Sejumlah pekerja merakit sepeda motor Honda jenis skutik di pabrik perakitan PT Astra Honda Motor, Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Januari 2011. KPPU menduga Honda dan Yamaha bersengkokol mengatur harga sepeda motor skutik.


Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencium adanya persengkokolan dua jenama besar yang mendominasi pasar sepeda motor di Indonesia. Tiga tahun lalu, KPPU curiga PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YMMI) dan PT Astra Honda Motor (AHM) main harga. Kecurigaan ini ditindaklanjuti dengan penyelidikan selama dua tahun.

Hasil penyelidikan, sudah masuk pengadilan persaingan usaha sepekan lalu. Sidang dipimpin oleh Tresna P. Soemardi, dengan anggota majelis Munrokhim Misanam dan R. Kurnia Sya'ranie. Sidang akan kembali digelar pada Selasa (26/7) untuk mendengar keterangan dari terlapor. Baik Honda dan Yamaha, sudah membantah tudingan kongkalikong permainan harga ini.

Ketua KPPU, M. Syarkawi Rauf menyebutkan dugaan praktik persaingan usaha tak sehat itu berdasarkan adanya koordinasi atau persekongkolan dalam menetapkan harga jual sepeda motor jenis skutik (skuter matik) 110-125 CC di Indonesia. Menurut Syarkawi, inisiatif penyelidikan ini diambil oleh KPPU sejak 2014. Kedua jenama itu menguasai pasar skutik. Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Honda dan Yamaha menguasai kurang lebih 97 persen pasar motor skutik.

KPPU juga menemukan pergerakan harga sepeda motor skutik Yamaha dan Honda yang saling beriringan. Kenaikan harga motor skutik Yamaha selalu mengikuti kenaikan harga motor skutik Honda.

KPPU menyebut, menemukan bukti dokumen surat elektronik, kedua perusahaan melakukan komunikasi mengenai harga. Syarkawi mengungkapkan, dari pengawasan lembaganya sejak lama, beberapa bukti ditemukan dan mengindikasikan kedua pabrikan tersebut kongkalikong dalam penetapan harga jual pada diler.

KPPU menemukan bukti komunikasi di tingkat direksi kedua perusahaan APM (Agen Pemegang Merek) itu. "Ada email di internal salah satu perusahaan untuk mengkomunikasikan harga," ujar Syarkawi, seperti dikutip dari detikFinance. Juga tambahan bukti dari ahli dari KPPU yang dibawa ke persidangan.

Syarkawi mengatakan, harga sepeda motor skutik yang dijual oleh pabrikan asal Jepang tersebut seharusnya berada di bawah Rp 15 juta. Menurut hitung-hitungan Syarkawi, ongkos produksi sepeda motor skutik hanya Rp7,5 sampai Rp8,5 jutaan per unit. "Ongkos ini lalu ditambah ongkos lain, kira-kira harganya sekitar Rp 12,6 juta per unit," ujarnya seperti dikutip dari Merdeka.com.

Namun di pasaran dijual di atas Rp15 juta. Kini rata-rata harga sepeda motor skutik Honda berada di kisaran Rp15 juta-Rp19 juta. Sementara motor skutik Yamaha juga dijual di kisaran Rp15 juta-Rp18 juta.

Menurutnya, harga yang dijual jauh di atas harga wajar dan ini memang hanya bisa dilakukan oleh pasar yang memonopoli. Dua jenama itu menguasai 97 persen pasar sepeda motor. Sepeda motor skutik ini paling banyak diminati masyarakat kelas menengah, dan menengah bawah. Tipe skutik memang merajai jalanan.

Sebagai contoh, pada Maret 2016, penjualan sepeda motor mencapai 563.341 unit. Dari angka itu, sepeda motor skutik mendominasi penjualan. Dari 10 besar, tujuh di antaranya diisi oleh skutik. Honda mendominasi dengan tiga model sepeda motor.

Honda BeAT Series menjadi pemuncak daftar dengan penjualan 193.147 unit dalam satu bulan, disusul Vario Series (140.054) dan Scoopy (42.778). Skutik premium Yamaha NMax menyusul di posisi keempat dengan total penjualan 20.998 unit. Skutik dari Yamaha lainnya adalah Mio Series 17.739 unit, Fino Series 17.666 unit, dan Soul GT 12.424 unit.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...na-hitungannya

---