dark Seas, kubu Utara dan Selatan, yang memiliki armada dua kali lipat daripada Son of Sea, akhirnya takluk di hadapan armada Inggris dan para sekutunya. Lebih dari seribu pengikut Dark Seas dihukum mati, sedangkan ratusan lainnya berhasil melarikan diri dan lenyap di telan kegelapan malam. Yang tertinggal hanyalah kapal induk Dark Starship bersama lebih dari tiga ribu peta harta karun.
Selama berabad-abad lamanya kekayaan-kekayaan yang tersimpan mulai ditemukan. Ujung Utara Selatan, Barat ke Timur, semua tempat diaduk-aduk sekutu pemenang. Tapi, ternyata para sekutu hanya mampu memperoleh sebagian kecil dari seluruh peta yang ada. Dan di luar sana masih menanti kekayaan-kekayaan berlimpah untuk ditemukan. Berpacu dengan waktu dan para keturunan pengikut Dark Seas, Pemerintah, dan sekutunya membentuk kembali kubu Son of Sea.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Suka dengan petualangan Aramos dkk......silahkan preorder langsung dgn dm ig @littlesun81
**Beberapa bagian dan bab telah saya edit/blur ya.......Mohon maaf untuk yang baru mulai membaca dan belum selesai 🙏🙏
Silahkan hilangkan rasa penasaran dengan memesan bukunya👍👍GBUs
#winddoghss
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Bab 1 A - B
Bab 2 A - C
Bab 3 A - B
Bab 3 C
Bab 4 A - C
Bab 5 A - B
Bab 6
Bab 7 A - B
Bab 8 A - B
Bab 9 A - B
Bab 10 A - B
Bab 10 C - D
Bab 10 E - F
Bab 11 A - B
Bab 11 C - D
Bab 12 A - B
Bab 13 A - B
Bab 13 C
Bab 14 A - B
Bab 15 A
Bab 15 B
Bab 15 C
Bab 16 A - B
Bab 16 C
Bab 17
Bab 18 A - B
Bab 18 C
Bab 19 A
Bab 19 B
Bab 20 A - B
Bab 21 A - B
Bab 21 C - D
Bab 21 E - F
Bab 21 G
Ane mau nanya
(Mohon berkenan di jawab)
Bab 22 A - B
Bab 22 C
Bab 23 A
Bab 23 B
Bab 24 A
Bab 24 B
Bab 25 A
Bab 25 B (Tamat)
Spoiler for KaryaQu yang lain...... (mampir ya!):
Diubah oleh sun81 29-06-2025 00:18
2
33.6K
Kutip
216
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sun81
#7
Spoiler for Bab 4 A:
“Seluruh milik pribadi kalian yang tidak penting atau tidak berhubungan dengan SOS silahkan disimpan. Kalian mulai saat ini harus selalu terlihat memakai seragam Nytes SOS atau pakaian lainnya yang bersimbol SOS. Untuk kebutuhan kalian lainnya dapat kalian penuhi dengan mengunjungi Cases, toko-toko yang menjual berbagai kebutuhan…..Tapi ingatlah Eightlyst State Ship bagaikan labirin. Setiap lantai Eightlyst State Ship memiliki empat hingga delapan tangga dan enam buah lift yang menghubungkan ke lantai lainnya. Lift penghubung tidaklah gratis. Kalian dikenakan biaya satu koin hitam untuk sekali perjalan dengan maksimum berat tiga ratus kilogram per perjalanan. Jangan gunakan Lift penghubung jika kalian memang bajak laut sejati.” Kata-kata Madame Slyce terdengar tajam ketika mengucapakan kalimat terakhir. “Berjalanlah di jalan yang mudah, jangan menembus jalur-jalur tikus…… Jangan sampai tersesat, terutama bagi yang suka penasaran….. Tapi jangan khawatir, cepat atau lambat kalian akan mengetahui dan mengenal Eightlyst State Ship seperti kalian mengenal telapak tangan kalian sendiri……”
Madame Slyce menaiki tangga dengan semangat. Walau umurnya terpaut jauh lebih tua daripada mereka yang mengikutinya, tapi dia memiliki kecepatan dan kelincahan yang jauh lebih cepat daripada mereka.
