Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rafa.alfurqanAvatar border
TS
rafa.alfurqan
YES, I AM D.I.D!
Quote:


-0o0-

Ane datang lagi membawa sebuah cerita baru, cerita yang sempat ane sampaikan akan ane posting di sini untuk kalian para kaskuser yang gak ada kerjaan baca-baca cerita orang. Salam damai

emoticon-Shakehand2


Jujur baru jalan 2 chapter + 1 intro awal ane posting cerita ini, sudah cukup banyak respon masuk yang cukup membuat ane surprised! Setidaknya jika dibandingkan dengan beberapa cerita yang pernah ane posting sebelumnya.

Quote:


Update review komentar pembaca

Quote:


Nih ane kasih lagi komentar para reader terbaru biar bisa bikin agan-agan yang baru masuk trit ini jadi yakin kalau cerita di trit ini menarik buat di baca

Quote:


ane tambahin lagi deh komen-komen reader biar semakin mempertegas cerita ini beneran keren atau cuma begaya keren

Quote:


IMPORTANT NOTED!

Quote:


Quote:


Jika para readers sekalian, bebas mau yang aktif atau yang cuma silent tapi pure suka sama cerita TS ini, maka disini TS berharap feedback dari para readers sekalian baik berupa rate ataupun sharenya. Jika cerita ini memang layak untuk disukai kalian kenapa gak bantu TS sekalian buat melebarkan sayap cerita ini biar semakin terbang tinggi? emoticon-Smilie




Polling
Poll ini sudah ditutup. - 3 suara
Siapa tokoh "aku" yang menulis cerita ini?
D
33%
H
0%
R
0%
Bukan ketiganya
67%
Diubah oleh rafa.alfurqan 28-08-2017 03:25
bonita71
bukhorigan
sakkahashira467
sakkahashira467 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
34.3K
290
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
rafa.alfurqanAvatar border
TS
rafa.alfurqan
#134
“Woy buka pintu kamar ini sialan!”

“Atau mau kuobrak abrik ku kamar ini!?” ucapku yang baru saja siuman beberapa saat yang lalu.

“Buka pintu kamarnya rei” ucap wanita itu.

Rei kemudian membuka pintu kamar, dan tepat setelah rei membuka pintu kamar itu aku langsung menerjangnya dengan sebuah pukulan.

“Brengsek mau apa lagi kamu!?” teriakku pada rei.

“Sabar dilan, sabar…”

“Bukan rei yang membawamu kesini tapi aku” ucap wanita itu tiba-tiba.

“Siapa kamu?”

“Oh jadi kamu majikannya si brengsek ini!?” ucapku.

“Dilan! Jaga omonganmu!”

“Sejak kapan kamu sekasar ini!?” ucap wanita itu.

“Apa urusannya denganmu!?”

“Karena aku ibumu!”

“Apa? Ibuku?”

“Jangan bercanda!?”

“Silahkan lihat foto-foto di album ini” ucap rei yang saat itu menyodorkanku sebuah album

“Foto itu adalah foto anda waktu kecil dulu yang tidak pernah anda temukan sebelumnya di rumah orang yang anda anggap sebagai kakek anda itu” ucap rei.

Aku kemudian membuka album itu halaman demi halaman. Dimana tiap halamannya ada fotoku sewaktu kecil bersama wanita itu juga beserta seorang pria yang kupikir sebagai ayahku karena jelas sekali dia terlihat selalu menggendongku di tiap foto yang kulihat.

Jujur saja sulit buatku untuk langsung mempercayainya tetapi apa yang dikatakan laki-laki bernama rei itu benar. Ini pertama kalinya aku melihat banyak foto-foto masa kecilku yang baru kulihat dan tidak pernah kutemukan sebelumnya satupun di rumah kakek. Ditambah ketika aku memperhatikan wanita itu yang sedari tadi menangis di depanku, wajahnya benar-benar mirip dengan wanita yang ada di dalam foto ini bersamaku.

Tapi jika memang benar dia ibuku kenapa baru saat ini dia mencariku!?

“Kalau memang benar kamu ibuku kenapa baru sekarang kamu mencariku?”

“Kenapa tidak kamu lakukan dari dulu?”

“Pertanyaan itu selalu anda tanyakan setiap kali anda tersadar” ucap rei tiba-tiba.

“Maksud kamu apa?”

