- Beranda
- Stories from the Heart
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
...
TS
FBR_master
Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]
![Aku, mereka dan Kamu [a boring story][TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/07/20/214867_20160720103657.jpg)
many thanks for a perfect cover by quatzlcoatl
Halo gan.. gue dari dulu pengen banget nulis sebenernya, tapi ga pernah bisa, gw harus nulis apa, harus gimana.. setelah gue baca beberapa thread fenomenal di SFTH sebulan terakhir, akhirnya gue ngeberaniin diri buat nulis cerita ini buat dinikmatin smua kalangan..
sebelumnya mohon maaf banget klo tulisan gue ngaco dari segi bahasa, dan mungkin sulit dicerna sama sebagian readers (I wrote by my own style) tapi gue berharap masukan-masukan dan sharing dari agan smua demi tercapainya tulisan-tulisan gue yang semakin baik di tiap part nya..
"boring boss cerita loe, pantesan sepi threadnya"
well, gue ga berharap thread ini rame, kalaupun rame, it's a bonus for me, I just wrote what I wanna write
Selamat ber-Boring-ria..
Quote:
PROLOGUE :
Hi there, I want to tell you about my life.. mostly about love and stuff..
Well, nama gue Ronan Leandro Akbar.. Call me whatever you want, tapi temen-temen gue seringan manggil “Nan”, actually gue juga rada ga sregg sama panggilan ini, gue prefer dipanggil Ronan, or Ron, atau Akbar aja juga boleh, tapi karena temen sekelas gue pas SMP ada yang namanya Roni, akhirnya mulai saat itu gue yang “ngalah” dapet panggilan Nan tadi.. kenapa ga Leandro? Guys, kita di Indonesia, ga mungkin manggil lengkap, biasa manggil nama sepotong-sepotong, entah yang dipotong itu didepan, ato belakang, masa manggil gw Le ato Dro, or even Andro? Android kali ahh

Sedikit gue cerita tentang diri gue ini biar loe-loe pada ada gambaran, or berimajinasi (please lah, jangan yang iya-iya ya imajinasinya
), tinggi badan gue 187cm (tinggi? Ya untuk ukuran Asia gue lumayan tinggi), and badan gue atletis juga, mungkin kalo tinggi itu karena sedari SMP doyan olahraga, terutama basket, yup doyan sob, saban hari ga pernah gue ninggalin olahraga biar pun cuma lari pagi, well kecuali gue sakit tentu. Rambut? Ada yang suka sama Deathnote? Yak, rambut gw berponi ke-emo-emo-an (WTF ni bahasa
) mirip kaya Light Yagami. Muka muka?? Sorry ga mao nyombong sob, tapi gue Alhamdulillah dikaruniai Allah punya muka yang goodlookin’, cool gitu lah
, otak gue juga lumayan tokcer bin encer, saking encernya malah sering keluar lewat kuping (ok stop it, conge itu mah
)Anjir sempurna amat idup lo jing!! Hahaha gue akuin idup gue emang menyenangkan, tapi ga ada gading yang ga retak toh?! dibalik itu semua masih banyak getir hidup yang gue rasain, mulai dari ekonomi gue ma nyokap yang pas-pasan, gue juga ga pernah ngerasain kasih sayang yang lengkap dari kedua orangtua gue (ok, selagi orangtua loe ada, sayangi mereka, kita akan baru merasa kehilangan ketika orang tersayang tersebut pergi meninggalkan kita selama-lamanya), gue produk dari broken home sedari umur 6 taon, babe gue maen gila sama janda bangs*t sebelah rumah, dan memilih kabur sama tu janda gatel ketimbang milih gue sama nyokap.. Ok that’s all I can tell you bout my shitty life..
Yukk kita mulai..
Part 1 : Dia adalah Dinan My very Dearest Friend
Part 2 : Hello Pelonco

Part 3 : siapa dia?
Part 4 : GUE COWOKNYA!!
Part 5 : biar aku membantumu
Part 6 : terima kasihku padamu
Part 7 : gadis manis itu bernama Zie
Part 8 : Sweating Lunch
Part 9 : Cemburu??
