Kaskus

Story

panjang.kakiAvatar border
TS
panjang.kaki
[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...
Diubah oleh panjang.kaki 06-08-2019 18:03
damn1836Avatar border
ugalugalihAvatar border
farrazaididAvatar border
farrazaidid dan 56 lainnya memberi reputasi
55
1.1M
2.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
panjang.kakiAvatar border
TS
panjang.kaki
#2266
Part 53

"Jadi lo beneran disini Di?" Tanya Angga
"Iya, jangan lepas kontak Ngga sama gua, mungkin lebih baik gua dekat dengan keluarga" Ucap gua
"Kuliah lo?" Tanyanya
"Gua ambil cuti nanti, terkadang gua balik kok ke Bandar Lampung untuk nyelesain UAS Semester 2 ini"

Gua peluk Angga dengan keras, makasih bro lo yang selama ini jadi best friend gua di kossan.
Gua lihat Mega dan Laura melangkahkan kaki menjauh dari kediaman gua, Ratih dan Anggapun pergi.
Tinggal gua sendiri mengisi hidup di Kalianda, karena bagi gua keluarga lebih penting dari pada apapun.
Gua melangkahkan kaki gua ke arah kamar bokap, dia sedang tertidur ada baiknya gua tidak menganggunya, gua kembali ke ruang tamu dan menghisap rokok marlboro gua dalam keheningan yang gua ciptakan sendiri....
Lalu kawan desa gua Ryan, datang membawa gitar nya ..

"Gua denger lo balik kemaren, sorry baru sempet kesini" Kata Ryan
"Yah , Santai aja yan. Sini gua yang maenin gitarnya"
"Memang lo bisa?" Tanyanya
"Ilmu lo gak ada apa-apanya" ejek gua

Dia menoyor kepala gua, hahaha gua rindu akan kenangan ini, gua ambil gitar itu dari tangannya dan mulai melenturkan jari-jari gua yang kaku, ketika gua petikkan gitar gua, kenangan tentang Mega melewati batas galaxy yang bertabur di dalan otak gua. Sial ! Gua lagi gak mau flashback..

"Nih, lo aja yang maen" Gua memberikan gitarnya ke Ryan
"Ngapa lo?" Tanyanya
"Gak apa-apa, main dah gua yang nyanyi" Ungkap gua

Ryan mulai memetik gitarnya perlahan, lagu kenangan yang dia mainkan, ah gua gak mood membahas cinta dan kenangan saat ini.

"Lagu rock ngapa" Ucap gua kesal
"Siap"

Lalu dia mulai memainkan gitarnya lagi, dia memainkan lagu The Beatles, I Want To Hold Your Hand....

"Gua mau tidur" Gua meninggalkan Ryan sendirian
"Ngapa sih lo Di ! Gua kesini bukannya di sambut kek, malah di tinggalin molor"
"Bodo amat yan, main gitar juga yang ada flashback doang" ucap gua
"Flashback ngapa lo?" Tanyanya

Gua kembali menghampiri Ryan, dan mengambil gitar itu dari tangannya, lalu gua taruh gitar itu tepat di sebelah gua.

"Lagi gak mau ngomongin cinta gua"
"Alah gaya lo Hadi ! Anang mana?" Tanya Ryan
"Di kamarnya"
"Eeeh, gua mau cerita. Adek lo sering bawa maen cewe kemari"
"Gak usah dibahas, gua udah tau"
"Ooooo"

Kami kembali diam karena kehabisan bahan pembicaraan, gua tawarkan dia rokok marlboro gua yang tergeletak di meja.

"Rokok?"
"Gak Di, gua berenti"

Lah.....

"Ngapa lo berenti?" Gua penasaran
"Lo gak inget tah bego ! bokap gua mati karena ngerokok, gua gak mau kaya bokap gua bego !" Ucapnya
"Rokok itu kenikmatan tersendiri yan, lo nya aja yang bego" Gua mencari pembenaran
"Gak merokok mati, gak ngerokok juga mati, gua tau lo mau ngomong gitu, tapi asalkan lo tau, dengan gua gak merokok gua menjalankan hidup gua lebih berkualitas"

Gua menoyor kepala Ryan...

"Gaya lo udah kaya orang bener"

Gua kedapur gua dan membuat teh untuk Ryan, gua tau orang gak ngerokok pasti juga gak ngopi.
Saat gua mengantarkan teh ke Ryan, dia menolaknya.