“Rei sudah hentikan, dia berhak tahu” ucap wanita itu.

“Dan kenapa kamu disini?”

“Siapa dia?” tanyaku pada wanita itu.

“Dia rei, orang yang kupercayai dilan” ucap wanita itu.

“Kamu tahu dia pernah mencelakakanku!?”

“Dia menculik syafira cuma untuk memancingku!”

“Kalau memang dia anak buahmu dan kalau memang benar kamu ibuku kenapa dia tidak memintaku baik-baik untuk mempertemukanku padamu!?” ucapku kesal.

“Kalau itu maafkan saya, semua yang telah saya lakukan murni atas inisiatif saya sendiri. Dan ibu tidak pernah sekalipun memerintahkan saya untuk menyakiti anda”

“Lagipula saya pernah bilang kalau saya serius pada anda sudah dari pertama kali bertemu saya bisa saja langsung membunuh anda” ucap rei serius.

“Rei! Jaga bicaramu! Dia itu anakku!”

“Iya bu, maafkan saya”

“Dilan apapun yang sudah rei lakukan padamu dan pada teman-temanmu ibu minta maaf”

“Apapun alasannya dia tetap ibu yang perintahkan untuk mengawasimu”

“Dan kamu harus tahu bukannya ibu tidak ingin bertemu denganmu dari dulu tapi orang yang kamu anggap sebagai kakekmu itu selalu menghalangi ibu”

“Kakek? Apa maksudmu!?”

“Apa hubungannya kakek dengan semua ini!?”

“Anda harus tahu kenyataan sebenarnya”

“Reiii!” teriak wanita itu.

“Maafkan saya bu, saya pikir bagaimanapun kondisinya dia saat ini dia harus tahu semuanya”

“Dan kalau memang ibu agak berat menceritakan semuanya biar saya yang memberi tahukan semuanya pada dilan”

“Dilan, jika anda berpikir kalau kakek anda itu orang baik maka itu salah besar”

“Dari awal sebenarnya dialah yang memisahkan anda dari kedua orang tua anda”

“Apa maksudmu? Dari awal orang tuaku lah yang membuangku dan kakek yang menemukanku bahkan membesarkanku!” ucapku membela kakek.

“Itu bohong! Itu semua bohong!” ucap wanita itu tiba-tiba.

“Orang tua mana yang tega membuang anaknya!?”

“Dia lah yang mengambil dirimu dariku dan juga dari ayahmu!”

“Apa maksudmu?” ucapku tidak percaya.

“Dia menyabotase mobil yang anda tumpangi beserta ibu dan ayah anda”

“Pada waktu itu mobil yang anda tumpangi remnya sengaja dibuat blong”

Kemudian secara tiba-tiba ingatan itu datang. Saat itu aku kecil berada dalam sebuah mobil bersama seorang wanita dan seorang pria. Di tengah perjalanan ada seorang yang menyeberang tiba-tiba, melihat ada orang yang tiba-tiba menyeberang itu membuat pria yang ada di dalam mobil membanting setir mobil ke arah yang berlawanan.

Dan dengan kecepatan mobil yang saat itu masih dalam kecepatan tinggi, mobil yang kami tumpangi menabrak pembatas jalan dan mobil yang kami tumpangi itu terbanting sampai beberapa meter.

Setelah beberapa saat ada seseorang yang muncul membukakan pintu mobil dan kemudian membawaku dari sana. Aku mencoba mengingat bagaimana muka orang itu namun yang terlintas di ingatanku saat itu hanya bagian sampai leher begitu pula pria dan wanita yang ada bersamaku dalam mobil. Semuanya hanya tampak sampai pada leher mereka, tetapi dengan penjelasan rei padaku sejauh ini ceritanya sangat mirip dengan ingatan yang sedang kulihat saat ini.

“Aaarrr….ggghhh” ucapku sambil memegang kepalaku.

“Dilan? Dilan? Kamu gak papa?” ucap wanita itu.

“Sialaan, siapa kamu sebenarnya!?” ucapku sambil memandang wanita itu.

“Aku ibumu dilan, aku ibumu”

“Kamu harus tahu gara-gara kejadian itu ayahmu sampai sekarang masih koma di rumah sakit!” ucapnya sambil menangis.

“Ayahku? Koma? Di rumah sakit?”

