- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
...
TS
suwandilam
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
INDEX
PART 1 - Perkenalan - Langsung ada di postingan ini
PART 2 - Keberangkatan
PART 3 - Tiba di Desa
PART 4 - Malam Pertama
PART 5 - Ibu Tua
PART 6 - Informasi Mengejutkan
PART 7 - Suara
PART 8 - Terkuncikah ?
PART 9 - Rumah Terang
PART 10 - Gadis Cantik Yang Kesepian
PART 11 - Tangisan
PART 12 - Pernyataan Kades
PART 13 - Terjebak
PART 14 - Pengungkapan
PART 15 - Silahturahmi Pertama
PART 16 - Tamu
PART 17 - Jalan Malam
PART 18 - Berteduh Lagi
PART 19 - Balik !!!
PART 20 - Maksud Terselubung
PART 21 - Perdebatan
PART 22 - Halusinasi ?
PART 23 - Halusinasi 2
PART 24 - Tangis dan Tawa
PART 25 - Pengejaran Amelia
PART 26 - Ngecek Lagi ?
PART 27 - Gak Hoki
PART 28 - Siapa Itu Ya ?
PART 29 - Hari Yang Tenang
PART 30 - Kebelet !
PART 31 - Bertemu Lagi !
PART 32 - Tertabrak !
PART 33 - Terror
PART 34 - Kejutan !!!
PART 35 - Terror 2
PART 36 - Terror 3
PART 37 - Lemari Cermin
PART 38 - Ngecek yuk
PART 39 - Tangisan
PART 40 - Ketukan
PART 41 - Mimpi atau Nyata
PART 42 - Penampakan
PART 43 - Haruskah Melapor ?
PART 44 - Mencari Solusi
PART 45 - Pengungkapan Misteri !
PART 46 - Pengungkapan Misteri 2
PART 47 - Pengungkapan Misteri 3
PART 48 - Pengungkapan Misteri 4
PART 49 - Sebenarnya ini apa ?!
PART 50 - Pengungkapan Lemari Cermin
PART 51 - Nenek oh Nenek
PART 52 - Konflik !
PART 53 - Kejutan
PART 54 - Bolehkah Gue Kabur ?
PART 55 - Hilang !
PART 56 - Duniaku
PART 57 - Gue Dimana?
PART 58 - SURAT
PART 59 - Suara dan Penglihatan ?
PART 60 - Masuk atau Kagak ?!
PART 61 - Aku Hilang !
PART 62 - Kembali
PART 63 - Penjelasan
PART 64 - Siksaan !
PART 65 - Ketenangan
PART 66 - Suara Aneh
PART 67 - Terjebak !
PART 68 - TOLONG GUE !
PART 69 - Kuburan (NEW UPDATE)
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil - Part 1
Cerita ini merupakan fiksi, namun isi dari cerita ini sebagian diambil dari serangkaian kisah pengalaman nyata yang dialami oleh penulis dan dicampur dengan cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi. Beberapa kejadian memang benar terjadi dan beberapa kejadian merupakan cerita rekayasa untuk penambahan agar cerita ini menjadi lebih menarik. Semua nama tokoh, nama tempat dan lain-lain telah disamarkan guna menjaga nama baik pemilik aslinya.
Nah mari kita mulai ceritanya.
1 Februari 2015, Yap tepat pada tanggal ini saya mahasiswa jurusan ekonomi yang bernama Dony mendapatkan tawaran menarik dari kampus saya. Saya berasal dari Jakarta, kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta dan sekarang tengah memasuki semester delapan. Menjelang memasuki semester 8 yang ku anggap bakal menjadi semester terakhir untuk perkuliahanku, Aku memiliki banyak waktu luang karena aku hanya tinggal menyelesaikan KKN dan menyusun skripsi (Itupun uda hampir kelar karena data2 skripsinya uda ada dan tinggal dimanipulasi, namun repotnya ya itu nanti minta persetujuan dosen dan revisi2 yang menjengkelkan pastinya dan bisa menghabiskan waktu cukup lama).
