Sesampainya di kamar Ketu langsung mencari-cari hadiah yang sudah dipersiapkanya, ia tidak percaya ia lupa membawanya di sakunya. Setelah beberapa lama mencari akhirnya ia menemukanya. Setelah menemukanya ia langsung buru-buru kembali ke Asrama C perempuan. Setelah sampai disana Ketu langsung menyerahkan hadiahnya, sebuah potongan tanduk Rusa yang diikatkan pada gantungan kunci.

"Apa ini Ketu?" tanya Lea sambil memegang hadiah yang diberikan Ketu.

'Itu tanduk rusa, aku tau itu bukan apa-apa, tapi aku memburu rusa itu sendirian. Jadi aku pikir aku bisa menghadiahkan itu untukmu." Jawab Ketu agak malu. Ketu kemudian melihat muka Lea, dia terlihat tertarik dengan hadiah yang diberikan Ketu.

"terima kasih Ketu!" Balas Lea dengan senang. Melihat Lea yang senang Ketu juga jadi merasa senang dan tersenyum. Kemudian Lea mengajak Ketu untuk membeli es krim.

Keesokan harinya Ketu dipanggil oleh professor Sigmund ke ruanganya, Saat Ketu masuk ruangannya disana juga sudah ada Jovkar dan 2 temanya yang dihajar Ketu kemarin. Dilihat dari situasinya Ketu sudah dapat mengetahui bahwa mereka mengadu pada profesor Sigmund dan kemungkinan besar mereka berbohong tentang apa yang terjadi.

"Sebenarnya ini ada apa ya?" tanya Ketu pura-pura tidak tau.

"Kau tau apa yang terjadi tapi berpura-pura tidak tau ya." Jawab Profesor Sigmund dengan nada yang menjengkelakan. "Kamu kemarin mendatangi mereka dan langsung menghajar mereka bertiga kan? Jawab yang jujur!" lanjutnya.

"Mereka duluan yang menyerangku." balas Ketu membeladirinya sendiri. "Dan kau tau itu."

Setelah mendengar itu, profesor Sigmund tersenyum kemudian mendekati Ketu dan membisikan sesuatu.

"Ya, memangnya kenapa? kau tidak punya bukti dan aku masih harus membalasmu karena mempermalukanku waktu itu." bisiknya. Ketu dari awal sudah tau kalau berusha berdebat dengan mereka tidak akan membuahkan hasil, tapi yang membuat Ketu kesal adalah senyum licik di wajah profesor Sigmund, Jovkar dan kedua temanya.

"Kau tau apa hukuman yang cocok bagimu? apalagi kamu termasuk salah satu mahasiswa yang dilarang menggunakan skill di area kampus tanpa izin." lanjut Professor Sigmund. "Aku pikir Kau cocok untu-"

Sebelum Profesor Sigmund bisa menyelesaikan kata-katanya, ada seseorang yang membuka pintu ruangan tersebut. Ternyata itu Hermes, staff pengawas asrama D.

"Oh! Hermes, ada urusan apa datang kemari?" tanya Profesor Sigmund sambil melihat ke arah Hermes.

"Aku cuma ingin menunjukanmu sesuatu profesor." Jawab Hermes sambil membuka HP nya dan menunjukan sebuah Video. YAng ditunjukannya adalah video saat Ketu dihajar saat ia ingin menolong Lea. "Bagaimana? Kita bisa melupakan hal-hal tentang hukuman kan?" lanjutnya sambil tersenyum.

"Kamu.. Bagaimana bisa..." Kata profesor Sigmund terheran-heran.

"Ayo sini Ketu." Kata Hermes mengajak Ketu keluar ruangan. Sebelum keluar Hermes membalikan badan lagi dan memberikan peringatan bagi Profesor Sigmund. "Kalau Ketu sampai terkena hukuman karena kekerasan, video ini bisa tersebar di internet loh. Untuk menjaga nama baik masing masing kita bisa bekerja sama kan, Profesor?" lanjutnya sambil tersenyum.