Part 10 : Can I go Home with You??
Part 11 : kutunggu kau disini esok pagi..
Part 12 : Surprise On the Jogging Track
Part 13 : May I Call You....
Part 14 : maaf gue ga maksud..
Part 15 : HBD - Kenapa Kembali??
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 1
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 2
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 3
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 4
Part 16 : The Dark Side of Me - Bag 5 (Tamat)
Part 17 : Mencarimu - Bag 1
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 A
Part 17 : Mencarimu - Bag 2 B (Selesai)
Part 18 : I'm always around - Part 1
Part 18 : I'm always around - Part 2 (Selesai)
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 1
Spesial Part : Pamit undur diri
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 1
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 2
Spesial Part : Tolong!! (Bali I'm in Love) - Part 3 - Selesai
Part 19 : Aku Menyesal - Bag 2 - Selesai
Part 20 : Why me? - Part 1
Part 20 : Why me? - Part 2
Part 20 : Why me? - Part 3
Part 20 : Why me? - Part 4 - Selesai
Part 21 : The Lion Queen
Part 22 : Love, Love and Love
Part 23 : The Craziness of Her - Part 1
Part 23 : The Craziness of Her - Part 2
Part 23 : The Craziness of Her - Part 3
Part 23 : The Craziness of Her - Part 4
Part 23 : The Craziness of Her - Part 5
Part 23 : The Craziness of Her - Part 6
Part 23 : The Craziness of Her - Part 7
Part 23 : The Craziness of Her - Part 8
Part 23 : The Craziness of Her - Part 9 - Selesai
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 1
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 2
Spesial Part : Dia yang pernah singgah - Part 3 - Selesai
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 1
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 2
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 3
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 4
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 5
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 6
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 7
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 8
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 9
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 10
Part 24 : Dia yang Datang dan Pergi - Part 11
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 12
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 13
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 14
Sebuah Intermezzo - EPICLOGUE
Part 24 : Dia Yang Datang dan Pergi - Part 15 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 1
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 2
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 3 - Selesai
Part 25 - Sebuah Titik Balik - Part 4 - Selesai (kali ini benar2 selesai)
Spoiler for last part by suzie:
Spesial Part : Just Another Story (Bag 1)
Spesial Part : Just Another Story (Bag 2) - END
Update
Epilog - Ini Bukan Sebuah Akhir Cerita
Selesai deh cerita cinta gue yang... whatever, you name it..



Diubah oleh FBR_master 17-04-2017 13:40
yongkygouwsa051 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
383.3K
2.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
FBR_master
#310
Part 20 : Why me? - Part 3
“Ron.. ko kamu jadi diem gini” tanyanya
“haa? Ahh ga, gapapa Zie” jawabku
“hmmm.. ga napsu makan ya?” tanyanya lagi
Rasanya memalukan mengingat kejadian tadi, entah apa itu namanya aku tak mau mengingat lagi kejadian dikelas. Setelahnya aku bertemu dengannya di kantin, tapi akhirnya kami berdua pergi cari makan diluar kampus. Setelah berkeliling, akhirnya pilihan jatuh di sebuah restoran steak bernama kearab2an, cukup ramai siang hari ini yang makan disana.
“ga juga sih, napsu2 aja ehehehe, gimana matkul pagi tadi?”
“ooohhh.. y awes, well, as usual, boring as ever, what about you?”
“believe me, don’t ask”
“hmm.. strange.. you are not you at the moment haha, whatever Ron.. wanna see movie?”
“kayanya ga bisa Zie, aku ada janji kerjain tugas paper bareng anak2 nanti sore, gapapa kan?”
“it’s ok, sama siapa Ron?”
“echa, heri dan….”
“……. And who?”
“Rara Zie”
“owwh.. ok2”
“ada matkul lagi ga kamu abis jam siang?”