Sebelum tanggal 1 Feb, keseharianku cukup membosankan karena terlalu banyak waktu luang, mau memikirkan tentang KKN, tetapi aku masih galau mau KKN di mana, belum ada lokasi KKN yang asik menurutku sampai saat ini. Kebanyakan waktu luangku kuhabiskan untuk berkelana di kampus mencari info2 sputar KKN, hingga suatu waktu aku pergi ke ruangan dosen, bercerita2 dengan dosen dan terakhir sebelum pulang, aku membaca papan informasi yang ada di ruangan dosen, seketika mataku tertuju pada papan informasi yang terdapat selembaran brosur. Brosur tsb bertuliskan :
“Dicari 10 Mahasiswa/I yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa terpencil selama 3 bulan, dana semua ditanggung oleh kampus. Diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang berada di semester 7 ke atas.
Kriteria : Memiliki jiwa pemberani, bisa hidup mandiri, menyukai kehidupan alam desa dan ingin pengalaman seru.
Hadiah : Bagi anda yang belum menyelesaikan KKN, maka KKN dianggap selesai sehubungan dengan kegiatan ini dan mendapatkan nilai A
Bagi anda yang sedang menyelesaikan skripsi, maka nilai Skripsi anda akan langsung mendapatkan nilai A.
Silahkan isi formulir yang dapat diambil di bagian kemahasiswaan, serahkan formulir tersebut ke rektorat paling lambat tanggal 30 Januari 2015. Bagi mahasiswa/I yang kami anggap cocok untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa ini, akan kami informasikan pada tanggal 1 Februari 2015.
Mahasiwa/I akan kami pilih dari berbagai jurusan agar dapat saling melengkapi dan membuat serangkaian program untuk pembangunan desa tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung datang ke rektorat.”
Wahhhh !!! Setelah membaca brosur ini, akupun kaget dan cukup tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Langsung kutanyakan ke bagian kemahasiswaan di fakultasku tentang formulir ini dan apakah masih ada kuota kosong untuk kegiatan pembangunan desa ini atau tidak.
Saya : “Pak ! Itu brosur di papan informasi masih berlaku kan Pak? Kira2 masih ada slot kosong utk saya ikut serta gak ?”
Dosen Kemahasiswaan : “Oh brosur itu, setahu saya itu masih terbuka untuk semua mahasiswa di universitas ini. Penutupannya kan di akhir bulan Januari ini. Kenapa? Kamu minat utk ikut ?”
Saya : “Oh jelas minat lah Pak ! KKN dan Skripsi langsung kelar dan nilainya A loh !”
Dosen : “Hehehe iya nak, Bapak juga kaget baca brosur ini, kok bisa ya rektorat langsung izinkan KKN dan Skripsi langsung dapat nilai A.”
Saya : “Loh, memangnya kenapa Pak ? Tahun2 sebelumnya belum pernah ada informasi seperti ini?”
Dosen : “Belum pernah nak. Ini informasi terbaru dan perdana yang pernah Bapak dapatkan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini selama bapak mengajar di sini. Ya uda kamu coba apply aja deh, siapa tau kamu bisa terpilih kan, itu untuk 10 orang kapasitasnya loh, coba aja kamu ajak temanmu biar gak bosan. Siapa tau bisa masuk kalian kan, tapi nanti kepastian siapa yang berhak ikut itu jg ditentuin dari rektorat dan kemungkinan kamu dan temanmu tidak bisa lolos barengan, tapi dicoba saja, paling enggak nanti kamu bakal dapat banyak teman baru loh. Nih formulirnya.”
Saya : “Makasih pak, paling enggak saya lolos dari KKN dan Skripsi yang menyusahkan ini Pak. Hehehehe.” (Ketawa cengengesan)
Setelah mendapatkan formulir dari dosen kemahasiswaan fakultasku, Aku langsung bikin group chat via BBM untuk beberapa teman2ku yang berjumlah 4 org termasuk aku yang tentunya masih belum KKN dan Skripsi.
Saya : “Woi, Bro ! Baca nech, Kalian ndak perlu KKN dan bikin skripsi oeeee ! Ikut program ini, seru cui ngabdi di desa, hidup di alam bebas, KKN dan skripsi lgsg kelar. Dana semua ditanggung kampus ! Ikut yok, untuk semua fakultas loh!”
Rudy : “Wew serius tuh? Keknya seru juga loh ! Lu ada formulirnya?”
Victor : “Wakakaka, klo KKN dan skripsi lgsg A , gue masuk cui. Kapan kasi gue form nya ?”
