- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror) Diary [TAMAT]
...
TS
ayanokouji
(Horror) Diary [TAMAT]
![(Horror) Diary [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/12/8901141_20160812100754.jpg)
Illustration courtesy of Awayaye
Halo, dan salam kenal buat agan-agan semua.
Perkenalkan saya anggota lama kaskus tapi newbie di forum SFTH.
Nah, berhubung saya lihat banyak yang menceritakan pengalamannya terutama untuk yang berbau-bau mistis. kebetulan saya dekat dengan seseorang yang memang punya kemampuan lebih untuk melihat yang semacam itu.
Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata, yang memang diambil langsung dari Diary dia
Langsung saja dimulai lah ya
Untuk Postingan pertama saya langsung Posting 2 part deh, karena prologue blum masuk ke cerita
Spoiler for Rules:
Atas permintaan yang punya Diary, mohon dibaca RULESnya sebelum membaca Diary ini ya :
1. Diary ini adalah hasil convert dari catatan di kertas menjadi bentuk elektronik. Jadi ini adalah benar-benar berasal dari Diary asli, kalau sampai ada yang baca dan tidak percaya, it's OK, tidak masalah tapi mohon jangan coba2 menantang apapun 'mahluk' yang disebutkan di Diary ini. Apabila terjadi sesuatu kami tidak bisa menolong.
2. Ini memang bukan urusan TS, tapi usahakan kalau sampai merasakan sesuatu yang tidak beres setelah baca isi Diary teman saya, harap dekatkan diri ke Tuhan segera. Karena seberapa besar Tuhan menolong itu tergantung dari iman kita ketika meminta. Dan percayalah, meminta saat belum melihat apapun dan ketika 'mereka' ada di depanmu itu akan menyebabkan bedanya besar Iman bagi yang tidak terbiasa.
Terimakasih sebelumnya, dan ingat baik2, jangan bermain-main dengan sesuatu dari dunia lain
Part I - Prologue (tanggal Diary - 3 September 2010)
Spoiler for Part I:
3 September 2010
Hallo Diary..
Mulai hari ini aku akan sedikit merubah apa yang aku tulis di dalam lembarmu yach..
Sebenarnya aku sih berniat tidak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan rahasia ini, karena aku pasti akan dicap sebagai orang aneh..
Hanya kamu yang mau mendengarkan semua cerita aku tanpa mengeluh, mulai dari aku menyukai siapapun sampai sendirian seperti sekarang (hiks..hiks.. yahh aku tau, trims anyway)
Okay, jadi aku akan menceritakan pengalaman hari ini.. yaah ini kesekian kalinya sudah terjadi padaku, dan untuk teman sejatiku yaitu kamu my Diary, aku akan menuliskan ini, rahasiakan ini yaah..
Ceritanya aku akan mulai dari pengalaman tadi pagi..
Oh ya, sebelumnya aku akan kasihtau sedikit rahasia kepada kamu..
Kamu tau.. ehm.. aku ini bisa melihat hantu atau semacamnya.. guru Agamaku berkata ini adalah anugrah, menurutku lebih seperti kutukan.
Kamu tau, Diary? Mungkin tidak banyak orang yang tau, tapi hantu itu berbeda dengan setan atau semacamnya. Kalau misalkan diumpamakan, hantu itu lebih ke arwah orang-orang yang meninggal atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan Ghost. Sedangkan setan bukan arwah, atau mungkin saja tadinya mereka arwah, yang pasti setan itu sudah lebih melewati tingkat keseraman dari Hantu. Dan diatas itu, masih ada lagi yang aku namakan jejadian. Nah, apabila setan itu bentuknya tidak dapat dikatakan bentuk apakah itu, kalau jejadian ini setidaknya sebagian besar dari bentuknya adalah bagian dari hewan-hewan.
Dan diary, dari kesialanku mendapatkan kutukan kemampuan ini, syukurlah aku hanya bisa melihat hantu saja. Yaah, kadang memang ada sedikit pengecualian, yang membuatku enggak tau kenapa bisa melihat yang lebih aneh daripada hantu.
But I tell you my Diary, melihat hantu saja sudah cukup menakutkan lho. Jangan dikira penampilan mereka itu normal-normal saja.. yahh, memang ada yang normal dan tersamar tapi hampir disetiap kejadian mereka akan menunjukkan wujud asli mereka kalau mereka tau kita bisa melihat mereka, dan mereka selalu tau kalau aku bisa melihat mereka.
