- Beranda
- Stories from the Heart
Rediscovering Memories
...
TS
fastestracer
Rediscovering Memories
A truly amazing cover design thanks to quatzlcoatl
Rediscovering Memories
Setiap orang pasti memiliki kenangan. Entah itu pahit atau pun manis. Semua yang kita alami setiap detiknya akan terekam dengan sendirinya didalam kepala kita, beberapa begitu membekas dalam ingatan entah itu karena hal baik atau buruknya, seberapa besarnya perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita tidak akan pernah bisa merubah apa yang sudah tertanam dalam bentuk ingatan itu. Disini gue akan mencoba menelusuri kembali ingatan gue selama beberapa tahun ke belakang, memproyeksikan kembali kenangan kenangan yang begitu membekas dalam ingatan gue dalam sebuah bentuk tulisan tangan. Kenangan tentang seseorang yang begitu berarti untuk gue..seseorang yang selalu mengisi hari hari gue..seseorang yang selalu ada disamping gue, melukiskan senyumnya untuk menghangatkan hari hari gue, menitihkan air matanya untuk menangisi gue, sebuah kenangan yang selamanya akan selalu mengiringi langkah gue.
"Good times come and go, but the memories wont seem to let me walk away"
Spoiler for Index:
Spoiler for Side Story:
"The only reason people hold on to memories so tight is because memories are the only things that don't change when everything else does"
Diubah oleh fastestracer 27-11-2016 13:34
rendy8est dan 12 lainnya memberi reputasi
9
325.7K
1.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fastestracer
#1247
Side Story - So Close, Yet So Far
Kamis, 24 Maret 2016
Awal tahun selalu menjadi bulan bulan sibuk bagi orang yg berprofesi sama seperti gue, dimana pekerjaan akan selalu menumpuk, lembur menjadi hidangan malam, dan ngga jarang waktu beristirahat dirumah pun harus dipangkas demi profesionalitas dan tanggung jawab pekerjaan.
Hari ini gue awali seperti biasanya, menerjang kemacetan kota jakarta rasanya udah menjadi sarapan pagi gue setiap hari, satu rangkap roti isi selai kacang dan sebatang rokok marlboro merah lah yang menemani gue kali ini dalam perjalanan menuju ke kantor gue di bilangan jakarta pusat.
Setelah 45 menit menempuh perjalanan, akhirnya gue bisa sedikit meluruskan kaki gue begitu selesai memarkirkan mobil gue. Masih cukup waktu gue untuk menikmati sebatang rokok lagi sebelum kembali tenggelam dalam pekerjaan. Gue bersandar di mobil gue sambil mengecek hp gue, men-dial sebuah nomor yang gue terka si pemiliknya masih tertidur pulas dibalik selimut unicorn nya.
"Halo cantik.." sapa gue
"Hmmm..." gumamnya, persis dugaan gue, dia pasti masih merem
"Bangun heh, udah jam 9 loh.." ujar gue
"Siapa ini?" sahut nya dengan suara serak khas orang baru bangun
"Buset..sama calon suami sendiri lupa lu ya??" canda gue
"Whoaa? tumben kamu telfon pagi pagi bas..biasanya cuman lewat line.." Nada bicaranya mendadak antusias
"Hahaha iya, udah lama aku ngga denger suara kamu abisnya.." sahut gue
"Sukurin! kamu sih sibuk terus, kerjaan terus yang diperhatiin, aku nya ngga diperhatiin, nanti aku diambil orang loh?!" cibir nya dengan nada manja
"Hahaha ngga lah, siapa juga yang mau ngambil wekk..minggu depan deh ya kita pergi, kalo kerjaan aku udah selesai" ujar gue mencoba meyakinkan
"Peeehaaaapeee! aku ngambek.." sahut nya judes
"Ehh? jangan ngambek dong.....eh...halo....halo....?"
