Kaskus

Story

jumpingwormAvatar border
TS
jumpingworm
• •• •• •
emoticon-Hot Newsemoticon-rainbowemoticon-rainbowemoticon-rainbowemoticon-rainbowemoticon-rainbow 6th Story emoticon-rainbowemoticon-rainbowemoticon-rainbowemoticon-rainbowemoticon-rainbow
Spoiler for "The Menu":


emoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahari5th Story : Wrap Your Heartemoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahariemoticon-Matahari
Spoiler for "The Menu":


emoticon-kucingemoticon-kucingemoticon-kucingemoticon-kucingemoticon-kucing4th Story : Irreplaceable emoticon-kucingemoticon-kucingemoticon-kucingemoticon-kucingemoticon-kucing
Spoiler for The Menu:
Diubah oleh jumpingworm 16-07-2017 00:41
anasabilaAvatar border
samsung66Avatar border
samsung66 dan anasabila memberi reputasi
2
102.6K
1.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
jumpingwormAvatar border
TS
jumpingworm
#1333
15. Verum
Aku sampai di club dengan nuansa remang-remang dan dekorasi bernuansa merah-hitam.
Ini pertama kalinya aku pergi ke tempat seperti ini, atau setidaknya sendirian.
Suara speaker berdentum kencang tepat ketika aku memasuki pintu.

Aku mencari sosok Karen di meja-meja dan sofa yang berada di pinggiran maupun di meja bartender.
Tidak ada gadis berambut pendek kemerahan itu.
Aku baru akan menelpon ketika sinyal bar handphoneku kosong dan bertanda silang.
Harusnya aku tidak percaya pada iklan operator yang mengklaim jaringannya akan 'kuat' di mana saja.

Nihil di lantai satu, aku naik tangga ke lantai dua.
Di lantai atas ini hanya ada toilet dan wastafel serta gudang.
Suara terdengar lebih kecil ketika melewati lorong menuju toilet ini.
Aku ragu, tapi hanya area ini yang belum aku jelajahi.
Pilihan pertamaku adalah gudang, dimana setelah kubuka ternyata hanya ruang berukuran 2x2 dan mustahil seseorang ada di antara tumpukan barang tersebut.

Kemudian, aku masuk ke toilet pria dan seperti dugaanku juga, dia tidak ada di sana.
Akhrnya aku termangu di depan tempat terakhir yang ingin kumasuki : toilet wanita.
Aku tidak ingin kunjungan pertamaku ke tempat dugem berakhir di kantor polisi karena sudah mengintip kamar mandi wanita.
Tapi ini harapan terakhirku.

Ah, peduli amat.
Aku tinggal lari sekencang-kencangnya kalau ada yang menangkapku.

Perlahan, kubuka pintu toilet dan melirik sekeliling.
Ada sofa kecil dengan meja dan colokan listrik di salah satu dinding toilet yang besar itu.
Tidak salah lagi, Karen sedang berbaring dengan kaki tetap menyentuh lantai.
Matanya terpejam, dan tidak bergerak.
Aku spontan panik dan menghampirinya, takut dia sudah over dosis.

"Karen!! Bangun!" aku menggoncang-goncang tubuhnya tanpa ada respon.
Bau alkohol pahit tercium dari tubuhnya.
Dia pasti habis minum cukup banyak.

"Karen,..." aku memanggil sekali lagi, dan terlihat dia mengerang memicingkan mata dari balik poninya yang menjuntai dan menutupi pandangan.

"Hmm... Sayang, kamu udah dateng?" Karen berusaha duduk tapi sempoyongan.

Aku baru akan protes dengan panggilan sayang itu, tapi aku sadar Karen tidak dalam posisi untuk diajak berbicara logis.
Jadi aku tidak meributkan hal tersebut.

"Ayo, gue anter pulang. Nanti nyokap elo marah liat elo mabok gini."

"ehmm... Kamu ngomong apaan sih Zel,... Aku kan nggak punya orangtua..." Karen bergumam lagi.

Dia semakin aneh, mungkin mulai berhalusinasi.
Perlahan, aku bopong dia menuju ke mobil di parkiran, dan kupakaikan sabuk pengaman.
Aku menjalankan mobil menuju rumahnya.
Suasana mobil sangat sunyi, dan jalanan sudah sepi.
Hanya ada nafas teratur dari kami berdua dan suara sayup-sayup suasana malam.

"Arzel... Maafin aku ya..." mendadak Karen terisak.

Aku agak kaget, karena suaranya memecah keheningan.

"Eh,...ya. Maaf kenapa?" aku refleks mengusap kepalanya karena dia menangis dengan raut wajah yang sangat sedih.

"Maaf, aku udah nyia-nyiain kebaikan kamu... Selama bertahun-tahun kamu udah dukung kerjaan aku... Tapi aku nggak bisa bersyukur..."

Aku hanya berusaha membagi konsentrasi antara menyetir dan menenangkan cewek mabuk ini.

"...kalau aku kembali nanti, aku akan perbaiki semuanya. Aku akan jadi istri yang baik... Akan perbaiki semuanya..."

Setelah berkata demikian, Karen sepertinya tertidur dan terdiam, meninggalkan aku dengan segudang tanda tanya.
Dia bermimpi apa sampai bisa mengigau seperti itu?
Dia jadi istriku?
Bahkan di kehidupan nyata, sedikitpun tidak terpikirkan hal itu mungkin terjadi.
Dulu, waktu SMA memang kami sangat dekat, tapi aku tidak menyangka Karen bisa mengkhayal hingga setinggi itu.

Sudah dua kali Karen mengatakan hal yang tidak masuk akal.
Pertama, saat dia pertama ke rumahku setelah sekian tahun lost contact.
Dia saat itu juga bilang akan kembali ke 'kita'
Aku anggap itu hanya omong kosong.
Tapi sekarang dia mengatakan hal itu lagi.
Sesuatu yang tidak kupahami.

Pepatah mengatakan, perkataan orang mabuk biasanya yang paling jujur, kan?
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.