Upps… sudah jam 11 ternyata, tadinya aku mau menceritakan kejadian penglihatan yang kulihat hari ini, tapi sudah terlalu malam nih, besok aku janji pasti akan cerita padamu dehhh, jangan ngambek yahh
See you tomorrow my Diary, Mulai hari ini aku akan melaporkannya padamu kalau aku melihat sesuatu yang aneh itu, hehe.. Nite
Part II - Misteri Toilet Wanita di lantai 7 - catatan tanggal 4 September 2010
Spoiler for Part II:
4 September 2010
Hallo friend,
As my promise stated, aku bakal ceritain hal yang kemarin terjadi sama aku. Jangan takut yaah, karena aku sudah cukup takut untuk mengingat-ingat ini, jadi tolong semangati aku (he..he..)
Oookay, cerita ini bermulai waktu aku bersama cindy sedang ada ditoilet di lantai 7 kampus kemarin siang setelah kuliah pak Zainul.
Ingatkan aku untuk memarahi Cindy nanti karena dia meninggalkan aku sendirian di toilet itu..
Kau dengar? Meninggalkan aku!
Berkat dia aku jadi melihat.. yahh, sesuatu yang jauh dari menyenangkan..
Sewaktu aku keluar dari bilik toilet dan mencari-cari Cindy, aku tidak menemukannya dimana-mana, aku rasa sih dia pergi buru-buru menemui pacarnya.. ya Tuhan, persahabatan kita hanya sebatas selama pacar tidak mengganggu.
Lalu aku berpikir, ya sudahlah, aku akan membetulkan make-up sebentar dan akan pergi ke food court, sepertinya #### belum datang menjemputku deh, setidaknya aku harus terlihat cantik kaan (he-he-he)
Tiba-tiba aku merasakan udara menjadi dingin, cukup untuk membuat bibirmu bergetar secara reflek.
Dan itu jelas-jelas tidak benar, toilet ini kan jelas-jelas pengap dan tanpa AC dimanapun. Dan otakku baru saja berpikir kalau ada yang tidak beres nih..
Tiba-tiba sudah berdiri seorang wanita dibelakangku, rambutnya panjang dan menutupi separuh mukanya, dia memakai baju kaus berwarna merah menyala dan celana jeans.
Aku langsung berbalik dan reflek berkata kalau dia membuatku kaget. Dan hal berikutnya yang terjadi membuatku hampir saja mengompol
Dia menempelkan mukanya tepat didepan mukaku, kulitnya benar-benar mengerikan, kau tau karpet yang ada tonjolan-tonjolannya begitu? Mukanya dan seluruh kulitnya penuh dengan seperti itu. Dan warna kulitnya sangat pucat, seperti warna krem kekuningan. Dan yang paling mengerikan dari semuanya adalah bola matanya, warna urat darah dibola matanya berwarna coklat kekuningan dan pupil matanya hitam dan bebercak merah.
Dari situ aku langsung tau kalau aku sedang bertemu dengan hantu, dan kali ini bukan hantu yang baik.
Perlahan-lahan dia mendekati aku, tapi tidak pernah menempel pada badanku, mukanya sangat dekat pada mukaku, dan tangannya yang dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan itu juga menggapai tubuhku seakan ingin menyentuhku, tapi sentuhan itu tidak pernah terjadi.
Aku merasakan bahwa sekitar 1 jam dia hanya memandangiku saja, berkali-kali berusaha menempelkan dirinya pada badanku, tapi tidak pernah berhasil. Jujur Diary, aku tidak tau kenapa dia tidak bisa menyentuhku, tapi syukurlah karena disaat itu, aku sama sekali tidak bisa bergerak.
Setelah sekitar 1 jam itu, dia akhirnya mundur, kemudian matanya membelalak. Lebih besar dari lebar mata yang bisa dibuka oleh manusia normal, sepertinya seakan-akan semua kelopak matanya tertelan ke dalam rongga matanya. Kemudian warnanya bola matanya perlahan-lahan menjadi merah tua dan kemudian akhirnya menjadi hitam.
Kemudian dia berteriak sambil melompat kehadapanku, dan menghilang tepat didepan mukaku. Aku yakin aku mengompol sedikit kemarin.
Setelah itu suhu di toilet itu kembali pengap. Kakiku terasa kehilangan tulangnya dan aku terduduk di lantai toilet tanpa tenaga.
Kemudian suara handphoneku berbunyi mengagetkan aku, aku mengangkatnya dan #### ternyata menelponku. Dia mengatakan bahwa sudah 5 menit dia mencoba menelponku dan tidak diangkat-angkat. Aku meminta maaf dan berkata mungkin aku tidak mendengarnya tadi.
