- Beranda
- Stories from the Heart
Aku Menyukaimu Karena Aku Menyukaimu
...
TS
abetterone
Aku Menyukaimu Karena Aku Menyukaimu

"Aku Menyukaimu Karena Aku Menyukaimu"
karena terkadang memang kita ga butuh yang namanya alasan buat suka ataupun cinta sama seseorang, karena jika kita menyukai atau mencintai seseorang karena sebuah alasan, maka jika hal yang menjadikannya alasan itu hilang, apa kita masih akan tetap menyukainya?
I
Dear Kaskuser,
Cerita ini menceritakan tentang gue, hidup gue, dan hal-hal yang membuat gueseperti sekarang ini. dan gue mencoba buat nuangin itu semua didalam sebuah cerita yang emang awalnya cuman gue tulis di word. Tapi akhirnya gue coba berbagi cerita gue di SFTH ini. Gue berharap cerita gue bisa diambil hal positifnya dan bisa dijadiin pelajaran hidup walaupun emang sebenernya cerita ini ga ada pelajarannya sama sekali
.
Cerita ini menceritakan tentang gue, hidup gue, dan hal-hal yang membuat gueseperti sekarang ini. dan gue mencoba buat nuangin itu semua didalam sebuah cerita yang emang awalnya cuman gue tulis di word. Tapi akhirnya gue coba berbagi cerita gue di SFTH ini. Gue berharap cerita gue bisa diambil hal positifnya dan bisa dijadiin pelajaran hidup walaupun emang sebenernya cerita ini ga ada pelajarannya sama sekali
.#RULES
Quote:
#FAQ
Spoiler for F.A.Q:
#INDEX
Spoiler for INDEKS:
Diubah oleh abetterone 27-05-2018 11:47
bukhorigan memberi reputasi
2
89.3K
488
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
abetterone
#182
First Love?
Gue kembali ke kursi gue, Vira masih senyam senyum sendiri sambil ngeliat gue balik ke kursi.
“Aku baru tau loh kamu bisa nyanyi” ucapnya
“Mau minta tanda tangan engga fans?” goda gue
“Ih apa sih wleee
” ucapnya sambil melet
Bu Rahma kembali menarik kursinya ke meja guru dan duduk kembali.
“Penampilan yang bagus dari Kevin, ibu harap kalian semua juga mempunya kemampuan bermusik, entah itu bermain instrumen, nyanyi, atau membuat lagu dan mengaransemen lagunya” ucap bu Rahma, nadanya mulai serius dan memulai pelajaran.
Mungkin pelajaran keseian adalah satu-satunya pelajaran yang gue suka, dan matematika adalah pelajaran yang paling gak gue suka.
Singkat cerita udah pulang sekolah. Gue pengen pulang bareng Vira, meski kita berdua engga pacaran, tapi seenggaknya kita saling tau perasaan satu sama lain, ya orang-orang mah bilang kalau ini itu hubungan tanpa status, lagian dalam sebuah hubungan itu menurut gue bukan status nya itu yang penting, tapi perasaan dan komitmen kita masing-masing buat mempertahankan suatu hubungan itu, percuma juga kita pacaran tapi kalau si cewek atau cowok nya ga bisa jaga komitmen bersama, ga bisa jaga perasaan pasangannya, dan malah menjalin asmara dengan orang lain(baca:selingkuh). Ya jadi menurut gue, sebagai orang yang belum pernah pacaran mengganggap kalo status dalam suatu hubungan itu cuman mengikat kita sama seseorang yang kita sukai dengan aturan-aturan konyol yang gak tertulis.
Vira, cinta pertama gue? gue rasa bukan, kita belum kenal cukup lama bahkan baru bentar banget, tapi gue ngerasa kalo gue itu udah kenal Vira lama dan bahkan bisa langsung akrab, tapi mungkin gue sama Vira masih nganggep perasaan ini cuman cinta kekanak-kanakan doang, bahkan belum ada banyangan gue bakal nikah lagian baru masuk SMA ini. Masih panjang perjalanan hidup gue.
“Eh Vin, kita pulang bareng yuk” ajak Vira yang saat itu nyamperin gue yang lagi masuk-masukin buku ke tas.
“Yuk, emang kamu ga dijemput bapakmu?” tanya gue
“Ah gausahlah, sama kamu aja. Lagian enakan jalan di kompleknya” jawabnya
“Yeee.. bilang aja mau lama-lama sama aku” ucap gue canda
“Ihh apasih PD banget” balasnya sambil mencubit tangan gue
Setelah gue selesai beres-beres, kita pun lanjut pulang. Gue gak ngeliat Icha, padahal gue kira Icha bakal nungguin di depan pintu kelas buat ngomel-ngomel gak jelas soal kejadian di kantin tadi.
