Beda pendapat boleh, tapi jangan gigit jari kalau pendapat kita nggak sama
Jangan off topic yang sampai dimana kita ngomongin Brexit disini.
Jangan SARA, tapi kalau nikah SIRI boleh BADUMTSSS
Jangan kepo. Karena udah nggak ada lagi yang bisa dikepoin, ketika seseorang naruh hidupnya di internet.
NOTES FOR READER
Quote:
Gue bikin thread ini bukan buat compliments fishing/bikin lo empathy sama gue and vice versa.
Spoiler for BUKA:
I'm doing this for my sanity. Iye ye, gue tahu hidup itu menderita, ekonomi memburuk jadi susah buat ngelunasin Porche, tapi ya mau diapain? TBH gue emang seneng kalau tulisan gue bikin lo seneng dan itu udah cukup. Gue disini hanya untuk babbling, kadang self-loathing, kadang ngebahas yang lain (dan lebih seringnya begitu). Dan ingat, semua orang ada dosa+penderitaan masing-masing. Apa yang lo sebut penderitaan, bukan berarti gue juga idem. Likewise.
so, just enjoy the goddamn show.
PENTING!
Quote:
Original Posted By ninjaberpiyama►Share info aja buat yang baca ini and feeling suicidal, Kemenkes punya hotline suicide do 1 500 454 tiap hari kerja jam 8 sampe 16
Ketika lo nggak bisa mengakhiri hidup yang dari awal kerjannya cuma jambak-jambakin rambut sampai kulit kepala lo copot dari tengkoraknya. Lo harus belajar dewasa lebih cepat terlepas umur lo terlalu muda untuk mencapai tingkatan itu. Nggak perduli lo mau atau enggak.
Tapi harus gue akui bahwa nggak sedikit suicide attempt yang coba gue lakukan, ataupun suicide notes yang gue tulis sampai napas aja kepayahan. Dan lalu harus melihat Ibu lo yang kemudian ngetawain lo karena nggak jadi mati tapi suicide notesnya udah dibaca satu keluarga. Nggak ada cara lain selain harus dewasa sebelum umurnya. Karena kalau lo nggak kuat tapi bukan suicidal dan nggak punya sandaran ke siapa-siapa, lo bakalan mati ditempat tapi baru dikubur 70 tahun kemudian.
Dan gue, nggak mau kematian yang seperti itu.
Sekarang ini, jatuhnya cita-cita gue yang mau keluar dari rumah secepat mungkin udah digapai, tinggal bagaimana gue overcome semuanya. Gue bakat seninya ada, gue bisa menggambar, nulis, masak (lo kata nyicip-nyicip bukan seni?), dsb. Cowok gue yang sekarang itu dia bisnisnya bagus, cuman terlalu mageran orangnya. Dan gue berpikir bahwa gue bisa kerja juga, itung-itung uang gue bisa buat makan dua (+3 binatang) selama sebulan. Tapi entah kenapa cowok gue nggak suka gue kerja di bawah pengawasan orang, gue harus come up sama kerjaan yang bisa dilakukan didalam rumah, tapi fleksibel, tapi incomenya lumayan juga. Too good to be trueemang, tapi gue udah ngelist beberapa kerjaan yang semuanya bisa dilakukan didalam rumah, tapi fleksibel, tapi incomenya lumayan juga. Hal itu bikin gue semangat buat menjalani hari demi hari sampai nanti, hidup kita berdua baru sama-sama bisa dimulai. Tapi disaat yang sama gue juga jadi khawatir yang berlebihan sampai-sampai melek selama 36 jam. Gue nambah beban lagi di otak gue, karena somehow, bodohnya, gue adalah maximalist. Maximalist adalah orang yang nggak bakalan belum puas sebelum semua list dicentang semua. Dan itu mencapai semua itu, dibutuhkan waktu dan planning yang berlebihan.
Udah nggak kehitung berapa kali cowok gue harus dudukin gue dibangku sambil bilang, " Kamu nggak perlu khawatir soal itu, biar aku yang ngurus kita berdua. " Tapi gue nggak bisa menghentikan bola salju yang terus turun dari atas bukit dengan kecepatan tinggi, sehingga yang ada gue cuman jadi khawatir dan khawatir. Kalau gue nggak cemas soal uang, gue cemas soal tempat tinggal, atau gimana makanan apa yang setiap hari harus dibuat, terus gue juga harus nyisihin tabungan buat cowok gue bisa kursus trading dan lalu praktek. Tapi disaat yang sama gue nggak mau cuma jadi istrinya si [isi nama ganteng disini]. Gue mau jadi gue, yang kebetulan aja kimpoi sama si [isi nama ganteng disini]. Sehingga gue, somehow, berjanji kepada diri sendiri bahwa gue mau belajar Gitar yang serius, dan Piano yang intensif. Gue dulu pernah dikasih les piano sama bokap tapi cuman bertahan 1 bulan, karena gue waktu itu udah mikir bahwa gue nggak akan mau ngelanjutin jejaknya dia. Tapi sekarang, gue mau ambil dua bagian itu. Mengingat gue juga nggak akan mempersulit diri sendiri dengan mencoba ambil kuliah. Gue mau setidaknya gue ada sesuatu yang gue kuasai, diluar dari tulisan ataupun lukisan.
Intinya adalah banyak hal yang ingin gue capai, terlepas gue kimpoi terlalu muda, terlepas gue setelah kimpoi nggak mau beranak dan sebagainya.
Dan itu, somehow, bikin gue kayak mati sedikit demi sedikit karena gue terlalu khawatir, khawatir gue bakal mati sebelum semuanya dimulai.