Ngomong-ngomong… waktu yang berlalu hanya 15 menit, tapi terasa seperti satu jam saat kejadian tadi..
Lain kali ingatkan aku jangan pernah lagi masuk di toilet lantai 7 sendirian ya.
UPDATED!!! PART XLV - "Serangan yang disengaja - II"
Spoiler for INDEX:
part III- Melayat
Part IV - Siapa yang mengikuti aku?
Part V - Bagaimana kutukan ini dimulai
Part VI - Perkemahan SMP
Part VII - Jurit Malam 1
Part VIII - Jurit Malam 2
Part IX - Penghuni Kampusku
Part X - Wanita dress putih
Part X (Final) - Wanita dress putih (lanjutan)
Part XI - Mereka ada di sekeliling kita
Part XII - Kalau kau jahat
Part XIII - Lauren dan ketiga anaknya
Part XIV- WARNING!! Baca catatan saya sebelum lanjut baca - Si Nenek dan Cucunya 1
Part XV - Si Nenek dan Cucunya 2
Part XVI - Wanita Dress Putih is back
Part XVII - Lift kampusku
Part XVIII - Tiga anak lauren kembali
Part XIX - Mahluk aneh
Part XX - Kampus sarang Kunti
Part XXI - Sang "dewa" jahat
Part XXII - Curiousity Kills the Cat
Part XXII - Bagian 2 - Robert and the Devil 1
Part XXII - Bagian 3 - Robert and the Devil 2
Part XXIII - Kembalinya si mahluk aneh
Part XXIV - Part I - si "dewa" jahat kembali 1
Part XXIV - Part II - si "dewa" jahat kembali 2
Part XXV - Robert
Part XXVI - aku dan kegelapan
part XXVII - Wewe Hitam
Part XXVIII - Wewe Hitam dan Wewe Putih
Part XXIX (bagian pertama) - He and Me (bag 1)
Part XXX (Bagian kedua) - He and Me (bag 2)
Part XXXI - sang pelindung
Part XXXII - Villa di gunung 1
Part XXXIII - Villa di gunung 2
Part XXXIV - Villa di gunung 3
Part XXXV - Villa di gunung (tamat) bag awal
Part XXXV - bagian akhir - Villa di gunung (tamat) bag akhir
Part XXXVI - Kutukan baru
Part XXXVI - Tambahan - Kutukan baru (tambahan)
Part XXXVII - Bagian Pertama - Iblis bag 1 -(Ketika dia terluka)
Part XXXVIII - bagian kedua - Iblis bag 2 - (si pemilik mata)
Part XXXIX - Cermin
Part XL - Ketika Ayano sakit
Part XLI - Goodbye
PART XLII - Mahluk di Jendela
PART XLIII - Akhir si "dewa" jahat
PART XLIII (lanjutan) - Akhir si "dewa" jahat (bag Akhir)
Part XLIV - Serangan yang disengaja - I
PART XLV - Serangan yang disengaja - 2 UPDATE
Bonus Story : Pengalaman TS dan yang punya Diary
Pengalaman bersama dia yang menulis Diary I
Bonus Story II Ketika yang tidak biasa melihat diperlihatkan
BONUS STORY III - Pengalaman Horror ketika main game
BONUS STORY IV : Kejadian di Malam Jumat Kliwon[
*SPECIAL* Bonus Story IV - part 2 - Elisa's POV
Bonus Story V - Part I
Bonus Story V - Part 2
Bonus Story V - part 3
Bonus Story VI
Bonus Story VII #awasbebehplusplus
Bonus Story VIII
Bonus Story IX
Bonus Story X
Bonus Story XI
BONUS PART XII - Bagian ketiga (Elisa POV)
Kiriman cerita dari para pembaca :
Kiriman cerita dari agan Gent4r - 1 (Gent4r, Romi vs Miss K)
Pengalaman agan Gent4r kedua
Kiriman cerita dari pembaca
Thread lainnya tentang saya dan Elisa
Saya dan Gadis bermata Indigo
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 39 suara
Berhubung banyak yang nyaranin Untuk ganti judul Thread, mohon masukan terkait itu :
Judul Thread tetap, soalnya daripada ribet nyari Threadnya lagi
56%
Judul Thread diganti ke judul Thread yang di dalem
33%
Judul Thread kudu diganti ke judul Thread yang beda dan lebih menarik
10%
Diubah oleh ayanokouji 19-11-2016 12:18
radorada dan 23 lainnya memberi reputasi
24
1.1M
Kutip
2.2K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanokouji
#244
Update Part XX
15 Mei 2011
Halo diary…
Entah bagaimana aku menggambarkan pengalaman hari ini…
Banyak sekali hal baru yang kualami hari ini.
