natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.




Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 16:32
tukangdjagal
makola
imamarbai
imamarbai dan 6 lainnya memberi reputasi
7
461.8K
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#1764
F Part 67
Sebenarnya malam-malam gini gue males keluar rumah. Tadinya gue udah sempat tertidur di sofa namun malah dibangunin ibu buat nyari si anak hilang yang tak kunjung pulang. Menyebalkan!

Masalahnya jarak rumah ke Dago itu lumayan jauh. Masa iya gue mesti nyusul ke Dago. Lagian si Ani juga tadi gak bilang mau makan dimana. Masa iya gue mesti ngecekin tempat makan satu-satu di Dago.
Belum lagi jam sudah setengah 9, sementara besok masih sekolah. Benar-benar merepotkan. Berharap saja jalanan gak macet.

Gue udah sampai di jalanan Dago tapi sekarang gue mesti kemana? Si Ani bodoh betul dah! Gue mana mau ngecekin dan nanyain satu-satu tempat makan disini malam-malam. Yang ada gue hanya jalan aja melaju terus tanpa tujuan.

Sialnya gue benar-benar ngantuk banget, radio sebagai teman perjalanan pun tidak mampu menahan rasa kantuk gue. Gue hampir-hampiran nabrak pengendara motor di depan gue. Daripada celaka gue lebih memilih untuk memakirkan mobil di pinggir jalan dekat mini market. Gue beli dulu kopi dan juga beberapa cemilan. Di mobil sambil makan cemilan dan minum kopi dalam kemasan gue mencoba untuk menahan rasa kantuk gue sambil tiduran di kursi mobil.

When you're alone

And life is making you lonely,

You can always go downtown

When you've got worries,

All the noise and the hurry

Seems to help, I know, downtown

Just listen to the music of the traffic in the city

Linger on the sidewalk where the neon signs are pretty

How can you lose?


Lagu Petula Clark – Downtown yang gue jadikan sebagai ringtone panggilan masuk membangunkan gue. Gue mencoba untuk mengumpulkan kesadaran dan saat gue melihat ke layar hp, itu panggilan dari si bastard, - Ani. Namun, belum sempat gue menekan tombol untuk menjawab panggilan masuk itu, panggilan itu terhenti.

Total ada 7 panggilan tak terjawab di hp gue, dan itu semua dari Ani.

Wow…. sudah jam 11 malam dan gue dari tadi tertidur di dalam mobil. Hebat banget ya. Untung gak ada yang masuk dan ngerampok ke dalam, padahal pintu mobil gak dikunci.

Gue langsung membuat panggilan ke no Ani.

Tut….

Tu…

Tut…

Nomor yang Anda tuju sedang sibuk, mohon coba beberapa saat lagi.

What

The

Hell.


Sialan bener itu anak ngereject panggilan gue. Tengah malam gini ngajak bermain ya. Ok, nanti kalau gue ketemu orangnya langsung. Gue gak segan untuk memaki dan memarahi dia.

When you're alone

And life is making you lonely,

You can always go downtown


Panggilan masuk lagi dari Ani tapi, lama-lama gue jadi kesel sama lagunya gara-gara kejadian ini, besok pasti gue ganti ringtone panggilan masuk tsb.

“Heh! Lo dimana sih !?” Bentak gue seketika mengangkat telepon dari dia.
“…..”
“…” Hening… Dia tak menjawab hanya suara angin malam yang gue denger, nekad aja dia mau main-main sama gue
“Heh…lu.. Gob..”
“Kak….” Lirih dia di telepon.. Heh! Suaranya serak-serak gitu.. kayak abis nangis

Mendengar suaranya yang lemas dan seperti suara orang tak berdaya seperti itu membuat gue langsung terdiam.

“Kak…” Lirih dia lagi.

“Kakak… tolong…”

“Jemput aku..”

“Aku takut..”

Gue langsung shock mendengar suara Ani. Dari suaranya yang lirih nan parau dia sepertinya nampak ketakutan. Amarah dan unek-unek yang menggunung tentang dia dari sejak tadi langsung melebur bersama perasaan khawatir gue tentang dirinya. Apa yang dilakukan anak gadis tengah malam begini di luar sana.

