Kaskus

Story

konigswoodAvatar border
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael


Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini





Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright

Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!

Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya

Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
konigswoodAvatar border
TS
konigswood
#72
Mai bois, mai gels
“Emang kalo belanja harus sebanyak itu ya?” tanyaku saat Claudia keluar dari toko
“Hehehehe, makan dulu yuk Mas” ajaknya sambil memegang perut
“Yaudah, yuk ke Foodcourt”

Di tengah perjalanan ada seorang laki – laki yang tak dikenal menghalangi perjalanan kami, kuperkirakan umurnya sebaya dengan Claudia

“Jadi karena dia, kamu mutusin aku?” Ucap laki – laki itu keras, sambil menunjuk kearahku
“Apa bagusnya dia ketimbang aku? Oh jadi kamu suka sama cowo kaya gitu” terusnya

Tanpa menjawab, Claudia hanya memberikan cap 5 jari di pipinya, setelah itu dia sedikit tergesa – gesa, mau tidak mau aku berusaha mengejarnya, aku tidak mau tau dengan urusan Claudia dengan laki – laki tadi, jelas itu bukan urusanku

“Clau? Katanya mau makan? Kok malah lari sampe basement?” Tanya ku ketika kami sudah sampai
“Dah ah Mas, kita pulang aja” ucapnya sambil cemberut
“Kalo mau cerita, Mas punya banyak waktu buat kamu, tapi kalau kamu nggak mau cerita dan memilih menutup masalah, Mas juga gapapa, karena masalah kamu nggak akan pernah jadi masalah Mas” Jelasku, sambil meletakan belanjaan di lantai
“Mas, boleh aku peluk Mas?”
“As you wish” Ucap ku sambil melebarkan tangan dan bersiap dipeluk

Di dalam pelukanku dia terisak sambil sesenggukan, ku usap punggungnya, ku belai lembut rambutnya.

“Kita pindah tempat aja Mas, aku mau cerita banyak sama Mas” Ucapnya
“Yaudah yuk, eh itu air matanya di lap dulu, malu tau diliatnya” Ujarku meledeknya, karena dia dengan pedenya membiarkan eluhnya membasahi wajahnya

Sesampainya di tempat makan pilihannya, sebuah café yang sedikit sepi, kami memilih tempat di pojok

“Mas, Tadi itu mantan pacarku” Ujarnya lirih, saat kami selesai memesan makanan pada stewardess
“Kamu masih sayang sama dia?” tanyaku sambil mendekatkan wajah padanya
“Jujur aku masih sayang Mas, tapi dia itu over protective sama aku Mas, dan parahnya dia melarang aku berkontak dengan cowok lain Mas” Ujarnya
“Kenapa nggak kamu minta dia untuk tidak over protective? Dan coba lebih percaya sama kamu?”
“Udah, tapi nggak mau berubah dia” kini dia malah tambah menangis
“Berubah, jadi power ranger!!” ucapku sambil memperagakan gaya action figure
“Hahaha, Mas apaan sih, malu tau” Ucapnya sambil tertawa
“Habis, kamu nangis terus, saran dari Mas sih kamu nggak perlu kasar juga sama dia, santai aja kalau dia ngajak ngomong, kamu tanggepin aja, dan seandainya dia nadanya tinggi, kamu jangan ikut – ikutan tinggi juga, coba deh kamu ajak dia berubah untuk lebih friendly, di belakang laki – laki hebat, dibelakangnya ada wanita hebat juga” ucapku memberi semangat
“Oh, seperti mbak Laras ya? Dia itu hebat loh, bisa kuat saat liat mas di cium sama temen mas waktu pernikahan Papa”
“Nah, kamu sekarang mulai sotoi” ucapku sambil tersenyum
“Mas Pacaran ya sama mbak Laras?” Ucapnya penasaran
“Kenapa? Kamu cemburu ya? Hayo, ngaku sama Mas” Ucapku
“Oh, beneran pacaran ini mah, kukira dulu Ka Thia itu pacarnya Mas, ternyata ada lagi toh” ucapnya sambil menggelengkan kepalanya
“Hush, ngaco kamu, Laras itu yang pertama buat mas, sebelumnya Mas juga nggak pernah pacaran”
“Mas, Kata Kaka, Mas itu limited edition, dan sekarang aku percaya itu Mas, kayanya Kaka juga suka deh sama Mas, kenapa Mas nggak coba pacaran sama Kaka?” ucapnya tanpa rasa bersalah
“Gundulmu kui!, kita udah jadi saudara, mana ada pacar – pacaran, lagian nanti Laras di kemanain?”
“Bukannya laki – laki suka ya kalo punya pasangan lebih dari satu” Ucapnya heran
“Kan kamu yang bilang kalo Mas Limited Edition, gimana sih?”
“Hahaha, dah yuk mas, kita pulang” ujarnya sambil berdiri dan menenteng plastik belanja