“ga ada, anter aku pulang aja ya Ron, nanti kamu bawa lagi aja mobilnya”
“ga usah Zie, pake motor aja” jawabku
“ya udah terserah” yeeppp terserah pemirsaaaahhhh..
mukenye langsung asem
“……………”
SKIPPP, sore hari nya
“Ron, kamu ada ide isu ekonomi apa yang bakal kita angkat?”
“hmmm.. no idea, yang lain?”
Maka dimulailah “kerja kelompok” yang hanya saling pandang dimulai
“pada ga ada ide?” Tanyaku
“ga ada euy boss” jawab heri
“cha? Rara?”
“ahhh gue ada ide Ra, gimana kalo “ini”?” usul echa (gue ya lupa dulu bahas apaan di paper, lu gile puluhan paper masa iya inget
)
“oke boleh tuh, lagi anget2nya kan ya, oke echa sama rara cari bahan, gue sama heri yang ngolah datanya” usulku
“ihh maap, bukannya nolak, tapi gue ga bisa keluar lama2 selaen ke kampus Ron, Ra, Her”
“laahhh ko gitu cha?” ujar heri
“iya, loe tau lah, bokap gue kan sayang beud sama gue, suka khawatiran, Ronan sama Rara aja ya yang cari bahan, gue sama loe her yang ngolah nanti”
“rrrrrrr… gimana Ra?” tanyaku
“aku sih fine2 aja sama siapa juga Ron” jawabnya senyum, FYI, senyumnya Rara ini the best diantara Dinan, or even Suzie guys
ahh emang lo nya aja yang jelalatan, ah bener sob, serah percaya apa ga mah 
“hmm.. ya udah, deal gini ya? Ra kapan kita cari bahan?”
“hmm.. lebih cepat lebih baik Ron, abis ini gimana?”
“oke aja gue mah, kemana? Perpus kampus ataaaauu…?”
“kita ke perpus nasional aja gimana?”
“ya udah, maghriban dulu ya Ra”
“okeee”
SKIPPPPP ba’da maghrib
Maka berangkatlah kami berdua ke daerah salemba menembus kemacetan yang sedang aduhai2nya ketika itu, semua kendaraan tumplekblek, ojek, bajaj, kopaja, mayasari bakti, patas ac, motor, mobil, onthel, sampai kereta pun turun kejalan berdemo kepada sutiyoso (oke, abaikan paragraf ini pemirsah, absurd soalnya
).
Dengan frekuensi stop and go yang begitu sering, mau ga mau tubuh Rara yang kubonceng saat itu pun maju mundur (cantik), yaaahhhh bukannya mau cari kesempatan atau gimana ya, tapi keadaanlah yang memaksaku untuk terkena double airbagnya

Plookkkkk, punggungkupun kena sasaran tabokannya waktu itu
“iihhhhh, sengaja banget sih Ron” sungutnya
“addoooowww.. sengaja apaan si Ra?”
“iyaa sengaja kan direm2 mendadak gitu? Biar membel kaan??”
“astaga Raraaaaaaa, ya gue mana ada niat gitu, kan loe liat sendiri ni macetnya ampun2an, yang didepan kita juga kan sering rem ngedadak gitu, kalo gue ga rem nanti nubruk laaah” jawabku membela diri
padahal mah lumayan sob 
“ngeleesssss” ujarnya seraya mencubit samping perutku, sumpah sob, diantara sasaran cubitan cewe, ntah itu punggung, perut, tangan, paha ato apalah, yang tersakit itu bagian samping perut, wahai kaum hawa, janganlah engkau mencubit bagian itu, karna sakitnya sumpahhhhhh, tak terlukiskan
“anjriiitttttttttttttttttt, sakit banget Ra sumpah, gila loe ye, nanti nubruk nih kita”
“sukuuurrr, lagian sempet2nya nyari kesempatan”
tak berapa lama maka tibalah kami ditempat tujuan, yang ternyata…
“lohhh ko gerbangnya ditutup Ron?”
“au dah Ra, bentar gue Tanya satpam dulu”
Turunlah diri ini dari motor sambil menahan sakit yang begitu enggan pergi dari bagian samping perut ini

“malam pak, perpusnya..”
