Kaskus

Story

lovelymbekmpusAvatar border
TS
lovelymbekmpus
Punya Banyak Mantan Kekasih = Murahan? (from woman side)
Hai Kaskusers..

Ane newbie banget ini, setelah sekian lama jadi SR (dengan akun lain), akhirnya kali ini ane beraniin diri buat ceritain pengalaman ane, terutama dalam berhubungan dengan lawan jenis (baca: kekasih).

Perkenalkan, sebut saja ane Kirana. Usia 26 tahun, sudah lulus kuliah, sekarang sedang meniti bisnis dengan (calon) suami. Berhubung akhir tahun ini ane mau menikah, tiba-tiba ane inget janji ke diri sendiri, bahwasanya "sebelum menikah, kita selesaikan dulu urusan kita dengan mantan masing-masing". Calon suami ane pun setuju - setelah berdebat lama soal ini tentunya. Bagi dia, urusan dengan mantan cukuplah sampai di situ saja, sementara bagi ane gak bisa, harus diselesaikan sampai tuntas jadi silaturahimnya terjaga.

Ane pernah nonton film Barat (lupa judulnya) yang berkesimpulan bahwa "your ex is your very-best friend ever, actually". Secara dia yang udah kenal kita, tau banget siapa kita, bahkan TERKADANG lebih kenal sama kita dibanding diri kita sendiri. Jujur sampai detik ini dari sekian deretan mantan pacar ane, masih berhubungan baik dengan ane dan keluarga. Cuma ada 2 yang kabarnya gak jelas, dan status keihklasannya masih ane pertanyakan.

Buat ane, urusan kayak gini sangat mengganjal. Baik itu hati, pikiran, perasaan.. yang akhirnya juga mempengaruhi keberuntungan ane di dunia nyata. Banyak hal yang saat ini masih terganjal, misal kelapangan hati orang tua kami (calon mertua doang sih sebenernya), kondisi keuangan kami yang mepet, beberapa urusan kecil yang makin hari makin aneh dan bersifat mengganggu kelancaran persiapan kami... Semua itu ane yakini disebabkan oleh ada salah satu pintu rejeki yang masih belum pas bukaannya, mungkin dari silaturahim dengan teman dan mantan. Ane bukan orang suci, begitupun calon suami. Kami punya banyak salah, entah itu disengaja atau tidak. Gak sedikit juga yang menyimpan dendam atau maaf yang mereka berikan gak begitu tulus ikhlas lahir batin, alias cuma di mulut aja. Maka dari itu ane membuat misi ini dengan calon suami.

Ngomongin soal mantan kekasih, ane dengan calon suami punya cerita dan pengalaman berbeda. Yang bakal ane beberin di SFTH ini cuma yang dari sisi ane aja ya.. Terkait jumlahnya, bagaimana pengalaman ane dengan mereka, hikmah apa aja yang bisa ane ambil dari beberapa kejadian, dan soal bagaimana persepsi masyarakat pada umumnya terhadap wanita yang punya banyak mantan pacar, kenapa? karena ini sempat sangat mengganggu kehidupan ane di RL.

Semoga para reader semua bisa membimbing dan bekerjasama dengan ane demi kelangsungan thread ini sampai endingnya nanti emoticon-Peluk

RULES:
- Ngikut rule yang berlaku di KASKUS dan SFTH aja deh ya..
- Kepo silakan PM tapi jangan dibocorin.
- Dilarang OOT.

NB:
- Ane update sekali sehari kalo selo banget, paling telat sekali dalam dua hari.
- Semua tokoh dan tempat ane samarkan jauh-jauh. Jadi gak usah ngabisin tenaga dan pikiran untuk nebak yaa..
- Ini real story, ditambah bumbu penyedap biar enak dibaca dan ane ceritakan bergaya cerita untuk anak muda.