Kemudian setibanya dirumah, ku beri kabar kalau aku baru bangun pada Laras, dengan begitu aku sudah menjadi Mr.24 hour, apakah iya kalau orang pacaran itu harus jadi Mr.24 hour? Kok ribet ya? Kalau nggak di kasih kabar ya ngoceh sendiri (katanya, ini baru perdana ku pacaran)

Dengan menikmati senja dengan segelas Teh Susu Vanilla di belakang rumah, sembari mencium aroma air kolam renang yang menguap ke awan, ku putar playlist ala Kere Hore ku, Xduo dan Fiio serta Takstar Hd 3000 yang kini melantunkan lagu – lagu Basshead, ku lihat dari sini Chynthia berjalan sambil menenteng ponselnya, outfit hari ini Chynthia sangat sexy, celana pendek, mungkin hanya lebih lebar dari CD kurasa, dengan atasan Tanktop berjalan menuju ke arahku dan kemudian duduk di pangkuanku

“Semalam kemana?” Tanyanya
“Kenapa?”
“Ditanya, malah nanya balik” Emosinya
“Jalan sama Laras, kenapa?”
“Oh, semalem di cariin sama temenmu yang waktu itu, yang botak itu loh, siapa ya, lupa aku” ucapnya
“Oh Martin, hahaha sengaja, dia nagih janji buat naik paling”
“Naik?” tanyanya bingung
“Hacep, masih ga ngerti juga?” ucapku kesal
“Kirain menaiki wanita” sahutnya
“Kamu udah berapa lama pacaran sama Laras?” lanjutnya dengan wajah sedih
“Baru, cemburu ya?” ucapku sambil menggelitik badannya yang bersandar padaku
“Udah berapa kali?” ucapnya sambil memberikan simbol jempol di jepit dengan jari telunjuknya
“Apaansih ka, merusak momen aja lu” Timpalku sambil melepaskan sandarannya
“Ngaku aja sih ama gua, gua ga akan bilang papa kok”
“Udah deh, kaya ga ada topik pembicaraan lain aja, toh ga ada pentingnya buat lu kan ka?”
“Graham sayang, kamu udah dewasa, jangan kaya anak baru gede yang menuruti kemana libido mau” Ucapnya sambil mengusap kepalaku dan merapatkan sandarannya
“Iya, aku tau itu, aku boleh tanya sesuatu?”
“As you wish”
“Seberapa deket kamu sama Theo?”
“Kenapa, kok tiba – tiba ngomongin Theo? Jangan – jangan next target?” ucapnya
“Aku serius lho nanyanya, jangan bercanda” ucapku kesal karena jawabannya
“Deket banget, kita kemana – mana bareng, kenapa sih?” jawabnya sambil kebingungan
“Mulai sekarang jangan terlalu deket sama Theo, kamu boleh berteman sama dia, tapi jangan terlalu deket, tapi kamu bisa aja abaikan ucapanku”
“Kenapa ham, kamu belum jawab pertanyaanku dari tadi malah muter – muter” dia kesal sambil mencengkeram kepalaku
“Nanti kamu juga tau sendiri kalau kamu mulai dekat dengan Nathan” ucapku memberikan sedikit clue tentang kejadian semalam
“Nathan? Pacarnya Lucas, tetangga kita juga kan?”
“Iya,…”
“Eh kok aku sekarang jarang liat kamu sama Gege, apa dia udah hamil sama kamu ya?”
“Ngaco lu, eh tato lu gini kalo udah tua nanti emang ngga keriput keriput gitu?” ucapku sambil mengelus tato di tubuhnya
“Gua kan anti aging ham, gua meskipun tua dan bertato juga bakal tetep cantik kok, bahkan nanti lu bisa – bisa jatuh cinta sama gua”
“Ahahahaha, gua mau punya anak bermata biru, kalo gua jatuh cinta ama lu, anak gua ya oriental lagi”
“Oh, jadi itu orientasinya pacaran sama Bule, mata gua juga biru kok kalo pake kontak lens” timpalnya
“Ah ngeri liat kontak lens, kecolok mata aja tau rasa”
“Jangan di doain kaya gitu, gua sering pakai untuk pemotretan”
“Oh”