Aku diminta oleh pak A*** Z****** untuk pergi ke perpustakaan Universitas ********* yang cukup terkenal namun cukup jauh dari kampusku ini, yaitu di daerah D*****.
Dan itu jauh sekali bagiku untuk pergi kesana dengan angkutan umum, jadi aku membujuk Cindy untuk pergi bersamaku.
Kalau kupikir-pikir lagi sekarang, sepertinya pergi berdua dengan Cindy berarti akan berhadapan dengan penampakan dari ‘mereka’.
Dan sayangnya aku benar..
Kampus ini dari luar sudah terlihat sangat besar. Terdapat pepohonan dan taman di kiri-kanan jalan menuju gedung utama Kampus.
Ketika aku dan Cindy sampai di Kampus itu, kami sudah mencium bau melati yang sangat pekat. Seakan-akan seluruh areal Kampus adalah kebun melati.
Perasaan kami tidak enak, jadi kami memutuskan untuk memarkir mobil di depan mini market yang tidak jauh dari kampus itu. Bagaimanapun juga, kami sudah merasakan di kejar-kejar di parkiran. Mengantri bayar di pintu keluar parkiran bisa membahayakan, apalagi kalau kasirnya lama.
Jadi memarkir mobil di tempat yang tidak butuh mengantri keluar lewat loket.
Aku dan Cindy memasuki kampus yang luar biasa luas itu.
Dan kami langsung mengetahui alasan dari bau bunga melati yang semerbak di sini.
Di seluruh areal pepohonan dan tanaman yang menghampar di sisi jalan, aku melihat puluhan sosok berambut panjang dan memakai baju putih sedang duduk berjongkok, menundukkan kepala mereka sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya.
Tapi, bahkan akupun bisa tahu ‘mereka’ itu apa…
Kuntilanak…
Dan ‘mereka’ ada banyak sekali…
Beberapa dari ‘mereka’ duduk berkerumun di bawah pohon, sedangkan beberapa lagi duduk diatas ranting-ranting pohon dengan posisi yang sama dengan yang berada di bawah pohon. Berjongkok dan menundukkan kepala mereka.
Aura dingin sangat terasa di seluruh jalanan menuju gedung utama Kampus ini.
Bayangkan saja rasanya berjalan di jalan yang di kiri dan kanannya penuh dengan ‘mereka’. Kesemuanya sedang duduk berjongkok dan tidak bergerak.
Kami melangkah dengan berhati-hati dan berjaga-jaga kalau ‘mereka’ semua tiba-tiba bangun dan mengerubuti kami.
Masalahnya ‘mereka’ terlalu banyak, bahkan aku tidak pernah melihat penampakan sebanyak ini sebelumnya.
Aku dan Cindy mencapai gedung kampus utama dengan selamat. Tidak satupun dari ‘mereka’ yang mendatangi atau menyerang kami.
Begitu memasuki gedung kampus, aku dan Cindy kembali melihat beberapa dari ‘mereka’ berjongkok di pinggiran-pinggiran kampus yang tidak didatangi orang.
Sampai di titik ini, aku benar-benar bingung dan penuh pertanyaan dalam benakku. Bagaimana mungkin bisa sebanyak ini Kuntilanak ada di kampus ini. Sebenarnya apa cerita yang terjadi di kampus ini?
Dengan pikiran yang dipenuhi dengan pertanyaan mengenai ‘mereka’, aku dan Cindy memutuskan untuk segera menyelesaikan urusan kami di kampus ini dan pergi sesegera mungkin.
Tapi ternyata perpustakaan itu tidak memperbolehkan peminjaman buku ke mahasiswa yang bukan dari universitas itu. Alhasil kami harus menyalin secara manual dari buku karangan Dosen kami itu ke buku catatan kami. Benar-benar tugas yang menyita waktu dan tenaga.
Kami baru selesai ketika pengumuman Adzan Mahgrib berkumandang.
“Waduh, udah sore banget” keluh Cindy
“Iya” jawabku singkat, aku merasakan firasat yang sangat tidak enak tiba-tiba. “Yuk, buruan pulang” ajakku.
Cindy mengangguk “Yuk deh, serem juga lama-lama di sini”
Kami turun dengan Lift dan berjalan sampai ke lobby. Ada yang hilang disini…
‘Mereka’ yang tadinya berjongkok di sudut-sudut sudah menghilang.
