Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#2396
PART 77

Enggak kayak biasanya, selesai kuliah gue langsung pulang. Entah kenapa siang itu bawaanya pengin pulang dan buru-buru jatohin badan di kasur. Ketika sampe kosan gue lihat ada mobil Emil terparkir di depan. Gue langsung naik ke atas dengan cepat, gue sengaja sedikit berjinjit biar enggak kedengeran sama dia. Sewaktu gue intip dikit-dikit dari tangga ternyata kamar dia tertutup rapat.

Memang kayaknya Emil udah enggak nyaman atau gimana tinggal di kos, sampe-sampe dia enggak mau ketemu sama orang kosan. Apa cuma sama gue doang dia enggak nyamannya? Enggak, masa iya sampe enggak mau ketemu sama gue, emangnya gue udah ngapain dia?

Sewaktu buka pintu kamar gue ternyata pintunya enggak terkunci. Pikiran gue langsung kemana-mana. Seinget gue tadi pagi udah gue kunci, kenapa sekarang langsung buka tanpa harus masukin kunci? Ada orang yang masuk ke kamar gue? Gue kemalingan?!

Gue harus gimana?! Langsung buka aja dan gerebek itu maling?! Kalo dia melawan tinggal gue pukul balik, gitu? Yakalo itu maling tangan kosong, gimana kalo dia bawa senjata tajam?! Bisa abis di gue.

Dapur, iya, Sintya biasa motong sayuran pake pisau di dapur, mungkin pisau sayur bisa gue pake buat mempertahankan diri. Gue urungkan niat buat gerebek langsung dan lari ke dapur mencari pisau. Sesampainya di dapur waktu gue cari ternyata pisaunya enggak ada, bahkan gue sempat cari dalem freezer juga enggak ada. Enggak habis akal, gue segera mencari aternatif alat pertahanan yang lainnya. Dan yang gue dapat adalah, sapu, kain pel, sabun cuci piring dan garpu. Tunggu, sebenernya gue mau melawan dari serangan maling apa bersih-bersih?!

“Ngapain Wi?” tanya seseorang mengagetkan gue.
“Mal… maling! Lhoh Mil, kok lo kesini?”
Emil mengagguk, “Tadi kayaknya ada orang jalan ke dapur, waktu aku ikutin ternyata kamu.”

Gue hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan Emil.

“Itu kenapa?” Emil menunjuk sapu dan barang-barang yang gue bawa, “Mau bersih-bersih?”
“Eh… bukan, ini buat gerebek maling. Kosan ini kemasukan maling.”
“Serius?!” Secepat kilat Emil mengambil sapu dari tangan gue, “Buruan tangkep Wi, kamarku enggak aku kunci!”
“Lhah, dikira gue daritadi ngapain? Ini juga lagi cari senjata.”

Gue di depan dan Emil di belakang, kita berdua menaiki tangga menuju lantai dua. Terus terang kaki gue rada gemeteran, kalo lawan orang normal mah biasa aja, pikiran itu orang pasti enggak sampe bunuh musuhnya. Masalahnya ini maling, pikiran dia enggak normal, dan dia pasti cenderung melakukan segala cara untuk kabur kalo ke gep lagi maling. Contohnya keluar kamar lewat jendela sambil kayang, iya sambil kayang, kayak dia punya pesugihan Spider-man. Maling di kamar gue kayak gitu? Enggak tahu, gue sendiri belum ketemu.

Sesampainnya di depan kamar, gue mendorong sedikit demi sedikit pintu kamar. Perlahan gue mulai melihat sebuah kaki panjang menggantung di dekat lemari, oh enggak, itu celana gue. Gue lihat lagi dengan lebih seksama, ada jari-jari memegang tepi tempat tidur. Ini maling mau ngapain di kasur gue? Dia tiduran? Dikira kamar hotel apa?!

Gue lempar kain pel ke arah itu jari-jari yang lama-kelamaan membentuk sebuah telapak tangan. Sepuluh detik gue tunggu, ternyata enggak ngefek. Waktu gue buka pintu lebih lebar lagi, enggak ada lengan tangannya.

“Ada Wi malingnya?” bisik Emil.
Gue mengangguk, “Iya … ada.”
“Majulah!” bisiknya lagi.
“Masalahnya dia tiduran di kasur, gue enggak tahu apa yang dia rencanain,” jelas gue lirih. “Dan barusan gue juga udah lempar kain pel ternyata enggak ngefek. Mil, kok enggak ada lengan tangannya ya?”
“Apa?! Enggak ada lengan tangannya?” Emil menarik-narik baju gue, “Wi, yang kamu lihat maling apa setan sih?”
“Mana gue tahu, gue juga belum lihat.” Gue membuka pintu lebih lebar, “Iya Mil, tangannya habis di pergelangan tangan. Kok gue jadi merinding ya?”
"Wi, jangan gegabah deh. Bisa jadi itu setan kan? Jogja kan mistis Wi."
"Masa iya siang bolong ada setan?"

Emil manggut-manggut disamping gue sambil masih memegangi gagang sapu erat-erat.

"Kalo emang siang hari enggak ada setan terus itu tangan apaan? kan aneh kalo tangan beneran tapi enggak ada lengan tangannya."
"Meneketehe Mil."
"Sarung tangan bukan ya?"

Gue dorong perlahan lagi berniat mencari tahu.

"Oh, iya. Ternyata sarung tangan gue Mil."
"...."
"Gue buka dikit lagi kali ya?"

Emil mengangguk.

“Tunggu deh, kamu belum lihat malingnya tapi kok bisa tahu pasti ada maling?” tanya Emil dengan nada suara agak tinggi.
“Tadi pagi kamar gue kunci, pas balik kamar udah ke buka,” jelas gue.

Emil menegakkan badannya dengan tiba-tiba. Dan dengan tiba-tiba juga dia menendang pintu kamar.

“MAS MALING, DIINTIPIN DAWI!” teriak Emil kenceng.
Gue tarik Emil keluar kamar, “ Lo gila? Mau cari mati?!”
“YANG BUKA PINTU KAMARMU ITU AKU, DODOL!”
Diubah oleh dasadharma10 17-08-2016 10:52
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.