“Ani…..”

“Ani…”

“Ani…”

Gue memanggil nama Ani 3x dengan panik. Gue takut terjadi sesuatu dengan dia.

“Kak… Aku takut…”

“Dimana?” Tanya gue

“Aku gak tau.”

Fvck. Mendengar jawabanya membuat nafas gue tertahan di hidung, gue pengen pingsan seketika mendengar jawaban Ani. Ingin sekali gue berteriak mengucapkan sumpah serapah dan kata-kata yang tak pantas untuknya namun gue tahan karena itu tidak berguna sama sekali.

“Aku gak tau dimana… Aku dari tadi jalan kaki..”

“NI!!! Emang tadi kamu dibawa kemana si Egi? Terus Eginya mana Ni?”

“Dago kak…”

“Gue di Dago Ni! Lo dimana? ”

“Aku gak tau kak.. aduh kak, aku takut, aku jalan sendirian di jalan.”

“Coba kamu inget-inget kamu deh, sebetulnya kamu tadi habis darimana?”

“Panclut. Penclut…”

“Punclut Ni!”

“Iya, itu kak.. ”

“, Hpnya jangan dimatiin, gue ke sana sekarang.”

Gue mematikan telepon langsung menancapkan gas menuju kawasan punclut.


“Ni…Ni…”
“Kenapa sih bikin repot aja…”
“Klo bukan ade gue, udah gue….”

Sepanjang jalan gue ngedumel sendiri tentang Ani dan baru sadar ternyata panggilan dengan Ani masih terhubung. Awalnya gue kaget, takutnya dia ngederin ocehan gue sepanjang jalan tentang dirinya. Tapi, bodolah. Si Ani itu bener-bener bikin gue repot malam ini, jam setengah 12 masih keluyuran mencari dirinya, sumpah di satu sisi gue kesel banget, tapi di sisi lain memikirkan dia keluyuran berjalan di luar sendirian bikin gue khawatir.

“Kak…. Kemana ?” Teriak Ani di telepon.

“Heh?!”

“Aku liat mobil kakak lewat barusan..” Kata dia..

“Oyah..? Tunggu gue muter balik lagi.”

Gue pun segera memutar arah, gue fokus memperhatikan ke samping ke pinggir jalan, mencari-cari dimana anak ini. Tak lama berselang gue pun melihat dia mengangkat dan memain-mainkan tangannya seperti ingin diselamatkan.

Gue pun menepi, lalu menekan tombol untuk membuka kunci. Dari luar dia langsung membuka pintu, Gue hanya tertunduk capek semalam ini mencari dirinya.

“Kak Fe…….” Dia langsung menyergap gue dari samping lalu memeluk gue.

“Makasih kakak…” Dia mencium pipi gue. Untuk pertama kalinya dia mencium pipi gue. Entah perasaan apa yang gue rasakan saat itu, gue hanya diam saja terpana hanya melihat ke depan ke arah kaca mobil.

“Let’s go home” Kata gue kepadanya.
Tak ada kata yang terucap dari bibir Ani di perjalanan pulang karena dia langsung tertidur. Enak banget ya dia, udah mah ngerepotin, nyusahin, langsung tidur, benar-benar princess. Tapi, ketika gue melihat dia yang sedang tertidur, ada rasa lega karena dia sudah aman bersama gue tapi di sisi yang lain dia seperti telah melalui malam yang berat, penampilannya yang kusut, rambutnya yang berantakan, hasil make up yang kerjakan pun juga berantakan.

Entah jam berapa kami pulang ke rumah, misi membawa Ani pulang ke rumah sudah sukses, namun misi membeli martabak gagal total. Setelah memasukan mobil ke garasi, gue langsung meninggalkan Ani yang masih tertidur pulas di dalam mobil, hanya satu pikiran yang gue bawa ke kamar gue sebelum gue tidur.

ya, pikiran tentang si baik Egi.

Apa yang telah dia lakukan sehingga membuat Ani menjadi seperti kacau seperti ini.
sukhhoi
sukhhoi memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.