"Saya terima nikahnya dengan mas kimpoi tersebut" Ucap gua lantang
"Sah !" Ucap para saksi

wanita di sebelah gua sudah sah menjadi pendamping gua untuk selamanya. Wajahnya sangat cantik hari ini, dengan make up tipis di wajahnya, ah bahkan para bidadari pun akan iri dibuatnya.

"Gak nyangka ya?" Bisik istri gua pelan
"Gak nyangka kenapa?" Tanya gua
"Gak nyangka kita bisa nikah" Ucap nya sambil tertawa kecil

Gua berikan senyum terindah dalam hidup hari itu.
Gua berjalan keluar dan menuju kursi pelaminan, gua tatap para tamu gua, hmm wanita itu tidak datang, yah padahal sudah gua undang tapi sepertinya hatinya masih terlalu sakit.
Gua lihat Angga dan Ratih melambai ke arah gua, Angga sangat tampan hari ini dengan jas yang di pakainya, dan begitupun Ratih sangat cantik dengan kebaya yang di pakainya.
Pikiran gua berjelagah terbang terbayang senyum yang telah tiada, entah kenapa di hari bahagia gua ini gua ingat senyum wanita itu, wanita yang saat ini menjadi penghuni surga, Sarah !
Di dalam hati gua terus dipenuhi sesak, seandainya dia masih hidup dia yang akan mendampingi gua disini, tapi sepertinya semua itu telah disusun dalam melodi sederhana yang membuktikan bahwa melodi itu menyuruh gua untuk bersama wanita di sebelah gua sekarang.

"Lagi mikirin sarah?" Tanya wanita itu

Gua mengangguk kecil, wanita itu menggenggam erat tangan gua , sela jemarinya masuk ke sela jemari gua, melodi mayor yang indah telah melewati hidup gua, melodi minor yang menyakitkan pun telah melewati hidup gua. Saat ini gua sedang berada di akhir sebuah lagu, tapi ini semua belum berakhir, karena ini adalah awal dari semua nya, awal dari lagu yang baru, yang akan terus mengisi melodi di dalam kehidupan gua.