“laaahhh udah tutup lahh dek, jam 4 tutupnya, buka jam 8 pagi, besok aja kesini lagi” potongnya
“alamak.. kirain sampai malam pak, kalau gitu, makasi ya pak”
**
“nutup Ra, jam 4 ternyata tutupnya” jelasku
“haaahhhh?? Ya ampun, udah mah jauh2, malem, si Ronan nyebelin dijalan, tutup pula perpusnya, lengkaplahhh” sungutnya
“laaahh masih aja dibahas, tadi kan ga maksud lho Ra, makan aja yu gimana?”
“ihhh, malah mikirin makan, yukk hehe laper”
“rrrrgghhhh.. mau makan dimana? Jangan di mall ya, duid gue belum keluar soalnya, pinggiran aja ya Ra”
“iihhhhh ogahh, malesin makan dipinggiran, di resto mana gitu, Rara yang bayarin tenang.. btw, duit apaan yang belum keluar emang Ron?”
“duit beasiswa bulanan gue Ra, bulan ini terakhir dapetnya, next month gue kudu cari beasiswa lagi, ini beasiswa dari yayasan yang nyokong SMA gue dulu”
“wiiihhhh, tokcer dong otaknya” ujarnya sambil nepuk2 kepalaku
“heehhh, jangan megang pala, 3 liter nih setaun difitrahin”
“hahahaha, maaf2”
“gue dapet beasiswa olahraga Ra, dari basket”
“ooowwhh.. kliatan sih, tinggi kamu Ron, aku seneng sama cowok tinggi kaya kamu” ujarnya memerah
“arrrghhh.. bener suka orang kaya gue?? Malem ini itungannya nge-date dong?”
“ihhh Ronan apaan si, makan malem biasa, no nge-date2-an”
“katanya suka gue, ko diajak nge-date ga mao si”
“………… serah deh, yukk makan, lapeerrrrr”
“hahahaha.. baper deh loe mah Ra, bcanda gue.. yukk”
Maka kunyalakanlah mesin matic 125cc pinjaman dari Mom ini, menuju ke salah satu gerai fastfood yang menyajikan masakan italia, sesuai arahan dari nona manis yang kuajak ikut nyemplak dibelakangku ini.
Ditengah perjalanan..
“hmm.. Ron, Rara boleh nanya ga?”
“nanya apa Ra? Serius banget nih kayanya” jawabku
“tapi rada private, bole?”
“well, as long it’s not insult my feelin’, I think its fine”
“hmm.. Ronan udah jadian sama kak Zie?” tanyanya
“hah?? Eyalaaahh.. nanya itu tohh.. belum Ra, knapa tu emang?”
“ohh.. gapapa, nanya aja, takutnya kita beduaan gini nanti kak Zie nya marah sama Rara”
“ahh.. ya ga lah hahahaha.. kalo loe Ra? Cowo nya orang mana?”
“Rara mah belum pernah pacaran Ron, Cuma secret admirer aja”
“oo ya?? Kenapa Cuma jadi admirer? Takut nyatain apa takut ditolak Ra?”
“hmm.. dua-duanya Ron, Rara takut kalau ternyata pas udah ngumpulin keberanian, ehh ditolak, hehe, makanya Rara cukup mengagumi dia aja”
“lohhh, kalau belom dicoba, dari mana tau hasilnya ditolak atau diterima.. be brave dong Ra”
“ga ah Ron, Rara bener2 ga mau patah hati, sekarang aja lebih dari 1 cewe yang deketin dia, Rara g mau itu kejadian”
“hmmm.. I see.. mau gue comblangin? Bilang aja anak mana dia, selebihnya terima beresssss, gimana?”
“ahhh.. ga ga Ron, ga mau ah, kalau dia tau, nanti malah dijauhin Raranya”
“yaaah Rara.. takutan amat si..”
“udah ah Ron, bahas yang lain aja”
“oke, tapi kita udah nyampe nihh.. makan dulu ya hehe”
“dasarr..”
SKIPPP, setelah makan kita ngobrol ngalor ngidul..
