- Beranda
- Stories from the Heart
100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]
...
TS
kulon.kali
100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]
![100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/08/8901141_20160808100843.jpg)
Cover keren By Awayaye
Salam untuk semua warga jagad Kaskus, ane disini adalah newbie se newbie-newbienya, sekian lama menjadi Silent Rider akhirnya ane memutuskan untuk menulis cerita saya.
sebelumnya ane juga permisi dulu sama momod dan sesepuh pinisepuh yang menghuni sub forum SFTH
semoga ada hikmah yang bisa diambil dari cerita ini.dan mohon maaf jika banyak salah dalam penulisan cerita ini.
"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang"
Nama saya Rizal panggil saja saya dg nama itu dicerita ini, saya orang jogja tulen, saat ini saya adalah a real man dalam arti saya adalah laki-laki dewasa. Kisahku ini akan menceritakan awal kehidupanku yang bisa dikatakan adalah pil pahit yg harus kutelan, akan banyak air mata yg tertumpah, dan ketakutan yang tergenang, sebaiknya siapkan hati kalian dan jangan parno..
saya Rizal, saya INDIGO !!
Dan kisah saya dimulaii..
....
INDEKS :
PART1
PART2
PART3
PART4
PART5
PART6
PART7
PART8
PART9
PART10
PART11
PART12
PART13
PART14
PART15
PART16
PART17
PART18
PART19
PART20
PART21
PART22
PART23
PART24
PART25
PART26
PART27
PART28
PART29
PART30
PART31
PART32
PART33
PART34
PART35
PART36
PART37
PART38
PART39
PART40
PART41
PART42
PART43
PART44
PART45
PART46
PART47
PART48
PART49
PART50
PART51
PART52
PART53
PART54
PART55
PART56
PART57
PART58
PART59
PART60
PART61
PART62
PART63
PART64
PART65
PART66(6)
PART67
PART68
PART69
PART70
100 TAHUN SETELAH AKU MATI
EPILOG
PART 1 (Teman masa kecil).
apakah kalian pernah main ayunan? saat kecil saya ingat betul ada ayunan yg dibuatkan dar ban bekas oleh bapak saya yg di ikatkan di sebuah pohon nangka, setiap pagi dan sore saya sering main disitu. sendirian karena di tempat tnggalku yg dulu tidak banyak anak seusiaku. sampai suatu hari saat saya tengah bermain ada yang mendorong ayunan pelan, saya menoleh dan dibelakang saya ada seorang anak perempuan seusia saya kala itu. Dia tersenyum dan berkata "aku ikut main yaa, aku sedih main sendiri terus" anak ini memakai baju terusan rok dengan warna putih berenda.
Saya : ayokkk.. Kamu siapa?
Kataku dengan khas suara anak usia 6 tahun..
"Sari"
Saya : oooo ayo main..
Kami pun bermain layaknya bocah tk pada umumnya, Sari ini waktu itu penampilanya sama seprti layaknya anak umur 6tahun biasa, seingatku dulu rambutnya panjang dan kulitnya putih sekali..
Sore menjelang kami dduk2 di dekat ayunan.
sari : pulang yaa.. Ibuku manggil..
Saya : mana?? Aku gak denger?
Sari : kamu belum bisa denger sekarang... Besok main lagi yaa..
sari berlari ke semak2 dan ga tau kemana dia pergi...
Oh iya saat itu saya tinggal di daerah semarang. Karena bapak saya tugas disana sebagai angkatan bersenjata. Tempatnya msh d desa jd rumah2 sdikit berjauhan..
Saya dijemput ibu saya yang muncul dr samping rumah.
Ibu : ayoo rizal mandi dulu,
td main sama siapa?saya : sama sari bukk
ibu : sari siapa nak?
saya : sari ya sari buk
saya dan ibu saya akhirnya masuk kerumah.
setelah pertemuanku dengan sari perlahannn saya merasa tak hanya keluarga saya yg tinggal disini... hari pertemuan dengan sari adalah hari kamis. selain hari kamis kami tidak pernah bertemu.. pertemuan kamipun brlangsung sudah bberapa minggu.. dan banyak kejadian anehh yg br saya sadari setelah sedikit lebih berumur..
