*Part 21 , Sedih., Kecewa., dan Merasa Lega Berseru Seirama..




Hingga langkah ku pun terhenti tepat di depan ke dua pengantin tsb.


Dengan tegas ku genggam jabatan tangan sang pengantin pria dan cuma bisa memberikan senyuman tipis tanpa suara..


Lalu aku lanjut menghampiri pengantin wanita , menjabat lemas jemari tangan nya dengan lembut..


"Selamaaaat yaaa.... ucap ku.

"Iyaaa., mkasiih.." ucap nya singkat tanpa memandang ku., dengan raut wajah nya yg kelihatan sedih.


Ingin rasanya ku memeluk nya saat itu., tuk menumpahkan semua rasa perih ku , rasa bersalah dan ke egoisan ku. Tapi cepat2 ku buang jauh niat ku tsb., aku gk mau merusak suasana pesta nya., aku gk ingin menganggu hari bahagia nya.
Aku pun mencoba melangkahkan kaki ku dari tempat itu., aku mrasa gk sanggup lama2 disitu.


"Aku doakan kau bahagia.." ucap ku lagi ., sambil melepaskan jabatan tangan kami ., lalu mencoba melangkah tuk berlalu dari tempat itu.

"Abaaaaang..." ucap nya sendu sambil sedikit mengeluarkan air mata nya., dan meraih kembali tangan ku lalu memeluk ku.


Seketika hati ku seperti di cabik2...
Perasaan ku udah gk karuan..
Aku cuma bisa berdiri tegak tanpa gerakan apa pun dari tubuh ku.
Sesaat aku mematung...

Gak menyangka sikap nya yg seperti itu.

Dengan erat ia memeluk ku sambil terisak2., tanpa peduli keadaan dan posisi nya yg berada di atas panggung pelaminan nya.

Dihadapan pasangan masa depan nya., dihadapan kedua orang tua nya , dihadapan org tua pengantin pria., dan pastinya di saksikan oleh banyak para undangan yg hadir di saat itu.
Aku masih belum bisa bereaksi apa pun saat itu.,
Binguung..
Selaen menjaga perasaan si pengantin pria dan para keluarga mereka yg cuma melongo melihat kejadian itu, aku juga menjaga perasa an 'nya' yg aku gk tau entah apa yg ada di pikiran 'nya' saat itu., hingga ia sanggup melakukan hal itu., memeluk ku dengan penuh tangisan di atas panggung pelaminan nya., di hadapan banyak para tamu undangan.


Mungkin bagi mereka yg tahu kisah kami bisa memaklumi nya., tapi apa kata mereka yg bisa saja baru pertama kali melihat ku , apa yg ada dipikiran mereka yg sama sekali tak mengenalku.??

Tapi ia seperti tak peduli dengan semua itu., ia terus saja memeluk ku erat., seakan tak ingin melepas ku dan seperti mencoba menumpahkan tuk terakhir kali nya perasaan yg sudah tak bisa lagi tuk di lanjutkan.


"Hmm.., udaah ya deek., gk enak ne diliatin org.. Hehe.." ucap ku dengan dibarengi senyum perih , lalu mencoba melepaskan pelukan nya perlahan dan mengusap2 rambut nya , menyeka air mata yg di pipi nya.


Sungguh2 pemandangan dan suasana yg begitu 'Drama' terjadi di panggung pelaminan tsb saat itu.

Aku gk mungkin berlama2 dalam moment itu., aku harus segera berlalu ditempat itu. Ada banyak mata yg seakan begitu terkejut menyaksikan kejadian yg tak disangka2 tsb.


"Udaah yaa., yg penting adek harus tetap semangat dan terus tersenyum menjalani hidup adek kedepan nya., doa abg slalu yg terbaik tuk adek.." ucap ku, sambil menahan sedih dan air mata.

Sementara si Pengantin pria yg memandangi kejadian itu sedari tadi cuma bisa terdiam gk bereaksi sedikit pun., seakan mengerti.
Salut buat pengantin pria nya.


"Iya baang., skali lagi mkasih ya udah pernah mengisi hari2 adek., mkasih tuk semua nya., mkasih yaa bg.." ucap nya di iringi isak tangis nya.

"Iya udaah aah., mkasih mulu.. Hehe.." ucap ku sambil mencoba tersenyum walau berat, lalu melangkah tuk lanjut menyalami orang tua , adek dan kakak nya yg sedari tadi memandang sedih moment tsb.

Tak ingin berbasi basi dan banyak kata., aku cuma sekedar menyalami sambil memberi selamat ke orang tua , kakak dan adek nya., lalu pergi dari panggung pelaminan yg aku gk sadar udah penuh dengan org2 yg antri tuk menyalami pengantin nya.