Gue mengecek layar hp gue, dan rupanya telfon sudah dimatikan secara sepihak oleh wanita diseberang sana. Dan ya....wanita yang gue telfon barusan adalah wanita yang kelak akan menjadi istri gue. Seperti yang udah gue sampaikan sebelumnya, awal tahun selalu menyibukan gue, bahkan untuk sekedar jalan bareng dia aja gue sulit untuk membagi waktu nya. Jujur, gue ngga inget kapan terkahir kali gue jalan berdua sama dia, mungkin sekitar 3 minggu yang lalu...mungkin....
Rokok ditangan gue sudah mendekati ujung, tanda nya gue harus bergegas untuk kembali ke meja gue dan terpaku pada sheet-sheet microsoft excel yang membuat kepala gue mau pecah. Setelah mengirim berbagai pesan maaf melalui line untuk wanita-yang-katanya-lagi-ngambek-itu, gue matikan rokok gue dan segera masuk ke ruangan gue.
Jam demi jam berlalu, baris demi baris excel gue periksa, handphone gue terus berdering dari klien yang silih berganti menyampaikan kepentingannya. Tanpa terasa jam ditangan gue sudah menunjukan pukul 3 sore, dan kerjaan gue belum memberi tanda tanda akan selesai sementara mata gue udah cukup pegal untuk melanjutkan.
Gue sedikit merebahkan tubuh gue di kursi gue, mengistirahatkan mata dan otak gue sejenak, sampai telfon dimeja gue berdering, sebuah panggilan masuk dari resepsionis di front desk.
"Mas Bastian, ini ada tamu.."
"Oke oke, bentar ya, gue ke depan.." sahut gue
"Baik, makasih mas.."
Haduh, niatnya mau istirahat, malah kedatengan tamu, alamat lembur deh nih kalo klien nya aja baru dateng jam segini, gumam gue dalam hati sambil berjalan menuju ke front desk.
"Bas kamu lupa ya kalo hari ini ada urusan keluarga??" ujar wanita yang duduk di sofa depan meja resepsionis ketika melihat gue berjalan menghampiri
Bukan, sosok yang ada didepan gue bukan salah seorang klien gue, melainkan tunangan gue.
"Hmm...? acara apa...?" jawab gue bingung, karna seinget gue gaada acara apa apa hari ini.
"Ada ituloh, urusan keluarga, ibu sama bapak udah duluan kesana nya.." sahut nya melotot kearah gue, mengisyaratkan gue untuk mengikuti skenario nya
"Ah...iya...lupa hehehe..bentar ya, aku ambil barang barang dulu di meja.." balas gue yang akhirnya ikut dalam permainannya
"Oke, cepet ya Bas takut telat nih.." ujar nya
Gue pun bergegas kembali ke ruangan gue, mengambil barang barang bawaan gue dan segera kembali menghampiri dia di ruang tamu.
"Mbak vita, saya izin pulang ya, ada urusan keluarga.." ujar gue ke salah satu resepsionis di meja depan
"Oke Mas.." balasnya sambil mengacungkan jempol nya ke arah gue
Setelah berjalan agak menjauh dari meja depan, gue pun langsung beralih untuk menanyakan maksud dan tujuan dari tunangan gue datang menghampiri gue di kantor
"Eh, ada apa sih tumben dateng ke kantor..??" selidik gue heran
"Nih aku punya ini!" sahut nya sambil menyerahkan 2 tiket nonton Batman v Superman
"Waahh?? udah keluar ya film nya ya?" tanya gue antusias karena film ini udah gue tunggu tunggu dari tahun lalu
"Makanya jangan keasikan kerja, sampe lupa kan tuh film yg ditunggu udah tayang, jangan jangan lupa juga sama orang sayang" gerutu nya
"Cielah pundung nih ceritanya hahaha.." Goda gue
Dia cuma menggerutu pelan dengan ekspresi muka ditekuknya itu
Selang beberapa saat, gue dan dia pun sudah tiba di mall dan langsung bergegas menuju bioskop untuk persiapan alias beli popcorn, minuman, dan banyak cemilan lainnya karna gue mengantisipasi pertanyaan - pertanyaan yg timbul ketika gue lagi menikmati film dan mengganggu konsentrasi gue, seperti
"Bas itu dia baik apa jahat?" atau
"Bas awalnya tuh gimana sih kok dia disitu?" atau
"Bas itu pemerannya siapa sih? kok ganteng?"
