Astaga! Ini adalah astaga diatas segala astaga. Bagaimana bisa ini terjadi?Terjadi rotasi tempat duduk. Dan kalian tahu? Aku duduk dibelakang Pan!!!! Aku menjaga emosiku... Yang benar saja? Masa aku harus berlutut dan berterima kasih sejadi-jadinya karena hal itu?

Aku buru-buru membawa tasku. Memindahkannya ke bangku di belakang Pan. "Hai, ce (panggilan kakak)", sapanya sambil.tersenyum... Oh Hell!!! Bisakah kamu tidak memberiku senyuman itu?
Oke, Anda bingung mengapa saya dipanggil begitu olehnya? Ingat bagian ini dan terus baca. Di part tertentu, jawabannya bakal muncul.

White dan Blue memberiku senyuman penuh arti. Oke. Terimakasih teman. Kalian sahabat terbaik. Selalu bahagia hanya dengan melihatku tersenyum. Sepanjang hari itu, aku tidak bisa konsentrasi mendengarkan guru.

Aku selalu melihat bagian punggung Pan. Dan entah mengapa rambutnya yang digunting satu centi itupun sama sekali tidak mengurangi pesonanya dimataku. Oh, tidak... Mungkin aku sudah gila. Tidak banyak hal yang terjadi d iantara kami. Sesekali, kami berbicara hanya untuk sekedar meminjam pen atau alat tulis lainnya. Jantungku berdegup sampai sepertinya akan memecahkan rongga dadaku.

Aku tidak boleh begitu. Aku harus tetap hidup. Setidaknya untuk lebih lama lagi.