"Eh Bego, lo udah tau kan gua suka kopi" Ucap Ryan kesal
"Setan lu ya !"
"Setan ngapa nyet"
"Orang gak ngerokok itu biasanya gak ngopi"
"Gua ngopi bego"

Yah untuk sekarang walaupun sebentar kehadiran Ryan membuat rasa sakit di dada gua sedikit berkurang, kami mengobrol sampai malam dan mengingat kenangan ketika dulu di SMA, tapi yang gua salut dari dia, dia sama sekali gak ngusik Cella.

"Gua balik di"
"Iya, tiati"

Ryan pulang dari rumah gua, lalu Anang izin mau menyusul pacarnya untuk kerumah gua...

"Kak, gua mau nyusul Dede dulu" Izin Anang
"Mau ngapain lo nyusul anak orang malem-malem?" Tanya gua
"Dia dimarahin sama bapak nya, jadi dia mau nginep disini"
"Gak usah aneh-aneh Nang ! Itu Anak orang !" Amarah gua mulai naik
"Dede itu adeknya Racella, mantan kakak" Anang tersenyum

Dia meninggalkan gua begitu saja, gua terpaku, rasanya seperti ada ribuan ton besi menimpah kepala gua saat ini...
Kenapa di dalam kepala gua diisi kenangan yang tidak menyenangkan, kenapa semua yang menjadi pacar gua harus kehilangan nyawanya, apa gua ini pembawa sial? apa seharusnya gua gak usah punya pacar?
Yang pertama Cella, lalu Sarah.....
Siapa lagi yang harus pergi, gua masih terpaku dalam diam, dingin angin malam menusuk tepat di jantung gua, gua mengingat semua dosa gua...
Dalam hening dan delusi gua, sosok Cella dan Sarah muncul di hadapan gua saat ini, mereka meminta pertanggung jawaban atas apa yang telah gua perbuat, gua yang menyebabkan mereka mati, seandainya saja mereka tidak mengenal gua mungkin nasib mereka tidak akan seperti ini...

"Harusnya kamu pilih aku Di" Suara Sarah terdengar di telinga gua
"Seandainya kamu tidak memanggilku, aku tidak akan mati di" Suara Cella juga mengisi telinga gua

Suara mereka saling bersahutan menganggu pikiran gua, gua sudah berusaha semampu mungkin untuk tetap menutup telinga gua, tapi suara mereka tetap terdengar ...

"Keluar kalian, keluar.......!" Teriak gua

Gua menjerit-jerit seperti orang gila, lalu gua lihat bapak gua sedang menatap gua.

"Ngomong sama siapa di?" Tanya bapak gua yang mencoba menghampiri gua
"Bapak tidur aja, ngapain bangun?"
"Bapak khawatir sama kamu" Bapak gua semakin mendekat....
Dan....

Brak...

Bapak gua terpleset yang membuat dia terplanting kebelakang, ini akibat teh yang gua siram ke Ryan tadi, gua lupa mengelapnya. Gua menatap Bapak gua, dia tidak sadarkan diri, gua goyang-goyangkan tubuhnya tapi tetap saja tidak ada respon, gua panik dan keluar mencari pertolongan..

"Tolong !" Teriak gua dengan keras

Tetangga gua berhamburan keluar dari rumahnya masing-masing, gua ceritakan semuanya, dan tetangga gua yang memiliki mobil langsung bergegas menuju Rumah Sakit, gua diam dan memegang erat tangan Bapak gua.

"Bapak, kuat" Ucap gua

Gua tatap wajahnya yang renta, keriput memenuhi dahinya, rambut putih menghiasi kepalanya, maaf Pak. Hadi gak bisa jadi anak yang baik.
Gua terus menatap wajahnya sampai tiba-tiba Bapak gua kejang dengan hebat.

"Bapaaaak! Kuat !" Air mata gua mulai menetes memasahi pipi gua

Dia tetap kejang, dan ketika kejangnya berhenti, dia tidak bernafas.

"Pak?" Panggil gua

Dia tetap diam, gua dekatkan telinga gua kehidungnya, tapi tetap saja tidak ada nafas yang keluar, gua tekan urat nadinya tidak ada jantung yang berdetak.

"Pak, Bapak tega tah ninggalin Hadi pak?" Air mata gua semakin deras saat ini
"Innalilahiwainailaihi rojiun" Ucap tetangga gua
"Paaaaaak !!!" Gua menangis dengan keras

Mata gua gelap, apa lagi cobaan yang harus gua terima, mungkin kematian bagi gua, adalah hal terbaik yang harus gua ambil...
Diubah oleh panjang.kaki 19-07-2019 19:15
pulaukapok
jenggalasunyi
itkgid
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.