- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...
...
TS
panjang.kaki
[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...
![[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...](https://s.kaskus.id/images/2018/03/11/8130301_201803110116120283.png)
Quote:
***
Rules in My Thread
1. Ikuti Rules H2H, SFTH Dan Kaskus, jika melanggar akan di laporkan ke hansip atau BRP dari kawan-kawan yang lain
2. Baca Bissmilah sebelum membaca.
3. Sepertinya cerita ini agak BB ya gan, tapi dikit kok, kalo di bawah 18 + Di dampingi orang yang lebih besar yah
Udah itu doang kok.
1. Ikuti Rules H2H, SFTH Dan Kaskus, jika melanggar akan di laporkan ke hansip atau BRP dari kawan-kawan yang lain
2. Baca Bissmilah sebelum membaca.
3. Sepertinya cerita ini agak BB ya gan, tapi dikit kok, kalo di bawah 18 + Di dampingi orang yang lebih besar yah
Udah itu doang kok.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 367 suara
SIapakah yang akan menjadi Istri dari Hadi?
Sarah
15%
Mega
32%
Laura
53%
Diubah oleh panjang.kaki 06-08-2019 18:03
farrazaidid dan 56 lainnya memberi reputasi
55
1.1M
2.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
panjang.kaki
#2437
#Akhir Cerita 2
Apakah gua memilih orang yang salah ?
Gua berfikir sejenak untuk memutuskan ucapan dari Laura, gua bingung apa yang harus gua lakukan, melanjutkan kuliah atau menikahinya, atau keduanya.
"Nanti gua pikirin yah Laur" Ucap gua
Gua bergegas masuk kamar gua tanpa meminum kopi buatannya, gua kunci pintu dari dalam dan duduk termenung di kasur gua, gua belum siap nikah, adik gua harus pindah ke Bandar Lampung dan itu membutuhkan biaya, biaya dari mana gua menikah, apakah gua harus menjual tanah gua di kampung? Tapi itu juga tidak mungkin gua lakukan, karena tanah itu warisan satu-satunya dari ayah gua, waktu menunjukan pukul 1, adik gua belum juga pulang gua telpon dia nomornya pun tidak aktif, gua buka facebook dan gua lihat status adik gua, statusnya benar-benar menyayat hati gua..
"Bang Hadi, aku pergi sejenak, jika aku sukses aku pasti pulang"
Gua baca isi statusnya, adik gua kabur, gua beranikan untuk koment di statusnya..
"PULANG NANG !" Isi koment gua
Tidak berselang lama facebook gua di blokir olehnya, sial adik gua satu-satunya malah meninggalkan gua, malam itu dengan hati yang panas dan bimbang gua mengajak Angga untuk menyusuri jejak adik gua, sampai pukul 7 pagi tidak ada titik terang, kenapa di saat seperti ini masalah gua nambah banyak, karena Angga sudah mengantuk akhirnya kami memutuskan pulang ke kossan, gua merebahkan diri gua di kasur dan mengistirahatkan mata gua..
Jam 12 siang gua bangun, ada bubur di samping kasur gua, gua lihat Laura sedang mengepel lantai kossan gua..
"Ngapain Laur?" Tanya gua
"Beres-beres, lanjutin tidurnya aja" ucapnya lembut
Gua bangun, dan mengambil bubur itu karena perut gua juga lapar, selesai makan Laura membuatkan gua kopi..
"Yang ini diminum" ucapnya
Gua menangguk kecil, gua masih memikirkan nasib adik gua, kemana dia, pikiran gua terpecah, gua gak bisa fokus untuk saat ini, selesai beres-beres Laura duduk di sebelah gua dan memeluk gua..
"Gua sayang lo Di, nanti kita cari bareng-bareng yah adik lo" ucapnya
Gua membelai halus ranbutnya, wangi shampo merambat memasuki indera penciuman gua..
"Iya, Laur gua belum siap untuk nikah sekarang, gua masih punya banyak tangungan dan gua harus menyelesaikan kuliah gua dulu" ucap gua pelan
"Kalau itu keputusan lo, gua gak bisa nunggu lebih lama lagi Di, maaf" ucapnya
"Tapi kenapa?" Tanya gua
"Gua mencari yang pasti"
Ucapannya kali ini benar-benar membuat hati gua runtuh, selama ini gua memperjuangkannya tapi dia tidak ingin berjuang bersama gua...
