"anak muda itu,siapa yah namanya?"
"Bagas,"
"oh yah,anak itu nggak pernah kelihatan keluar.. sudah seusia itu apa dia nggak punya pekerjaan yah"
"tukang nasi goreng di seberang pernah melihatnya keluar masuk kantor polisi,mungkin dia semacam mata-mata atau petugas lapangan gitu"

"ngontrak rumah sendirian tapi nggak begitu aktif dengan lingkungan sekitarnya.. aneh"
"ngomong-ngomong soal aneh,dia juga kabarnya punya kakak yang gila"
"ngeh? gimana ceritanya?"
"Ibu tukang laundry yang cerita,dia juga denger langsung dari Bagas.. kakak laki-lakinya gila dan tinggal terasing di tepi pulau"

"yah,semoga dia anak yang baik-baik saja,aku mulai merinding entah kenapa"

"Bagas Nugroho" sapa Bagas mengajak kenalan gadis muda yang baru saja berniat duduk kembali di tempatnya.
"apaan sih?" tolaknya jutek sambil duduk begitu saja.
"ahaha.. aku cuma mau kenalan" balas Bagas malu juga karena ajakan tangannya tak dibalas.
"kalau mau nggodain perempuan kenapa nggak yang duduk disampingmu aja" kata gadis itu memandang Bagas yang masih berdiri di dekat tempat duduknya.

10 detik terasa lama sekali Bagas gunakan untuk memikirkan balasan yang tepat untuk kata barusan,sampai-sampai ia tersadar bahwa ada yang aneh dengannya.
ia merasa dirinya baru saja kembali ke dunia nyata setelah beberapa detik yang lalu ia kehilangan semua yang ada di kepalanya.
"sini,sampingku kosong" kata gadis itu mengambil jaket yang tersampir di kursi duduk sampingnya.

"...??" Bagas hanya heran,entah kenapa dirinya merasa seperti halnya komputer yang baru saja di restart.
"tenang aja,kursi ini kosong kok.. aku taruh jaket biar orang ngira udah ditempati" tambah gadis itu sambil menampakkan senyumnya.
"barusan... 'hipnotis' ?" tanya Bagas masih bimbang tapi tidak menolak tawaran gadis itu untuk duduk di sampingnya.

"bukan... beda dikit,hehee" jawabnya lucu.
{ sialan,awalnya jutek tapi kok bisa seimut ini, ehh,yang barusan tadi apa!!? } batin Bagas sudah rada baikkan.
"Karina" sapa gadis itu mengenalkan namanya.

"nah,jadi apa kalau bukan hipnotis?" tanya Bagas masih tetap penasaran.
"aku nggak ngapa-ngapain kok, kamu aja yang aneh" jawab gadis manis bernama Karina tersebut.
"aneh?"
"bukannya aneh tiba-tiba ngenalin diri ke orang yang belum dikenal? cuma karena aku cantik atau semacamnya nggak akan membuat orang berani mendekat kesini"
"....."
"PD bener"

"iya kan? jujur saja kamu yang sekarang lagi tergila-gila sekali sama aku" kata Karina sambil menatap mata Bagas yang duduk di sampingnya.
"ehh,sok tau" jawab Bagas setengah malu tapi memang tak memungkiri hal tersebut,entah kenapa memang hanya ada perasaan itu di pikirannya.
"kenapa? emang aku kok yang ngebuat kamu jadi begitu.. mau bagaimana lagi,terima yaa?" balas Karina terlihat lebih imut saja saat menggoda.
"kamu.. tukang hipnotis yah!"
"hiii.. dasar!"

"tapi lewat apa? perasaan jabat tangan aja belum.. ah,jangan-jangan tatapan mata?" tanya Bagas masih percaya dirinya kena hipnotis.
"dasar! anyway,lebih dari 3 menit aja kamu duduk di situ kamu bakal mencapai puncaknya lho.. pilihan ada di tanganmu yah" jawab Karina masih menggoda.
"puncak? apaan?" tanya Bagas tambah yakin sesuatu yang aneh terjadi padanya.
namun tiba-tiba lampu di semua gerbong kereta api mati dan kereta secara mendadak mengerem hingga menimbulkan kepanikan yang luar biasa,terutama para penumpang wanita.
tak butuh waktu lama kereta pun akhirnya benar-benar berhenti di jalurnya,kepanikan masih terus terjadi memecah keheningan malam di tengah-tengah hutan.

"ma-masinisnya.. MATIIII!!!!" teriakan seorang wanita dari gerbong depan terdengar di tengah kepanikan semua penumpang.
" 'mati'? " tanya Bagas merasa janggal.
"mungkin maksudnya 'Terbunuh' " balas gadis yang baru dikenalnya.