Mata kata2 itu sukses membuat mataku menjadi segar kembali.

“hah? Ga salah orang kan loe Ra?”

“aku jujur sama perasaanku Ron, Aku bener2 suka sama kamu” ujarnya, terlihat sekali dari matanya kalau ia mengatakannya jauh dari lubuk hatinya yang terdalam.

“ka.. ka.. kasi gue waktu Ra buat ngejawabnya..”

“please, jawab sekarang Ron” pintanya seraya menarik kemejaku kearahnya, wajah kami begitu dekat sampai2 aku merasakan nafasnya yang memburu, matanya pun terpejam dan tak terasa bibirnya mendekati bibirku.

“Ronn.. mmmm… Ron” ia menyeracau

“Roonn.. Ronnaaannn.. Naaaannnnn”

“Ronaaannnn.. NAAAAANNNN!!!!”

*Pukpuk* ditepuknya pipiku

“hmmm??” aku memicingkan mata

“udah sadar? Mimpi apa kamu sampe monyong2 gitu?”

“HAAAH? Astaga, ga tau Zie, ga jelas bgt” jawabku bohong , ya eyalahh, masa jujur mimpi baik. Pandanganku terasa berputar2, kepalaku pusing sekali saat itu, ku kucek2 mata ini dan kupandang dirinya.

“ohhh thanks god its only a dream, jam berapa ini Zie?”

“jam 1.05, tadi ke kantin ngeliat anak2 kelasmu, tapi kamu nya ga ada, si Rara bilang terakhir liat di kelas, ya uda gue kesini” jawabnya, mendengar kata “Rara” cukup membuat wajahku ini seketika merona

“kenapa kamu Ron? Ko mukanya gitu?” tanyanya

“ha? Aahh.. ga... gapapa ko Zie, maaf ya telat, jadi kamu yang nyamper, aku ketiduran hehe”

“huuhhh.. ga mao maafin!”

“yaaahh ko gitu Zie, ngantuk bener td dengerin dongengnya pak Nando Zie”

“ga mao maafin sebelum nonton hari ini, kamu udah ga ada jam lagi kan?”

“ihhh dasar cewe, ga mau rugi bener. Mau nonton apa si?”

“uhmmmmm.. apa aja deh terserah Ronan aja”

“terserah? Ahhh ga deh, kapok sama kata “terserah”nya cewe, mending kita jalan dulu, nanti liat ada film apa baru kita decide disana gimana?” ujarku memberi usul

“hahahaha.. pengalaman ya Ron?”

“iya, tuh “terserah”nya si Dinan yang paling ajaib, ampun dah”

Mendengar nama itu disebut, atmosfer yang tadinya cair, seketika berubah jadi es mulai dah lebaynya loe Ron! Ya elaahh, tinggal baca aja rempong bener loe sob

“Ron, udah pacaran berapa kali? Jujur ya” tanyanya tiba2 dengan muka serius padaku

“harus jujur ya Zie?”

“iya dong jujur, ga jujur tak cubit nanti kamu” ujarnya gemes

“belum pernah Zie, aku.. aku sebenernya ga pernah pede deket sama cewe” jawabku

“……… kenapa?” tanyanya lagi

“ketika aku nyaman dengan seseorang, aku hanya takut itu semua akan berubah ketika rasa nyaman itu berubah menjadi rasa cinta. Aku Cuma ga ingin salah menterjemahkan rasa nyaman itu Zie” terangku, mendengar ini dia pun tersenyum.

“Ronan, salah itu kan sumber belajarnya. Lagipula, apa kamu ga bisa bedain seperti apa rasa nyaman seorang teman, dan rasa nyaman dari lawan jenismu?”

“seperti yang aku bilang tadi Zie, aku takut salah mengira rasa nyaman tadi”

“Ron, menurutmu, rasa nyaman apa yang kamu rasain sama aku?” tanyanya, maka seketika itu pula jantungku naik turun.

“mmm.. mmm.. rasa nyaman sebagai lawan jenis ya Zie?” tanyaku balik

“loohhh ko malah nanya lagi kamu, yang tegas dong, yang kamu rasain juga apa?”

“duhhhh.. jadi salting.. iya menurutku rasa nyaman sebagai lawan jenis Zie”

“okeey.. terus?”

“terus gimana lagi maksudnya?”

“apa kamu ngerasain hal yang sama ke aku Ron?” saya sangat mengingat momen ini, memandangnya dulu saat itu, kami duduk berhadap2an, dengan tangan kiri yang masih di-gips, dengan kuncir kuda khasnya, wajahnya Nampak serius namun tetap cantik. Pertanyaannya itu tak langsung aku jawab, karena momen ini lah yang paling membuatku sport jantung.

“yaa Zie, aku rasa, aku juga ngerasain hal yang sama”

“kamu rasa? Yang tegas dong Ron, be bold”

“i..iya Zie, aku juga nyaman deket kamu. dan Aku juga suka sama kamu, would you be my first one Zie?”

“hmmmmmm… why me Ron?”

“kenapa? Apa cinta butuh alasan Zie?”

“iyaaa dong, kalo kamu cinta sama seseorang tanpa ada alasan yang mendasari, akan gampang sekali kamu jatuh cinta, karena cinta ga butuh alasan, ketemu yang cakep dikit, cinta, ketemu yang oke dikit, cinta lagi”

Damn.. skakmat

“aku.. aku suka kamu apa adanya Zie, aku suka kamu yang simple minded, aku suka kamu yang care sama aku, I just love everything in you”

“…………..”

“what are you expected me to answer that question Ron?”

“…………..”

“well, apapun itu, selalu ada yang pertama kali kan Zie? Inilah Pertama kali aku nembak cewe, if your answer is yes, then it would be my the first one, if its no, then it would be my first rejection too” jawabku, dengan diiringi suara drum.. well, suara jantung gue sih tepatnya

“okay then.. maaf ya Ronan kalau bikin kamu kecewa tapi aku belum siap Ron” ujarnya

DEGGGG.. aku pun tersenyum mendengarnya, senyum getir, seakan2 a thousand needle piercing my heart in the same time.

“its ok Zie, aku kan ga mungkin memaksakan hatimu un”

“aku belum siap Ron, aku belum siap kalau hari2ku nanti ga ada kamu disampingku” potongnya

Mendengar ini mataku seakan berputar2 berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakannya, I am froze at that time

“ma..maksudnya Zie?”

“iyaa, aku juga suka sama kamu Ronan, starting right now, I’ll be your girl” senyumnya

“be..beneran Zie?”

“hu umm..” jawabnya senyum menganggukkan kepala

“WUUUUUUUUUUUUUUUUUU HHUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUWWWW” teriakku meloncat girang bak anak kecil yang dibelikan sepeda baru hadiah ulang tahun

“HOIIII RONANNNN, itu apa2an teriak2, maksud nya apa? Coba kamu jelasin apa itu pengertian produk menurut kotler!!” teriak pak Nando

HAHHH??

“BAHAHAHAHHAHAHAHAH” seisi kelas menertawakan kebodohanku saat itu

Have been watching Inception?