Benny : “Gue ikut apply deh klo kalian semua apply ! Ya moga” aja kepilih semua kita berempat!”
Saya : “Okay, form nya kalian jemput aja ama gua di kampus ya!”
Setelah menghubungi semua teman2 gua, gua pun atur waktu ketemu mreka dan ngasihin formulir untuk mereka isi.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2015 pagi hari, HP kami masing2 pun berdering.
Saya : “Woiii brooo ! Gue dapat sms dari rektorat nech ! Gw kepilih untuk ikut loh ! Wakakka, kalian cam mana? Lolos ?”
Rudy : “Gue kagak lolos brooooo… Suram !!!”
Victor : “Lu gak lolos Rud ? Gue lolos nech wkawkakwa, mantap Don ! Bareng2 nikmatin alam desa kita, skalian cuci mata liat cewek2 desa wakwkawka ! Benny gimana?”
Benny : “Gue gak lolos cukkk~ Kok bisa yeee… Padahal pengen banget gue nikmatin alam desa, intinya sih sebenarnya kkn dan skripsi kelar wakwakka.”
Saya : “Sabar yee yang gak lolos wkwkwk, kalian ambil masa langkau aja, barangkali tahun depan ada lagi kegiatan beginian hehehe.”
Rudy : “Taikk lu… Ya uda info2 n cerita2 ye pengalaman xan disana gimana !”
Victor : “Pasti bro ! Eh Don, nanti siang kita ke rektorat bareng deh ya !”
Saya : “Sip bro !”
Siang harinya sehabis makan siang, gue dan Victor langsung menuju ke rektorat dengan mengendarai motor kami masing2. Selama perjalanan kami saling bercerita.
Saya : “Eh bro, bosan gak ya nanti selama di desa, 3 bulan loh. Entah ada pulang or enggak ?”
Victor : “Ya kagak tau, enak sih hidup mandiri dan bebas, tapi klo 3 bulan ndak pulang ya bosan jg, kecuali di desa itu adem dan bnyk hiburan, tapi gue rasa mana bakal byk hiburan, tv, game, inet pasti ga ada or klo pun ada pasti jelek sekali.”
Saya : “Iya juga sich, tapi biarlah, lumayan kan KKN dan Skripsi bisa kelar dalam 3 bulan bersamaan. Bersabar2 aja dah, tujuan kita kan itu. Hehehe”
Victor : “Yoi Bro. Kira-kira 8 peserta lagi cowo apa cewe ya, klo cowo semua bosan juga nech. Btw entah ada yang tipe gue or gak ya, pengennya sih klo ada yg cewe yg tipe gue, bisa pdkt-an sekalian hahaha.”
Saya : “Hehehe.. Lu mah mata keranjang wakwkawka.”
Ehem, sampai lupa ngasih tau ke para pembaca, Gue dan Victor punya kriteria tipe cewe kami masing-masing. Ya moga-moga aja ada yg sesuai tipe, jadi bisa aktivitas bareng sambilan PDKT. hehehe
Polling
0 suara
Bagusnya Cerita ini memiliki Alur Panjang atau pendek ? Bagaimana isi ceritanya?
Diubah oleh suwandilam 18-09-2019 21:40
symoel08 dan 17 lainnya memberi reputasi
12
1.7M
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
suwandilam
#846
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil – Part 47
Akhirnya kami mengetahui juga beberapa hal mistis dan aneh yang sebelumnya kami bahkan tidak begitu memperhatikannya. Dimulai dari cerita tentang Nenek tua yang berjalan tengah malam yang kami sapa namun tidak memberikan respon, kejadian tentang punggung Victor yang pegal di bawah pohon beringin, rumah kosong dan bahkan gadis cantik bernama Diana.
Ah entahlah… Kenapa baru sekarang terungkap. Kami uda bertindak terlalu jauh. Saran dari Pak Anto ini entah berhasil apa tidak, katanya sih kami harus mendoakan mereka. Ya mudah-mudahan saja berhasil pikir gue.