Kemana mereka pergi? Adalah pikiranku saat itu.
Yahh… tidak perlu waktu lama untuk mendapat jawaban itu.
Karena begitu kami membuka pintu untuk keluar, kami langsung disambut.
“HIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHI!!”
Suara tawa dari ‘mereka’ terdengar bagaikan menggema di kampus itu.
Aku dan Cindy melihat sesuatu yang hanya bisa kami deskripsikan seperti ‘pesta Kuntilanak’.
Seluruh areal kampus dipenuhi oleh ‘mereka’.
Para Kuntilanak itu melompat, melayang dan berputar-putar di seluruh areal kampus.
Aku melihat reaksi beberapa mahasiswa dan penjual makanan di sekitar kampus, dan sepertinya mereka bisa melihat para Kuntilanak itu tapi dari reaksinya, sepertinya mereka hanya bisa melihat salah satu dari ‘mereka’ atau mungkin hanya mendengar suara tawanya.
Karena tidak ada satupun orang yang tidak akan lari melihat Kuntilanak sebanyak ini.
“Cin!” bisikku pada Cindy sambil menyenggol lengannya “Ayo pulang… aku takut” kataku.
Cindy mengangguk singkat.
Aku dan Cindy memeluk erat tas kami dan berlari kecil menuju gerbang kampus itu.
“HIHIHIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHIHHI!!”
Diatas kami berterbangan para Kuntilanak yang mengeluarkan bau bangkai yang bercampur dengan bau melati yang semerbak
Ada satu yang sedikit aneh bagiku, sepertinya suara tawa yang besar itu tidak terdengar dari Kuntilanak yang terbang tepat di atas kepala kami, tapi malahan terdengar dari kejauhan. Kuntilanak yang berada di atas kepala kami terlihat tertawa, tapi sepertinya aku tidak mendengar suara tawanya.
Aku menengok ke belakang sekilas, ke arah gedung utama kampus itu.
Beberapa Kuntilanak sedang melayang di luar jendela kampus di beberapa lantai. Kurasa itu adalah bentuk asli dari ‘penampakan’ yang dilihat orang-orang di kampus ini.
Andai orang-orang itu tahu kalau penampakan yang mereka lihat itu adalah salah satu dari puluhan Kuntilanak yang ada di kampus ini.
Aku segera berbalik lagi dan berjalan lebih cepat ke arah gerbang kampus itu.
“hihihihihi…”
Suara tertawa halus yang bagaikan bisikan terdengar seakan-akan langsung di sebelah telingaku.
Dengan reflek aku berbalik.
“Ahhh!!” teriakku kaget.
Salah satu dari Kuntilanak itu melayang tepat di belakang kami.. Wajahnya yang penuh dengan carut-marut berwarna merah terang terlihat dengan jelas. Rambut panjangnya yang berantakan berkibar-kibar di belakangnya.
Jarak kami dengannya sudah begitu dekat, kami hanya terpisahkan sekitar setengah meter dengan Kuntilanak itu.
Aku memaksakan diriku untuk berjalan lebih cepat. Tapi langkahku terasa dingin dan berat seakan tubuhku menolak untuk berjalan.
“Cewek bego… udah tau masih aja dilakuin” kata sebuah suara.
Suara yang sangat kukenal baik.
“KEKEKEKEKEKEKEKEKEKK”
Si ‘wanita’ ber-dress putih muncul dengan tiba-tiba di tengah-tengah aku dan Cindy.
“KEKEKEKEKEKEKEKEKEKK”
Kuntilanak yang tadinya mengejar kami terlihat bingung. Dan berhenti tiba-tiba. Berdiri mematung dan menundukkan kepalanya, sehingga rambutnya yang panjang dan acak-acakan menutupi wajahnya.
“Pergi sana!! Bau kamu itu mancing mereka tau” kata ‘wanita’ itu sambil menunjuk ke arah kerumunan Kuntilanak yang sedang berkumpul di prasasti lambing kampus ini.
Dari jauh beberapa kuntilanak yang melayang-layang di dekat gedung kampus menuju ke arah kami.
Si ‘wanita’ itu melompat ke depan dan mendarat dengan tangan dan kakinya, seperti layaknya binantang berkaki empat.
“KEKEKEKEKEKEKEKEK!!”
“HIHIHIHIHIHIHIHIHIHI!!”
“KEKEKEKEKEKEKEEKEK!!”
“HIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI!!”