Dan masih banyak pertanyaan - pertanyaan mengganggu lainnya
2,5 jam gue habiskan untuk menonton aksi Batman dan Superman di studio, dan 2,5 jam juga tunangan gue habiskan untuk mengaggumi pemeran Superman yg tampan itu
Selesai nonton kami langsung menuju tempat makan untuk mengisi perut. Kami berdua benar-benar terlarut dalam obrolan kami, seperti dua orang teman lama yang sudah jarang berjumpa, dan gue merasa itu adalah sebuah ironi dimana harusnya gue adalah orang yg selalu ada disamping dia, dan nampaknya dia juga menyadari hal itu
"Ih udah jam 10 aja, ga kerasa banget ya.." celetuk nya sesaat setelah melihat jam di pergelangan tangannya
"Wah iya ya? ga kerasa banget haha.."
"Kaya udah lama banget ga sih Bas kita ga jalan kaya gini?" ujarnya sambil tersenyum tipis
"Hem..iya ya..terakhir kapan ya?" sahut gue
"Kayanya sebulan yang lalu deh hehe..tapi gapapa, kamu kan sibuk..aku jadi ga enak hari ini ganggu kamu kerja, maaf ya.." ujarnya pelan sambil mengaduk minuman yg ada didepan nya
"Eh..engga kok, aku yang minta maaf kalo belakangan ini aku jarang ada waktu buat kamu..maaf banget.." balas gue, kata kata yang dia lontarkan sebelumnya benar benar membuat gue merasa bersalah
"Emmm..iya gapapa, lagian kamu kerja kan buat kita nanti kan? hehehe.." sahutnya sambil mencoba tersenyum
Seketika gue merasa menjadi orang yg jahat banget, mengingat bahwa belakangan ini benar benar sedikit waktu yg gue berikan buat dia, dan sangat sedikit juga effort gue untuk meluangkan waktu gue buat dia dan lebih mementingkan profesionalitas, dan seketika, gue merasa sangat amat kangen dengan sosok yang sedang duduk dihadapan gue saat ini
"Yaudah yuk pulang, udah malem, besok kamu kerja lagi hihi.." lanjutnya lagi sebelum gue bisa membalas perkataan sebelumnya
Diperjalanan pulang sama sekali tidak ada percakapan diantara kami berdua, sesekali gue melirik dia yg sedang duduk memeluk kaki nya dan menatap keluar jedela, memerhatikan keadaan sekitar tanpa bergeming sedikit pun, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya saat ini
"Hei..kita udah sampe.." ujar gue pelan sambil mengusap rambutnya
"Hemm? oh iya..udah sampe ya?" dia sedikit terkejut, nampaknya gue baru saja membuyarkan lamunannya
"Makasih ya udah ditraktir nonton, kalo bisa sering sering aja hehehe.." canda gue
"Yaa kalo kamu ga sibuk, nanti aku traktir lagi deh.." balasnya datar
Dengan reflek gue memeluknya yg sedang membetulkan posisi duduknya, erat sekali, rasa kangen itu kembali, entah bagaimana, nyatanya orang yg gue kangenin sedang berada dalam dekapan gue
"Maafin aku ya kalo aku kurang kasih perhatian buat kamu, jarang luangin waktu aku buat sekedar jalan sama kamu, atau jarang ngabarin kamu..maaf..kaya yg sering kamu bilang kalo kita lagi main wii, bas kamu bodoh banget siiiih..iya..aku emang bodoh..maaf yaah.." ujar gue pelan berbicara sambil mendekapnya
Dia masih terdiam, belum merespon perkataan gue, dan dia pun tidak melawan ataupun membalas dekapan gue
"Mulai sekarang, aku bakal lebih sering luangin waktu aku buat kamu, aku ga bakal sibuk sama kerjaan diluar jam kantor..janjiii.." lanjut gue sambil membelai rambut panjang indahnya
Gue merasakan badan nya sedikit bergetar, dan nafasnya mulai memburu, dia menangis...