Setelah itu Hermes mengajak Ketu untuk kembali ke asrama D, ia memberitau Ketu bahwa nanti malam di asrama D akan ada makan makan. Saat di asrama D ketu bertanya pada Hemes.

"Kamu bagaimana bisa dapat video itu?" tanya Ketu.

"Waktu itu aku melihatmu saat kau dihajar, maaf aku tidak bisa membantu waktu itu. Kalau aku mencoba menolongmu juga kemungkinan besar tidak akan berguna. Jadi aku pikir aku rekam saja." jawab Hermes. "Axiom Academy terkenal dengan diskriminasinya dan selama aku menjadi staff disini, mahasiswa dari asrama D hanya menerima keadaan mereka saja, tidak ada yang mau mencoba untuk merubahnya... sampai kau datang." lanjutnya sambil tersenyum.

"boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Ketu. Hermes hanya tersenyum. "aku tau ini agak tidak sopan, tapi kenapa kau selalu tersenyum? awalnya itu membuatmu terlihat ramah, tapi lama-lama itu jadi agak aneh, agak seram malah."

"itu kebiasaan dari masa lalu, tapi lebih baik kita tidak membicarakanya." jawab Hermes.

Pada malam harinya Ketu mengikuti makan makan di asrama D, makanannya hanya makanan biasa tapi cukup enak untuk selera Ketu. Setelah makan Ketu mencari Hermes lagi untuk menanyakan sesuatu. Awalnya Ketu tidak dapat menemukanya tapi setelah bertanya-tanya ternyata Hermes sedang ada di dermaga.

"Hermes, kau bilang kau itu kenal Xavier?" tanya Ketu.

"Maksudmu ayahmu? aku tau kau benci ayahmu, tapi paling tidak hormati dia sedikit, jangan sebut dia dengan namanya." balas Hermes. "Kau ingin bertanya apa?" lanjutnya.

"Bisa ceritakan tentang dia? aku tidak tau sama sekali tentangnya." jawab Ketu.

"Tentang dia? bagaimana ya, aku mengenalnya karena aku muridnya. Aku bukan muridnya di universitas tempat dia mengajar tapi." lanjutnya.

"Lalu kamu murid dia bagaimana?" tanya Ketu.

"Kau tau Alkimia?" Proses mengubah suatu material menjadi material lain, dan proses 'memurnikan' sesuatu dengan magic? Ayahmu mengajariku tentang alkimia. jawabnya." aku tidak tau apa yang ayahmu liat dariku hingga ia mengajariku sesuatu yang sangat rumit dan susah, karena ya... jujur saja, aku tidak terlalu bisa." lanjutnya sambil tertawa kecil.

"Bagaimana dengan sifatnya?" lanjut Ketu dengan serius. Hermes lalu melihat Ketu dengan tatapan yang agak terheran.

"Kalau kamu ingin tau alasan kenapa ayahmu meninggalkanmu dan ibumu. Percayalah, ayahmu itu bukan orang yang melakukan sesuatu tanpa alasan. Ayahmu itu orang yang sangat sayang pada keluarganya dan teman-temanya, kalau dia sampai meninggalkan teman dan keluarganya berarti dia memiliki alasan yang sangat kuat." jawab Hermes. Ketu sebenarnya tidak puas mendengar jawaban dari Hermes, tapi ia sadar bahwa tidak ada gunanya untuk menanyakan hal-hal yang lain malam ini. Setelah itu Ketu izin untuk kembali ke kamarnya.

Saat kelas sudah dimulai lagi kabar tentang Ketu menghajar Jovkar sudah menyebar ke semua orang, Ketu menjadi bahan perbincangan orang-orang di kampus dan dia menjadi sangat terkenal. Sebagian orang jadi memusuhi Ketu tapi sebagian yang lainya melihat Ketu sebagai semacam pahlawan yang berani menantang para kaum elit. Kemanapun Ketu pergi, mau itu di kelas, di kantin, di supermarket ,atau dimanapun Ketu pasti melihat ada orang yang membicarakanya. Selama beberapa hari Ketu tidak merasakan adanya masalah dengan kepopuleranya , tapi bebearapa hari kemudian ada seseorang yang mengirimkan pesan ke HPnya yang menyuruhnya untuk pergi ke belakang asrama A perempuan pada tengah malam. Awalnya Ketu tidak menghiraukanya, tapi setelah menerima pesan itu setiap hari, akhirnya Ketu pergi ke belakang asrama A perempuan.

