Kaskus

Story

kudalaut3Avatar border
TS
kudalaut3
KKN Story (Horror, Teror dan Persahabatan)
KKN Story (Horror, Teror dan Persahabatan)


Sekapur Sirih




hi gan. salam kenal, aku newbie ni.
Membaca beberapa thread tentang cerita KKN disini membuat saya tergerak untuk "menshare" jg pengalaman KKNku yg benar-benar susah untuk dilupain. pengalaman yg mengajarkan kami banyak hal, tentang kebersamaan, setia kawan dan toleransi. untuk tetap menjaga nama baik masing-masing pihak, tentu dalam cerita yang saya bagikan nanti seperti nama tokoh, tempat akan di samarkan. cerita ini berkutat tentang perjalanan KKN kami selama 2 Bulan. dimana kami menemui hal-hal horror, terror (yang tidak cuma berasal dr mahkluk tak kasat tetapi juga dr mahkluk kasat mata = manusia). Cerita ini adalah cerita pengalamn saya sendiri, tapi dalam penyampaiannya nanti mungkin ada beberapa part yang akan dirubah/disesuaikan (terutama maslah urutan kejadian dan dialog) karena saya tidak begitu ingat persis dengan urutan kejadian n dialog kita pada saat itu. tetapi line cerita sesuai dengan apa yang kami alami.

Yang bilang hanya ikut-ikutan cerita KKN sebelumnya, ya... mmg saya ikut-ikutaan, tapi saya ikut-ikutan karena saya juga punya pengalaman KKN yang menurut saya tidak ada salahnya juga untuk di share.

yang bilang cerita'y ngibul,. terserah aja mau nganggapnya gimana., saya juga gk punya hak untuk membaut pembaca semua percaya dengan apa yang saya tulis. saya cuma berniat berbagi pengalaman. percaya ngak percaya itu urusan masing-masing.





Quote:
Diubah oleh kudalaut3 08-09-2016 23:33
anasabilaAvatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan anasabila memberi reputasi
2
55.8K
214
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
kudalaut3Avatar border
TS
kudalaut3
#32
5. Subuh itu



***
Tidur lelap gw terganggu ama hawa dingin yang begitu menggigit. Gw cek HP, ternyata memang sudah pukul setengah 4 subuh. Gw beranjak bangun untuk segera menguras kantung kemi yang dirasa uda full banget. Gw liat ternyata cowok-cowoknya belum ada yang bangun, semuanya masih pulas dengan posisi tidur meringkuk seperti orang kedinginan (memang dingin bgt si). Segara gw beranjak ke belakang. Memang si di rumah kita ini gak ada kamar mandinya, tapi kalo cuma sekedar buang air kecil, pak kades bilang kita bisa buang air kecil di emperan sumur yang memang uda dibuat khusus gt, jadi kayak ada parit kecilnya buat tempat air lewat (entalah apa namanya). Sumur kita ini letaknya pas tepat dibelakang rumah. Sumurnya apa adanya banget de, Cuma didindingin ama bambu yang uda dibela dan dipecah-pecah gt. Untung air di gentong penampungan hujan masih tersisa, jadi gw ama teman-temen yang lain masih bisa gunain buat keperluan kayak gini. Karena memang kita belum sempat buat ngangkut air dari sungai, bahkan air sumurpun belum ada kita perikasa.

Setelah selesai, gw masuk lagi ke rumah, pas lewat kamar cewek, gw dengar kalo mereka lagi asik ngobrol-ngobrol sesekali diselangi dengan tawa. Entalah apa yang mereka omongin. Ternyata mereka uda pada bangun.

Quote:


Akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke sungai. Cowoknya semua berangkat sambil membawah handuk ama dirigen air ukuran 10literan (kurang tahu juga sebenarnya ukuran berapa) yang memang udah tersedia di rumah, banyak malah. Masing-masing kita (cowoknya) bawah 2 dirigen. Yang cewek juga siap berangkat dengan bawaannya masing-masing. Kita si niatnya cuma pengen buang air besar, mandi ama angkut airnya aja.