Gue pulang naik angkot biasa, Vira juga udah terbiasa naik angkot padahal kan enak naik mobil, tapi emang kalo pulang sekolah menurut gue enak jalan kaki di kompleknya, disana banyak pepohonan juga bikin suasana di jalan nya jadi adem.
Ceritanya udah turun dari angkot, gue pun bayarin Vira, soalnya ongkos angkot mah gak seberapa ini, lagian masa iya bayar sendiri-sendiri
“Vin, nanti biasa ya ke Alfamei dulu, ya ya ya” pinta Vira manja.
“Iya iya ah, mau eskrim kan?” ucap gue
“Hehehe” jawabnya hanya tertawa.
Hari ini gak terlalu panas, padahal biasanya kota ini panas banget, apalagi siang hari. Yah mungkin sinar matahari mengalah kepada dua sosok yang sedang dimabuk asmara ini, jalan aja yang biasa gue cepet banget, sekarang langkah kaki gue diperlambat. Bukan nyesuain sama langkah kaki Vira, tapi gue mau sedikit lebih lama bareng dia.
Kita sampe di Alfamei, Vira semangat langsung masuk dan berjalan kearah tempat Eskrim, dia ambil eskrim Kornet, kenapa gak eskrim yang harganya dua rebuan doang
gapapalah, duit gue juga masih awet berkat traktiran Icha di kantin tadi.
Gue gak beli eskrim, bukan gak punya uang, lagi gak mood aja. Gue jadinya cuman beli minuman kaleng, kopi gitu biar keliatan dewasa, hohoho *apasih
Skip, gausah gue ceritain percakapan gue sama mbak-mbak alfamei
“Hehe makasih ya” ucap Vira
“Iya iya sama-sama, pelan-pelan makannya biar ga belepotan” ucap gue sambil mengacak-ngacak rambutnya
“Ihh apasih” protesnya pelan
Angin, bisikkan padanya tentang perasaan gue ini, dan bantu gue, kasih tau gue perasaan ini apakah Cinta? Atau hanya perasaan yang timbul karena rasa nyaman?
Singkat cerita kita sampai dirumah, yah memang agak telat sedikit gara-gara kita lama jalannya.
“Mau masuk Vira?” tanya gue sambil membuka pager rumah
“Mau mau, aku mau ketemu mamah kamu deh
” jawabnya sambil malu-malu
“Hehe, yaudah yuk, aku kenalin kamu ke mamah” ucap gue sambil mempersilahkannya masuk
Ini pertama kalinya gue ngajak temen cewek kerumah, ( kalo Icha pengecualian, dia mah seenaknya keluar masuk rumah gue ) . nyokap gue sih udah tau Vira tapi belum perah ketemu mereka berdua ini.
“Assalamualaikum” ucap gue dan Vira sambil membuka pintu
“Loh ada tamu ya?” tanya gue dalem hati karena melihat ada sepatu lain di rak sepatu
"Kevin, itu kan...."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
P.S : Maap btw baru update setelah sekian abad kaga update, baru megang laptop lagi nih. ( kaya ada yang nungguin aja
)
“Aku baru tau loh kamu bisa nyanyi” ucapnya
“Mau minta tanda tangan engga fans?” goda gue
“Ih apa sih wleee
” ucapnya sambil meletBu Rahma kembali menarik kursinya ke meja guru dan duduk kembali.
“Penampilan yang bagus dari Kevin, ibu harap kalian semua juga mempunya kemampuan bermusik, entah itu bermain instrumen, nyanyi, atau membuat lagu dan mengaransemen lagunya” ucap bu Rahma, nadanya mulai serius dan memulai pelajaran.
Mungkin pelajaran keseian adalah satu-satunya pelajaran yang gue suka, dan matematika adalah pelajaran yang paling gak gue suka.
Singkat cerita udah pulang sekolah. Gue pengen pulang bareng Vira, meski kita berdua engga pacaran, tapi seenggaknya kita saling tau perasaan satu sama lain, ya orang-orang mah bilang kalau ini itu hubungan tanpa status, lagian dalam sebuah hubungan itu menurut gue bukan status nya itu yang penting, tapi perasaan dan komitmen kita masing-masing buat mempertahankan suatu hubungan itu, percuma juga kita pacaran tapi kalau si cewek atau cowok nya ga bisa jaga komitmen bersama, ga bisa jaga perasaan pasangannya, dan malah menjalin asmara dengan orang lain(baca:selingkuh). Ya jadi menurut gue, sebagai orang yang belum pernah pacaran mengganggap kalo status dalam suatu hubungan itu cuman mengikat kita sama seseorang yang kita sukai dengan aturan-aturan konyol yang gak tertulis.