Setelah sampai di tempat yang disebutkan di pesan tersbut Ketu menunggu disana selama beberapa lama. Setelah agak lama menunggu Ketu akhirnya menyerah dan berniat kembali ke kamarnya. Saat dia akan kembali ia menginjak sebuah ranting yang membuat bunyi cukup keras. Saat mendengar bunyi yang cukup keras itu ada beberaa orang yang langsung menyergap Ketu, mereka membawa senter. Karena cahaya senter yang diarahkan ke wajahnya, Ketu tidak dapat melihat wajah orang yang ada di depanya, tapi dari suaranya ia tau itu adalah seorang perempuan.

"Hei! mau apa kau disini tengah malam? memasuki area asrama lawan jenis lewat jam malam bisa membuatmu di hukum." tanya perempuan yang memegang senter.

"A-aku ada janji bertemu orang disini." jawab Ketu.

"Bohong! memangnya siapa yang mau bertemu denganmu?" lanjut perempuan tersebut.

"Betulan aku ada buktinya." jawab Ketu sambil menyerahkan HPnya. Setelah itu perempuan tersebut menurunkan senternya, ternyata perempuan tersebut adalah Jade Krista dan beberapa temanya. Ia melihat HP ketu untuk mengecek pesan yang diberikan pada Ketu.

"Kau tau kan, kau bisa menyuruh temanmu untuk mengirimkan pesan padamu, jadi ini bukan bukti yang cukup. Jadi beri tau aku kenapa kau datang kesini tengah malam begini!" lanjut Jade.

"Aku sudah bilang kan, aku datang ke sini karena pesan itu." balas Ketu.

"kalau kau tidak mau bilang alasan sebenarnya kamu datang kemari, akan aku lapor kan kamu ke pengawas." ancam Jade.

"Aku datang ke sini karena pesan itu, sumpah!" balas Ketu. Mendengar jawaban Ketu Jade langsung membalikan badan untuk pergi melapor, sebelum sempat ia pergi Ketu menariknya." Tu-tunggu, aku mohon jangan laporkan aku, plis. Aku akan lakukan yang kau mau." Kata Ketu mencoba untuk membujuk Jade.

"Kalau begitu aku tantang kau untuk Challange, datang besok tengah malam ke danau. Kalau kau kalah, akan kulaporkan kau dan kau harus melakukan apa yang kumau. Kalau aku kalah kamu bebas tanpa salah apa apa. Kalau kamu menolak Challange ini atau kamu tidak datang besok malam , aku akan melaporkanmu. Bagaimana?" tanya Jade. Karena Ketu tidak punya pilihan lain, ia menerima chalange tersebut.

"Challangenya apa?" tanya Ketu.

"Duel. Kau Ketu kan? aku ingin liat sekuat apa orang yang bisa mengalahkan Jovkar." jawab Jade. Setelah itu Jade dan teman-temanya membiarkan Ketu pergi dari situ.

Di kamar Ketu memikirkan apa yang baru saja terjadi. Ia tersadar ini mirip seperti apa yang terjadi saat ia baru masuk, ia ditantang Challlange oleh orang lain karena ia melanggar peraturan.

Keesokan harinya Ketu datang ke danau saat tengah malam, kali ini ia tidak memberi tau teman-temanya dulu, jadi ia datang sendirian ke danau. Saat sampai di danau terlihat hanya ada teman teman Jade samping danau.

"Di mana yang lain? di mana pengawasnya?" tanya Ketu.

"Tidak ada. Challange ini tidak resmi. Oh iya Ketu, Jade itu kuat jangan setengah-setengah." jawab temanya Jade.