Sudah tiga lantai mereka lewati. Lantai dua memiliki interior yang hampir serupa dengan lantai satu. Berbagai toko dengan interior yang menarik sampai menyeramkan mereka lewati. Lantai ketiga sedikit lebih tertutup. Tampaknya itu merupakan area belajar atau area tempat pertemuan. Di dinding-dindingnya tertempel berbagai patung dua dimensi dari tembaga. Patung-patung yang dilengkapi riwayat dari para SOS yang dianggap berjasa dan penting untuk diingat.
Aramos sempat melihat sebuah ruangan yang terbuka. Di dalamnya terdapat beberapa pria yang tingginya seperti Jack Mini. Mereka tampaknya sedang sibuk dengan berbagai buku dan gulungan-gulungan kertas.
“Ruang Perpustakaan dan para pemelihara…..” Begitu bisik Bill ketika mereka melewatinya.
Lantai empat juga sama. Hanya saja berbeda dengan lantai tiga yang terbuat dari papan-papan kayu yang kokoh, lantai empat pintunya cenderung terbuat dari lempengan-lempengan besi dan baja. Dindingnya kali ini dihiasi berbagai aksesoris kapal dan bajak laut. Mulai dari berbagai jenis kemudi, jangkar, teropong, kompas terkecil hingga super besar, berbagai jenis pedang dan senjata api di letakkan menghiasi dindingnya.
“Harta karun pertama kalian….. koin hitam, koin hijau dan koin merah adalah modal kalian. Ingat baik-baik. Koin hijau memiliki nilai sebesar tiga koin hitam dan untuk koin merah memiliki nilai sebesar tiga koin hijau. Koin itu tidak dapat dibeli oleh para Nytes tapi dapat kalian peroleh dengan berbagai cara. Koin itu juga dapat ditukarkan menjadi pecahan koin lainnya. Koin-koin itu nantinya yang akan membantu kalian memenuhi kebutuhan harian. Mulai makan hingga bersenang-senang.”
Aramos membuka kantong miliknya. Terdapat sepuluh koin hitam, lima koin hijau dan satu koin merah. Semuanya terbuat dari plastik transparan.
“Kalian, para Nytes, sekali lagi ditekankan tidak akan dapat membeli koin-koin SOS, tapi kalian dapat menjualnya bila kalian ingin berlibur atau pulang ke dunia luar. Koin hitam nilainya lima dollar, koin hijau nilainya lima belas dollar, dan koin merah senilai empat puluh lima dollar.”
Madame Slyce berdiri menghadap mereka. Tatapannya tajam mengitari seluruh Nytes baru. Mereka telah tiba di lantai lima. Sebuah ruangan dengan lebar tidak kurang dari dua puluh meter terbuat dari kayu berwarna coklat gelap dengan bau harum yang menyenangkan menyambut mereka ketika tiba di lantai itu. Beberapa set tempat duduk dan sofa serta sebuah perapian tua besar menghiasi ruangan itu. Di ujung terjauh, tampak sebuah jendela yang menghadap langsung ke salah satu bukit yang mengelilingi kapal raksasa itu.
Tampak dua gang berhadapan di sebelah kiri dan kanan mereka. Dari tempat mereka berdiri, mereka juga dapat melihat beberapa gang lebih kecil yang membagi gang itu dalam beberapa blok yang memiliki banyak sekali pintu. Tampaknya itu adalah area kamar tidur mereka.
“Pergunakanlah koin-koin itu sebaik-baiknya dan sebijaksana mungkin. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup di Eightlyst State Ship tanpa koin-koin itu. Mengerti?”