diantaranya sari mennunjukan rumahnya tapi saya gak liat apa2
begitu ibu saya datang sari langsung pergi ngumpet. bahkan ibu saya sempat ikut mencarinya tp tidak pernah ketemu padahal saya yakin dia td dibalik pohon, dia juga sering memakan bunga, ya bunga melati dimakan mentah.
saya jg masih bocah kala itu dan pikiran saya blm sampai jauh.. tidak ada rasa khawatir sama sekali yabg saya tau saya punya teman bermain yang menyenangkan......
berbeda dengan ibu saya. ya beliau mulai khawatirr. ternyata diam2 beliau sering mengintip saya. dan yang mengejutkan beliau berkata tidak melihat apa pun selain saya yg bermain sendiri dan berbicara sendiri !!!
kisah ini tentu juga banyak dialami anak2 dg kemanpuan kusus lain seperti saya pola yg selalu seperti ini, nanti akan saya ceritakan..
hari demi hari berlalu ibu melarang saya bermain lagi dengan sari. tiap saya curi waktu bermain ayunan di hari kamis sari pasti sudah duduk sambil mengayunkan ayunan pelan sambil bersenandung macapat jawa. dan setiap pulang kerumah dan ditanya main dimana saya jawab main sama sari. ibu pasti langsung memarahi saya. saya jg gak tau knp..
saking khawatirnya ibu menyuruh orang untuk mencopot ayunanya dan dipindah ke depan teras depan rumah.. tapi itu tidak membuat saya jera saya masih saja bermain di dekat pohon nangka dan asem jawa di belakang rumah. untuk apa lagi kalau bukan bermain dengan sari..
sampai akhirnya ibu marah besar dan meminta orang utk meratakan dan membersihkan halaman belakang rumah dr pepohonan. awalnya banyak yg gak ngebolehin krna rumah yg di huni kami sekarang adl rumah dinas tua dan pohon2 d belakang rumah jg sangat tua. dan orang yg dimintai tolong jg merasa keberatan. tp bukan ibuk namanya kalau sudah pnya keinginan harus terlaksana. setelah dapat meyakinkan bapak akhirnya pohon2 di halaman belakang ditebang. dan dibuat pelataran dr konblok..
disinilah kisah kelam saya dimulai dan akan berlanjut hingga saya dewasa.
Diubah oleh kulon.kali 03-01-2017 14:27
akangichiroid dan 113 lainnya memberi reputasi
98
5.4M
9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kulon.kali
#113
Part 13
Part 13 (ayah )
.
malam itu apa lagi yang bisa saya lakukan, saya hanya bisa menangis.. saya ditenangkan kerabat2ku untuk tetap sabar, bahkan om dan tanteku menawarkan untuk tinggal bersama mereka, karena sekarang saya memang seorang anak yatim piatu.. saya tidak memberi jawaban pikiranku belum sampai untuk memikirkan masa depanku akan seperti apa saat ditinggal bapak, saya bingung, yang berputar2 di kepalaku hanyalah kesedihan.. saya masuk kamar,membanting pintu, dan menguncinya.
saya masih marah, saya masih sedih, saya masihh... ahhhhhhggghh..
banyak hal yang kufikirkan, tapi yg berputar dikepalaku hanyalah keluhan, Kenapa hal buruk selalu, dan terus saja menimpaku?, saya masih terlalu kecil saat di tinggal ibuk dulu, sekarang saya belum cukup dewasa untuk di tinggal bapak, apakah dosa saya terlalu besar ya rabb? sehingga engkau menimpakan ini semua padaku, fikirku seperti itu...
rasa sedih itu semakin mengggunung di pikiran dan hatiku, jantung saya masih berdebar2, dan terasa sesak, saya melihat telapak tangan saya mengeluarkan asap tipis berwarna kehitaman pertanda emosi dan aura saya tdak stabil... saya berdiri di depan cermin.. saya berkaca melihat dan melihat seorang pemuda yang menyedihkann... itulah saya rambut saya acak2an, dengan wajah amburadul, kantuung mataku bahkan punya kantung mata, saya sudah tidak ingat kapan saya terakhir mandi....
saya menarik nafas, dan membaca istighfar berkali2... saya masih mondar mandir di kamar.. ahhh aku harus mandi, dan shalat sunah ..