"Ok, terus mana Jade?" tanya Ketu. Kemudian temanya menunjuk ke arah danau.

Pada malam itu danaunya sedikit berkabut sehingga agak susah melihat kearah danau, tapi setelah melihat dngan betul betul terlihat ada seorang perempuan berambut pirang yang berdiri di atas air di tengah danau tersebut.

"Kau sudah bisa berdiri di atas air kan? kalau belum, kami sudah menyiapakan perahu kayu." tanya temanya. Ketu hanya mengangguk, kemudian ia melepas bajunya agar tidak basah karena duel di atas air pasti akan basah.

Ketu kemudian berjalan ke arah danau, ia menyebarkan Zainya di bawah kakinya agar ia bisa berjalan di atas air. Setelah itu ia berjalan ke tengah danau, saat sudah dekat dengan Jade Ketu baru tersadar ternyata Jade tidak berdiri di atas air melainkan air yang berada tepat di bawah kakinya membeku. Ketu tersadar itu adalah akibat dari skillnya.

"kita seharusnya tidak boleh memakai skill tanpa izin kan." kata Ketu.

"Tenang, selain kita di sini tidak akan ada yang tau, teman temanku sudah memasang magic agar kita tidak diketahui orang lain." jawab Jade sambil tersenyum. "Lagian kalau kau tidak menggunakan skillmu kau akan kalah."

Setelah berkata sepeti itu Jade merentangkan tanganya, dari tangan kananya keluar api yang membentuk sebuah pedang, dan dari tangan kirinya ada sebuah pedang es. Melihat hal tersebut Ketu terlihat kagum seperti tidak percaya, skillnya Jade tidak hanya kuat dan berguna tapi juga indah, apalagi kontras warna antara merahnya api dan birunya es membuat Ketu terkagum kagum. Melihat Ketu yang perhatiannya teralihkan Jade langsung melompat ke arah Ketu dan mengayunkan pedangnya. Melihat hal tersebut Ketu langsung tersadar akan situasi yang dialaminya sekarang, ia berusaha untuk menghindar tapi pedang api Jade sudah terlalu dekat untuk dihindari. UNtungnya Ketu sudah melindungi seluruh tubuhnya dengan Zai sehingga ia hanya merasakan panasnya saja dan tidak terbakar. Ketu langsung mengambil beberapa langkah mundur, tapi Jade langsung mengejar Ketu dan berusaha untuk menusuk Ketu dengan pedang esnya, sebelum pedang JAde dapat menusuk Ketu, air yang ada di bawah kaki Jade tiba-tiba bergerak ke atas dan mendoronnya ke belakang.

"Aku baru tau kalau skillmu bisa mengendalikan air." kata Jade.

"Bukan mengendalikan air, skillku itu gaya gravitasi dan gaya dorong. Tadi aku mendorong airnya ke arahmu." balas Ketu.

Setelah Ketu berkata seperti itu air di sekitar Jade mulai menyerangnya, tapi sebelum bisa menyentuhnya air itu langsung beku.

"Sudah kubilang kan, skill ku itu bukan mengendalikan air." kata Ketu.

Seketika itu juga air yang sudah membeku menjadi es tersebut langsung pecah dan pecahanya berterbangan ke arah Jade, tapi Jade dapat menghindarinya dengan mudah. Setelah menghindar serangan Ketu, Jade mulai menyerang lagi. Serangan Jade susah untuk dihindari oleh Ketu sehingga Ketu mendapatkan beberapa luka, gerakanya lebih mirip gerakan orang menari daripada orang bertarung, gerakanya tidak kaku dan seperti mengalir.

Karena kesusahan menghadapi Jade dari jarak dekat Ketu menggunakan skill nya untuk mendorong Jade agak jauh. Ketu berharap Jade juga akan jatuh saat ia mendorongnya, tapi Jade dapat mempertahankan keseimbanganya. Setelah mendorong Jade Ketu langsung melompat mundur dan kemudian memukul-mukuli udara. melihat tingkah Ketu Jade kebingungan, jika orang akan melancarkan serangan jarak jauh mereka akan melontarkan Zai mereka seperti bola atau peluru, tapi pukulan Ketu tidak melontarkan Zai sama sekali.