“Anda juga harus tahu karena kejadian itu pula bukan hanya ayah anda yang koma sampai dengan saat ini tapi waktu itu ibu anda juga terluka parah dan menderita amnesia dalam waktu yang cukup lama”

“Setelah akhirnya beliau sembuh dan bisa mengingat semuanya kembali ibu anda akhirnya mencoba mencari anda”

“Pak tua brengsek itu! Pak tua brengsek itu ternyata membuatmu mempunyai kepribadian ganda!”

“Maafkan ibu dilan! Maafkan ibu!”

“Seandainya ibu bisa menemukanmu lebih awal ibu pasti tidak akan membiarkannya membuatmu seperti ini”

“Apa? Jadi kakek yang membuatku mengidap DID?” ucapku seakan tak percaya.

“Iya dia yang membentuk dan meyakinkan anda kalau anda mempunyai beberapa kepribadian”

“Gak mungkin! Gak mungkin! Ini semuanya bohong! Ini semua cuma settingan kalian!”

“Silahkan anda mau percaya atau tidak tapi anda harus baca ini terlebih dahulu” ucap rei kemudian menyodorkan sebuah koran lama.

Di koran itu ada sebuah artikel dengan judul “Mengenal Dissociative Identity Disorder Lebih Jelas Dengan Prof. Dr. Restu Hidayat” lengkap dengan foto orang tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah foto kakekku.

“Kakek”

“Kakek ini benar-benar kakek”

“Dia memang ahli di bidang kejiwaan dan sudah lama meneliti tentang masalah kepribadian ganda” ucap rei.

“Dan bahkan dia berhasil membuat anda mengidap DID”

“Dia membentuk dan menanamkan semua karakter-karakter itu di kepalamu dilan” ucap wanita itu.

“Tapi bagaimana kakek melakukannya? Ini gak masuk akal!”

“Dalam dunia kedokteran memang DID itu disebabkan oleh trauma-trauma pada masa kecil” sambung rei.

“Tapi yang dilakukan oleh dia adalah menciptakan ilusi menjadi trauma di dalam benak dan pikiran anda ditambah dengan kemampuan beliau menguasai teknik hipnotis”

“Jadi bukan tidak mungkin beliau menghipnosis anda dengan sugesti-sugesti yang anda percayai sebagai sebuah trauma dan akhirnya secara tidak sadar anda membuat karakter lain untuk melindungi diri anda dari trauma itu” ucap rei.

“Gak…gak mungkin” ucapku yang masih menolak percaya.

“Anda masih tidak mau percaya?”

“Kalau begitu juga anda harus tahu, dari hasil penyelidikan saya selama mengamati anda”

“Semua yang anda alami itu hanyalah settingan yang dia buat untuk anda”

“Apa maksudmu?”

Rei kemudian memutar sebuah video di handphonenya kemudian memberikannya padaku. Isi video itu adalah seorang perempuan, seorang perempuan yang pernah datang ke rumahku dan mencari rafa. Iya, perempuan yang berterima kasih pada rafa karena telah menyelamatkannya dari preman-preman yang mengganggunya dan memberikanku sebuah jam tangan sebagai rasa terima kasihnya.

Dalam video itu perempuan itu mengaku kalau semua itu adalah settingan termasuk preman-preman yang mengganggunya. Semuanya telah diatur sedemikian rupa atas suruhan kakekku.

“Jadi itu semua cuma settingan?” tanyaku seakan tidak percaya.

“Iya itu semua hanya settingan tapi kakek anda yakin kalau rafa pasti akan menyelamatkan perempuan itu”

“Anda tahu kenapa? Karena dilan tidak akan pernah melakukannya”

“Beliau tahu benar bagaimana masing-masing watak kepribadian anda karena beliaulah yang menciptakan ide awal bagaimana masing-masing karakter kepribadian anda”

“Tapi untuk apa pak tua melakukannya?”

“Kamu masih tidak mengerti dilan!?”

“Karena dia ingin terus membuat rafa eksis di pikiranmu!” ucap wanita itu.

“Aaaaarrrrrggggggghhhhh!!!!!!!”

“Kenapa pak tua itu membuatku seperti ini!?”

“Itu karena perempuan yang kamu selamatkan itu” ucap wanita itu lagi.

“Perempuan? Syafira?”

“Dia adalah cucu kandung kakek anda” ucap restu.