Enjoy emoticon-Kiss


INDEKS
1. Permainan Dimulai
2. It's Time to War!
3. Definisi Pertama tentang Pacaran
4. Mimpikah?
5. Mengapa Tuhan Memilihkanmu Untukku?
6. Moving
7. Babak Baru
8. Are You Kidding Me?
9. Hilangnya Harapan
10. Menanti Cahaya
11. Lelaki Ketiga
12. Apa yang Aku Tak Tahu
13. Lelaki Cadangan
14.Renungan
15. Perpisahan Kedua
16. Titipan
17. Bila Aku Harus Tanpamu
18. Pahit -- UPDATED emoticon-Wowcantik
Diubah oleh lovelymbekmpus 27-08-2016 16:52
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
12.4K
56
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
lovelymbekmpusAvatar border
TS
lovelymbekmpus
#50
17. Bila Aku Harus Tanpamu
Sejak kejadian di part 15, komunikasiku dan Enda semakin jarang. Aku sibuk sekali dengan persiapan konser perdana angkatanku di PSM, Enda juga semakin sibuk dengan banyak project. Awalnya aku masih agak kesal kalau SMSku gak dibalas, teleponku gak diangkat. Gak jarang aku marah pada Enda dan merajuk berhari-hari tapi trus pusing sendiri. Enda semakin cuek, kurasa. Padahal aslinya, aku SMS Enda jam 2 siang saat aku istirahat siang, Enda membalasnya jam 11 malam setelah dia seharian sibuk di kampus dan mengurus projectnya. Kalau sedang waras, aku bisa memahami. Tapi kalau sedang gila, misal di saat menjelang haid, aku langsung murka. Kasian Enda..

Setelah beberapa bulan berjalan seperti itu, aku mulai "mati rasa". Ah biarlah, mau menghubungi aku ya silakan, kalo gak ya udah terserahlah. Aku sudah sampai pada tahap di mana hatiku terasa hambar, dingin, dan datar saja. Aku berpikir ya kalau memang sudah harus diakhiri ya sudah. Tapi aku tidak berpikir untuk kembali menduakan Enda. Malahan saat itu aku berpikir untuk tidak pacaran dulu beberapa tahun, ingin fokus pada diri sendiri saja, bersenang-senang dengan berkarya secara lebih produktif.

Sampai pada suatu pagi, HPku berdering. Enda. Aku yang baru bangun tidur, menjawabnya asal, seperti biasanya.

Quote:


Langsung kumatikan telepon itu. Seketika nafasku sesak. Siapa perempuan itu? Mengapa dia berkata begitu padaku? Aku mengirim SMS pada Enda, menanyakan siapa perempuan tadi. Lamaaaa sekali tak ada respon dari Enda, entah langsung dihapus perempuan itu atau bagaimana, membuat aku menjadi sulit berkonsentrasi sepanjang hari itu. Hingga sekitar jam 8 malam, Enda membalas SMSku, "Aku telepon kamu ya Kirana".

Aku sedang di tengah latihan saat itu. Aku langsung minta ijin pada seniorku dan berlari ke toilet, dan berbicara dengan Enda via telepon.

Quote:


Seketika pecahlah air mataku. Jujur aja, aku merasa ciut saat mengingat kalimat perempuan itu, aku jadi beban Enda, dia yang bisa bikin Enda seneng, aku enggak.. Aku merasa sangat sedih dan tidak berdaya apa-apa. Aku menangis, meringkuk di balik pintu toilet sambil terus menempelkan HP ke telingaku. Enda terus mengatakan bahwa dia hanya mencintaiku, dan tidak akan menduakanku.

Kalau ditanya, saat itu aku sempat meragu. Apa benar Enda bisa menjaga kesetiaannya? Tapi apa aku berhak menuntut hal itu sementara aku sering tak setia padanya?

Sampai selesai latihan, sampai di kos, aku terus menangis dan meratapi diriku. Kalau kami benar-benar putus sekarang, apa aku yakin aku kuat? Apa aku sanggup? Bisa apa aku bila harus tanpa Enda?

Diubah oleh lovelymbekmpus 22-08-2016 13:24
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.