"Aku...aku...kangen banget tau ga sama kamu.." ucapnya lirih
"You always busy with work and stuff and im here like...okay...I'll wait, maybe that's some super important things you have to do...but you never notice....." tangisannya semakin menjadi jadi
Gue cuma bisa terdiam meresapi kata-katanya
"You're so close..really close to me, yet so far....you're here, but never been with me.."
"I miss you like...a lot, Bas.."
Hati gue terenyuh mendengar ucapannya, suatu tamparan telak buat gue, membuat gue menyadari segala kebodohan gue
Untuk sesaat, kami berdua larut dalam keheningan. Perlahan lahan, dia mulai melingkarkan tangan nya ke tubuh gue, membalas pelukan gue dengan lembut dan kembali terlarut dalam tangisnya
"I'm terribly sorry about that...about what happened in the past few months, promise you it wont happen again..that was a mistake to make you all alone by yourself....I'm so sorry..wont happen again..and yes...I'm stupid as hell.." ujar gue pelan, gue cium keningnya perlahan
gue lepaskan pelukan gue, menatap wajahnya yg memerah dan dibasahi oleh airmatanya, menatap wajah yg hampir saja gue sia siakan karena ke egoisan gue, atau lebih tepatnya, kebodohan gue
"hey..udah ya, jangan nangis lagi.." ujar gue sambil menyeka air matanya
Dia cuman mengangguk merespon kata kata gue, entah dia selalu nampak seperti anak kecil dikala menangis
"Cup cup cup..duh sampe merah tuh muka nya.." kata gue sambil merapihkan rambutnya
"Gara gara kamu!!" sahutnya jutek
"Ahahaha..udah ya jangan nangis lagi..weekend depan kita liburan ya.." rayu gue mencoba mengembalikan moodnya
Dia kembali mengangguk, kemudian memeluk gue dengan tiba tiba
"I miss you, Bas..." ujarnya pelan dengan kepala terbenam didada gue
"Miss you..." gue membalas pelukannya
"Bas..."
"Ya...?"
"You're an idiot.."
Gue cuman bisa tersenyum mendengarnya..
Kamis, 24 Maret 2016
Awal tahun selalu menjadi bulan bulan sibuk bagi orang yg berprofesi sama seperti gue, dimana pekerjaan akan selalu menumpuk, lembur menjadi hidangan malam, dan ngga jarang waktu beristirahat dirumah pun harus dipangkas demi profesionalitas dan tanggung jawab pekerjaan.
Hari ini gue awali seperti biasanya, menerjang kemacetan kota jakarta rasanya udah menjadi sarapan pagi gue setiap hari, satu rangkap roti isi selai kacang dan sebatang rokok marlboro merah lah yang menemani gue kali ini dalam perjalanan menuju ke kantor gue di bilangan jakarta pusat.
Setelah 45 menit menempuh perjalanan, akhirnya gue bisa sedikit meluruskan kaki gue begitu selesai memarkirkan mobil gue. Masih cukup waktu gue untuk menikmati sebatang rokok lagi sebelum kembali tenggelam dalam pekerjaan. Gue bersandar di mobil gue sambil mengecek hp gue, men-dial sebuah nomor yang gue terka si pemiliknya masih tertidur pulas dibalik selimut unicorn nya.