Quote:


Kita berangkat menuju sungai ber 7. Kira-kira waktu itu pukul 4. Diperjalanan kita ngobrol ini itu. ngebahas masalah proker, masalah desa ini, masalah Ana yang suka lain sendiri, ampe ngeledekin Irwan yang matanya makin sipit kalo baru bangun tidur. Perjalanan dari rumah ke sungai kurang lebih memakan waktu 15 ampe 20 menitanlah. Akhirnya kita sampai di depan balai desa. yang menurut gw malah mirip kayak pos roda ketimbang balai. Kayaknya memang nggak perna dipakai de ni tempat. Kotor dan da mulai mau rusak.
Untuk nyampe ke sungai memang kita kudu ngelewatin jalan setapak di sela semak-semak n perkebunan warga belakang balai desa. Sebenarnya kata pak kades sungai ini lumayan panjang, tetapi memang hanya di titik ini yang biasanya digunakan warga. Kita membawah lampu yang bisa di cas itu (ngak tahu namanya apa) sebagai penerangan, selain hp masing-masing.
Sayup-sayup aliran air sungai mulai terdengar. Selain aliran sungai, kita juga mendengar suara ribut dan ketawa-tawa ibu-ibu gitu, rame banget kayak dipasar., kayaknya si suara ibu-ibu yang lagi bercengkrama sambil mandi ato nyuci di sungai, obrolannya terdengar jelas banget, tetapi menggunakan bahasa daerah sini, jadi kita gak pada ngerti tu ibu-ibu ngobrolin apa, pokoknya rame banget, kayak dipasarlah intinya.

Quote:


Karena itu jalan setapak, posisi jalan kita berjejar memanjang kebelakang, paling depan itu si Vira, di ikuti Liny, Gw, Irwan, Jaya, Anti dan terakhir si Ardi. Kita makin dekat ke sungai, dan suara ribut n ketawa-tawa Ibu-ibunya makin jelas terdengar. Sungai memang belom keliatan, karena semak-semak dipingirnya cukup tinggi., Vira adalah orang pertama yang nyampe ke sungai.
Tapi kita semua dikejutkan dengan Vira yang nampak kaget dan ketakutan, Vira kayak berusaha berlari kembali belakang yang akhirnya jatuh menghantam Liny,

Quote:


Saat itu kita benar-benar shock,. Kita terus coba buat nenangin Vira n nanya Vira kenapa, tapi Vira terus berulang-ulang nyebut “Ya Allah”. Jaya memberanikan diri buat ngeliat ke sungai, diikuti ma Ardi. Tiba-tiba Ardi menginstruksikan kita untuk balik ke rumah. Ardi bilang kalo sungai sepi dan gak ada orangnya sama sekali. Dan saat itu pulalah kita sadar kalo memang suara ibu-ibu ribut, ketawa-tawa di sungai yang kita dengan sangat jelas tadi sudah tidak terdengar lagi, yang ada cuma suara aliran sungai. Sekitaka gw merinding luar biasa, subuh yang tadinya dingin terasa berubah jadi sesak dan panas. Tanpa pikir panjang, kita ber 7 sesegera mungkin meninggalkan sungai dan pulang kerumah. Di perjalanan dengan langkah cepat tak ada sepata katapun keluar dimulut kita. Semuanya membisu seolah-olah sengajah mengizinkan heningnya subuh menguap.


***


kaskus-image

Peta gambaran jalan menuju kesungai


***


kaskus-image
kaskus-image

Sungai yang dimaksud (Fotoh diambil beberpa hari setelah kejadian subuh itu, bersama-sama anak desa)
Diubah oleh kudalaut3 31-08-2016 19:11
jenthek
colakcolilaki
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.