TS
Bali Option
PLACES OF INTEREST di LOMBOK (Database)

LIST OBJECT WISATA LOBOK


Telah banyak di buat Thread dan Post tentang Object Wisata Lombok
serta lokasi lokasi indah dan kudu dikunjungi bila ke Lombok.
Dan Thread ane ini, bukan bermaksud membuat informasai menjadi tumpang tindih
Semata mata atas dasar keinginan mengumpulkan sebuah Data Base tentang Lombok
buat ane sendiri
Dan ane kira juga akan bermanfaat buat agan agan disini.
LINK ke tiap tiap Object ne, Gan..!
Quote:
AIR TERJUN BENANG STOKEL dan BENANG KELAMBU
AIR TERJUN JERUK MANIS
AIR TERJUN MANGKU SAKTI dan MANGKU KODEK
AIR TERJUN SENDANG GILE dan TIU KELEP
OTAK KOKOQ
BUKIT MALIMBU
DESA BANYUMULEK
DESA BELEKA
DESA KARANG BAYAN
DESA dan MASJID BAYAN BELEQ
DESA LABUAPI
DESA LENDANG RE
DESA LOYOK
DESA PENUJAK
DESA PRINGGASELA
DESA SUKARARA
DESA TETEBATU
DESA TRADITIONAL DUSUN BELEQ
DESA TRADITIONAL ENDEL
DESA TRADITIONAL SADE
DESA TRADITIONAL SEGENTER
GILI AIR, GILI MENO dan GILI TRAWANGAN
GILI BIDARA
GILI KAPAL
GILI KEDIS
GILI BAGEK / KONDO
GILI NANGGU
GILI PETAGAN
GILI SUDAK
GILI SULAT dan GILI LAWANG
GILI TANGKONG
KAMPUNG MUTIARA SEKARBELA
MUSEUM LOMBOK
TAMAN NARMADA
PANTAI BELONGAS
PANTAI / TELUK EKAS
PANTAI GERUPUK
PANTAI KALIANTAN
PANTAI KUTA
PANTAI MAWI
PANTAI MAWUN
PANTAI SEGER
PANTAI SELONG BELANAK
PANTAI SENGGIGI
PANTAI SIRE
PANTAI SURGA
PANTAI PINK – PANTAI TANGSI
PANTAI TANJUNG AAN
TANJUNG RINGGIT
TANJUNG BLOAM
PURA AGUNG GUNUNG SARI
PURA LINGSAR
TAMAN MAYURA
PURA MERU
PURA PANGSUNG
PURA SURANADI
PUSUK PASS

Diubah oleh Bali Option 19-11-2017 20:08
0
15.7K
Kutip
63
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Domestik
10.2KThread•4.3KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Bali Option
#46
PURA LINGSAR

PURA LINGSAR

LOKASI
Kecamatan.: LINGSAR
Kabupaten..: LOMBOK BARAT
Provinsi......: NTB
Quote:
Quote:
Spoiler for Pictures for Pura Lingsar:











SUASANA PERANG TOPAT di PURA LINGSAR







Quote:
Sulit dipercaya, bahwa didunia ini ada 2 umat yang memiliki latar belakang etnis, kultur dan keyakinan agama, dapat hidup berdampingan di dalam melaksanakan ritualnya masing-masing dan perbedaan bagi mereka adalah sesuatu yang wajar dan logis dan dirasakan sebagai sebuah hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa, karena perbedaan akan membuat mereka menjadi saling mengenal dan kemudian menghormati keyakinan satu sama lain.
Disana ada sebuah sanggar kekeramatan yang diusung oleh kedua umat tertentu sesuai persepsi dan versi keyakinan agama masing-masing. Dalam hal tertentu, mereka dapat mengerjakannya bersama-sama dan dilain hal hanya boleh dikerjakan umat yang bersangkutan. Tradisi dan kepercayaan untuk mensyukuri sebuah mata air yang ada di sanggar itu atau dikenal dengan istilah Kemaliq, dipercaya sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa menjadi sebuah sumber kehidupan, memantik semangat untuk menyusun sebuah kepranataan, rasa tanggung jawab dan pengorbanan tanpa pamrih sebagai ungkapan rasa syukur dalam bentuk sebuah upacara. Dan amatlah lazim bila untuk memantapkan rasa kesungguhan umat, cita-cita berkorban tersebut diusung melalui dukungan susunan myitologi atau legenda
Dalam melestarikan sebuah mata air yang diakui dan diyakini oleh kedua umat sebagai sebuah kawasan sakral dan magis, sesuai dengan tradisi kultur dan keyakinan masing-masing umat. Maka ada sebuah upacara Perang Topat yang disung oleh umat Sasak yang kegiatannya berlangsung dalam waktu dan tempat bersamaan dengan Upacara Odalan atau Pujawali yang dilakukan oleh Umat Hindu dan kedua umat dapat dengan hidmat melaksanakan upacaranya masing-masing.
Nama Pura/Kemaliq Lingsar ini mulai muncul ketika orang Bali pertama kali datang ke Lombok. Rombongan orang Bali tersebut berasal dari Karangasem yang jumlahnya ± 80 orang. Kedatangan mereka mendarat di pantai Barat dekat Gunung Pengsong, Lombok Barat. Dari Gunung Pengsong rombongan Raja tersebut melanjutkan perjalanan ke Perampuan, lalu ke Pagutan kemudian ke Pagesangan. Rombongan ini dipimpin oleh tiga orang, yaitu :
Dari Pagesangan, rombongan berjalan kaki tetapi belum menemukan tanda. Sesampai rombongan di daerah Punikan, seluruh anggota rombongan merasa haus dan lapar sehingga beristirahat untuk makan minum. Setelah selesai makan tiba-tiba ada suara seperti letusan dan bergemuruh. Kemudian mereka mencari asal suara tersebut yang ternyata adalah sebuah mata air yang baru meletus, lalu ada wahyu mengatakan kalau sudah menguasai Lombok maka buatlah Pura disini. Kemudian luapan air itu diberi nama Ai Mual yang artinya air yang mengalir. Selanjutnya nama Ai” Mual berubah menjadi Lingsar. Lingsar berasal dari kata Ling, yang artinya wahyu atau sabda dan Sar,yang artinya syah atau jelas.
Jadi Lingsar artinya wahyu yang jelas. Sedangkan sumber mata airnya terletak tidak jauh dari daerah tersebut, dan diberi nama Ai Mual ( Air Timbul) yang letaknya di sebelah timur Lingsar.
Pura / Kemaliq Lingsar diduga pembangunannya dilakukan pada tahun 1759, yaitu tahun berakhirnya kekuasaan Mataram yang pada waktu itu berpusat di Cakranegara.
Pembangunan Pura Lingsar oleh Raja Ketut Karangasem Singosari dimaksudkan untuk menyatukan secara batiniah Masyarakat Sasak dengan Masyarakat Bali. Pura Lingsar dibangun berdampingan dengan Kemaliq Lingsar yang merupakan tempat pemujaan Masyarakat Sasak. Jauh sebelumnya di lokasi ini
Masyarakat Sasak telah melakukan pemujaan terhadap sumber mata air yang mereka sebut Kemaliq. Kemaliq berasal dari kata maliq dalam bahasa Sasak yang artinya keramat atau suci. Sumber mata air yang ada di Kemaliq ini oleh Masyarakat Sasak dikeramatkan atau disucikan karena tempat tersebut mereka yakini sebagai tempat hilangnya (moksa) seorang penyiar Agama Islam Wetu Telu yang bernama Raden Mas Sumilir dari Kerajaan Medayin.
Keberadaan ajaran Islam Wetu Telu di daerah Lingsar ini berasal dari Jawa melalui Bayan, atas instruksi Sunan Pengging dari Jawa Tengah pada permulaan abad XVI. Islam Waktu Telu ini adalah sinkritisme Hindu Islam. Sumber ajarannya berasal dari ajaran Sunan Kalijaga. Sinkritisme ini dalam kepercayaan mistik merupakan kombinasi dari Hindu (Adwaita) dengan Islam (Sufisme), dengan ajaran pantheisme. Sehingga animisme masih berlaku terus dan mistik dari segi agama bisa diterima secara sukarela oleh semua penduduk Lombok yang masih paham animisme. Ajaran inilah yang kemudian dinamakan Wetu Telu. Menurut ajaran Hindu, orang yang beragama lain tidak boleh dipaksa menerima ajaran agama Hindu. Tetapi yang dipaksa oleh raja Bali adalah ajaran bahwa semua orang harus berterima kasih kepada Tuhan dengan agama, kepercayaan dan caranya masing-masing.
Dengan adanya kepercayaan ini maka pembangunan yang dilakukan oleh Anak Agung Anglurah Gede Karang Asem pada tahun 1759 di Lingsar diperuntukan bagi dua jenis golongan masyarakat, yaitu :
Bagian bangunan bagi masyarakat Hindu dinamakan Gaduh, yang artinya Pura. Bagian bangunan bagi masyarakat penganut Wetu Telu dinamakan Kemaliq, yang artinya keramat. Gaduh dan Kemaliq ini boleh dipakai kapan saja menurut keperluan agamanya masing-masing, tetapi hanya sekali setahun harus diadakan upacara bersama, yaitu Perang Topat. Perang Topat adalah suatu kegiatan upacara dalam bentuk perang-perangan dan topat atau ketupat sebagai senjata yang dipakai dengan cara saling lempar dengan sesama teman.
Perang Topat diadakan sebelum menanam padi tetapi setelah datangnya musim hujan. Maksud dari acara ini adalah untuk mengembalikan hasil tanah (berupa topat) kepada asal (Lingsar). Hasilnya tersebut akan menjadi rabuk (bubus lowong) untuk bibit padi yang akan ditanam. Yang utama menghadiri upacara tersebut adalah anggota Subak Kecamatan Lingsar dan Narmada. Perang Topat merupakan ungkapan sukacita atau terima kasih kepada Sang Pencipta. Tiap tahun sebelum Perang Topat, ada beberapa orang dari Subak ini yang naik ke Gunung Rinjani dengan membawa benda-benda yang terbuat dari emas berbentuk udang, gurami, nyale, dan kura-kura. Benda-benda ini nantinya akan dibuang ke Danau Segara Anak dengan maksud untuk memohon kemakmuran.
Sumber : Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Lombok Barat

0
Kutip
Balas