Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

suwandilamAvatar border
TS
suwandilam
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
INDEX


PART 1 - Perkenalan - Langsung ada di postingan ini
PART 2 - Keberangkatan
PART 3 - Tiba di Desa
PART 4 - Malam Pertama
PART 5 - Ibu Tua
PART 6 - Informasi Mengejutkan
PART 7 - Suara
PART 8 - Terkuncikah ?
PART 9 - Rumah Terang
PART 10 - Gadis Cantik Yang Kesepian
PART 11 - Tangisan
PART 12 - Pernyataan Kades
PART 13 - Terjebak
PART 14 - Pengungkapan
PART 15 - Silahturahmi Pertama
PART 16 - Tamu
PART 17 - Jalan Malam
PART 18 - Berteduh Lagi
PART 19 - Balik !!!
PART 20 - Maksud Terselubung
PART 21 - Perdebatan
PART 22 - Halusinasi ?
PART 23 - Halusinasi 2
PART 24 - Tangis dan Tawa
PART 25 - Pengejaran Amelia
PART 26 - Ngecek Lagi ?
PART 27 - Gak Hoki
PART 28 - Siapa Itu Ya ?
PART 29 - Hari Yang Tenang
PART 30 - Kebelet !
PART 31 - Bertemu Lagi !
PART 32 - Tertabrak !
PART 33 - Terror
PART 34 - Kejutan !!!
PART 35 - Terror 2
PART 36 - Terror 3
PART 37 - Lemari Cermin
PART 38 - Ngecek yuk
PART 39 - Tangisan
PART 40 - Ketukan
PART 41 - Mimpi atau Nyata
PART 42 - Penampakan
PART 43 - Haruskah Melapor ?
PART 44 - Mencari Solusi
PART 45 - Pengungkapan Misteri !
PART 46 - Pengungkapan Misteri 2
PART 47 - Pengungkapan Misteri 3
PART 48 - Pengungkapan Misteri 4
PART 49 - Sebenarnya ini apa ?!
PART 50 - Pengungkapan Lemari Cermin
PART 51 - Nenek oh Nenek
PART 52 - Konflik !
PART 53 - Kejutan
PART 54 - Bolehkah Gue Kabur ?
PART 55 - Hilang !
PART 56 - Duniaku
PART 57 - Gue Dimana?
PART 58 - SURAT
PART 59 - Suara dan Penglihatan ?
PART 60 - Masuk atau Kagak ?!
PART 61 - Aku Hilang !
PART 62 - Kembali
PART 63 - Penjelasan
PART 64 - Siksaan !
PART 65 - Ketenangan
PART 66 - Suara Aneh
PART 67 - Terjebak !
PART 68 - TOLONG GUE !
PART 69 - Kuburan (NEW UPDATE)


Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil - Part 1

Cerita ini merupakan fiksi, namun isi dari cerita ini sebagian diambil dari serangkaian kisah pengalaman nyata yang dialami oleh penulis dan dicampur dengan cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi. Beberapa kejadian memang benar terjadi dan beberapa kejadian merupakan cerita rekayasa untuk penambahan agar cerita ini menjadi lebih menarik. Semua nama tokoh, nama tempat dan lain-lain telah disamarkan guna menjaga nama baik pemilik aslinya.

Nah mari kita mulai ceritanya.

1 Februari 2015, Yap tepat pada tanggal ini saya mahasiswa jurusan ekonomi yang bernama Dony mendapatkan tawaran menarik dari kampus saya. Saya berasal dari Jakarta, kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta dan sekarang tengah memasuki semester delapan. Menjelang memasuki semester 8 yang ku anggap bakal menjadi semester terakhir untuk perkuliahanku, Aku memiliki banyak waktu luang karena aku hanya tinggal menyelesaikan KKN dan menyusun skripsi (Itupun uda hampir kelar karena data2 skripsinya uda ada dan tinggal dimanipulasi, namun repotnya ya itu nanti minta persetujuan dosen dan revisi2 yang menjengkelkan pastinya dan bisa menghabiskan waktu cukup lama).

Sebelum tanggal 1 Feb, keseharianku cukup membosankan karena terlalu banyak waktu luang, mau memikirkan tentang KKN, tetapi aku masih galau mau KKN di mana, belum ada lokasi KKN yang asik menurutku sampai saat ini. Kebanyakan waktu luangku kuhabiskan untuk berkelana di kampus mencari info2 sputar KKN, hingga suatu waktu aku pergi ke ruangan dosen, bercerita2 dengan dosen dan terakhir sebelum pulang, aku membaca papan informasi yang ada di ruangan dosen, seketika mataku tertuju pada papan informasi yang terdapat selembaran brosur. Brosur tsb bertuliskan :

“Dicari 10 Mahasiswa/I yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa terpencil selama 3 bulan, dana semua ditanggung oleh kampus. Diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang berada di semester 7 ke atas.
Kriteria : Memiliki jiwa pemberani, bisa hidup mandiri, menyukai kehidupan alam desa dan ingin pengalaman seru.
Hadiah : Bagi anda yang belum menyelesaikan KKN, maka KKN dianggap selesai sehubungan dengan kegiatan ini dan mendapatkan nilai A
Bagi anda yang sedang menyelesaikan skripsi, maka nilai Skripsi anda akan langsung mendapatkan nilai A.
Silahkan isi formulir yang dapat diambil di bagian kemahasiswaan, serahkan formulir tersebut ke rektorat paling lambat tanggal 30 Januari 2015. Bagi mahasiswa/I yang kami anggap cocok untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa ini, akan kami informasikan pada tanggal 1 Februari 2015.
Mahasiwa/I akan kami pilih dari berbagai jurusan agar dapat saling melengkapi dan membuat serangkaian program untuk pembangunan desa tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung datang ke rektorat.”

Wahhhh !!! Setelah membaca brosur ini, akupun kaget dan cukup tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Langsung kutanyakan ke bagian kemahasiswaan di fakultasku tentang formulir ini dan apakah masih ada kuota kosong untuk kegiatan pembangunan desa ini atau tidak.

Saya : “Pak ! Itu brosur di papan informasi masih berlaku kan Pak? Kira2 masih ada slot kosong utk saya ikut serta gak ?”

Dosen Kemahasiswaan : “Oh brosur itu, setahu saya itu masih terbuka untuk semua mahasiswa di universitas ini. Penutupannya kan di akhir bulan Januari ini. Kenapa? Kamu minat utk ikut ?”

Saya : “Oh jelas minat lah Pak ! KKN dan Skripsi langsung kelar dan nilainya A loh !”

Dosen : “Hehehe iya nak, Bapak juga kaget baca brosur ini, kok bisa ya rektorat langsung izinkan KKN dan Skripsi langsung dapat nilai A.”

Saya : “Loh, memangnya kenapa Pak ? Tahun2 sebelumnya belum pernah ada informasi seperti ini?”

Dosen : “Belum pernah nak. Ini informasi terbaru dan perdana yang pernah Bapak dapatkan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini selama bapak mengajar di sini. Ya uda kamu coba apply aja deh, siapa tau kamu bisa terpilih kan, itu untuk 10 orang kapasitasnya loh, coba aja kamu ajak temanmu biar gak bosan. Siapa tau bisa masuk kalian kan, tapi nanti kepastian siapa yang berhak ikut itu jg ditentuin dari rektorat dan kemungkinan kamu dan temanmu tidak bisa lolos barengan, tapi dicoba saja, paling enggak nanti kamu bakal dapat banyak teman baru loh. Nih formulirnya.”

Saya : “Makasih pak, paling enggak saya lolos dari KKN dan Skripsi yang menyusahkan ini Pak. Hehehehe.” (Ketawa cengengesan)
Setelah mendapatkan formulir dari dosen kemahasiswaan fakultasku, Aku langsung bikin group chat via BBM untuk beberapa teman2ku yang berjumlah 4 org termasuk aku yang tentunya masih belum KKN dan Skripsi.

Saya : “Woi, Bro ! Baca nech, Kalian ndak perlu KKN dan bikin skripsi oeeee ! Ikut program ini, seru cui ngabdi di desa, hidup di alam bebas, KKN dan skripsi lgsg kelar. Dana semua ditanggung kampus ! Ikut yok, untuk semua fakultas loh!”

Rudy : “Wew serius tuh? Keknya seru juga loh ! Lu ada formulirnya?”

Victor : “Wakakaka, klo KKN dan skripsi lgsg A , gue masuk cui. Kapan kasi gue form nya ?”

Benny : “Gue ikut apply deh klo kalian semua apply ! Ya moga” aja kepilih semua kita berempat!”

Saya : “Okay, form nya kalian jemput aja ama gua di kampus ya!”