"Hah? apa yang ka-" Belum sempat Jade selesai bicara, kepalanya terasa seperti terpukul, kemudian perutnya, kakinya dan dagunya. seranganya tidak terlalu keras, tapi cukup untuk membingungkan Jade.

"Orang biasa harus melontarkan Zainya untuk menyerang jarak jauh, tapi dengan menggunakan skillku aku bisa membuat gaya dorong di dekat tubuhmu seperti pukulan." kata Ketu menjelaskan.

"Ho, baik sekali kamu untuk menjelaskan keampuanmu pada musuhmu." balas Jade.

Setelah menjelaskan kemampuanya Ketu mulai memukuli udara lagi. Karena sudah mengetahui kemampuan musuhnya, Jade dapat menghindari beberapa serangan Ketu walaupun agak kesusahan karena seranganya tidak terlihat. Tersadar menghindari serangan Ketu tidak ada gunanya Jade langsung berlari ke arah Ketu dan menyerang Ketu dengan pedang esnya. Ketu kali ini sudah siap dan berhasil menangkap pedang es Jade. Setelah menangkap pedang es Jade Ketu menarik Jade mendekati tubuhnya kemudian memegang muka Jade dengan tangan yang lain. Ketu kemudian membanting Jade. Jade tidak punya pilihan, jika ia membekukan permukaan danau maka bantingan Ketu akan sangat menyakitkan sehingga ia tidak membekukan permukaan danau. Setelah Jade masuk di dalam air Ketu menggunakan skillnya untuk mendorong JAdi makin jauh ke dalam air dan menahanya dalam air. Dalam air skill Jade tidak terlalu berguna karena ia hanya bisa menguapkan dan membekukan air disekitarnya. Ketu menahan JAde dalam air hingga ia hampir kehabisan nafas. Sebelum Jade pingsan karena kehabisan nafas Ketu langsung menarik Jade ke permukaan air.

"bagaimana? menyerah?" tanya Ketu pada Jade yang kehabisan nafas. Jade hanya mengangguk tidak sanggup menjawab dengan bicara karena kehabisan nafas dan menggigil karena kedinginan.

Karena Jade kelelahan dan kehabisan nafas, ia tidak sanggup untuk kembali ke pinggir danau sendiri sehingga harus di gendong oleh Ketu. Setelah sampai di pingggir danau teman teman Jade langsung memberikan handuk untuk Jade. Ketu juga kelelahan karena terlalu banyak menggunakan skillnya, sehingga ia duduk di pinggir danau. Saat Ketu sedang duduk salah satu teman Jade yang bernama Cindy menawarkan untuk menyembuhkan luka Ketu dengan magicnya. Ketu mengangguk menerima tawaranya.

"Kau kuat juga Ketu." Kata Jade sambil mengigil kedinginan.

"Kau juga Jade" Balas Ketu.

"Tapi kalau cuma segitu kamu belum bisa mengalahkan Richard." Lanjut Jade.

"Memang, tapi mengalahkanya tidak perlu dengan berkelahi" Balas Ketu sambil tersenyum.

Setelah Luka Ketu menutup Ketu kemudian ia berterima kasih pada Cindy dan kembali ke kamarnya . Setelah Ketu berjalan agak jauh Cindy bertanya pada Jade.

"Kenapa tidak dikasihtau?" tanya Cindy.

"Apa maksudmu?" balas Jade bertanya.

"kalau kamu yang mengirimkan pesan itu pada Ketu." jawab Cindy.

"aku ingin tau sifat dia bagaimana, orang yang berani menantang para kaum elit. Banyak orang yang tidak suka dengan Richard dan teman-temanya, tapi baru dia yang berani menantang mereka. Menurutku dia seseorang yang cukup menarik." jawab Jade sambil tersenyum. mendengar jawaban Jade teman-temanya tertawa kecil.