Kemudian cit – cat itu berlangsung hingga matahari mulai pamit dari peradabannya, sehingga aku mulai masuk ke rumah dan langsung menyalakan televisi, menikmati suguhan berita politik tentang pilkada provinsi DKI, Nasihat dari Chynthia tadi ada benarnya juga, sudah bukan saatnya mungkin aku mengikuti libido, namun ketertarikan pada bentuk tubuh akan terus ada, dan hasrat binatang akan mengakar pada otakku

Setelah bosan dirumah aku pergi ke Warnet, sudah hampir 2 bulan aku tidak kesini, terlebih semenjak Dota time di Apartment, semakin jarang aku ke Warnet, kali ini ku sempatkan untuk kesana

“Oi si Bos, baru dateng, kemana aja, sombong nih udah jago belom maen dotanya?” sambutan dari OP yang pahit
“Ya elah, mau di MMR range berapa kita main? Lu cukup jungler sama AFK di base, kalo perlu lu feed courier sama death juga menang kalo gua carry” ucapku sombong
“Alah lu bisa maen juga gua ajarin, dulu mah maen game bego noh, nembak – nembak ga jelas, yang isinya anak SD” ucapnya sambil menunjuk anak kecil yang memainkan game itu
“Gitu – gitu gua dulu pernah sampe final Regional Jakarta ye!, ga kaya lu, maen game tapi ga pernah maju ke Pro Scene”ucapku kesal

Sejam dua jam bahkan lima jam tak terasa, yang terasa hanyalah perut lapar, belum makan, nggak mungkin dong lagi asik – asik dominating di tinggal AFK untuk makan, wajar, MMR tinggi bermain dengan Average MMR kecil, ya sikat habis

Sudah jam 11 malam, cari makan dimana? Mana ada warung nasi yang buka sekitar perumahan jam segini? Ku putuskan untuk membeli pizza, dan di makan bersama di warnet, sedikit niat isengku, saat pesanan datang, aku pura – pura tidak tahu, dan OP warnet bingung, siapa yang memesan pizza larut malam seperti ini, wajah OP sudah sangat memelas, karena gaji OP sehari itu berkisar 70 ribu, dan harga pizza itu 80 ribu, ya jelas dia keberatan untuk membayar

“Dah, sini gua bayarin pizzanya, nih buat lu” ucapku sambil memberikannya uang 100 ribu

Sekitar pukul 2 pagi aku pulang kerumah, betapa terkejutnya aku, ketika masuk kamar kudapati Chynthia sedang tidur di atas ranjangku dengan pose seksi

“Tidur dimana nih? Masak sampingan lagi, di Sofa? Ah sakit di badan kalo pake sofa” gumamku

Karena rasa kantuk tak tertahan, aku tidur saja di samping Chynthia

“Darimana?” Ucap wanita itu
“Loh? Belum tidur?”
“Gua nungguin lu dari tadi, kebiasaan banget pulang malem bahkan kadang nggak pulang”
“Oh, Dari warnet gua”
“Ngapain? Kok lama banget”
“Main DotA, udah tidur, gua udah pulang kan sekarang”
“Itu loh ham, masa lu ngga tau sih” Godanya sambil memelukku dan menatap mataku secara tajam, sorot matanya benar – benar nanar hingga buatku tak sadar diri
“Apa?” Ucapku bingung
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.