Setelah menghubungi semua teman2 gua, gua pun atur waktu ketemu mreka dan ngasihin formulir untuk mereka isi.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2015 pagi hari, HP kami masing2 pun berdering.

Saya : “Woiii brooo ! Gue dapat sms dari rektorat nech ! Gw kepilih untuk ikut loh ! Wakakka, kalian cam mana? Lolos ?”

Rudy : “Gue kagak lolos brooooo… Suram !!!”

Victor : “Lu gak lolos Rud ? Gue lolos nech wkawkakwa, mantap Don ! Bareng2 nikmatin alam desa kita, skalian cuci mata liat cewek2 desa wakwkawka ! Benny gimana?”

Benny : “Gue gak lolos cukkk~ Kok bisa yeee… Padahal pengen banget gue nikmatin alam desa, intinya sih sebenarnya kkn dan skripsi kelar wakwakka.”

Saya : “Sabar yee yang gak lolos wkwkwk, kalian ambil masa langkau aja, barangkali tahun depan ada lagi kegiatan beginian hehehe.”

Rudy : “Taikk lu… Ya uda info2 n cerita2 ye pengalaman xan disana gimana !”

Victor : “Pasti bro ! Eh Don, nanti siang kita ke rektorat bareng deh ya !”

Saya : “Sip bro !”

Siang harinya sehabis makan siang, gue dan Victor langsung menuju ke rektorat dengan mengendarai motor kami masing2. Selama perjalanan kami saling bercerita.

Saya : “Eh bro, bosan gak ya nanti selama di desa, 3 bulan loh. Entah ada pulang or enggak ?”

Victor : “Ya kagak tau, enak sih hidup mandiri dan bebas, tapi klo 3 bulan ndak pulang ya bosan jg, kecuali di desa itu adem dan bnyk hiburan, tapi gue rasa mana bakal byk hiburan, tv, game, inet pasti ga ada or klo pun ada pasti jelek sekali.”

Saya : “Iya juga sich, tapi biarlah, lumayan kan KKN dan Skripsi bisa kelar dalam 3 bulan bersamaan. Bersabar2 aja dah, tujuan kita kan itu. Hehehe”

Victor : “Yoi Bro. Kira-kira 8 peserta lagi cowo apa cewe ya, klo cowo semua bosan juga nech. Btw entah ada yang tipe gue or gak ya, pengennya sih klo ada yg cewe yg tipe gue, bisa pdkt-an sekalian hahaha.”

Saya : “Hehehe.. Lu mah mata keranjang wakwkawka.”

Ehem, sampai lupa ngasih tau ke para pembaca, Gue dan Victor punya kriteria tipe cewe kami masing-masing. Ya moga-moga aja ada yg sesuai tipe, jadi bisa aktivitas bareng sambilan PDKT. hehehe





Polling
0 suara
Bagusnya Cerita ini memiliki Alur Panjang atau pendek ? Bagaimana isi ceritanya?
Diubah oleh suwandilam 18-09-2019 14:40
c4punk1950...
piaupiaupiau
tarisyasb062910
tarisyasb062910 dan 16 lainnya memberi reputasi
11
1.7M
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Tampilkan semua post
suwandilamAvatar border
TS
suwandilam
#1033
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil – Part 51

Awwwwww !!!!

Yah itu suara jeritan yang terdengar dari samping gua. Gua langsung noleh ke Danu, soalnya dia yang lagi nakal dan maenin boneka jerami itu.

“Kenapa loe Dan?” tanya Gua yang kaget melihat Danu yang megang pantatnya.

“Sialan ! Di lantai rumah kok bisa ada paku payung sih ?! Nancep ke pantat gua nih, berdarah gak oe?” Ucap Danu sambil ngelus-ngelus pantatnya dan turunin celananya dikit buat kasi gua ama Victor liat

“Kagak berdarah kok. Santai aja.” Ucap Victor sambil jijik lihat pantat Danu yang tiba-tiba disodorin ke arah muka Victor

“Eh tunggu tunggu ! Coba buka lagi Dan! Itu kok kayaknya ada memar sih?” tanya Gua yang melihat ada bercak merah bulat gitu di pantat si Danu

“Ah masa iya? Ambilin cermin donk?!” ucap Danu yang penasaran sambil ngelus-ngelus dimana sih bercak merahnya itu

“Loe langsung aja bercermin ke lemari kaca itu, napain suruh ambilin cermin lagi!” ucap Victor yang agak jijik liat Danu nunjukin pantatnya tadi.

“Hmmm….” Danu terus bercermin dan menurunkan celananya agar bisa ngelihat ke pantatnya.
Para cewe yang sedang memperhatikan kami semuanya pada buang muka karena merasa risih dengan tindakan Danu yang gak tau malu atau mungkin dia kagak sadar kali yah klo ada cewe yang lagi perhatiin.. Hahahaha

“Oee Dan, udahan belom liat pantatmu? Tuh para cewe risih tuh!” tegur Victor

“Ooopsss oia hehehe.. Jadi malu deh… Lupa gua.. Refleks bro sorry-sorry. Soalnya pantat gua sakit banget.” Ucap Danu sambil tersenyum malu sambil nutupin celananya.

“Makanya nak Danu. Jangan sembarangan maenin barang-barang peninggalan orang. Ntar kena masalah loh.” Tegur Pak Anto dengan lembut “Yuk kita lanjutin periksa barang-barangnya, sekalian cek keanehan yang dibilang ama Dony.”

“Hah? Emang apaan yang aneh Don dengan lemari cermin ini? Isinya Cuma barang peninggalan gini. Lagian emang ada hubungannya gua tusuk pantat boneka jerami ini dengan pantat gua yang kena paku ?” gumam Danu

“Udahlah Dan, Loe diem aja, jangan macem-macem or bikin ulah. Nyusahin aja ntar klo ada apa-apa!” ucap Gue yang agak kesel

“Lahhhh… Emangnya gua pernah berulah or bikin masalah? Mana pernahhhh broooo !” ucap Danu.

Daripada berdebat kagak jelas. Gue, Victor, Aldi dan Pak Anto ga menghiraukan Danu, kami ngelanjutin meriksa isi lemari cermin ini, tapi rasanya memang kagak ada barang-barang yang aneh or sesuatu yang menghasilkan suara tangisan gitu.

“Ko, coba lihat foto ini deh.” Ucap Monica sambil nyodorin gua foto yang udah agak buram yang di dapat dari dalam lemari cermin itu.

Gue pun langsung beranjak ke samping Monica dan memperhatikan foto yang ditunjukkan oleh Monica ke gue. Wow ! Rupanya foto ini menggambarkan sosok nenek tua yang pernah kami temui pas malam hari kami ke toilet. Meskipun fotonya uda agak buram, namun sosok nenek itu kagak asing, memang benar ini wajah nenek ini yang kami temui.

“Pak, coba lihat foto ini. Ini yah nenek pemilik rumah ini?” ucap Gue sambil nyodorin foto ini ke Pak Anto dan dilihat bareng oleh Victor dan Aldi.

“Nah benar Nak. Ini nenek pemilik rumah ini dan pemilik barang-barang di sini. Beliau sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Beliau tiba-tiba meninggal di dalam rumahnya.” Jawab Pak Anto

“Oiii.. Kalian lihat foto apaan sih? Gua juga mau lihat donk!” sahut Danu yang langsung menghampiri kami dan ikut melihat foto nenek tua itu

“Ohhhh foto nenek ini.. Tuh orangnya lagi tegak di pintu dapur liatin kita daritadi !” jawab Danu dengan santai

Ohhh shittt…. Kami semua sontak terdiam dan kaget. Para cewe yang tadinya ikut melihat barang-barang peninggalan di lemari cermin ini mendadak menjadi pucat dan cemas. Sebagian dari mereka pergi ke luar rumah untuk tenangin diri. Monica mendekati gua karena agak cemas. Amelia dan Feby mendekati ke Victor karena mereka lebih akrab dengan Victor. Aldi tetap diam dan sambil melihat ke arah yang ditunjuk oleh Danu. Pak Anto hanya tetap fokus melihat barang-barang peninggalan nenek tua itu tanpa menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Danu.

“Loh kalian kenapa diam tiba-tiba? Itu nenek yang ada di foto, daritadi dia lagi liatin kita bongkar-bongkar barangnya. Kalian uda permisi tadinya? Terus kok kalian bilang barang peninggalan? Peninggalan almarhum suaminya?” tanya Danu yang seperti orang polos tak tau apa-apa.

…………………….