Vira, cinta pertama gue? gue rasa bukan, kita belum kenal cukup lama bahkan baru bentar banget, tapi gue ngerasa kalo gue itu udah kenal Vira lama dan bahkan bisa langsung akrab, tapi mungkin gue sama Vira masih nganggep perasaan ini cuman cinta kekanak-kanakan doang, bahkan belum ada banyangan gue bakal nikah lagian baru masuk SMA ini. Masih panjang perjalanan hidup gue.
“Eh Vin, kita pulang bareng yuk” ajak Vira yang saat itu nyamperin gue yang lagi masuk-masukin buku ke tas.
“Yuk, emang kamu ga dijemput bapakmu?” tanya gue
“Ah gausahlah, sama kamu aja. Lagian enakan jalan di kompleknya” jawabnya
“Yeee.. bilang aja mau lama-lama sama aku” ucap gue canda
“Ihh apasih PD banget” balasnya sambil mencubit tangan gue
Setelah gue selesai beres-beres, kita pun lanjut pulang. Gue gak ngeliat Icha, padahal gue kira Icha bakal nungguin di depan pintu kelas buat ngomel-ngomel gak jelas soal kejadian di kantin tadi.
Gue pulang naik angkot biasa, Vira juga udah terbiasa naik angkot padahal kan enak naik mobil, tapi emang kalo pulang sekolah menurut gue enak jalan kaki di kompleknya, disana banyak pepohonan juga bikin suasana di jalan nya jadi adem.
Ceritanya udah turun dari angkot, gue pun bayarin Vira, soalnya ongkos angkot mah gak seberapa ini, lagian masa iya bayar sendiri-sendiri

“Vin, nanti biasa ya ke Alfamei dulu, ya ya ya” pinta Vira manja.
“Iya iya ah, mau eskrim kan?” ucap gue
“Hehehe” jawabnya hanya tertawa.
Hari ini gak terlalu panas, padahal biasanya kota ini panas banget, apalagi siang hari. Yah mungkin sinar matahari mengalah kepada dua sosok yang sedang dimabuk asmara ini, jalan aja yang biasa gue cepet banget, sekarang langkah kaki gue diperlambat. Bukan nyesuain sama langkah kaki Vira, tapi gue mau sedikit lebih lama bareng dia.
Kita sampe di Alfamei, Vira semangat langsung masuk dan berjalan kearah tempat Eskrim, dia ambil eskrim Kornet, kenapa gak eskrim yang harganya dua rebuan doang
gapapalah, duit gue juga masih awet berkat traktiran Icha di kantin tadi. Gue gak beli eskrim, bukan gak punya uang, lagi gak mood aja. Gue jadinya cuman beli minuman kaleng, kopi gitu biar keliatan dewasa, hohoho *apasih
Skip, gausah gue ceritain percakapan gue sama mbak-mbak alfamei
“Hehe makasih ya” ucap Vira
“Iya iya sama-sama, pelan-pelan makannya biar ga belepotan” ucap gue sambil mengacak-ngacak rambutnya
“Ihh apasih” protesnya pelan
Angin, bisikkan padanya tentang perasaan gue ini, dan bantu gue, kasih tau gue perasaan ini apakah Cinta? Atau hanya perasaan yang timbul karena rasa nyaman?
Singkat cerita kita sampai dirumah, yah memang agak telat sedikit gara-gara kita lama jalannya.
“Mau masuk Vira?” tanya gue sambil membuka pager rumah
“Mau mau, aku mau ketemu mamah kamu deh
” jawabnya sambil malu-malu“Hehe, yaudah yuk, aku kenalin kamu ke mamah” ucap gue sambil mempersilahkannya masuk
Ini pertama kalinya gue ngajak temen cewek kerumah, ( kalo Icha pengecualian, dia mah seenaknya keluar masuk rumah gue ) . nyokap gue sih udah tau Vira tapi belum perah ketemu mereka berdua ini.
“Assalamualaikum” ucap gue dan Vira sambil membuka pintu
“Loh ada tamu ya?” tanya gue dalem hati karena melihat ada sepatu lain di rak sepatu
"Kevin, itu kan...."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
P.S : Maap btw baru update setelah sekian abad kaga update, baru megang laptop lagi nih. ( kaya ada yang nungguin aja
)0