"Halo cantik.." sapa gue
"Hmmm..." gumamnya, persis dugaan gue, dia pasti masih merem
"Bangun heh, udah jam 9 loh.." ujar gue
"Siapa ini?" sahut nya dengan suara serak khas orang baru bangun
"Buset..sama calon suami sendiri lupa lu ya??" canda gue
"Whoaa? tumben kamu telfon pagi pagi bas..biasanya cuman lewat line.." Nada bicaranya mendadak antusias
"Hahaha iya, udah lama aku ngga denger suara kamu abisnya.." sahut gue
"Sukurin! kamu sih sibuk terus, kerjaan terus yang diperhatiin, aku nya ngga diperhatiin, nanti aku diambil orang loh?!" cibir nya dengan nada manja
"Hahaha ngga lah, siapa juga yang mau ngambil wekk..minggu depan deh ya kita pergi, kalo kerjaan aku udah selesai" ujar gue mencoba meyakinkan
"Peeehaaaapeee! aku ngambek.." sahut nya judes
"Ehh? jangan ngambek dong.....eh...halo....halo....?"
Gue mengecek layar hp gue, dan rupanya telfon sudah dimatikan secara sepihak oleh wanita diseberang sana. Dan ya....wanita yang gue telfon barusan adalah wanita yang kelak akan menjadi istri gue. Seperti yang udah gue sampaikan sebelumnya, awal tahun selalu menyibukan gue, bahkan untuk sekedar jalan bareng dia aja gue sulit untuk membagi waktu nya. Jujur, gue ngga inget kapan terkahir kali gue jalan berdua sama dia, mungkin sekitar 3 minggu yang lalu...mungkin....
Rokok ditangan gue sudah mendekati ujung, tanda nya gue harus bergegas untuk kembali ke meja gue dan terpaku pada sheet-sheet microsoft excel yang membuat kepala gue mau pecah. Setelah mengirim berbagai pesan maaf melalui line untuk wanita-yang-katanya-lagi-ngambek-itu, gue matikan rokok gue dan segera masuk ke ruangan gue.
Jam demi jam berlalu, baris demi baris excel gue periksa, handphone gue terus berdering dari klien yang silih berganti menyampaikan kepentingannya. Tanpa terasa jam ditangan gue sudah menunjukan pukul 3 sore, dan kerjaan gue belum memberi tanda tanda akan selesai sementara mata gue udah cukup pegal untuk melanjutkan.
Gue sedikit merebahkan tubuh gue di kursi gue, mengistirahatkan mata dan otak gue sejenak, sampai telfon dimeja gue berdering, sebuah panggilan masuk dari resepsionis di front desk.
"Mas Bastian, ini ada tamu.."
"Oke oke, bentar ya, gue ke depan.." sahut gue
"Baik, makasih mas.."
Haduh, niatnya mau istirahat, malah kedatengan tamu, alamat lembur deh nih kalo klien nya aja baru dateng jam segini, gumam gue dalam hati sambil berjalan menuju ke front desk.
"Bas kamu lupa ya kalo hari ini ada urusan keluarga??" ujar wanita yang duduk di sofa depan meja resepsionis ketika melihat gue berjalan menghampiri
Bukan, sosok yang ada didepan gue bukan salah seorang klien gue, melainkan tunangan gue.
"Hmm...? acara apa...?" jawab gue bingung, karna seinget gue gaada acara apa apa hari ini.
"Ada ituloh, urusan keluarga, ibu sama bapak udah duluan kesana nya.." sahut nya melotot kearah gue, mengisyaratkan gue untuk mengikuti skenario nya
"Ah...iya...lupa hehehe..bentar ya, aku ambil barang barang dulu di meja.." balas gue yang akhirnya ikut dalam permainannya
"Oke, cepet ya Bas takut telat nih.." ujar nya
Gue pun bergegas kembali ke ruangan gue, mengambil barang barang bawaan gue dan segera kembali menghampiri dia di ruang tamu.