‘Wanita’ ber-dress putih dan para Kuntilanak saling berhadapan, keduanya pihak saling mengeluarkan tawa yang mengerikan.
Para Kuntilanak melayang-layang sementara ‘wanita’ ber-dress putih memanjangkan lehernya hingga kurang lebih menyamai tinggi lampu taman sambil meliuk-liukkan badannya, persis seperti kucing yang akan berkelahi.
Aku terbengong-bengong melihat kejadian itu, namun Cindy segera menarik tanganku dan separuh menyeretku ke luar gerbang.
Sekeluarnya dari gerbang, semua suara tawa Kuntilanak itu menghilang. Meskipun ada beberapa dari ‘mereka’ yang berdiri di pintu gerbang kampus itu dan melihat ke arah dalam kampus itu.
“Buruan Lis!!” kata Cindy yang sudah terlebih dulu menyebrang jalan dan sudah berada di samping mobilnya.
“Iya!” jawabku sambil ikut menyebrang jalan itu.
Pemandangan yang sangat aneh… banyak hal yang menurutku bahkan lebih aneh daripada biasanya.
Memang, aku biasanya tidak pernah ingin tau mengenai asal-usul dari ‘mereka’. Lebih baik untuk tidak tahu banyak daripada mengetahui dan menarik minat mereka untuk tahu soal diriku juga.
Tapi, ini terlalu aneh…
Bagaimana mungkin bisa ada sebanyak itu Kuntilanak di dalam areal kampus itu.
Jumlah mereka bahkan lebih banyak dari ‘mahluk’ yang berada di kampusku sendiri digabungkan menjadi satu.
Selain itu juga timbul satu pertanyaan lain…
Mengapa ‘wanita’ ber-dress putih itu membantuku?
“Karena aku tidak mau berbagi”
Ucap sebuah suara dari kursi belakang.
Karena kaget, aku segera berbalik untuk melihat ke jok belakang.
“KEKEKEKEKEKEKEK”
‘Dia’ duduk di jok belakang mobil Cindy entah dari kapan. Setelah tersenyum jahat, ‘dia’ menghilang sembari mengeluarkan tawanya yang khas.
Sepertinya… hidupku akan semakin kacau deh…
Dan sepertinya, ‘Kutukan’ ini juga semakin kuat saja.
Spoiler for Part XX :
15 Mei 2011
Halo diary…
Entah bagaimana aku menggambarkan pengalaman hari ini…
Banyak sekali hal baru yang kualami hari ini.
Aku diminta oleh pak A*** Z****** untuk pergi ke perpustakaan Universitas ********* yang cukup terkenal namun cukup jauh dari kampusku ini, yaitu di daerah D*****.
Dan itu jauh sekali bagiku untuk pergi kesana dengan angkutan umum, jadi aku membujuk Cindy untuk pergi bersamaku.
Kalau kupikir-pikir lagi sekarang, sepertinya pergi berdua dengan Cindy berarti akan berhadapan dengan penampakan dari ‘mereka’.
Dan sayangnya aku benar..
Kampus ini dari luar sudah terlihat sangat besar. Terdapat pepohonan dan taman di kiri-kanan jalan menuju gedung utama Kampus.
Ketika aku dan Cindy sampai di Kampus itu, kami sudah mencium bau melati yang sangat pekat. Seakan-akan seluruh areal Kampus adalah kebun melati.
Perasaan kami tidak enak, jadi kami memutuskan untuk memarkir mobil di depan mini market yang tidak jauh dari kampus itu. Bagaimanapun juga, kami sudah merasakan di kejar-kejar di parkiran. Mengantri bayar di pintu keluar parkiran bisa membahayakan, apalagi kalau kasirnya lama.
Jadi memarkir mobil di tempat yang tidak butuh mengantri keluar lewat loket.
Aku dan Cindy memasuki kampus yang luar biasa luas itu.
Dan kami langsung mengetahui alasan dari bau bunga melati yang semerbak di sini.
Di seluruh areal pepohonan dan tanaman yang menghampar di sisi jalan, aku melihat puluhan sosok berambut panjang dan memakai baju putih sedang duduk berjongkok, menundukkan kepala mereka sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya.
Tapi, bahkan akupun bisa tahu ‘mereka’ itu apa…
Kuntilanak…
Dan ‘mereka’ ada banyak sekali…
Beberapa dari ‘mereka’ duduk berkerumun di bawah pohon, sedangkan beberapa lagi duduk diatas ranting-ranting pohon dengan posisi yang sama dengan yang berada di bawah pohon. Berjongkok dan menundukkan kepala mereka.
