Tahun Baru... Tempat Baru... Pengalaman Baru dan datangnya tokoh baru yang akan mengantarkan pada akhir cerita ini.




Tahun 2012 kisahku diawali dengan rencana aku untuk mencari pengalaman di tempat yang lain. Cukup 5 tahun sudah aku mendapatkan pengalaman di kantor tercintaku ini. Semua berawal dari kakak iparku yang memberikan info tentang sebuah instansi lembaga pemerintah yang sedang membuka lowongan untuk posisi tenaga honorer bagian keuangan. Berhubung kuliahku baru saja selesai dan aku ingin sekali mendapatkan pengalaman yang baru dan sesuai dengan ilmu yang sudah aku dapatkan. Tak lupa aku pun juga membagi informasi lowongan ini ke teman-teman kampusku yang lain termasuk kepada mas anto. Singkat cerita setelah melewati beberapa tes kami pun diterima di instansi pemerintahan itu. Dan sesuai dengan permintaan bagian kepegawaian, bulan maret 2012 kami mulai mendedikasikan jiwa dan raga kami di instansi tersebut.

Awal Februari 2012

Seminggu menjelang berakhirnya bulan februari aku mendapatkan dua kabar yang sangat bertolak belakang. Pertama aku mendapat kabar bahagia karena aku dan mas anto akhirnya di terima di instansi lembaga pemerintahan yang kami lamar namun pada waktu yang bersamaan aku pun mendapatkan kabar sedih karena tiyan mengabari aku bahwa awal maret dia ditugaskan untuk pergi berlayar di salah satu negara di benua afrika. Shock, kaget, sedih semua rasa bercampur aduk. Tiyan pun sedih karena dia tak bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya dari awal tiyan sudah memberikan sedikit gambaran akan apa yang akan kita hadapi. Namun pada kenyataannya semua itu tetap membuatku merasa berat hati. Sempat ragu untuk melanjutkan karena tiyan akan meninggalkanku 2 tahun lamanya tanpa kabar yang pasti. Meninggalkan tanpa jalur komunikasi apapun karena saat di kapal nanti tiyan tak akan bisa menghubungiku. Semua hal yang tak pasti itu semakin membuat langkahku semakin berat. Aku sempat akan mundur namun tiyan terus meyakinkanku bahwa dia pasti akan kembali hanya untukku. Dia selalu berucap bahwa dia hanya mencintaiku dan hanya aku yang ia inginkan untuk menjadi istrinya. Dan akhirnya semua usaha dia untuk meyakinkanku membuahkan hasil karena aku tetap pada keputusanku saat di anyer bahwa aku akan menantinya kembali untuk membuktikan semua ucapan dan janjinya padaku.

Suatu malam saat perjalanan pulang ke rumah...



Sesampainya di rumah aku pun langsung mandi dan mengganti pakaianku untuk pergi. Pakaian simple yang biasa aku pakai kaos, celana jeans dan jaket serta jilbab. Dan satu lagi yang tak tertinggal adalah sendal jepit kesayanganku. Aku memang sangat cuek dalam segi penampilan dan tiyan tak pernah keberatan karena dia memang lebih suka aku tampil apa adanya. Tiyan hanya akan protes jika aku memakai baju yang menurutnya agak ketat. Setelah siap aku dan tiyan pun pamit kepada papa mama untuk pergi makan sebentar. Di perjalanan saat aku tanya akan makan di mana tiyan hanya menjawab dengan senyuman sambil berkata “nanti juga kamu tahu” dan akhirnya aku lebih memilih diam dan menikmati perjalanan. Setengah jam kemudian kami sudah sampat di sebuah restoran seafood yang lumayan terkenal di jakarta. Sesampainya di depan restoran tiyan sempat menerima telepon namun dia berjalan agak jauh dariku. Tidak seperti biasanya namun aku mencoba untuk tak berburuk sangka. Kami masuk dan memilih tempat dipojok yang khusus buat berdua. Kami pesan makanan favorit kami udang, cumi, kerang dan tak ketinggalan kangkung. Setelah selesai memesan tiba-tiba tiyan mengajakku untuk pindah meja ke bagian tengah, aku sempat bingung karena meja tengah kan biasanya untuk keluarga besar. Karena tiyan sudah beranjak terlebih dahulu akhirnya aku pun mengikuti kemana dia pergi. Dan ternyata tiyan berhenti di salah satu meja yang di sana sudah ada keluarga tiyan. Ada papa , mama , rahma dan juga kakak pertama tiyan mas yuda yang datang dari manado. Seketika aku pun gugup dan merasa kikuk berada di sana, sampai akhirnya papanya tiyan mempersilahkan aku untuk duduk. Mataku melotot ke arah tiyan sambil berteriak di Dalam hati “cumiiiiiiii kejutan macam apa iniiiiiii”. seakan mengerti apa yang ada di hatiku pria di seberang tempat dudukku pun tersenyum dengan penuh kemenangan.



Aku pun langsung mengulurkan tanganku.



Aku menceritakan sedikit tentang pekerjaanku dan kegiatan-kegiatanku yang lain. Semacam sedang diinterogasi. Dan tiyan semakin menunjukkan tawa bahagianya melihatku dalam posisi seperti ini. Tak berapa lama pesanan kami pun datang. Aku pun yang biasanya makan seafood menggunakan tangan akhirnya menahan diri demi menjaga image karena semua keluarga tiyan makan menggunakan sendok dan garpu. Alhasil tiyan saja yang asyik makan memakai tangan sambil mengupas udang untukku. Saat sedang asyik menyantap makanan tiba-tiba aku dikagetkan dengan pertanyaan dari mamanya tiyan.



JLEB.. “sesi pertanyaan apalagi ini” ucapku dalam hati.



Tubuhku sempat keringat dingin saat akan menjawab pertanyaan dari mamanya tiyan. Karena secara tidak langsung aku sebenarnya sedang berjanji di hadapan keluarga tiyan bahwa aku akan menanti anaknya hingga pulang kembali ke sini. Walaupun tak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa datang. Namun apapun yang terjadi nanti aku tak ingin mengecewakan mereka dengan mengingkari janjiku sendiri. Jadi jikalau kami harus berpisah biarlah itu karena Allah yang memisahkan kami atau tiyan yang meninggalkan aku.

Selesai makan keluarga tiyan pun langsung mengajak kami pulang. Karena aku dan tiyan datang ke restoran dengan motor akhirnya kami berpisah di parkiran. Keluarga tiyan pamit kepada kami untuk pergi terlebih dahulu. Setelah keluarga tiyan pergi aku pun langsung memukul tangan tiyan berkali-kali sambil melontarkan kata-kata kesalku terhadapnya.



“Aku pun bahagia sayang” ucapku dalam hati. Karena dengan ini aku semakin yakin sama kamu. Kamu selalu bisa membuatku semakin yakin dikala hatiku hampir saja ingin meragu.