“cerita dong ciri2 cowo yang lu kagumin Ra”
“ga mauuuuuu, Rara ga mau dijauhin kalau sampe orang itu tau aku naruh perhatian sama dia”
“ohhh gue kenal ya brarti? Anak kelas kita yaaaa?”
“…………….”
“jawab dong Ra”
“ihhh Ronan kepo bener, pulang yukk, anter Rara ya”
“hahahah, ya udah deh, yukk, emang rumahnya dimana?”
“di daerah Halim Ron, rada jauh sih, kalau Ronan cape, Rara biar naik taksi aja”
“ahhh ga papa ko, lagian udah malem masa ngebiarin cewe sendirian pulang”
“……………” pipinya merah sob
lucu bener sih ni cewe
**
Setelah menempuh waktu hampir 40 menit, akhirnya kita tiba di daerah Halim. Ketika sampe di sebuah gang, tiba2 Rara menepuk panik bahuku.
“Ron Ron Ron.. cukup2.. sampe sini aja”
“looohhh Ra, rumah loe udah deket kan katanya? Ko Cuma sampe sini”
“gapapa2, dah ya disini aja, makasi ya Ronan udah cape2 nganterin Rara”
“iya sam..” belum selesai mulut ini menjawab, tiba2 seorang pria, mungkin berumur sekitar 20an menepuk bahuku.
“yang ini ya Ra?” ujar pria ini
“haa? Ahh ga, gapapa Zie” jawabku
“hmmm.. ga napsu makan ya?” tanyanya lagi
Rasanya memalukan mengingat kejadian tadi, entah apa itu namanya aku tak mau mengingat lagi kejadian dikelas. Setelahnya aku bertemu dengannya di kantin, tapi akhirnya kami berdua pergi cari makan diluar kampus. Setelah berkeliling, akhirnya pilihan jatuh di sebuah restoran steak bernama kearab2an, cukup ramai siang hari ini yang makan disana.
“ga juga sih, napsu2 aja ehehehe, gimana matkul pagi tadi?”
“ooohhh.. y awes, well, as usual, boring as ever, what about you?”
“believe me, don’t ask”
“hmm.. strange.. you are not you at the moment haha, whatever Ron.. wanna see movie?”
“kayanya ga bisa Zie, aku ada janji kerjain tugas paper bareng anak2 nanti sore, gapapa kan?”
“it’s ok, sama siapa Ron?”
“echa, heri dan….”
“……. And who?”
“Rara Zie”
“owwh.. ok2”
“ada matkul lagi ga kamu abis jam siang?”
“ga ada, anter aku pulang aja ya Ron, nanti kamu bawa lagi aja mobilnya”
“ga usah Zie, pake motor aja” jawabku
“ya udah terserah” yeeppp terserah pemirsaaaahhhh..
mukenye langsung asem“……………”
SKIPPP, sore hari nya
“Ron, kamu ada ide isu ekonomi apa yang bakal kita angkat?”
“hmmm.. no idea, yang lain?”
Maka dimulailah “kerja kelompok” yang hanya saling pandang dimulai

“pada ga ada ide?” Tanyaku
“ga ada euy boss” jawab heri
“cha? Rara?”
“ahhh gue ada ide Ra, gimana kalo “ini”?” usul echa (gue ya lupa dulu bahas apaan di paper, lu gile puluhan paper masa iya inget
)“oke boleh tuh, lagi anget2nya kan ya, oke echa sama rara cari bahan, gue sama heri yang ngolah datanya” usulku
“ihh maap, bukannya nolak, tapi gue ga bisa keluar lama2 selaen ke kampus Ron, Ra, Her”
“laahhh ko gitu cha?” ujar heri
“iya, loe tau lah, bokap gue kan sayang beud sama gue, suka khawatiran, Ronan sama Rara aja ya yang cari bahan, gue sama loe her yang ngolah nanti”

“rrrrrrr… gimana Ra?” tanyaku
“aku sih fine2 aja sama siapa juga Ron” jawabnya senyum, FYI, senyumnya Rara ini the best diantara Dinan, or even Suzie guys

ahh emang lo nya aja yang jelalatan, ah bener sob, serah percaya apa ga mah 
“hmm.. ya udah, deal gini ya? Ra kapan kita cari bahan?”