Aura dingin sangat terasa di seluruh jalanan menuju gedung utama Kampus ini.
Bayangkan saja rasanya berjalan di jalan yang di kiri dan kanannya penuh dengan ‘mereka’. Kesemuanya sedang duduk berjongkok dan tidak bergerak.
Kami melangkah dengan berhati-hati dan berjaga-jaga kalau ‘mereka’ semua tiba-tiba bangun dan mengerubuti kami.
Masalahnya ‘mereka’ terlalu banyak, bahkan aku tidak pernah melihat penampakan sebanyak ini sebelumnya.
Aku dan Cindy mencapai gedung kampus utama dengan selamat. Tidak satupun dari ‘mereka’ yang mendatangi atau menyerang kami.
Begitu memasuki gedung kampus, aku dan Cindy kembali melihat beberapa dari ‘mereka’ berjongkok di pinggiran-pinggiran kampus yang tidak didatangi orang.
Sampai di titik ini, aku benar-benar bingung dan penuh pertanyaan dalam benakku. Bagaimana mungkin bisa sebanyak ini Kuntilanak ada di kampus ini. Sebenarnya apa cerita yang terjadi di kampus ini?
Dengan pikiran yang dipenuhi dengan pertanyaan mengenai ‘mereka’, aku dan Cindy memutuskan untuk segera menyelesaikan urusan kami di kampus ini dan pergi sesegera mungkin.
Tapi ternyata perpustakaan itu tidak memperbolehkan peminjaman buku ke mahasiswa yang bukan dari universitas itu. Alhasil kami harus menyalin secara manual dari buku karangan Dosen kami itu ke buku catatan kami. Benar-benar tugas yang menyita waktu dan tenaga.
Kami baru selesai ketika pengumuman Adzan Mahgrib berkumandang.
“Waduh, udah sore banget” keluh Cindy
“Iya” jawabku singkat, aku merasakan firasat yang sangat tidak enak tiba-tiba. “Yuk, buruan pulang” ajakku.
Cindy mengangguk “Yuk deh, serem juga lama-lama di sini”
Kami turun dengan Lift dan berjalan sampai ke lobby. Ada yang hilang disini…
‘Mereka’ yang tadinya berjongkok di sudut-sudut sudah menghilang.
Kemana mereka pergi? Adalah pikiranku saat itu.
Yahh… tidak perlu waktu lama untuk mendapat jawaban itu.
Karena begitu kami membuka pintu untuk keluar, kami langsung disambut.
“HIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHI!!”
Suara tawa dari ‘mereka’ terdengar bagaikan menggema di kampus itu.
Aku dan Cindy melihat sesuatu yang hanya bisa kami deskripsikan seperti ‘pesta Kuntilanak’.
Seluruh areal kampus dipenuhi oleh ‘mereka’.
Para Kuntilanak itu melompat, melayang dan berputar-putar di seluruh areal kampus.
Aku melihat reaksi beberapa mahasiswa dan penjual makanan di sekitar kampus, dan sepertinya mereka bisa melihat para Kuntilanak itu tapi dari reaksinya, sepertinya mereka hanya bisa melihat salah satu dari ‘mereka’ atau mungkin hanya mendengar suara tawanya.
Karena tidak ada satupun orang yang tidak akan lari melihat Kuntilanak sebanyak ini.
“Cin!” bisikku pada Cindy sambil menyenggol lengannya “Ayo pulang… aku takut” kataku.
Cindy mengangguk singkat.
Aku dan Cindy memeluk erat tas kami dan berlari kecil menuju gerbang kampus itu.
“HIHIHIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHIHI!!”
“HIHIHIHIHIHIHHI!!”
Diatas kami berterbangan para Kuntilanak yang mengeluarkan bau bangkai yang bercampur dengan bau melati yang semerbak
Ada satu yang sedikit aneh bagiku, sepertinya suara tawa yang besar itu tidak terdengar dari Kuntilanak yang terbang tepat di atas kepala kami, tapi malahan terdengar dari kejauhan. Kuntilanak yang berada di atas kepala kami terlihat tertawa, tapi sepertinya aku tidak mendengar suara tawanya.
Aku menengok ke belakang sekilas, ke arah gedung utama kampus itu.
Beberapa Kuntilanak sedang melayang di luar jendela kampus di beberapa lantai. Kurasa itu adalah bentuk asli dari ‘penampakan’ yang dilihat orang-orang di kampus ini.