“Baiklah Pak. Makasih atas sarannya, nanti akan kami coba doakan mereka.” Ucap Gue
Gue lirik ke Victor, sepertinya Victor juga setuju dengan cara ini. Ya kagak sopan juga kalo kita minta pengusiran makhluk gaib kayak di tv tv gitu kan? Pakai acara ritual dan sebagainya? Hahaha
Masalah Danu sampai saat ini masih belum terpecahkan, karena solusi dari Pak Anto hanya suruh berdoa dulu. Akhirnya kami pamit dan kembali ke rumah kami.
“Oia Don, btw tadi lu gak jadi tanya ama Pak Anto soal bayangan gede yang ada di belakang dan di atas badan lu sperti yang dilihat ama istrinya?” tanya Victor ingetin gue saat kami lagi berjalan pulang
“Astagaaa…. Lu kok baru ingetin gue sekarang sih ! Bukannya daritadi !” gumam Gue
“Lah gua baru keinget sekarang, mau gimana lagi. Lagian emang lu merasa terganggu dengan adanya bayangan itu? Kagak kan? Kalo kaga kenapa2 ya udahlah. Cuekin aja deh.” Saran Victor
Wah brengsek juga nih Victor. Padahal tadi gue uda lupa, eh malah diingetin, trus setelah diingetin malah disuruh lupain. Kurang ajar banget ya???
Ya mau gimana lagi, kami juga uda berjalan cukup jauh dari rumah Pak Anto, klo balik lagi rasanya agak ribet. Kami pun terus berjalan pulang ke rumah, hari uda mulai menjelang sore hari. Sesampai di rumah, setelah istirahat sejenak. Gue dan Victor memulai pembicaraan dengan Aldi dan Danu.
“Aldi, kami uda ke tempat Pak Anto. Solusinya malah kami disuruh berdoa aja. Oia, btw coba lu lihat si Dony ini. Ada nampak sesuatu ga?” tanya Victor
“Hmmm??? (sambil ngelihat-lihat ke arah gue) Auranya gelap aja sih sepertinya.” Ucap Aldi dengan pelan
Apaan sih maksud aura aura itu? Gua mah taunya aurat doank hahaha.. Klo aura di game itu kan seperti kekuatan di dalam tubuh seseorang ya? Inner power deh bahasa gaulnya.
“Apaan tuh aura gelap?” tanya Gue utk lebih jelasnya
“Hmm susah jelasinnya, biasanya kalau aura lg gelap itu pertanda ga bagus, bisa jadi kayak ada masalah, diganggu, atau entah kenapa pokoknya negatif deh. Gua ga gitu ngerti juga.” Jelas Aldi
“Oia, kita pergi berdoa n doain di tempat rumah kosong itu dulu yuk. Soalnya kita kan pernah berbuat masalah di sana?” ajak Gue biar masalah ini cepat kelar.
Setelah gua ngajakin Victor dan Aldi utk pergi ke rumah kosong itu, mereka sih langsung setuju. Nah problemnya ini sekarang di Danu, dia ini mau ikut apa kagak ya? Terus kalo ikut, apa dia bisa berdoa secara tulus? Gua mah ragu, ku pikir pak Anto bakal melakukan pengusiran or semacam ritual gitu deh utk membersihkan Danu, tapi ga ada pula.
“Dan, yuk ikutan kami ke rumah kosong Diana kemarin itu utk kita doain, biar kagak diganggu.” Ajak Gue
Danu hanya duduk diam di kamar tengah kami sambil menggelengkan kepala.
Ah sudahlah pikir gue. Kayaknya masalah Danu belakangan aja deh diselesaikan, kami coba bersihkan kami dulu deh.
Gue, Victor dan Aldi akhirnya berangkat bertiga menuju rumah kosong sore hari itu juga sekitaran pukul 4 sore.
“Kita singgah pohon beringin kemarin dulu deh ya.” Ajak Victor ke kami berdua
“Okay. Lu doain tuh, kemarin lu entah salah ngomong apa kali or keganggu makanya pundak lu pegel2 kan?” ucap Gue
Kami akhirnya memutuskan singgah di pohon beringin itu. Kami bertiga ya berdoa sesuai kepercayaan masing-masing deh. Gua mah doa nya simpel aja. Minta maaf dan mohon utk tidak diganggu dan kami juga ga akan mengganggu. Itu deh intinya. Aldi dan Victor entah ngomong apa gua jg ga tau.
Selanjutnya kami menuju ke rumah kosong yang kebakaran itu, ya kalau sore hari sih blm pernah rumah ini berubah jadi bagus sih.