“Syafira? Cucu kandung pak tua itu?”

“Iya, saat ini saya belum tahu apa dari awal dia hanya berpura-pura tidak mengenal kakek anda atau memang dia tidak sadar sama sekali”

Ternyata ayah syafira adalah anak kandung dari kakek. Awal kejadian semua ini disebabkan karena ibu syafira meninggal saat dioperasi oleh ayahku. Ayahku dulu adalah seorang dokter bedah jantung yang cukup terkenal pada saat itu. Sewaktu operasi transplantasi jantung ibu syafira yang dilakukan oleh ayahku mengalami kegagalan karena kesahalan salah seorang asisten operasi bedah saat itu. Tetapi ayahku bersikeras meninggalnya ibu syafira pada saat operasi adalah kesalahannya.

Kematian ibu syafira membuat ayah syafira shock berat dan beberapa bulan setelahnya ayah syafira memilih bunuh diri dan meninggalkan syafira seorang diri. Hal itulah yang membuat kakek benar-benar marah dan bersikeras kalau ayahkulah yang menjadi awal mula penyebab kehancuran rumah tangga anaknya dan bahkan membuat anaknya melakukan bunuh diri.

Semua yang kudengar saat itu membuat pikiranku berkecamuk. Semua ingatanku dengan pak tua itu muncul secara bersamaan. Semua kenangan yang aku ingat dengannya mucul di dalam pikiranku dan hanya menimbulkan dua buah pertanyaan yang berulang-ulang di kepalaku.

Apakah aku harus percaya pada pak tua itu atau pada kedua orang ini?

Dan akhirnya aku pun terjatuh, terlelap kedalam alam bawah sadarku jauh lebih dalam dari sebelumnya, jauh lebih dalam…

Bagaimana dengan rafa? Apakah dia akan sama denganku yang goyah dengan kepercayaanku pada pak tua? Atau dia akan lebih memilih mempercayai pak tua dan mengabaikan semua kenyataan yang akan disampaikan oleh kedua orang ini?



“Aku bukan dilan”

“Sampai kapanpun aku tidak akan pernah meragukan kakekku!” ucap rafa.

-0o0-

Kamis, 17 Maret 2016

“Kakek?” ucapku.

“Kek? Kakek?” kali ini aku berteriak berharap kakek dapat mendengarku.



“Rafa!?”

“Rafa!?” Panggil syafira.

“Jangan panggil nama sialan itu” ucapku yang sudah mulai terbangun dari pingsan.

“Kenapa aku ada disini?”

“Kamu? Syafira?”

“Dilan?” tanya syafira.

“Kamu dilan kan? Beneran dilan kan!?”

“Aaaaaaaaa” teriak syafira setelah tubuhnya kudorong ke tiang listrik yang tidak jauh dari posisiku saat itu.

“Akhirnya kita ketemu juga” ucapku.

“Dilan, sakit…”

“Sakit? Emangnya aku peduli?”

“Dilan kamu kenapa?”

“Aku ada salah sama kamu?”

“Kamu ada salah sama aku?”

“Kamu pura-pura bego atau gimana?”

“Maksud kamu apa?”

“Aahh dilan sakit!?” ucap syafira kesakitan setelah aku mengencangkan cengkeramanku pada tangannya.

“Siapa kamu sebenarnya?” tanyaku.

Begitulah akhirnya yang terjadi. Untuk pertama kalinya aku bisa kembali muncul setelah rafa tiba-tiba tertidur dan secara kebetulan entah apa yang sudah dilakukan rafa sehingga dia sedang bersama syafira.

Tapi itu tidak penting, yang penting aku akhirnya bisa bertemu dengan syafira lagi. Dan aku punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dia sebenarnya. Namun sayangnya pada saat itu, pada saat aku akhirnya muncul kakek sudah lebih dulu pergi sehingga aku tidak melihatnya seperti rafa yang telah dengan jelas melihat kenyataan kalau kakek sebenarnya masih hidup.

Tapi apa benar waktu itu yang dilihat oleh rafa adalah kakek? Entahlah, aku lebih senang jika kalian menebaknya sendiri dan buktikan sendiri apakah tebakan kalian benar pada akhirnya ketika aku melanjutkan cerita ini lebih jauh.

Bersambung...
bonita71
bonita71 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.