“Vic, Di, kalian ada nampak sosok nenek itu emangnya di pintu Dapur?!” bisik gue pelan-pelan

Victor dan Aldi hanya geleng-geleng kepala. Bahkan Aldi pun gak bisa melihat sosok nenek tua itu. Lah ini Danu kok bisa lihat sih? Terus Pak Anto sepertinya daritadi hanya fokus lihat barang-barang peninggalan tanpa menoleh ke arah nenek tua yang ditunjuk oleh Danu.

Kami masih terdiam cemas dan tak bersuara. Kami hanya menunggu aba-aba dari Pak Anto. Soalnya beliau yang lebih berpengalaman soal hal mistis begini. Kalau mau dibilang, sebenarnya kami belum ngecek semua barang yang ada di dalam lemari ini sih. Soalnya banyak banget dan kami terhenti gara-gara ulah Danu ini.

“Nak. Mari kita simpan barang-barang ini ke dalam lemari cermin ini lagi yaah. Ini uda mau jam makan siang. Bapak mau pamit pulang makan siang dulu nih.” Ucap Pak Anto sambil menunduk dan memberes-bereskan barang-barang peninggalan ini. Pak Anto keliatan gelisah dan berkeringat tiba-tiba

“Pak, makan bareng kami aja di sini yuk? Daripada capek-capek balik kan?” tawar Monica dan Feby

“Ahh… Makasih Nak, tapi maaf yah. Bapak mau balik dulu. Kapan-kapan kita lanjut lagi.” Ucap Pak Anto yang bersiap-siap untuk balik

Loh… tumben nih Pak Anto gelisah hadapin beginian? Gue agak bingung sih. Gue juga tanya ke Victor dan Aldi bagaimana bagusnya. Tapi mereka juga bilang biarin aja deh Pak Anto balik. Mungkin ada sesuatu yang mengganggu dia dan bikin dia ga tenang, ntar klo uda tenang baru datang lagi mungkin.

“Mari Pak, kami antar balik.” Ucap Gue.

“Kagak usah Nak, kalian temenin temen kalian aja. Oh ia, Bapak juga mau pesan. Kalian perhatikan gerak-gerik temen kalian yang namanya Danu itu ya. Orangnya agak iseng dan nakal. Usahakan jangan sampai berbuat macam-macam, daripada semuanya makin ribet entar. Terus perhatikan juga teman-teman kalian yang perempuan yah. Usahakan jangan ditinggal sendirian. Oke?” jelas Pak Anto yang bergegas balik.

“Kenapa Pak?” tanya Gue

“Udah itu aja yah. Sampai jumpa Nak.” Jawab Pak Anto dan beliau langsung jalan balik tanpa menoleh ke belakang.

Ahhh… bingung gue. Mau minta solusi dari Pak Anto, malah suruh kami jaga temen-temen kami. Jadinya penyelesaiannya juga gak ketemu nih. Tapi paling gak uda mendinglah, kami uda tau isi lemari kaca itu ada apa-apa aja, ya meskipun belum semuanya.
Eh btw, Danu dibiarin di dalam rumah sendirian deket lemari kaca. Jangan-jangan dia ngebongkar lagi karena penasaran.

“Oe Dan… Uda siap beres-beresnya?” tanya Victor yang duluan sampai

“Belum nech. Lagi nunggu kalian. Tadi gua lagi ngobrol ama nenek tua itu.” Ucap Danu

………..

Kami semua terhening lagi setiap kali Danu bilang seperti ini karena kagak ada satupun dari kami yang menyadari keberadaan nenek tua yang dimaksud Danu itu. Lagian nenek tua itu kan aslinya sudah meninggal seperti kata Pak Anto.
Gue langsung bertanya ke para cewe lain seperti Laras dan Angela yang kebetulan tadi tetep berada di dalam rumah dan jawaban mereka juga sama. Mereka ga melihat apa-apa dan Danu hanya ngomong sendiri.

Nah jadi makin ribet nih….

“Dah dah… Yuk masukin lagi barang-barang yang kita bongkar tadi.” Ucap Victor

Kami mulai membereskan barang-barang yang kami keluarkan tadi ke dalam lemari cermin.

“Eh ada yang nampak boneka jerami tadi gak?” tanya Gue yang daritadi ngecek barang peninggalan yang dimasukin dan kagak ngelihat boneka jerami yang dimainkan Danu.