Para Nytes mengangguk. Mereka masing-masing dengan gugup mendekap kantong masing-masing, seakan-akan takut benda itu hilang.
Madame Slyce menaiki tangga dengan semangat. Walau umurnya terpaut jauh lebih tua daripada mereka yang mengikutinya, tapi dia memiliki kecepatan dan kelincahan yang jauh lebih cepat daripada mereka.
Sudah tiga lantai mereka lewati. Lantai dua memiliki interior yang hampir serupa dengan lantai satu. Berbagai toko dengan interior yang menarik sampai menyeramkan mereka lewati. Lantai ketiga sedikit lebih tertutup. Tampaknya itu merupakan area belajar atau area tempat pertemuan. Di dinding-dindingnya tertempel berbagai patung dua dimensi dari tembaga. Patung-patung yang dilengkapi riwayat dari para SOS yang dianggap berjasa dan penting untuk diingat.
Aramos sempat melihat sebuah ruangan yang terbuka. Di dalamnya terdapat beberapa pria yang tingginya seperti Jack Mini. Mereka tampaknya sedang sibuk dengan berbagai buku dan gulungan-gulungan kertas.
“Ruang Perpustakaan dan para pemelihara…..” Begitu bisik Bill ketika mereka melewatinya.
Lantai empat juga sama. Hanya saja berbeda dengan lantai tiga yang terbuat dari papan-papan kayu yang kokoh, lantai empat pintunya cenderung terbuat dari lempengan-lempengan besi dan baja. Dindingnya kali ini dihiasi berbagai aksesoris kapal dan bajak laut. Mulai dari berbagai jenis kemudi, jangkar, teropong, kompas terkecil hingga super besar, berbagai jenis pedang dan senjata api di letakkan menghiasi dindingnya.
“Harta karun pertama kalian….. koin hitam, koin hijau dan koin merah adalah modal kalian. Ingat baik-baik. Koin hijau memiliki nilai sebesar tiga koin hitam dan untuk koin merah memiliki nilai sebesar tiga koin hijau. Koin itu tidak dapat dibeli oleh para Nytes tapi dapat kalian peroleh dengan berbagai cara. Koin itu juga dapat ditukarkan menjadi pecahan koin lainnya. Koin-koin itu nantinya yang akan membantu kalian memenuhi kebutuhan harian. Mulai makan hingga bersenang-senang.”
Aramos membuka kantong miliknya. Terdapat sepuluh koin hitam, lima koin hijau dan satu koin merah. Semuanya terbuat dari plastik transparan.
“Kalian, para Nytes, sekali lagi ditekankan tidak akan dapat membeli koin-koin SOS, tapi kalian dapat menjualnya bila kalian ingin berlibur atau pulang ke dunia luar. Koin hitam nilainya lima dollar, koin hijau nilainya lima belas dollar, dan koin merah senilai empat puluh lima dollar.”
Madame Slyce berdiri menghadap mereka. Tatapannya tajam mengitari seluruh Nytes baru. Mereka telah tiba di lantai lima. Sebuah ruangan dengan lebar tidak kurang dari dua puluh meter terbuat dari kayu berwarna coklat gelap dengan bau harum yang menyenangkan menyambut mereka ketika tiba di lantai itu. Beberapa set tempat duduk dan sofa serta sebuah perapian tua besar menghiasi ruangan itu. Di ujung terjauh, tampak sebuah jendela yang menghadap langsung ke salah satu bukit yang mengelilingi kapal raksasa itu.
Tampak dua gang berhadapan di sebelah kiri dan kanan mereka. Dari tempat mereka berdiri, mereka juga dapat melihat beberapa gang lebih kecil yang membagi gang itu dalam beberapa blok yang memiliki banyak sekali pintu. Tampaknya itu adalah area kamar tidur mereka.
“Pergunakanlah koin-koin itu sebaik-baiknya dan sebijaksana mungkin. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup di Eightlyst State Ship tanpa koin-koin itu. Mengerti?”