saya menyaut handuk, dan masuk kamar mandi yang berada dalam kamar tidurku.. saya nyalakaan shower dengan air panasnya...
saya mandi dengan pikiran yang masih tidak karuan membayangkan bapak, satu2nya keluargaku yang sekarang juga harus pergi meninggalkanku selamanya...
pertama ibuk, kemudian bapak, kedua orang yang paling kusayang direnggut dariku dengan cara yang mengenaskan... mereka harus meninggal dalam sebuah tragedi... ya rabb. apakah manusia tidak bisa memilih bagaimana dia akan mati?, bukankah lebih baik jika mati dalam keadaan tua,bapak dan ibu pasti akan memilih meninggal dengan berbaring di kasur yang nyaman pada hari ajal menjemput dengan di kelilingi orang terkasihnya? kenapa ya rabb, ngkau mengambil kedua orangtuaku dengan paksa?, ibuk dan bapak meninggal dalam sebuah kecelakaan dan bencana, mereka pasti harus merasakan sakit hingga ajal menjemputnya kan?
saya mengusap wajah, air mataku terhapus dengan guyuran air hangat yg mengalir dari shower... dan kenapa ya rabb engkau tidak menjemputku sekalian?, dan malah membiarkanku hidup dalam kesendirian dan kesepian?.
saya keluar dari kamar mandi, mengganti baju dan shalat.. saya duduk di depan meja untuk melamun, saya menghiraukan ketukan pintu dari om dan tanteku, saya hanya berteriak untuk jangan diganggu dulu, tanpa membuka pintu.. saat sedang melamun ada sintuhan tangan dipundaku, dia menggenggam pundaku, saya tau ini bukan tangan manusia, berani betul ada yang mengganguku... saya berniat menangkapnya dan membakar makhluk itu. saya berbalik dan blarrrrr! ........
saya malah tersungkur kebelakang menghantam meja karena kaget apa yang ada didepanku, saya baru saja mau menghajar makhluk itu ternyata..
"Zal, ada apa?, kok ada suara keras?, kamu gapapa to le?" kata omku dari luar kamar.. "ehhh.. gapapa om, tadi aku jatoh, udah gapapa". dan sepertinya om bowo sudah berlalu,,
Saya :"sari!, kamu buat aku kaget. kamu kok bisa sampe sini?" kataku yang masih terkejut sari bisa sampai sini...
Sari : "bukannkah aku berjanji untuk selalu menjagamu? rizal maaf tapi memang takdirmu melalui ini semua"
Saya :"............."
Sari :"semua yang hidup akan mati,kamu tentunya sudah paham dengan itu"
saya :"lalu kenapa kamu masih disini?, bukan kah kamu sudah lama mati?"
Sari hanya tersenyum,..
Sari :"yahh... semua tidak berjalan mulus saat aku mati zal, masih ada rasa penasaran saat aku mati, hingga aku menolak bergabung dengan setengah dari diriku yang sudah di alam kubur, suatu saat juga aku kan kembali ke alamku, ke alam dimana aku sepantasnya hidup"
Saya : "bisakah bapak dan ibuku menjadi sepertimu?, ya setengah bagian dari jiwa mereka tetap di alam ini?, tidak kah mereka meninggal dengan penasaran?, mereka harusnya penasaran melihat anaknya hidup sendiri!, kenapa ini gak adil!!!, aku lebih suka mereka menjadi sepertimu dan menemani aku sampai aku juga menyusul mereka!"
sari tersenyum kembali, dia mendekat dan memegang kedua pundaku,,
Sari :" mereka meninggal dengan damai dan ikhlas, kenapa? karena mereka percaya padamu... saat seseorang mati, waktu akan berhenti cukup lama zal, mereka masih bisa berfikir dan melihatmu ketika bapak ibumu melihatmu, mereka yakin bahwa kamu dapat terus hidup dan tumbuh dewasa tanpa mereka disampingmu" . Sari berbicara dengan suara yang sangat menenangkan, dia seperti menghela nafas, yang harusnya tidak perlu karena dia sudah tidak butuh bernafas lagi, mungkin sekedar menunjukan ekspresinya...
Sari : "dan jika mereka masih menemanimu disini, artinya mereka belum tenang, setengah dari jiwa mereka masih menginginkan keduniawian, apakah kamu mau orang tuamu harus menanggung sakit ketika mereka disampingmu tapi pada akhirnya harus menunda nikmat kubur yang harusnya sudah dirasakan mereka?, mereka harus menghadapi kenyataan keduniawian yg fana. sepertiku saat ini, apakah kamu tega?"
Saya :"...................... " saya hanya terdiam, perasaan saya emosi, bukan emosi karena perkataan dari sari yang menyakitkanku, tapi karena perkataan sari benar, saya masih belum bisa menerima realita ini,,
Sari :"pikirkan itu baik2 rizal, mereka pergi ketempat seharusnya, kamu boleh bersedih.. tapi jangan berlebihan, kedua orangtuamu masih bisa melihatmu disana. mereka pergi bukan karena mereka tidak sayang kepadamu, mereka masih, dan terus menyayangimu dengan cara lain"
Saya meneteskan air mata lagi, entah jika semua air mata kukumpulkan sejak aku kecil, mungkin sudah cukup untuk mengisi satu bak air penuh...
Sari : "hiduplah dengan baik, jadilah orang yang bermanfaat, kepedihanmu akan membawamu menjadi manusia yang derajatnya tinggi dimata sesama manusia dan Tuhan"
saya :"iyaa... iya sari aku ngerti" kataku sambil terisak..
Saya : "bisakah kamu menunjukan saat terakhir bapak?, sama seperti saat kamu menunjukan bagaimana ibuk meninggal?, aku kan menguatkan hatiku"
Sari : "apakah kamu yakin?"
saya hanya mengangguk..
Sari :"aku tidak cukup kuat untuk memperlihatkan secara utuh kejadian itu"
Saya : "tunjukan apa yang kamu bisa sari"
sari menempelkan tanganya ke keningku, saya memejamkan mata perlahan..
dan saya sudah berada pada kejadian di aceh, melihat air bah yang menerjang sebuah kota, mobil, pohon, puing bangunan, dan manusia, ada orang tua, ada anak2, ada anak seumuranku banyak sekali... saya merasakan hawa kematian, hahhhhhhh terlalu berat, aura ini... hawa ini... saya merasakan ada yg menetes melewati bibirku, saya mimisan... saya merasa akan terpental, saya coba sekuat tenaga bertahan... saya belum menemukan sosok bapak, dimana beliau? saya memicingkan mata di tengah air laut yang menyeret ribuan orang itu... mata saya tertuju dengan seseorang diatas atap bangunan masjid.. itu bapakk ya itu bapak.. bapak masih selamat, tampak sehattt, beliau bahkan tidak terlihat terluka sama sekali, tapi kenapa bapak dinyatakan meninggal,? lalu ada seseorang mengambang, seorang anak kecil, dia tersangkut disebuah dahan pohon, bapak dan bapak berusaha meraih anak itu,, ah tidak sampai, bapak memegang tali karmentel dan tali2 itu diikatkan kebadanya, ujung tali lainya di pegangi beberapa warga yang juga diatas atap... bapak menceburkan diri, berusaha meraih anak itu, ya bapak memeluk erat anak kecil itu, orang2 diatas atap berusaha menarik mereka.. saya berteriak, ada setitik harapan kalau bapak sebenarnya selamat... tapi harapan itu sirna... ya ada sebuah mobil yang hanyut, dan menabrak bapak beserta anak yg digendongnya, saya menjeriitttt... tapi tidak ada suara keluar dari mulutku, tali itu terlepas dari pegangan orang2 diatas atap, bapak hanyuttt bersama seorang anak kecil yang digendongnya.. dan bapak tidak nampak di permukaan.. saya membisu pandangan saya kaburrr.. tubuh saya seperti tersedot angin yang kuat, dan begitu membuka mata saya sudah berada dikamar dengan hidung yang berdarah2.
Sari : "bahkan bapakmu memilih resiko menyelamatkan seseorang, dan tampaknya Tuhan berkata lain rizal"
Saya : "kenapa bapak harus menyelamatkan anak itu!, kenapa menyelamatkan orang yang kemungkinan besar tidak bisa diselamatkan!, kenapa bapak menyelamatkan anak itu bahkan pasti bapak tidak kenal anak itu!, kenapa bapak memilih menyelamatkan anak itu dan harus ikut mati!, kenapa sari !!!!, harusnya bapak memilih hidup, dan menyelamatkanku dari kesepian" ujarku sambil menangis .... bbbuggggg, perutku seperti dipukul, plakkkk pipiku seperti ditampar sesuatu yang tak bisa kulihat..
sari : "kenapa kamu jadi gila?, banyak orang tua kehilangan anaknya yang mati, banyak juga anak yang kehilangan orang tuanya disana, tapi mereka tidak menjadi gila sepertimu!, lihat wajah mereka, mereka juga ketakutan sama sepertimu, nyawa mereka juga bahkan sedangg terancam disana.. iklas lah rizal, ikhlas.....
saya terdiam, saya berfikir akan melakukan hal sama jika menjadi bapak, sari benar, semua yang diomongkan sari benar... saya tidak boleh gila...
Saya : "sari... aku ngerti, maaf.... dan terimakasih kamu disini"
Sari :"aku akan selalu berada didekatmu saat dibutuhkan, kamu butuh tidur untuk tetap hidup.."
sari mengusapkan tanganya kewajahku... dan entah kenapa saya tertidur, seperti pingsan tepatnya karena tiba2 semua menjadi gelap......
....
....
..
.
malam itu apa lagi yang bisa saya lakukan, saya hanya bisa menangis.. saya ditenangkan kerabat2ku untuk tetap sabar, bahkan om dan tanteku menawarkan untuk tinggal bersama mereka, karena sekarang saya memang seorang anak yatim piatu.. saya tidak memberi jawaban pikiranku belum sampai untuk memikirkan masa depanku akan seperti apa saat ditinggal bapak, saya bingung, yang berputar2 di kepalaku hanyalah kesedihan.. saya masuk kamar,membanting pintu, dan menguncinya.
saya masih marah, saya masih sedih, saya masihh... ahhhhhhggghh..
banyak hal yang kufikirkan, tapi yg berputar dikepalaku hanyalah keluhan, Kenapa hal buruk selalu, dan terus saja menimpaku?, saya masih terlalu kecil saat di tinggal ibuk dulu, sekarang saya belum cukup dewasa untuk di tinggal bapak, apakah dosa saya terlalu besar ya rabb? sehingga engkau menimpakan ini semua padaku, fikirku seperti itu...
rasa sedih itu semakin mengggunung di pikiran dan hatiku, jantung saya masih berdebar2, dan terasa sesak, saya melihat telapak tangan saya mengeluarkan asap tipis berwarna kehitaman pertanda emosi dan aura saya tdak stabil... saya berdiri di depan cermin.. saya berkaca melihat dan melihat seorang pemuda yang menyedihkann... itulah saya rambut saya acak2an, dengan wajah amburadul, kantuung mataku bahkan punya kantung mata, saya sudah tidak ingat kapan saya terakhir mandi....
saya menarik nafas, dan membaca istighfar berkali2... saya masih mondar mandir di kamar.. ahhh aku harus mandi, dan shalat sunah ..
saya menyaut handuk, dan masuk kamar mandi yang berada dalam kamar tidurku.. saya nyalakaan shower dengan air panasnya...
saya mandi dengan pikiran yang masih tidak karuan membayangkan bapak, satu2nya keluargaku yang sekarang juga harus pergi meninggalkanku selamanya...
pertama ibuk, kemudian bapak, kedua orang yang paling kusayang direnggut dariku dengan cara yang mengenaskan... mereka harus meninggal dalam sebuah tragedi... ya rabb. apakah manusia tidak bisa memilih bagaimana dia akan mati?, bukankah lebih baik jika mati dalam keadaan tua,bapak dan ibu pasti akan memilih meninggal dengan berbaring di kasur yang nyaman pada hari ajal menjemput dengan di kelilingi orang terkasihnya? kenapa ya rabb, ngkau mengambil kedua orangtuaku dengan paksa?, ibuk dan bapak meninggal dalam sebuah kecelakaan dan bencana, mereka pasti harus merasakan sakit hingga ajal menjemputnya kan?
saya mengusap wajah, air mataku terhapus dengan guyuran air hangat yg mengalir dari shower... dan kenapa ya rabb engkau tidak menjemputku sekalian?, dan malah membiarkanku hidup dalam kesendirian dan kesepian?.
saya keluar dari kamar mandi, mengganti baju dan shalat.. saya duduk di depan meja untuk melamun, saya menghiraukan ketukan pintu dari om dan tanteku, saya hanya berteriak untuk jangan diganggu dulu, tanpa membuka pintu.. saat sedang melamun ada sintuhan tangan dipundaku, dia menggenggam pundaku, saya tau ini bukan tangan manusia, berani betul ada yang mengganguku... saya berniat menangkapnya dan membakar makhluk itu. saya berbalik dan blarrrrr! ........
saya malah tersungkur kebelakang menghantam meja karena kaget apa yang ada didepanku, saya baru saja mau menghajar makhluk itu ternyata..