“hmm.. lebih cepat lebih baik Ron, abis ini gimana?”
“oke aja gue mah, kemana? Perpus kampus ataaaauu…?”
“kita ke perpus nasional aja gimana?”
“ya udah, maghriban dulu ya Ra”
“okeee”
SKIPPPPP ba’da maghrib
Maka berangkatlah kami berdua ke daerah salemba menembus kemacetan yang sedang aduhai2nya ketika itu, semua kendaraan tumplekblek, ojek, bajaj, kopaja, mayasari bakti, patas ac, motor, mobil, onthel, sampai kereta pun turun kejalan berdemo kepada sutiyoso (oke, abaikan paragraf ini pemirsah, absurd soalnya
).Dengan frekuensi stop and go yang begitu sering, mau ga mau tubuh Rara yang kubonceng saat itu pun maju mundur (cantik), yaaahhhh bukannya mau cari kesempatan atau gimana ya, tapi keadaanlah yang memaksaku untuk terkena double airbagnya

Plookkkkk, punggungkupun kena sasaran tabokannya waktu itu
“iihhhhh, sengaja banget sih Ron” sungutnya
“addoooowww.. sengaja apaan si Ra?”
“iyaa sengaja kan direm2 mendadak gitu? Biar membel kaan??”
“astaga Raraaaaaaa, ya gue mana ada niat gitu, kan loe liat sendiri ni macetnya ampun2an, yang didepan kita juga kan sering rem ngedadak gitu, kalo gue ga rem nanti nubruk laaah” jawabku membela diri
padahal mah lumayan sob 
“ngeleesssss” ujarnya seraya mencubit samping perutku, sumpah sob, diantara sasaran cubitan cewe, ntah itu punggung, perut, tangan, paha ato apalah, yang tersakit itu bagian samping perut, wahai kaum hawa, janganlah engkau mencubit bagian itu, karna sakitnya sumpahhhhhh, tak terlukiskan

“anjriiitttttttttttttttttt, sakit banget Ra sumpah, gila loe ye, nanti nubruk nih kita”
“sukuuurrr, lagian sempet2nya nyari kesempatan”
tak berapa lama maka tibalah kami ditempat tujuan, yang ternyata…
“lohhh ko gerbangnya ditutup Ron?”
“au dah Ra, bentar gue Tanya satpam dulu”
Turunlah diri ini dari motor sambil menahan sakit yang begitu enggan pergi dari bagian samping perut ini


“malam pak, perpusnya..”
“laaahhh udah tutup lahh dek, jam 4 tutupnya, buka jam 8 pagi, besok aja kesini lagi” potongnya
“alamak.. kirain sampai malam pak, kalau gitu, makasi ya pak”
**
“nutup Ra, jam 4 ternyata tutupnya” jelasku
“haaahhhh?? Ya ampun, udah mah jauh2, malem, si Ronan nyebelin dijalan, tutup pula perpusnya, lengkaplahhh” sungutnya
“laaahh masih aja dibahas, tadi kan ga maksud lho Ra, makan aja yu gimana?”
“ihhh, malah mikirin makan, yukk hehe laper”

“rrrrgghhhh.. mau makan dimana? Jangan di mall ya, duid gue belum keluar soalnya, pinggiran aja ya Ra”
“iihhhhh ogahh, malesin makan dipinggiran, di resto mana gitu, Rara yang bayarin tenang.. btw, duit apaan yang belum keluar emang Ron?”
“duit beasiswa bulanan gue Ra, bulan ini terakhir dapetnya, next month gue kudu cari beasiswa lagi, ini beasiswa dari yayasan yang nyokong SMA gue dulu”
“wiiihhhh, tokcer dong otaknya” ujarnya sambil nepuk2 kepalaku
“heehhh, jangan megang pala, 3 liter nih setaun difitrahin”
“hahahaha, maaf2”
“gue dapet beasiswa olahraga Ra, dari basket”
“ooowwhh.. kliatan sih, tinggi kamu Ron, aku seneng sama cowok tinggi kaya kamu” ujarnya memerah
“arrrghhh.. bener suka orang kaya gue?? Malem ini itungannya nge-date dong?”