Sambil melangkah turun., pandangan ku kembali ku sempatkan ke arah si pengantin pria.
Sekedar ingin memberi pesan tanpa tulisan maupun ucapan , dengan mimik wajah yg tersenyum dan kepalan tangan pertanda semangat., aku pun memberi tanda suport ke pada nya.


Lalu aku pun melangkah menjumpai Neli yg sedang duduk manis di kursi undangan dengan tampang cemberut nya krna udah lama menunggu.


"Udaah puas kangen2 an sama mantan nya..??" tanya Neli dengan nada jutek nya.

"Hehehe., udaah yuuk., balik.." ucap ku dibarengi tangan ku yg menggandeng pinggang nya.

Lalu kami pun melangkah pergi dari tempat yg berhasil mengubek2 perasaan ku itu.



Perasaan ku yg begitu sedih dan merasa terpukul menyaksikan pernikahan nya tadi.,, kini begitu lega dan lepas., setelah ku ucap selamat dan memberi suport ke pada mereka.

Perasaan ini terulang kembali.,
Sama seperti di saat ia pernah bener2 ingin kuhapus dari kehidupan ku kemaren.
Rasa sedih dan kecewa sesaat yg pernah menghampiri ku dulu., ketika ia juga pernah menghianati ku dengan pekerjaan nya yg menipu ku.
Daan aku mampu bertahan tuk melalui nya lalu ku mencoba menata kembali perjalanan ku yg masih menjadi misteri.

Tapi entah kenapa., aku merasakan sakit yg begitu dalam dan sedih yg gk karuan ketika kulihat ia menikah dengan pria laen., padahal aku udah sempat gk peduli., bahkan ingin menjauhi nya.
Yaa., mungkin krna perasaan sayang ku saat itu yg masih tersusun rapi namun seakan tersembunyi krna rasa sakit hati tiba2 muncul kembali.



Hmm.. Cinta emang Penuh Ketidakpastian.
Sedewasa apa pun kita., pasti kita pernah mengalami rasa Labil dalam Menjalani nya.

Tapi yg Pasti kini ,
'Lahan' milik nya udah menjadi 'Garapan' Pribadi , bukan milik Umum Lagi..
'Hutan' punya nya udah menjadi 'Hutan Pribadi' bukan 'Hutan Rakyat' lagi.. Hahaha.. Sengklaak..


Ada banyak kenangan2 indah yg harus segera di musnahkan., ada banyak waktu dan saat2 bersama yg mau tak mau harus di hapus dari daftar riwayat hidup kami., dan ada setumpuk tawa dan segenggam air mata yg menjadi peran figuran dalam skenario perjalanan kisah kami , harus sesegera mungkin di kubur dalam2.

Karna itu bakal menjadi penghambat langkah ku kedepan nya dan bakal merusak suasana bahagia nya dalam menjalani agenda kehidupan nya bersama pria yg kini menjadi suami dan teman tidur nya..




Sepanjang perjalanan pulang ku di atas motor bersama Neli , aku masih banyak diam dan melamun nya , krna rasa Penasaran dan kekhawatiran ku akan satu hal yg menjadi pertanyaan ku sedari kemaren ketika pertama kali membaca surat undangan pernikahan nya gk sempat terjawab.

Gimana dengan kabar Janin yg dia akui hasil karya ku..??

Hmm..,
Sudah laah.. , gk mungkin juga tadi kupersoalkan masalah itu., bisa2 ribut tuh pesta.. batin ku..




"Kemana kita Nel..!?!?" tanya ku di perjalanan., membuka pembicaraan.

"Terserah mu lah.." jawab Neli masih dengan nada jutek nya.

"Hmm.., kita makan dulu ya..?!?" tanya ku lagi.

"Yaa.." jawab Neli singkat.

"Habis makan..!?!?" aku coba tanya lagi ke Neli.

"Terseraaaaaaah...." ucap Neli pasrah , seperti gk tau harus berucap apa, masih dengan nada jutek.

"Oke kalau terserah ku., gimana kalaaaaaau kitaaa ke hotel kitik2.. Hehe..?" tanya ku ceplos dan mencoba menggoda nya.

"Mau ngapaain ...!?!?" ucap Neli dengan nada sedikit tinggi dan terkejut.

"Hehehe., lanjutin yg waktu itu mau gk..!?" tanya ku lagi dengan nada yg menggoda.

"Yaudaah iya terseraaah....." jawab Neli malu2 , kali ini dengan nada manja nya., sambil menambah kenceng pelukan nya ke perutku di boncengan.



Haha.. Jarang2 cewek mengucapkan kata 'Terserah' dengan hati ikhlas dan bermakna setuju dengan apa yg kita (para Lelaki) inginkan.
Biasa nya kalau gk sambil marah ya pasti lagi kesel (entah kesel nya sama siapa, ehh.. kita yg kena kata 'Terserah' ) ... Haha...


"Ngeeeeeng........!!!!"
Motor pun melaju kencang ke..??




**Bersambuuuuung......