"Zal, ada apa?, kok ada suara keras?, kamu gapapa to le?" kata omku dari luar kamar.. "ehhh.. gapapa om, tadi aku jatoh, udah gapapa". dan sepertinya om bowo sudah berlalu,,
Saya :"sari!, kamu buat aku kaget. kamu kok bisa sampe sini?" kataku yang masih terkejut sari bisa sampai sini...
Sari : "bukannkah aku berjanji untuk selalu menjagamu? rizal maaf tapi memang takdirmu melalui ini semua"
Saya :"............."
Sari :"semua yang hidup akan mati,kamu tentunya sudah paham dengan itu"
saya :"lalu kenapa kamu masih disini?, bukan kah kamu sudah lama mati?"
Sari hanya tersenyum,..
Sari :"yahh... semua tidak berjalan mulus saat aku mati zal, masih ada rasa penasaran saat aku mati, hingga aku menolak bergabung dengan setengah dari diriku yang sudah di alam kubur, suatu saat juga aku kan kembali ke alamku, ke alam dimana aku sepantasnya hidup"
Saya : "bisakah bapak dan ibuku menjadi sepertimu?, ya setengah bagian dari jiwa mereka tetap di alam ini?, tidak kah mereka meninggal dengan penasaran?, mereka harusnya penasaran melihat anaknya hidup sendiri!, kenapa ini gak adil!!!, aku lebih suka mereka menjadi sepertimu dan menemani aku sampai aku juga menyusul mereka!"
sari tersenyum kembali, dia mendekat dan memegang kedua pundaku,,
Sari :" mereka meninggal dengan damai dan ikhlas, kenapa? karena mereka percaya padamu... saat seseorang mati, waktu akan berhenti cukup lama zal, mereka masih bisa berfikir dan melihatmu ketika bapak ibumu melihatmu, mereka yakin bahwa kamu dapat terus hidup dan tumbuh dewasa tanpa mereka disampingmu" . Sari berbicara dengan suara yang sangat menenangkan, dia seperti menghela nafas, yang harusnya tidak perlu karena dia sudah tidak butuh bernafas lagi, mungkin sekedar menunjukan ekspresinya...
Sari : "dan jika mereka masih menemanimu disini, artinya mereka belum tenang, setengah dari jiwa mereka masih menginginkan keduniawian, apakah kamu mau orang tuamu harus menanggung sakit ketika mereka disampingmu tapi pada akhirnya harus menunda nikmat kubur yang harusnya sudah dirasakan mereka?, mereka harus menghadapi kenyataan keduniawian yg fana. sepertiku saat ini, apakah kamu tega?"
Saya :"...................... " saya hanya terdiam, perasaan saya emosi, bukan emosi karena perkataan dari sari yang menyakitkanku, tapi karena perkataan sari benar, saya masih belum bisa menerima realita ini,,
Sari :"pikirkan itu baik2 rizal, mereka pergi ketempat seharusnya, kamu boleh bersedih.. tapi jangan berlebihan, kedua orangtuamu masih bisa melihatmu disana. mereka pergi bukan karena mereka tidak sayang kepadamu, mereka masih, dan terus menyayangimu dengan cara lain"
Saya meneteskan air mata lagi, entah jika semua air mata kukumpulkan sejak aku kecil, mungkin sudah cukup untuk mengisi satu bak air penuh...
Sari : "hiduplah dengan baik, jadilah orang yang bermanfaat, kepedihanmu akan membawamu menjadi manusia yang derajatnya tinggi dimata sesama manusia dan Tuhan"
saya :"iyaa... iya sari aku ngerti" kataku sambil terisak..