“ihhh Ronan apaan si, makan malem biasa, no nge-date2-an”
“katanya suka gue, ko diajak nge-date ga mao si”
“………… serah deh, yukk makan, lapeerrrrr”
“hahahaha.. baper deh loe mah Ra, bcanda gue.. yukk”
Maka kunyalakanlah mesin matic 125cc pinjaman dari Mom ini, menuju ke salah satu gerai fastfood yang menyajikan masakan italia, sesuai arahan dari nona manis yang kuajak ikut nyemplak dibelakangku ini.
Ditengah perjalanan..
“hmm.. Ron, Rara boleh nanya ga?”
“nanya apa Ra? Serius banget nih kayanya” jawabku
“tapi rada private, bole?”
“well, as long it’s not insult my feelin’, I think its fine”
“hmm.. Ronan udah jadian sama kak Zie?” tanyanya
“hah?? Eyalaaahh.. nanya itu tohh.. belum Ra, knapa tu emang?”
“ohh.. gapapa, nanya aja, takutnya kita beduaan gini nanti kak Zie nya marah sama Rara”
“ahh.. ya ga lah hahahaha.. kalo loe Ra? Cowo nya orang mana?”
“Rara mah belum pernah pacaran Ron, Cuma secret admirer aja”
“oo ya?? Kenapa Cuma jadi admirer? Takut nyatain apa takut ditolak Ra?”
“hmm.. dua-duanya Ron, Rara takut kalau ternyata pas udah ngumpulin keberanian, ehh ditolak, hehe, makanya Rara cukup mengagumi dia aja”
“lohhh, kalau belom dicoba, dari mana tau hasilnya ditolak atau diterima.. be brave dong Ra”
“ga ah Ron, Rara bener2 ga mau patah hati, sekarang aja lebih dari 1 cewe yang deketin dia, Rara g mau itu kejadian”
“hmmm.. I see.. mau gue comblangin? Bilang aja anak mana dia, selebihnya terima beresssss, gimana?”
“ahhh.. ga ga Ron, ga mau ah, kalau dia tau, nanti malah dijauhin Raranya”
“yaaah Rara.. takutan amat si..”
“udah ah Ron, bahas yang lain aja”
“oke, tapi kita udah nyampe nihh.. makan dulu ya hehe”
“dasarr..”
SKIPPP, setelah makan kita ngobrol ngalor ngidul..
“cerita dong ciri2 cowo yang lu kagumin Ra”
“ga mauuuuuu, Rara ga mau dijauhin kalau sampe orang itu tau aku naruh perhatian sama dia”
“ohhh gue kenal ya brarti? Anak kelas kita yaaaa?”
“…………….”
“jawab dong Ra”
“ihhh Ronan kepo bener, pulang yukk, anter Rara ya”
“hahahah, ya udah deh, yukk, emang rumahnya dimana?”
“di daerah Halim Ron, rada jauh sih, kalau Ronan cape, Rara biar naik taksi aja”
“ahhh ga papa ko, lagian udah malem masa ngebiarin cewe sendirian pulang”
“……………” pipinya merah sob
lucu bener sih ni cewe**
Setelah menempuh waktu hampir 40 menit, akhirnya kita tiba di daerah Halim. Ketika sampe di sebuah gang, tiba2 Rara menepuk panik bahuku.
“Ron Ron Ron.. cukup2.. sampe sini aja”
“looohhh Ra, rumah loe udah deket kan katanya? Ko Cuma sampe sini”
“gapapa2, dah ya disini aja, makasi ya Ronan udah cape2 nganterin Rara”
“iya sam..” belum selesai mulut ini menjawab, tiba2 seorang pria, mungkin berumur sekitar 20an menepuk bahuku.
“yang ini ya Ra?” ujar pria ini
khodzimzz dan 7 lainnya memberi reputasi
8