Para Nytes mengangguk. Mereka masing-masing dengan gugup mendekap kantong masing-masing, seakan-akan takut benda itu hilang.
Spoiler for Bab 4 B:
“Baiklah. East Side merupakan tempat para Nytes laki-laki dan untuk West Side merupakan tempat para Nytes Perempuan. Ingat. Apapun yang terjadi, pertemuan di lantai ini untuk Nytes laki-laki dan Nytes perempuan hanya dapat dilakukan di ruangan ini. Tak ada seorang pun yang diijinkan masuk ke side yang berseberangan dengan sidenya. Ada hukuman berat akan menanti mereka yang melakukannya. Dimasing-masing side terdapat dua tangga dan tiga lift yang menghubungkan lantai atas dan bawah. Ketentuan satu koin hitam untuk setiap perjalanan lift ke atas atau ke bawah tetap berlaku. ”
Setelah memberikan beberapa keterangan lain, Madame Slyce mengijinkan Para Nytes mencari kamar mereka masing-masing, yang langsung di sambut mereka dengan suka cita. Dalam sekejap semua berlari mencari kamarnya, begitu pula dengan Aramos, Bill, Julio dan Andrea.
“Kita ketemu setengah jam lagi di sini ya?!” Teriak Andrea bersemangat sambil berlari ke West Side.
Aramos melongok ke gang pertama. Hanya beberapa anak yang masuk ke gang itu dan menemukan kamar mereka. Kamar terluar, yang paling dekat yang dapat dilihat Aramos, dipintunya terukir AE11.
“Ini gang satu A…… kita di gang tiga H. Ayo jalan lagi.” Julio berputar dan melanjutkan langkahnya tanpa melongok-longok lagi di gang lainnya. Tampaknya dia tahu benar arah yang ditujunya.
“Memangnya kamu kamar yang mana?” tanya Bill ngos-ngosan. Dia dengan tubuhnya yang gempal tampak masih kelelahan karena menaiki tangga.
Julio membalikkan badannya dan tersenyum kecil.
“Aku sekamar dengan kalian” katanya sambil mengangkat kantongnya.
Dikantongnya tertera kode yang sama dengan di kantong Aramos dan Bill. HE13.
“Benarkah?” Bill mengernyitkan hidungnya. Dengan gugup dia melirik Aramos.
“Kenapa? Kamu tidak suka?”
“Eh… Bukan begitu. Aku…..”
“Kalau tidak suka, kamu boleh pindah kamar kok”
Aramos menggaruk kepalanya. Dia maklum dengan rasa segan Bill untuk sekamar dengan Julio. Pemuda latin satu ini memang terlihat sedikit menyeramkan.
Julio sudah menghilang di salah satu gang ketika Bill berbicara sambil berbisik.
“Bagaimana, Aramos? Kita pindah kamar?”
Aramos menggeleng dan menggandeng tangan Bill menuju ke gang tempat Julio menghilang.
“Sudahlah. Menurutku dia lumayan juga….. pasti seru kita sekamar dengannya!”
“Seru? Yang seru itu kalau anaknya enak diajak ngobrol…..Kalau ini mati……Mati……Kayak ngajak harimau bicara. Sebelum bicara sudah kirrrkkk….” Bill menirukan gerakan seperti orang yang digorok.
Aramos hanya tersenyum dan mempercepat langkahnya. Dari mulut gang dia melihat Julio telah berdiri dengan tidak sabar. Tapi begitu mereka mendekat, pemuda itu langsung masuk ke pintu yang berukir HE13.
Aramos menahan napasnya. Kamar itu sangat luas dibandingkan ruang bawah tanah yang selama ini ditempatinya bersama-sama berbagai barang rongsokan. Selain diisi dengan tiga tempat tidur dengan warna-warna cerah, terdapat juga meja belajar dan lemari besar untuk masing-masing mereka. Sebuah tv dan lemari pendingin kecil juga ada di dalam kamar itu .