"Dan lo akan ninggalin gua seperti yang mereka lakukan?" Tanya gua
"Iya..." ucapnya
Dia melepaskan tangan gua yang memeluknya pelan, lalu dia pergi keluar dari kamar gua..
"Ini amanah dari dua orang yang gua sayangi ! Gua harus memilih lo, tapi kenapa lo malah ninggalin gua Laur !" Bentak gua
"Maaf" ucapnya pelan
Dia pergi ke kamarnya dan mengunci kamarnya, gua gedor berkali-kali tapi dia tetap tidak ingin membukanya, apa ini balasan dari perjuangan gua selama ini? Apa ini karma untuk gua, rasa di hati gua benar-benar sakit untuk saat ini...
Gua duduk diam di depan kamarnya, gua diam tanpa bergerak..
"Laur gua mohon buka pintunya" Ucap gua pelan
"Kenapa lo gak bisa nikahib gua Di !" Teriaknya dari dalam
"Gua belum siap Laur, lo harus ngerti"
"Gua gak mau digantung dengan keputusan yang gak pasti, dan juga gua mau kita halal !"
Pikiran gua mencoba menerka-nerka kemungkinan probabilitas, peluang gua untuk menikahinya dan menjadikan dia istri saat ini hanya 20 persen...
Dan peluang gua untuk bertemu Mega kembali hanya 5 persen..
"Oke kalau itu memang keputusan lo Laur, ingat ucapan gua ! Ingat ! Gua akan pindah dari sini dan gak akan ketemu lo untuk sementara, gua gak akan mencari yang lain, gua tetap menunggu lo, kalau lo mau mencari gua, lo tau gua ada di mana, gua akan selesain kuliah gua dulu, maaf untuk sekarang gua gak bisa" Jelas gua
Gua berdiri dan masuk ke kamar gua, hari itu juga, menit itu juga, detik itu juga gua packing semua baju gua, gua tulis surat pendek untuk adik gua, gua tinggalin semua barang gua disini, dan gua pergi hanya berbekal beberapa pakaian ganti, selesai semuanya gua berjalan menuju pintu kamar Laura..
"Kalau adik gua pulang, gua nitip surat ke dia" Ucap gua
Gua selipkan surat itu ke bawah pintu, dan gua pergi dari kossan itu, gua berjalan tanpa arah.. Hingga gua menemukan sebuah mushola kecil di perkampungan. Mungkin untuk malam ini gua akan menginap disini....
Apakah gua memilih orang yang salah ?
Gua berfikir sejenak untuk memutuskan ucapan dari Laura, gua bingung apa yang harus gua lakukan, melanjutkan kuliah atau menikahinya, atau keduanya.
"Nanti gua pikirin yah Laur" Ucap gua
Gua bergegas masuk kamar gua tanpa meminum kopi buatannya, gua kunci pintu dari dalam dan duduk termenung di kasur gua, gua belum siap nikah, adik gua harus pindah ke Bandar Lampung dan itu membutuhkan biaya, biaya dari mana gua menikah, apakah gua harus menjual tanah gua di kampung? Tapi itu juga tidak mungkin gua lakukan, karena tanah itu warisan satu-satunya dari ayah gua, waktu menunjukan pukul 1, adik gua belum juga pulang gua telpon dia nomornya pun tidak aktif, gua buka facebook dan gua lihat status adik gua, statusnya benar-benar menyayat hati gua..
"Bang Hadi, aku pergi sejenak, jika aku sukses aku pasti pulang"
Gua baca isi statusnya, adik gua kabur, gua beranikan untuk koment di statusnya..
"PULANG NANG !" Isi koment gua
Tidak berselang lama facebook gua di blokir olehnya, sial adik gua satu-satunya malah meninggalkan gua, malam itu dengan hati yang panas dan bimbang gua mengajak Angga untuk menyusuri jejak adik gua, sampai pukul 7 pagi tidak ada titik terang, kenapa di saat seperti ini masalah gua nambah banyak, karena Angga sudah mengantuk akhirnya kami memutuskan pulang ke kossan, gua merebahkan diri gua di kasur dan mengistirahatkan mata gua..
Jam 12 siang gua bangun, ada bubur di samping kasur gua, gua lihat Laura sedang mengepel lantai kossan gua..
"Ngapain Laur?" Tanya gua
"Beres-beres, lanjutin tidurnya aja" ucapnya lembut
Gua bangun, dan mengambil bubur itu karena perut gua juga lapar, selesai makan Laura membuatkan gua kopi..
"Yang ini diminum" ucapnya
Gua menangguk kecil, gua masih memikirkan nasib adik gua, kemana dia, pikiran gua terpecah, gua gak bisa fokus untuk saat ini, selesai beres-beres Laura duduk di sebelah gua dan memeluk gua..
"Gua sayang lo Di, nanti kita cari bareng-bareng yah adik lo" ucapnya
Gua membelai halus ranbutnya, wangi shampo merambat memasuki indera penciuman gua..
"Iya, Laur gua belum siap untuk nikah sekarang, gua masih punya banyak tangungan dan gua harus menyelesaikan kuliah gua dulu" ucap gua pelan
"Kalau itu keputusan lo, gua gak bisa nunggu lebih lama lagi Di, maaf" ucapnya
"Tapi kenapa?" Tanya gua
"Gua mencari yang pasti"
Ucapannya kali ini benar-benar membuat hati gua runtuh, selama ini gua memperjuangkannya tapi dia tidak ingin berjuang bersama gua...
"Dan lo akan ninggalin gua seperti yang mereka lakukan?" Tanya gua
"Iya..." ucapnya
Dia melepaskan tangan gua yang memeluknya pelan, lalu dia pergi keluar dari kamar gua..
"Ini amanah dari dua orang yang gua sayangi ! Gua harus memilih lo, tapi kenapa lo malah ninggalin gua Laur !" Bentak gua
"Maaf" ucapnya pelan
Dia pergi ke kamarnya dan mengunci kamarnya, gua gedor berkali-kali tapi dia tetap tidak ingin membukanya, apa ini balasan dari perjuangan gua selama ini? Apa ini karma untuk gua, rasa di hati gua benar-benar sakit untuk saat ini...
Gua duduk diam di depan kamarnya, gua diam tanpa bergerak..
"Laur gua mohon buka pintunya" Ucap gua pelan
"Kenapa lo gak bisa nikahib gua Di !" Teriaknya dari dalam
"Gua belum siap Laur, lo harus ngerti"
"Gua gak mau digantung dengan keputusan yang gak pasti, dan juga gua mau kita halal !"
Pikiran gua mencoba menerka-nerka kemungkinan probabilitas, peluang gua untuk menikahinya dan menjadikan dia istri saat ini hanya 20 persen...
Dan peluang gua untuk bertemu Mega kembali hanya 5 persen..
"Oke kalau itu memang keputusan lo Laur, ingat ucapan gua ! Ingat ! Gua akan pindah dari sini dan gak akan ketemu lo untuk sementara, gua gak akan mencari yang lain, gua tetap menunggu lo, kalau lo mau mencari gua, lo tau gua ada di mana, gua akan selesain kuliah gua dulu, maaf untuk sekarang gua gak bisa" Jelas gua
Gua berdiri dan masuk ke kamar gua, hari itu juga, menit itu juga, detik itu juga gua packing semua baju gua, gua tulis surat pendek untuk adik gua, gua tinggalin semua barang gua disini, dan gua pergi hanya berbekal beberapa pakaian ganti, selesai semuanya gua berjalan menuju pintu kamar Laura..
"Kalau adik gua pulang, gua nitip surat ke dia" Ucap gua
Gua selipkan surat itu ke bawah pintu, dan gua pergi dari kossan itu, gua berjalan tanpa arah.. Hingga gua menemukan sebuah mushola kecil di perkampungan. Mungkin untuk malam ini gua akan menginap disini....
Diubah oleh panjang.kaki 19-07-2019 19:20
itkgid dan 7 lainnya memberi reputasi
8