"Mbak vita, saya izin pulang ya, ada urusan keluarga.." ujar gue ke salah satu resepsionis di meja depan
"Oke Mas.." balasnya sambil mengacungkan jempol nya ke arah gue
Setelah berjalan agak menjauh dari meja depan, gue pun langsung beralih untuk menanyakan maksud dan tujuan dari tunangan gue datang menghampiri gue di kantor
"Eh, ada apa sih tumben dateng ke kantor..??" selidik gue heran
"Nih aku punya ini!" sahut nya sambil menyerahkan 2 tiket nonton Batman v Superman
"Waahh?? udah keluar ya film nya ya?" tanya gue antusias karena film ini udah gue tunggu tunggu dari tahun lalu
"Makanya jangan keasikan kerja, sampe lupa kan tuh film yg ditunggu udah tayang, jangan jangan lupa juga sama orang sayang" gerutu nya
"Cielah pundung nih ceritanya hahaha.." Goda gue
Dia cuma menggerutu pelan dengan ekspresi muka ditekuknya itu
Selang beberapa saat, gue dan dia pun sudah tiba di mall dan langsung bergegas menuju bioskop untuk persiapan alias beli popcorn, minuman, dan banyak cemilan lainnya karna gue mengantisipasi pertanyaan - pertanyaan yg timbul ketika gue lagi menikmati film dan mengganggu konsentrasi gue, seperti
"Bas itu dia baik apa jahat?" atau
"Bas awalnya tuh gimana sih kok dia disitu?" atau
"Bas itu pemerannya siapa sih? kok ganteng?"
Dan masih banyak pertanyaan - pertanyaan mengganggu lainnya
2,5 jam gue habiskan untuk menonton aksi Batman dan Superman di studio, dan 2,5 jam juga tunangan gue habiskan untuk mengaggumi pemeran Superman yg tampan itu
Selesai nonton kami langsung menuju tempat makan untuk mengisi perut. Kami berdua benar-benar terlarut dalam obrolan kami, seperti dua orang teman lama yang sudah jarang berjumpa, dan gue merasa itu adalah sebuah ironi dimana harusnya gue adalah orang yg selalu ada disamping dia, dan nampaknya dia juga menyadari hal itu
"Ih udah jam 10 aja, ga kerasa banget ya.." celetuk nya sesaat setelah melihat jam di pergelangan tangannya
"Wah iya ya? ga kerasa banget haha.."
"Kaya udah lama banget ga sih Bas kita ga jalan kaya gini?" ujarnya sambil tersenyum tipis
"Hem..iya ya..terakhir kapan ya?" sahut gue
"Kayanya sebulan yang lalu deh hehe..tapi gapapa, kamu kan sibuk..aku jadi ga enak hari ini ganggu kamu kerja, maaf ya.." ujarnya pelan sambil mengaduk minuman yg ada didepan nya
"Eh..engga kok, aku yang minta maaf kalo belakangan ini aku jarang ada waktu buat kamu..maaf banget.." balas gue, kata kata yang dia lontarkan sebelumnya benar benar membuat gue merasa bersalah
"Emmm..iya gapapa, lagian kamu kerja kan buat kita nanti kan? hehehe.." sahutnya sambil mencoba tersenyum
Seketika gue merasa menjadi orang yg jahat banget, mengingat bahwa belakangan ini benar benar sedikit waktu yg gue berikan buat dia, dan sangat sedikit juga effort gue untuk meluangkan waktu gue buat dia dan lebih mementingkan profesionalitas, dan seketika, gue merasa sangat amat kangen dengan sosok yang sedang duduk dihadapan gue saat ini
"Yaudah yuk pulang, udah malem, besok kamu kerja lagi hihi.." lanjutnya lagi sebelum gue bisa membalas perkataan sebelumnya
Diperjalanan pulang sama sekali tidak ada percakapan diantara kami berdua, sesekali gue melirik dia yg sedang duduk memeluk kaki nya dan menatap keluar jedela, memerhatikan keadaan sekitar tanpa bergeming sedikit pun, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya saat ini