Kami ga masuk ke dalam sih utk rumah kosong ini, ya niatnya mau minta maaf, ntar sembarang masuk malah nambah perkara.
Saat kami sedang berdoa di depan rumah kosong ini, tiba-tiba terdengar suara orang memanggil kami.
“Ko…. Uda siap doa nya? Ayo buruan balik!” ucap Monica yang ngos-ngosan abis berlari, di samping monica ada Amelia yang ngikut juga.
“Loh ada apa buru-buru gini Mon?” tanya Gue yang kaget
“Danu Ko, mulai macam-macam lagi. Ngomong dan teriak-teriak gak jelas. Ngadep ke lemari cermin itu dia.” Jelas Monica
“Loh terus yang di rumah tinggal sapa aja?” tanya Victor yang khawatir karena sisanya cewe semua.
“Feby ama Nadya pergi panggil Pak Anto, soalnya Feby yang tau tempat Pak Anto. Angela dan Laras yang di rumah. Tapi mereka ga di dalam rumah kok, mereka standby di luar aja takut kenapa-kenapa.” Jelas Monica lagi
“Waduh… Ayo balik deh buruan. Takutnya Danu kesurupan or entah kenapa pula. Tadi kami ngajak dia utk ikut berdoa dia ga mau soalnya.” Ucap Gue
Wahhh.. ada gerangan apalagi sih Danu ini, masa sore-sore gini bisa kumat? Biasanya mah dia lebih sering bertindak aneh di malam hari pas mati lampu. Di luar jam itu jarang banget sih. Tapi entahlah, moga-moga Pak Anto cepet datang deh.
Akhirnya kami mengetahui juga beberapa hal mistis dan aneh yang sebelumnya kami bahkan tidak begitu memperhatikannya. Dimulai dari cerita tentang Nenek tua yang berjalan tengah malam yang kami sapa namun tidak memberikan respon, kejadian tentang punggung Victor yang pegal di bawah pohon beringin, rumah kosong dan bahkan gadis cantik bernama Diana.
Ah entahlah… Kenapa baru sekarang terungkap. Kami uda bertindak terlalu jauh. Saran dari Pak Anto ini entah berhasil apa tidak, katanya sih kami harus mendoakan mereka. Ya mudah-mudahan saja berhasil pikir gue.
“Baiklah Pak. Makasih atas sarannya, nanti akan kami coba doakan mereka.” Ucap Gue
Gue lirik ke Victor, sepertinya Victor juga setuju dengan cara ini. Ya kagak sopan juga kalo kita minta pengusiran makhluk gaib kayak di tv tv gitu kan? Pakai acara ritual dan sebagainya? Hahaha
Masalah Danu sampai saat ini masih belum terpecahkan, karena solusi dari Pak Anto hanya suruh berdoa dulu. Akhirnya kami pamit dan kembali ke rumah kami.
“Oia Don, btw tadi lu gak jadi tanya ama Pak Anto soal bayangan gede yang ada di belakang dan di atas badan lu sperti yang dilihat ama istrinya?” tanya Victor ingetin gue saat kami lagi berjalan pulang
“Astagaaa…. Lu kok baru ingetin gue sekarang sih ! Bukannya daritadi !” gumam Gue
“Lah gua baru keinget sekarang, mau gimana lagi. Lagian emang lu merasa terganggu dengan adanya bayangan itu? Kagak kan? Kalo kaga kenapa2 ya udahlah. Cuekin aja deh.” Saran Victor
Wah brengsek juga nih Victor. Padahal tadi gue uda lupa, eh malah diingetin, trus setelah diingetin malah disuruh lupain. Kurang ajar banget ya???
Ya mau gimana lagi, kami juga uda berjalan cukup jauh dari rumah Pak Anto, klo balik lagi rasanya agak ribet. Kami pun terus berjalan pulang ke rumah, hari uda mulai menjelang sore hari. Sesampai di rumah, setelah istirahat sejenak. Gue dan Victor memulai pembicaraan dengan Aldi dan Danu.