Saya : "bisakah kamu menunjukan saat terakhir bapak?, sama seperti saat kamu menunjukan bagaimana ibuk meninggal?, aku kan menguatkan hatiku"
Sari : "apakah kamu yakin?"
saya hanya mengangguk..
Sari :"aku tidak cukup kuat untuk memperlihatkan secara utuh kejadian itu"
Saya : "tunjukan apa yang kamu bisa sari"
sari menempelkan tanganya ke keningku, saya memejamkan mata perlahan..
dan saya sudah berada pada kejadian di aceh, melihat air bah yang menerjang sebuah kota, mobil, pohon, puing bangunan, dan manusia, ada orang tua, ada anak2, ada anak seumuranku banyak sekali... saya merasakan hawa kematian, hahhhhhhh terlalu berat, aura ini... hawa ini... saya merasakan ada yg menetes melewati bibirku, saya mimisan... saya merasa akan terpental, saya coba sekuat tenaga bertahan... saya belum menemukan sosok bapak, dimana beliau? saya memicingkan mata di tengah air laut yang menyeret ribuan orang itu... mata saya tertuju dengan seseorang diatas atap bangunan masjid.. itu bapakk ya itu bapak.. bapak masih selamat, tampak sehattt, beliau bahkan tidak terlihat terluka sama sekali, tapi kenapa bapak dinyatakan meninggal,? lalu ada seseorang mengambang, seorang anak kecil, dia tersangkut disebuah dahan pohon, bapak dan bapak berusaha meraih anak itu,, ah tidak sampai, bapak memegang tali karmentel dan tali2 itu diikatkan kebadanya, ujung tali lainya di pegangi beberapa warga yang juga diatas atap... bapak menceburkan diri, berusaha meraih anak itu, ya bapak memeluk erat anak kecil itu, orang2 diatas atap berusaha menarik mereka.. saya berteriak, ada setitik harapan kalau bapak sebenarnya selamat... tapi harapan itu sirna... ya ada sebuah mobil yang hanyut, dan menabrak bapak beserta anak yg digendongnya, saya menjeriitttt... tapi tidak ada suara keluar dari mulutku, tali itu terlepas dari pegangan orang2 diatas atap, bapak hanyuttt bersama seorang anak kecil yang digendongnya.. dan bapak tidak nampak di permukaan.. saya membisu pandangan saya kaburrr.. tubuh saya seperti tersedot angin yang kuat, dan begitu membuka mata saya sudah berada dikamar dengan hidung yang berdarah2.
Sari : "bahkan bapakmu memilih resiko menyelamatkan seseorang, dan tampaknya Tuhan berkata lain rizal"
Saya : "kenapa bapak harus menyelamatkan anak itu!, kenapa menyelamatkan orang yang kemungkinan besar tidak bisa diselamatkan!, kenapa bapak menyelamatkan anak itu bahkan pasti bapak tidak kenal anak itu!, kenapa bapak memilih menyelamatkan anak itu dan harus ikut mati!, kenapa sari !!!!, harusnya bapak memilih hidup, dan menyelamatkanku dari kesepian" ujarku sambil menangis .... bbbuggggg, perutku seperti dipukul, plakkkk pipiku seperti ditampar sesuatu yang tak bisa kulihat..
sari : "kenapa kamu jadi gila?, banyak orang tua kehilangan anaknya yang mati, banyak juga anak yang kehilangan orang tuanya disana, tapi mereka tidak menjadi gila sepertimu!, lihat wajah mereka, mereka juga ketakutan sama sepertimu, nyawa mereka juga bahkan sedangg terancam disana.. iklas lah rizal, ikhlas.....
saya terdiam, saya berfikir akan melakukan hal sama jika menjadi bapak, sari benar, semua yang diomongkan sari benar... saya tidak boleh gila...
Saya : "sari... aku ngerti, maaf.... dan terimakasih kamu disini"
Sari :"aku akan selalu berada didekatmu saat dibutuhkan, kamu butuh tidur untuk tetap hidup.."
sari mengusapkan tanganya kewajahku... dan entah kenapa saya tertidur, seperti pingsan tepatnya karena tiba2 semua menjadi gelap......
....
....
..
Diubah oleh kulon.kali 04-08-2016 14:43
symoel08 dan 28 lainnya memberi reputasi
29