Kaskus

Story

natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.


I Am (NOT) Your Sister

Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
imamarbaiAvatar border
pulaukapokAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#1929
A Part 71
“Ani… buka pintunya..”

“Gue minta nomor ayah lo..”

Kak Fe terus menggedor pintu kamarku. Oleh karenanya aku yang menyender di pintu sedikit terganggu, sehingga aku pun pindah ke kasur, tiduran..sambil nangis.

Send…

Aku kirim lewat sms aja nomor ayah, aku copas dari kontakku ke kak Fe.

Setelah ku kirim, aku mendengar suara langkah kak Fe yang turun lagi ke bawah. Syukurlah dia telah pergi, aku ingin sendiri, aku ingin menyendiri, merenung sambil memikirkan nasib hidupku di rumah ini untuk ke depannya.



“Ani… buka sayang …” Seseorang mengetuk pintu kamarku lagi tapi itu bukan kak Fe tapi ini ibu.

Waduh ibu, ibu kan sakit kenapa sampai bela-belain naik ke kamarku. Tuh kan aku ngerepotin lagi, aku merasa bersalah lagi, aku bangkit dari kasur lalu membukan pintu kamarku untuk ibu. Setelah dibukakan pintu, ibu langsung maen nyelonong aja masuk ke kamar.

“Kamu ini ya, rajin beres-beres di rumah tapi kamar sendiri gak diberesin, berantakan banget.” Reaksi ibu sambil berdecak pinggang ketika melihat kamarku yang sudah mirip kapal pecah ini. Baju dimana-mana, buku di meja berantakan, belum lagi ada beberapa sampah plastik bekas cemilanku, ya begitulah kondisi kamarku saat ini. Beda dengan kak Fe, walaupun jarang beres-beres rumah, tapi kamarnya bersih dan tertata rapih.

“Sini… duduk.” Kata ibu yang sudah duduk dikasurku. Aku pun mendekati ibu dan duduk disampingnya.

“Jangan nangis terus ah, ibu mah gak suka kalau kamu suka nangis terus, dikit-dikit nangis.” Kata ibu.

“Ibu tadi becanda kok, ibu tadi pura-pura akting sama kak Fe.” Kata ibu lagi.

“Ibu hanya ingin tau aja gimana reaksi kamu. Setelah siangnya ibu marahin, terus malamnya ibu ngelakuin hal kayak tadi, ya ibu ingin lihat bagaimana perasaan kamu ke ibu gimana.” Kata ibu lagi dan lagi.

“Maafin ibu ya sayang, sini peluk.” Kata ibu lagi, lagi, dan lagi.

Mendengar ucapan ibu barusan, aku gak tau harus bilang apa kepada diriku sendiri, hari ini benar-benar perasaanku diombang-ambing seperti naik kora-kora. Kemudian ibu memeluku sangat erat. Aku sih cuman diam aja, ketika dipeluk ibu.

“Kamu kok bengong aja, gimana mau maafin ibu gak?” Kata ibu lagi.

“Ibu… aku justru yang harus minta maaf. Aku merasa gak enak tinggal disini, aku banyak sekali merepotkan ibu dan kak Fe. Terlebih lagi aku ini bukan anak ibu.”

“Heh.. siapa yang bilang kamu ini bukan anak ibu?”

“Aku bukan anak kandung ibu.”

“Ani.. kamu sayang ibu gak ?”

“Sayang banget bu.. Ibu baik banget sama aku.”

“Ibu gak peduli kalau kamu itu anak kandung atau tidak, asalkan kamu itu sayang sama ibu, kamu itu sudah ibu anggap anak.”

“Selama ini ibu selalu memperhatikan kamu, gimana kamu berperilaku di rumah ini, kamu itu sangat baik, baik kepada ibu, dan juga baik kepada Felisha. Ibu menyukaimu Ni, dari awal kita bertemu juga ibu sudah menyukai dan menyanyangimu. Makanya ibu memutuskan menikahi ayahmu itu karena ibu sangat menyukaimu Ni.” Kata ibu yang membuatku terharu. Aku ingin nangis, tapi gak boleh nangis lagi kata ibu tadi. Kini giliran aku yang memeluk ibu erat. Astaga tuhan, terima kasih Engkau telah mengirimku ke keluarga ini. Aku sangat menyayangi ibu dan kak Felisha.

“Ani.. nomor ayahmu salah !” Tiba-tiba kak Fe masuk ke kamarku.

“Masa sih kak?”

“Tadi nomor Alya temen kamu. Kamu salah ngirim.” Kata kak Fe kesal. Aku pun buru-buru melepas dekapan ibu lalu mencari hpku di kasur. Setelah ku temukan, aku cek lagi kontak ayah sama no yang aku kirimkan ke kak Fe, dan benar saja aku salah mengirimnya, aku malah mengirim no. Alya temenku, bukan ayah. Maklum atuh ya aku gak fokus tadi, aku fokusnya merenung dan nangis. Hmm…

“Hehehe.. iya kak maaf salah.”

“Huhhh…”

“Ani kapan ayahmu pulang, tau gak ?” Tanya ibu.

“Kemarin-kemarin sih bilangnya minggu depan Bu.” Dua hari yang lalu aku sempat kontakan sama Ayah, ayah bilang mau pulang minggu depan katanya.

“Oh.. gitu ya, mari kita adain rayain penyambutan ayah kamu..” Kata ibu.

“Wah? Ibu serius ?”

Ibu senyum kepadaku.

“Rayain? Yang benar sajaaa…Bu” Kata kak Fe.

“Sekali-kali lah sayang, nanti kita makan malam berempat.”

“Aku gak ikut Bu.!”

“Ayolah sayang.”

“Aku gak mau.”

“Kamu mau bikin ibu seneng gak Felisha?”

“Ya, maulah.”

“Yauda turutin kemauman ibu, nanti pas ayah Ani pulang, kita makan malam bersama.”

“Yauda, tapi kali ini saja ya. Lain kali aku gk mau.”
Horaaay!!! Aku senang sekali mendengar rencana ibu. Untuk pertama kalinya kita sekeluarga makan bareng di luar. Aku sumpah seneng banget. Ini benar-benar obat pelipur laraku hari ini. Setelah menjalani hari-hari yang sial dari kemarin akhirnya tiba juga saat-saat terindah, makan malam di luar bersama keluarga itu ih aku baru pertama kali ngerasainnya. Ngebayanginnya aja udah seneng banget apalagi ngejalaninya. Jadi, gak sabar.! Hehe.

khodzimzz
khodzimzz memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.