Andai orang-orang itu tahu kalau penampakan yang mereka lihat itu adalah salah satu dari puluhan Kuntilanak yang ada di kampus ini.
Aku segera berbalik lagi dan berjalan lebih cepat ke arah gerbang kampus itu.
“hihihihihi…”
Suara tertawa halus yang bagaikan bisikan terdengar seakan-akan langsung di sebelah telingaku.
Dengan reflek aku berbalik.
“Ahhh!!” teriakku kaget.
Salah satu dari Kuntilanak itu melayang tepat di belakang kami.. Wajahnya yang penuh dengan carut-marut berwarna merah terang terlihat dengan jelas. Rambut panjangnya yang berantakan berkibar-kibar di belakangnya.
Jarak kami dengannya sudah begitu dekat, kami hanya terpisahkan sekitar setengah meter dengan Kuntilanak itu.
Aku memaksakan diriku untuk berjalan lebih cepat. Tapi langkahku terasa dingin dan berat seakan tubuhku menolak untuk berjalan.
“Cewek bego… udah tau masih aja dilakuin” kata sebuah suara.
Suara yang sangat kukenal baik.
“KEKEKEKEKEKEKEKEKEKK”
Si ‘wanita’ ber-dress putih muncul dengan tiba-tiba di tengah-tengah aku dan Cindy.
“KEKEKEKEKEKEKEKEKEKK”
Kuntilanak yang tadinya mengejar kami terlihat bingung. Dan berhenti tiba-tiba. Berdiri mematung dan menundukkan kepalanya, sehingga rambutnya yang panjang dan acak-acakan menutupi wajahnya.
“Pergi sana!! Bau kamu itu mancing mereka tau” kata ‘wanita’ itu sambil menunjuk ke arah kerumunan Kuntilanak yang sedang berkumpul di prasasti lambing kampus ini.
Dari jauh beberapa kuntilanak yang melayang-layang di dekat gedung kampus menuju ke arah kami.
Si ‘wanita’ itu melompat ke depan dan mendarat dengan tangan dan kakinya, seperti layaknya binantang berkaki empat.
“KEKEKEKEKEKEKEKEK!!”
“HIHIHIHIHIHIHIHIHIHI!!”
“KEKEKEKEKEKEKEEKEK!!”
“HIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI!!”
‘Wanita’ ber-dress putih dan para Kuntilanak saling berhadapan, keduanya pihak saling mengeluarkan tawa yang mengerikan.
Para Kuntilanak melayang-layang sementara ‘wanita’ ber-dress putih memanjangkan lehernya hingga kurang lebih menyamai tinggi lampu taman sambil meliuk-liukkan badannya, persis seperti kucing yang akan berkelahi.
Aku terbengong-bengong melihat kejadian itu, namun Cindy segera menarik tanganku dan separuh menyeretku ke luar gerbang.
Sekeluarnya dari gerbang, semua suara tawa Kuntilanak itu menghilang. Meskipun ada beberapa dari ‘mereka’ yang berdiri di pintu gerbang kampus itu dan melihat ke arah dalam kampus itu.
“Buruan Lis!!” kata Cindy yang sudah terlebih dulu menyebrang jalan dan sudah berada di samping mobilnya.
“Iya!” jawabku sambil ikut menyebrang jalan itu.
Pemandangan yang sangat aneh… banyak hal yang menurutku bahkan lebih aneh daripada biasanya.
Memang, aku biasanya tidak pernah ingin tau mengenai asal-usul dari ‘mereka’. Lebih baik untuk tidak tahu banyak daripada mengetahui dan menarik minat mereka untuk tahu soal diriku juga.
Tapi, ini terlalu aneh…
Bagaimana mungkin bisa ada sebanyak itu Kuntilanak di dalam areal kampus itu.
Jumlah mereka bahkan lebih banyak dari ‘mahluk’ yang berada di kampusku sendiri digabungkan menjadi satu.
Selain itu juga timbul satu pertanyaan lain…
Mengapa ‘wanita’ ber-dress putih itu membantuku?
“Karena aku tidak mau berbagi”
Ucap sebuah suara dari kursi belakang.
Karena kaget, aku segera berbalik untuk melihat ke jok belakang.
“KEKEKEKEKEKEKEK”
‘Dia’ duduk di jok belakang mobil Cindy entah dari kapan. Setelah tersenyum jahat, ‘dia’ menghilang sembari mengeluarkan tawanya yang khas.
Sepertinya… hidupku akan semakin kacau deh…
Dan sepertinya, ‘Kutukan’ ini juga semakin kuat saja.
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas