- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...
...
TS
panjang.kaki
[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...
![[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...](https://s.kaskus.id/images/2018/03/11/8130301_201803110116120283.png)
Quote:
***
Rules in My Thread
1. Ikuti Rules H2H, SFTH Dan Kaskus, jika melanggar akan di laporkan ke hansip atau BRP dari kawan-kawan yang lain
2. Baca Bissmilah sebelum membaca.
3. Sepertinya cerita ini agak BB ya gan, tapi dikit kok, kalo di bawah 18 + Di dampingi orang yang lebih besar yah
Udah itu doang kok.
1. Ikuti Rules H2H, SFTH Dan Kaskus, jika melanggar akan di laporkan ke hansip atau BRP dari kawan-kawan yang lain
2. Baca Bissmilah sebelum membaca.
3. Sepertinya cerita ini agak BB ya gan, tapi dikit kok, kalo di bawah 18 + Di dampingi orang yang lebih besar yah
Udah itu doang kok.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 367 suara
SIapakah yang akan menjadi Istri dari Hadi?
Sarah
15%
Mega
32%
Laura
53%
Diubah oleh panjang.kaki 06-08-2019 18:03
farrazaidid dan 56 lainnya memberi reputasi
55
1.1M
2.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
panjang.kaki
#2299
Part 54
"Paaaak !" Teriak gua
Mimpi buruk itu datang lagi..
"Kak, mimpi buruk lagi yah?" Tanya adik gua
Sudah 1 Minggu semenjak kepergian alm.bapak gua, itu kesalahan gua, kenapa gua nyiram teh itu ke Ryan, kenapa gua teriak gak jelas hanya karena bayangan mereka.
"Tidur lagi Nang, kakak gak apa-apa" Ucap gua
Gua bangun dan melihat ke arah jam dinding, masih jam 2 pagi, gua ke dapur dan membuat kopi hangat dan duduk sambil mengutak ngatik hp, gua sudah mengabari mereka , nanti malam tahlilan hari ke 7, gua cek inbox pesan masuk di hp gua.
"Pagi kami berangkat Di" Gua membaca sms dari Angga
Gua minum kopi gua perlahan dan menyenderkan kepala gua, adik gua masih terlalu dini untuk jadi anak yatim piatu, apa seharusnya gua mengajak dia tinggal di Bandar Lampung?
Gua pergi ke ruang tamu , gua masih ingat kejadian hari itu, ini kesalahan gua. Semua yang pergi adalah itu semua akibat perbuatan gua.
Gua tenangkan diri gua dan mengambil wudlu, gua sholat tahajud sejenak dan menenangkan diri gua, selesai sholat gua habiskan kopi gua yang hampir dingin, gua mengotak-ngatik handphone gua , pikiran gua kosong.
Gua menuju kamar, gua lihat adik gua satu-satunya. Yah sepertinya dia harus pindah ke Bandar Lampung.
****
Saat gua sedang bersih-bersih di halaman rumah di bantu oleh adik gua, gua mendengar langkah kaki menuju ke arah rumah gua..
Tap mata gua tertutup, kedua tangan lembut menutupi kelopak mata gua.
"Lauraa" Tebak gua
"Laura terus" Sahut Mega
Tebakan gua salah, ternyata yang menutupi mata gua adalah Mega.
"Hehehe" Gua nyengir aneh saat itu
Gua mencari keberadaanya, gua gak bisa melihatnya. Dimana Laura?
Sebelum gua sempat bertanya, Angga sudah memberitahukan gua.
"Laura gak ikut, dia gak bisa ngambil cuit kerja lagi Di" Ungkap Angga
"Oke"
Gua selesaikan pekerjaan gua dan mengajak mereka masuk ke dalam rumah gua.
"Berantakan gini" Ucap Mega
"Bantuin geh, kan Mega baik" Goda gua
"Alah, Udah lagi Ga jangan dengerin omongan Hadi" Sahut Ratih
"Hahaha, Ratih ini kompor loh" Ucap Gua
"Kenyataan loh" Ucap Ratih
Mega mengeluarkan senyum tipis di wajahnya dan menuju ke dapur, gua mengikuti Mega ke dapur.
"Mau ngapain Ga?" Tanya gua
"Tumben lo manggil gu Ga"
"Hmm, lagi ngapain Meg?" Tanya gua lagi
"Lagi nyari kopi Had" Ucapnya
"Kok Had?"
"Jahad" Mega tersenyum
Gua terdiam dan menghampirinya, gua buka lemari makan di dapur dan mengambil kopi dan gula, gua berikan kopi dan gula itu ke Mega.
"Di?" Tanyanya
"Apa?"
"Lo inget gak waktu gua Morelisa si Sarah?" Tanyanya
"Oh iya, itu bukan Sarah itu Rahmah"
"Nah itu dia, gua mau ngomongin ke lo" Mega menuangkan bubuk bubuk kopi ke gelas
"Ngomongin apa?" Tanya gua
"Waktu itu Rahmah menyamar jadi Sirih kan?" Tanya Mega lagi
Gua mengingat-ingat kejadian "Morelisa" Waktu itu...
"Iya juga yah, waktu itu kan yang ngeliat cuma Sirih?" Gua bingung
"Gua ragu Di"
"Ragu kenapa?" Tanya gua
"Nanti dulu, lo inget juga gak kejadian waktu Sarah hampir di rudapaksa anak punk?" Tanya Mega
"Inget banget kalo itu"
"Nah itu dia Di, waktu itu kan gua munculin tuh si Sirih dari diri Sarah dengan mantra Morelisa, untuk ngejelasin semuanya, lo inget?" Tanyanya lagi
"Terus?"
"Gimana si Rahmah tau kalo mantra Morelisa itu munculin Sirih?"
"Gua masih bingung ga" Gua menggaruk-garuk kepala gua sendiri
"Gua buat kopi dulu, lo tunggu di depan" Suruhnya.
Gua berjalan ke ruang tamu gua dan masih membayangkan kejadian itu, kejadian pertama kali Mega mengeluarkan mantra Morelisa, tapi kalau dipikir-pikir waktu itu bukan Sarah tapi Rahmah, waktu itu Sarah masih tempat ibunya, tapi bagaimana Rahmah tau bahwa mantra "Morelisa" untuk memanggil Sirih, pikiran gua sakit memikirkan semua ini, Mega datang dengan kopi nya dan mengajak gua ke halaman depan.
"Kok si Rahmah tau loh, kalau gua ngeluarin mantra Morelisa akan muncul Sirih?" Tanya Mega
"Gua juga bingung Ga, tapi waktu lo coba ke Sarah beneran Sirih kan yang muncul"
"Nah itu dia Di, tapi waktu Rahmah yang gua mantrai, kenapa Sirih juga yang muncul?" Tanyanya
"Masuk akal" Gua mengangguk
"Gua ragu Di" Ucapnya lagi
"Ragu apa sih Ga?" Tanya gua penasaran
"Gua ragu, gua berfikir kalau Rahmah, Sarah dan Zahrah adalah sepupu gua" Ucap Mega yang membuat gua terkejut
"Kok gitu?" Gua makin bingung
"Bapak gua Mualaf" Ucapnya
Ribuan pertanyaan menjalar di otak gua, kejadian aneh muncul di hidup gua. Setelah di pikir-pikir pendapat Mega bisa saja memang masuk akal.
"Memang lo gak pernah ketemu keluarga dari bapak lo Ga?" Tanya gua
Dia menggeleng yang menandakan artinya tidak, tiba-tiba Mega mengucapkan mantra itu sekali lagi "Morelisa"
"Maksudnya apa Ga?" Tanya gua
"Itu mantra keturunan, yang gua takuti Rahmah tau mantra itu dan yang membuat kepribadian lain dari Sarah yaitu Rahmah itu sendiri...." Ungkap Mega
"Jadi kepribadian dari Sarah itu di buat oleh Rahmah?" Tanya gua
"Itu hanya kemungkinan" Ungkap Mega
Ini semua di luar nalar akal sehat gua, bagaimana gadis seperti Rahmah menciptakan monster dan kepribadian lain di dalam diri Sarah, bagaimana mungkin seorang Rahmah bisa sejahat itu dengan adiknya sendiri hanya karena rasa iri dan cemburu...
"Itu semua masih kemungkinan kan Ga?" Tanya gua meyakinkan
"Sekitar 75%" Ungkap Mega
Rasa iri dan cemburu dapat menciptakan seorang manusia menjadi monster, dan manusia itu dapat menciptakan orang lain seperti monster....
Hari menjelang sore dan gua bersiap-siap untuk kedatangan tamu dan untuk melaksanakan 7 harian dan tahlilan ba'da maghrib..
Gua beres-beres, dan berisirahat sejenak untuk mengistirahatkan otak gua yang dari tadi di isi oleh pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban, saat gua hampir memejamkan mata gua, Mega mengangetkan gua dan berteriak.
"Di ! barusan gua sms bapak gua !" Teriaknya
"Sms apaan sih Meg, baru mau tidur gua" Ucap gua kesal
"Kata dia, dia punya 1 saudara laki-laki"
"Siapa namanya?"
"Basuki" Ucap Mega
Ucapan Mega membuat gua benar-benar kaget, bagaimana mungkin tuhan memunculkan gua dalam lingkaran tali yang kusut yang saling berhubungan, semua tali kusut itu harus gua susun sendiri menjadi sebuah tali yang rapih..
Bagaimana mungkin gua ada di tengah-tengah mereka, bagaimana mungkin semua ini ternyata saling berhubungan..
Ini adalah hari paling mengejutkan dan paling membingungkan yang pernah gua rasakan dalam hidup gua...
Sekarang muncul pertanyaan baru yang terlintas di otak gua.
"Apakah tali-tali ini sudah rapih, atau masih sangat kusut?"
****
"Paaaak !" Teriak gua
Mimpi buruk itu datang lagi..
"Kak, mimpi buruk lagi yah?" Tanya adik gua
Sudah 1 Minggu semenjak kepergian alm.bapak gua, itu kesalahan gua, kenapa gua nyiram teh itu ke Ryan, kenapa gua teriak gak jelas hanya karena bayangan mereka.
"Tidur lagi Nang, kakak gak apa-apa" Ucap gua
Gua bangun dan melihat ke arah jam dinding, masih jam 2 pagi, gua ke dapur dan membuat kopi hangat dan duduk sambil mengutak ngatik hp, gua sudah mengabari mereka , nanti malam tahlilan hari ke 7, gua cek inbox pesan masuk di hp gua.
"Pagi kami berangkat Di" Gua membaca sms dari Angga
Gua minum kopi gua perlahan dan menyenderkan kepala gua, adik gua masih terlalu dini untuk jadi anak yatim piatu, apa seharusnya gua mengajak dia tinggal di Bandar Lampung?
Gua pergi ke ruang tamu , gua masih ingat kejadian hari itu, ini kesalahan gua. Semua yang pergi adalah itu semua akibat perbuatan gua.
Gua tenangkan diri gua dan mengambil wudlu, gua sholat tahajud sejenak dan menenangkan diri gua, selesai sholat gua habiskan kopi gua yang hampir dingin, gua mengotak-ngatik handphone gua , pikiran gua kosong.
Gua menuju kamar, gua lihat adik gua satu-satunya. Yah sepertinya dia harus pindah ke Bandar Lampung.
****
Saat gua sedang bersih-bersih di halaman rumah di bantu oleh adik gua, gua mendengar langkah kaki menuju ke arah rumah gua..
Tap mata gua tertutup, kedua tangan lembut menutupi kelopak mata gua.
"Lauraa" Tebak gua
"Laura terus" Sahut Mega
Tebakan gua salah, ternyata yang menutupi mata gua adalah Mega.
"Hehehe" Gua nyengir aneh saat itu
Gua mencari keberadaanya, gua gak bisa melihatnya. Dimana Laura?
Sebelum gua sempat bertanya, Angga sudah memberitahukan gua.
"Laura gak ikut, dia gak bisa ngambil cuit kerja lagi Di" Ungkap Angga
"Oke"
Gua selesaikan pekerjaan gua dan mengajak mereka masuk ke dalam rumah gua.
"Berantakan gini" Ucap Mega
"Bantuin geh, kan Mega baik" Goda gua
"Alah, Udah lagi Ga jangan dengerin omongan Hadi" Sahut Ratih
"Hahaha, Ratih ini kompor loh" Ucap Gua
"Kenyataan loh" Ucap Ratih
Mega mengeluarkan senyum tipis di wajahnya dan menuju ke dapur, gua mengikuti Mega ke dapur.
"Mau ngapain Ga?" Tanya gua
"Tumben lo manggil gu Ga"
"Hmm, lagi ngapain Meg?" Tanya gua lagi
"Lagi nyari kopi Had" Ucapnya
"Kok Had?"
"Jahad" Mega tersenyum
Gua terdiam dan menghampirinya, gua buka lemari makan di dapur dan mengambil kopi dan gula, gua berikan kopi dan gula itu ke Mega.
"Di?" Tanyanya
"Apa?"
"Lo inget gak waktu gua Morelisa si Sarah?" Tanyanya
"Oh iya, itu bukan Sarah itu Rahmah"
"Nah itu dia, gua mau ngomongin ke lo" Mega menuangkan bubuk bubuk kopi ke gelas
"Ngomongin apa?" Tanya gua
"Waktu itu Rahmah menyamar jadi Sirih kan?" Tanya Mega lagi
Gua mengingat-ingat kejadian "Morelisa" Waktu itu...
"Iya juga yah, waktu itu kan yang ngeliat cuma Sirih?" Gua bingung
"Gua ragu Di"
"Ragu kenapa?" Tanya gua
"Nanti dulu, lo inget juga gak kejadian waktu Sarah hampir di rudapaksa anak punk?" Tanya Mega
"Inget banget kalo itu"
"Nah itu dia Di, waktu itu kan gua munculin tuh si Sirih dari diri Sarah dengan mantra Morelisa, untuk ngejelasin semuanya, lo inget?" Tanyanya lagi
"Terus?"
"Gimana si Rahmah tau kalo mantra Morelisa itu munculin Sirih?"
"Gua masih bingung ga" Gua menggaruk-garuk kepala gua sendiri
"Gua buat kopi dulu, lo tunggu di depan" Suruhnya.
Gua berjalan ke ruang tamu gua dan masih membayangkan kejadian itu, kejadian pertama kali Mega mengeluarkan mantra Morelisa, tapi kalau dipikir-pikir waktu itu bukan Sarah tapi Rahmah, waktu itu Sarah masih tempat ibunya, tapi bagaimana Rahmah tau bahwa mantra "Morelisa" untuk memanggil Sirih, pikiran gua sakit memikirkan semua ini, Mega datang dengan kopi nya dan mengajak gua ke halaman depan.
"Kok si Rahmah tau loh, kalau gua ngeluarin mantra Morelisa akan muncul Sirih?" Tanya Mega
"Gua juga bingung Ga, tapi waktu lo coba ke Sarah beneran Sirih kan yang muncul"
"Nah itu dia Di, tapi waktu Rahmah yang gua mantrai, kenapa Sirih juga yang muncul?" Tanyanya
"Masuk akal" Gua mengangguk
"Gua ragu Di" Ucapnya lagi
"Ragu apa sih Ga?" Tanya gua penasaran
"Gua ragu, gua berfikir kalau Rahmah, Sarah dan Zahrah adalah sepupu gua" Ucap Mega yang membuat gua terkejut
"Kok gitu?" Gua makin bingung
"Bapak gua Mualaf" Ucapnya
Ribuan pertanyaan menjalar di otak gua, kejadian aneh muncul di hidup gua. Setelah di pikir-pikir pendapat Mega bisa saja memang masuk akal.
"Memang lo gak pernah ketemu keluarga dari bapak lo Ga?" Tanya gua
Dia menggeleng yang menandakan artinya tidak, tiba-tiba Mega mengucapkan mantra itu sekali lagi "Morelisa"
"Maksudnya apa Ga?" Tanya gua
"Itu mantra keturunan, yang gua takuti Rahmah tau mantra itu dan yang membuat kepribadian lain dari Sarah yaitu Rahmah itu sendiri...." Ungkap Mega
"Jadi kepribadian dari Sarah itu di buat oleh Rahmah?" Tanya gua
"Itu hanya kemungkinan" Ungkap Mega
Ini semua di luar nalar akal sehat gua, bagaimana gadis seperti Rahmah menciptakan monster dan kepribadian lain di dalam diri Sarah, bagaimana mungkin seorang Rahmah bisa sejahat itu dengan adiknya sendiri hanya karena rasa iri dan cemburu...
"Itu semua masih kemungkinan kan Ga?" Tanya gua meyakinkan
"Sekitar 75%" Ungkap Mega
Rasa iri dan cemburu dapat menciptakan seorang manusia menjadi monster, dan manusia itu dapat menciptakan orang lain seperti monster....
Hari menjelang sore dan gua bersiap-siap untuk kedatangan tamu dan untuk melaksanakan 7 harian dan tahlilan ba'da maghrib..
Gua beres-beres, dan berisirahat sejenak untuk mengistirahatkan otak gua yang dari tadi di isi oleh pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban, saat gua hampir memejamkan mata gua, Mega mengangetkan gua dan berteriak.
"Di ! barusan gua sms bapak gua !" Teriaknya
"Sms apaan sih Meg, baru mau tidur gua" Ucap gua kesal
"Kata dia, dia punya 1 saudara laki-laki"
"Siapa namanya?"
"Basuki" Ucap Mega
Ucapan Mega membuat gua benar-benar kaget, bagaimana mungkin tuhan memunculkan gua dalam lingkaran tali yang kusut yang saling berhubungan, semua tali kusut itu harus gua susun sendiri menjadi sebuah tali yang rapih..
Bagaimana mungkin gua ada di tengah-tengah mereka, bagaimana mungkin semua ini ternyata saling berhubungan..
Ini adalah hari paling mengejutkan dan paling membingungkan yang pernah gua rasakan dalam hidup gua...
Sekarang muncul pertanyaan baru yang terlintas di otak gua.
"Apakah tali-tali ini sudah rapih, atau masih sangat kusut?"
****
Diubah oleh panjang.kaki 19-07-2019 19:17
itkgid dan 7 lainnya memberi reputasi
8