“Oh boneka jerami yang gue tusuk tadi? Uda gue kasi ke nenek tua barusan tuh. Dia minta tadi.” Jawab Danu dengan santai sambil ngelanjutin beres-beresnya

………………

What the f*** !! Hati dan pikiran gue jd gak karuan. Ini Danu bercanda apa serius. Apa beneran nenek tua itu bisa ngambil barang itu? Entah lah…

“Lu kasi nya kapan dan di mana?” tanya Gue

“Lah barusan waktu kalian ke luar temenin Pak Anto pas beliau mau balik itu donk.” Jawab Danu. “Emangnya kenapa sih? Kok kalian daritadi kaget melulu setiap kali bahas tentang nenek itu? Uda mendingan tuh neneknya, kemarin sombong banget kan, sekarang uda ramah dia, paling gak dia uda mau senyum ke gue.”

Hmmmm…. Hopeless nih nampaknya. Danu jadi bisa ngelihat hal-hal aneh…
Gue bisik ke Victor dan Aldi, bagusnya gimana kita hadapin Danu. Akhirnya kami bertiga duduk sejajar menghadap ke Danu. Rencananya kami mau jelasin ke Danu tentang masalah nenek itu.

“Dan, lu tau gak nenek tua yang lu maksud itu siapa?” tanya Victor ke Danu sambil membuka pembicaraan serius.

“Nenek yang sering keliaran di sekitar rumah ini kan pas kita ke toilet? Palingan orang desa ini juga. Emang kenapa?” tanya Danu agak bingung

“Dan… Nenek itu sebenarnya uda meninggal loh dan beliau katanya belajar ilmu hitam. Jadi lu sebaiknya jangan terlalu deket ama nenek itu deh.” Jelas Victor

“Bener Dan, apa yang di bilang Victor itu benar. Nenek itu juga sudah meninggal loh beberapa waktu yang lalu. Jadi sebenarnya apa yang lu lihat itu tidak nyata dan kami semua tidak ada yang melihat sosok nenek tua yang lu maksud itu.” Tambah Gue

“Lu juga jangan macam-macam Dan, jangan nyentuh barang sembarangan, jangan ngomong sembarangan, jangan keluyuran or berbuat yang aneh-aneh lagi deh.” Tambah Aldi meyakinkan

“Kalian bercanda ama gue ya? Lagi mau nakut-nakutin gue? Kagak mempan lah. Mana mungkin gue takut ama lelucon beginian?” jawab Danu sambil ketawa

………………..

“Dan ! Lihat kami baik-baik deh. Kami ini lagi serius. Kalo lu gak percaya kami, lu tanya semua cewe di rumah ini. Kagak ada satupun yang ngelihat nenek tua itu. Nenek itu uda meninggal Dan ! Beliau belajar ilmu hitam dulunya ! Jadi jangan terlalu berbuat aneh-aneh lah. Apalagi nyentuh-nyentuh barang peninggalannya ! Ngerti gak?” jelas Victor yang uda mulai emosi

“Udah lah Dan. Kita masih ada waktu 2 bulan harus mengabdi di desa ini. Lu pengertian dkit lah. Kami semua uda bilang jangan macam-macam. Loe bandel banget. Loe mao pamer apaan di sini coba? Mau bangga gitu karena lu paling berani macam-macam di sini?!” tambah Aldi yang ikut kesal

“Oke oke… Gua ngerti. Tapi tolong gak usah banyak bercanda deh. Apaan maksud kalian nenek tua yang di foto itu uda meninggal ???!” tanya Danu yang sepertinya mulai memahami maksud kami yang serius

“Pokoknya ini rumah nenek tua itu. Nenek itu sudah meninggal beberapa waktu lalu. Lu klo gak caya, kita tanya pak Kades atau tanya Pak Anto tadi deh !” jelas Gue

“Owhh.. terus yang di belakang kalian itu siapa?!” jawab Danu sambil senyum-senyum karena dia merasa kami lagi ngerjain dia.

“HAHHHH???! Maksud loe apaan? Belakang kami?” tanya Victor yang khawatir dan cemas.

“Iya belakang kalian. Tuh NENEK YANG LU BICARAIN LAGI TEGAK DI BELAKANG KALIAN TUH ?! Lu mau ngerjain gua ? Bilang-bilang nenek itu uda meninggal, gak sopan banget sih !” jawab Danu sambil nunjuk ke arah belakang kami.

“OH SHITTTT MEN !!!”

Gua, Victor dan Aldi saling menatap dan saling memberi kode utk melihat ke belakang… tapiiii…. Kami ga berani lihat….. F*ck him. I hate this feeling damn !




0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.