"Hei..kita udah sampe.." ujar gue pelan sambil mengusap rambutnya
"Hemm? oh iya..udah sampe ya?" dia sedikit terkejut, nampaknya gue baru saja membuyarkan lamunannya
"Makasih ya udah ditraktir nonton, kalo bisa sering sering aja hehehe.." canda gue
"Yaa kalo kamu ga sibuk, nanti aku traktir lagi deh.." balasnya datar
Dengan reflek gue memeluknya yg sedang membetulkan posisi duduknya, erat sekali, rasa kangen itu kembali, entah bagaimana, nyatanya orang yg gue kangenin sedang berada dalam dekapan gue
"Maafin aku ya kalo aku kurang kasih perhatian buat kamu, jarang luangin waktu aku buat sekedar jalan sama kamu, atau jarang ngabarin kamu..maaf..kaya yg sering kamu bilang kalo kita lagi main wii, bas kamu bodoh banget siiiih..iya..aku emang bodoh..maaf yaah.." ujar gue pelan berbicara sambil mendekapnya
Dia masih terdiam, belum merespon perkataan gue, dan dia pun tidak melawan ataupun membalas dekapan gue
"Mulai sekarang, aku bakal lebih sering luangin waktu aku buat kamu, aku ga bakal sibuk sama kerjaan diluar jam kantor..janjiii.." lanjut gue sambil membelai rambut panjang indahnya
Gue merasakan badan nya sedikit bergetar, dan nafasnya mulai memburu, dia menangis...
"Aku...aku...kangen banget tau ga sama kamu.." ucapnya lirih
"You always busy with work and stuff and im here like...okay...I'll wait, maybe that's some super important things you have to do...but you never notice....." tangisannya semakin menjadi jadi
Gue cuma bisa terdiam meresapi kata-katanya
"You're so close..really close to me, yet so far....you're here, but never been with me.."
"I miss you like...a lot, Bas.."
Hati gue terenyuh mendengar ucapannya, suatu tamparan telak buat gue, membuat gue menyadari segala kebodohan gue
Untuk sesaat, kami berdua larut dalam keheningan. Perlahan lahan, dia mulai melingkarkan tangan nya ke tubuh gue, membalas pelukan gue dengan lembut dan kembali terlarut dalam tangisnya
"I'm terribly sorry about that...about what happened in the past few months, promise you it wont happen again..that was a mistake to make you all alone by yourself....I'm so sorry..wont happen again..and yes...I'm stupid as hell.." ujar gue pelan, gue cium keningnya perlahan
gue lepaskan pelukan gue, menatap wajahnya yg memerah dan dibasahi oleh airmatanya, menatap wajah yg hampir saja gue sia siakan karena ke egoisan gue, atau lebih tepatnya, kebodohan gue
"hey..udah ya, jangan nangis lagi.." ujar gue sambil menyeka air matanya
Dia cuman mengangguk merespon kata kata gue, entah dia selalu nampak seperti anak kecil dikala menangis
"Cup cup cup..duh sampe merah tuh muka nya.." kata gue sambil merapihkan rambutnya
"Gara gara kamu!!" sahutnya jutek
"Ahahaha..udah ya jangan nangis lagi..weekend depan kita liburan ya.." rayu gue mencoba mengembalikan moodnya
Dia kembali mengangguk, kemudian memeluk gue dengan tiba tiba
"I miss you, Bas..." ujarnya pelan dengan kepala terbenam didada gue
"Miss you..." gue membalas pelukannya
"Bas..."
"Ya...?"
"You're an idiot.."
Gue cuman bisa tersenyum mendengarnya..
umamkhoir98 dan rendy8est memberi reputasi
0