“Aldi, kami uda ke tempat Pak Anto. Solusinya malah kami disuruh berdoa aja. Oia, btw coba lu lihat si Dony ini. Ada nampak sesuatu ga?” tanya Victor
“Hmmm??? (sambil ngelihat-lihat ke arah gue) Auranya gelap aja sih sepertinya.” Ucap Aldi dengan pelan
Apaan sih maksud aura aura itu? Gua mah taunya aurat doank hahaha.. Klo aura di game itu kan seperti kekuatan di dalam tubuh seseorang ya? Inner power deh bahasa gaulnya.
“Apaan tuh aura gelap?” tanya Gue utk lebih jelasnya
“Hmm susah jelasinnya, biasanya kalau aura lg gelap itu pertanda ga bagus, bisa jadi kayak ada masalah, diganggu, atau entah kenapa pokoknya negatif deh. Gua ga gitu ngerti juga.” Jelas Aldi
“Oia, kita pergi berdoa n doain di tempat rumah kosong itu dulu yuk. Soalnya kita kan pernah berbuat masalah di sana?” ajak Gue biar masalah ini cepat kelar.
Setelah gua ngajakin Victor dan Aldi utk pergi ke rumah kosong itu, mereka sih langsung setuju. Nah problemnya ini sekarang di Danu, dia ini mau ikut apa kagak ya? Terus kalo ikut, apa dia bisa berdoa secara tulus? Gua mah ragu, ku pikir pak Anto bakal melakukan pengusiran or semacam ritual gitu deh utk membersihkan Danu, tapi ga ada pula.
“Dan, yuk ikutan kami ke rumah kosong Diana kemarin itu utk kita doain, biar kagak diganggu.” Ajak Gue
Danu hanya duduk diam di kamar tengah kami sambil menggelengkan kepala.
Ah sudahlah pikir gue. Kayaknya masalah Danu belakangan aja deh diselesaikan, kami coba bersihkan kami dulu deh.
Gue, Victor dan Aldi akhirnya berangkat bertiga menuju rumah kosong sore hari itu juga sekitaran pukul 4 sore.
“Kita singgah pohon beringin kemarin dulu deh ya.” Ajak Victor ke kami berdua
“Okay. Lu doain tuh, kemarin lu entah salah ngomong apa kali or keganggu makanya pundak lu pegel2 kan?” ucap Gue
Kami akhirnya memutuskan singgah di pohon beringin itu. Kami bertiga ya berdoa sesuai kepercayaan masing-masing deh. Gua mah doa nya simpel aja. Minta maaf dan mohon utk tidak diganggu dan kami juga ga akan mengganggu. Itu deh intinya. Aldi dan Victor entah ngomong apa gua jg ga tau.
Selanjutnya kami menuju ke rumah kosong yang kebakaran itu, ya kalau sore hari sih blm pernah rumah ini berubah jadi bagus sih.
Kami ga masuk ke dalam sih utk rumah kosong ini, ya niatnya mau minta maaf, ntar sembarang masuk malah nambah perkara.
Saat kami sedang berdoa di depan rumah kosong ini, tiba-tiba terdengar suara orang memanggil kami.
“Ko…. Uda siap doa nya? Ayo buruan balik!” ucap Monica yang ngos-ngosan abis berlari, di samping monica ada Amelia yang ngikut juga.
“Loh ada apa buru-buru gini Mon?” tanya Gue yang kaget
“Danu Ko, mulai macam-macam lagi. Ngomong dan teriak-teriak gak jelas. Ngadep ke lemari cermin itu dia.” Jelas Monica
“Loh terus yang di rumah tinggal sapa aja?” tanya Victor yang khawatir karena sisanya cewe semua.
“Feby ama Nadya pergi panggil Pak Anto, soalnya Feby yang tau tempat Pak Anto. Angela dan Laras yang di rumah. Tapi mereka ga di dalam rumah kok, mereka standby di luar aja takut kenapa-kenapa.” Jelas Monica lagi
“Waduh… Ayo balik deh buruan. Takutnya Danu kesurupan or entah kenapa pula. Tadi kami ngajak dia utk ikut berdoa dia ga mau soalnya.” Ucap Gue
Wahhh.. ada gerangan apalagi sih Danu ini, masa sore-sore gini bisa kumat? Biasanya mah dia lebih sering bertindak aneh di malam hari pas mati lampu. Di luar jam itu jarang banget sih. Tapi entahlah, moga-moga Pak Anto cepet datang deh.
0