“Aku pilih ini” Julio melemparkan ranselnya ke atas tempat tidur berwarna hijau zamrud yang berdekatan dengan pintu kamar dan tv.
“Kamu mau yang mana, Bill?”
“Aku yang ini saja deh.” Bill memilih tempat tidur berwarna kuning telur yang berseberangan dengan Julio.
Aramos mengangguk. Jadi dia mendapat tempat tidur berwarna biru langit yang berdampingan dengan Julio. Itu berarti tempat tidurnya dekat dengan jendela. Aramos sangat senang.
Aramos membuka lemari disamping tempat tidurnya. Dia melihat delapan pasang seragam bermodel sama dengan yang dipakai para Nytes angkatan atas. Warnanya saja yang berbeda. Kemeja Putih dan Celana Biru laut. Ada juga beberapa pasang piyama yang terlipat rapi, beberapa kaos putih dan hitam, satu jaket wol, dua buah ikat pinggang, tiga pasang sepatu dan dua pasang sandal yang terlihat nyaman. Semuanya memiliki simbol kecil SOS. Walaupun tidak memiliki model yang semenarik dipakai oleh para Nytes senior mereka, Aramos sangat senang. Sudah lama dia tidak mendapat hadiah.
Aramos melihat sekilas beberapa buku di atas mejanya. Buku panduan dasar SOS, buku gografis, peta dunia dan beberapa buku lainnya dengan bahasa-bahasa asing yang dipastikan adalah buku pelajaran mereka nantinya di SOS.
Setelah memberikan beberapa keterangan lain, Madame Slyce mengijinkan Para Nytes mencari kamar mereka masing-masing, yang langsung di sambut mereka dengan suka cita. Dalam sekejap semua berlari mencari kamarnya, begitu pula dengan Aramos, Bill, Julio dan Andrea.
“Kita ketemu setengah jam lagi di sini ya?!” Teriak Andrea bersemangat sambil berlari ke West Side.
Aramos melongok ke gang pertama. Hanya beberapa anak yang masuk ke gang itu dan menemukan kamar mereka. Kamar terluar, yang paling dekat yang dapat dilihat Aramos, dipintunya terukir AE11.
“Ini gang satu A…… kita di gang tiga H. Ayo jalan lagi.” Julio berputar dan melanjutkan langkahnya tanpa melongok-longok lagi di gang lainnya. Tampaknya dia tahu benar arah yang ditujunya.
“Memangnya kamu kamar yang mana?” tanya Bill ngos-ngosan. Dia dengan tubuhnya yang gempal tampak masih kelelahan karena menaiki tangga.
Julio membalikkan badannya dan tersenyum kecil.
“Aku sekamar dengan kalian” katanya sambil mengangkat kantongnya.
Dikantongnya tertera kode yang sama dengan di kantong Aramos dan Bill. HE13.
“Benarkah?” Bill mengernyitkan hidungnya. Dengan gugup dia melirik Aramos.
“Kenapa? Kamu tidak suka?”
“Eh… Bukan begitu. Aku…..”
“Kalau tidak suka, kamu boleh pindah kamar kok”
Aramos menggaruk kepalanya. Dia maklum dengan rasa segan Bill untuk sekamar dengan Julio. Pemuda latin satu ini memang terlihat sedikit menyeramkan.
Julio sudah menghilang di salah satu gang ketika Bill berbicara sambil berbisik.
“Bagaimana, Aramos? Kita pindah kamar?”
Aramos menggeleng dan menggandeng tangan Bill menuju ke gang tempat Julio menghilang.
“Sudahlah. Menurutku dia lumayan juga….. pasti seru kita sekamar dengannya!”
“Seru? Yang seru itu kalau anaknya enak diajak ngobrol…..Kalau ini mati……Mati……Kayak ngajak harimau bicara. Sebelum bicara sudah kirrrkkk….” Bill menirukan gerakan seperti orang yang digorok.
Aramos hanya tersenyum dan mempercepat langkahnya. Dari mulut gang dia melihat Julio telah berdiri dengan tidak sabar. Tapi begitu mereka mendekat, pemuda itu langsung masuk ke pintu yang berukir HE13.
Aramos menahan napasnya. Kamar itu sangat luas dibandingkan ruang bawah tanah yang selama ini ditempatinya bersama-sama berbagai barang rongsokan. Selain diisi dengan tiga tempat tidur dengan warna-warna cerah, terdapat juga meja belajar dan lemari besar untuk masing-masing mereka. Sebuah tv dan lemari pendingin kecil juga ada di dalam kamar itu .
“Aku pilih ini” Julio melemparkan ranselnya ke atas tempat tidur berwarna hijau zamrud yang berdekatan dengan pintu kamar dan tv.
“Kamu mau yang mana, Bill?”
“Aku yang ini saja deh.” Bill memilih tempat tidur berwarna kuning telur yang berseberangan dengan Julio.
Aramos mengangguk. Jadi dia mendapat tempat tidur berwarna biru langit yang berdampingan dengan Julio. Itu berarti tempat tidurnya dekat dengan jendela. Aramos sangat senang.
Aramos membuka lemari disamping tempat tidurnya. Dia melihat delapan pasang seragam bermodel sama dengan yang dipakai para Nytes angkatan atas. Warnanya saja yang berbeda. Kemeja Putih dan Celana Biru laut. Ada juga beberapa pasang piyama yang terlipat rapi, beberapa kaos putih dan hitam, satu jaket wol, dua buah ikat pinggang, tiga pasang sepatu dan dua pasang sandal yang terlihat nyaman. Semuanya memiliki simbol kecil SOS. Walaupun tidak memiliki model yang semenarik dipakai oleh para Nytes senior mereka, Aramos sangat senang. Sudah lama dia tidak mendapat hadiah.
Aramos melihat sekilas beberapa buku di atas mejanya. Buku panduan dasar SOS, buku gografis, peta dunia dan beberapa buku lainnya dengan bahasa-bahasa asing yang dipastikan adalah buku pelajaran mereka nantinya di SOS.
Spoiler for Bab 4 C:
“Hei lihat kamar mandinya!”
Aramos dan Julio berpandangan dan langsung mengikuti arah suara Bill. Mereka masuk ke pintu kecil itu sambil berdesak-desakkan.
Sesaat mereka semua terdiam. Bak mandi dalam ruangan itu berbentuk perahu kecil.
“Lucu kan?”
“Apanya? Kirain ada yang penting!” Julio mendengus dan mulai mengatur barang-barangnya.
“Kurasa kita harus bergegas….. Andrea menunggu kita di lobi” Aramos segera mengambil handuk dan seragamnya.
“Mau ngapain itu cewek? Kita capek….Istirahat dulu”
“Kita kan perlu belajar banyak tentang SOS dan Eightlyst State Ship. Ayolah” Aramos tersenyum semanis mungkin. Melihat pemuda latin itu hanya memutar matanya, Aramos tahu Julio setuju dengan pendapatnya.
Aramos dan Julio berpandangan dan langsung mengikuti arah suara Bill. Mereka masuk ke pintu kecil itu sambil berdesak-desakkan.
Sesaat mereka semua terdiam. Bak mandi dalam ruangan itu berbentuk perahu kecil.
“Lucu kan?”
“Apanya? Kirain ada yang penting!” Julio mendengus dan mulai mengatur barang-barangnya.
“Kurasa kita harus bergegas….. Andrea menunggu kita di lobi” Aramos segera mengambil handuk dan seragamnya.
“Mau ngapain itu cewek? Kita capek….Istirahat dulu”
“Kita kan perlu belajar banyak tentang SOS dan Eightlyst State Ship. Ayolah” Aramos tersenyum semanis mungkin. Melihat pemuda latin itu hanya memutar matanya, Aramos tahu Julio setuju dengan pendapatnya.
0
Kutip
Balas