- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...
...
TS
panjang.kaki
[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...
![[TAMAT] Dibatasi Dua Kamar...](https://s.kaskus.id/images/2018/03/11/8130301_201803110116120283.png)
Quote:
***
Rules in My Thread
1. Ikuti Rules H2H, SFTH Dan Kaskus, jika melanggar akan di laporkan ke hansip atau BRP dari kawan-kawan yang lain
2. Baca Bissmilah sebelum membaca.
3. Sepertinya cerita ini agak BB ya gan, tapi dikit kok, kalo di bawah 18 + Di dampingi orang yang lebih besar yah
Udah itu doang kok.
1. Ikuti Rules H2H, SFTH Dan Kaskus, jika melanggar akan di laporkan ke hansip atau BRP dari kawan-kawan yang lain
2. Baca Bissmilah sebelum membaca.
3. Sepertinya cerita ini agak BB ya gan, tapi dikit kok, kalo di bawah 18 + Di dampingi orang yang lebih besar yah
Udah itu doang kok.
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 367 suara
SIapakah yang akan menjadi Istri dari Hadi?
Sarah
15%
Mega
32%
Laura
53%
Diubah oleh panjang.kaki 06-08-2019 18:03
farrazaidid dan 56 lainnya memberi reputasi
55
1.1M
2.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
panjang.kaki
#2096
Part 51
Sesampainya di makamnya gua duduk termenung di bawah batu nisan ini.
"Sarah?" Panggil gua
Gua peluk batu nisan itu sangat kuat, sangat sangat kuat, sumpah gua belum rela kehilangan Sarah secepat itu.
"Di" Panggil Mega
Gua menengok, dia menggeleng. Iya gua tau gua salah, tapi gua yang melakukan semua ini sampai Sarah melepas nyawanya.
Tiga puluh menitan gua disini dalam tangisan, lalu gua pulang ke kossan.
Semua bayangan tentang Sarah selalu melintas di garis benak gua, kenapa lo bisa pergi Sarah ! Kenapa !
Gua packing barang-barang gua dan gua pulang ke Kalianda untuk menemui bapak gua, sepertinya mereka semua ikut, Mega membuat izin kerjanya, begitupun Laura, Angga dan Ratih pun untuk sementara tidak membuka warungnya di pkor..
Di dalam perjalanan ke Kalianda gua duduk di sebelah Laura, kami pergi menggunakan bus sedang, dengan Mega sebelahan dengan Ratih, dan Angga sendirian duduk paling belakang.
Laura tertidur di bahu gua, gua sentuh lembuh rambutnya, dan gua cium kecil keningnya, jangan tinggalin gua juga ya, saat ini gua cuma punya lo.
"Ehm" Mega berdeham dia persis belakang gua
"Eh Mega, ngeliatin ya?" Tanya gua
"Cuma ngelirik" Senyum aneh keluar di bibirnya
Gua kembali melihat Laura, hmn sepertinya dia kelelahan.
Sesampainya di Kalianda mereka semua gua suruh beristirahat, gua langsung segera menuju ke kamar bapak gua.
"Pak?" Panggil gua
"Masuk Di, kapan kamu sampai?"Tanyanya
Gua masuk ke kamar bapak gua, dan gua tutup pintunya.
"Mana adek?" Tanya gua
"Dia gak pernah pulang kerumah"
Adek gua semakin nakal semenjak ibu gua pergi.
"Bapak sakit?" Tanya gua
"Gak kok Di, cuma sedikit gak enak badan aja" Katanya
Gua duduk di kasur tempat bapak gua terlentang, gua pegang kaki nya dan memijat kakinya.
"Ada masalah apa kemarin sampai kamu ditahan?" Tanyanya
"Hadi dituduh ngebunuh pak"
"Kamu gak ngebunuh kan, jangan jadi orang jahat ya Di, kalo bapak nanti ninggal kamu yang akan jaga adik kamu"
"Iya Pak"
Gua terus memijat kakinya, bapak gua sudah sangat tua untuk terus menjaga adik gua, sedangkan adik gua juga sekarang nakal, apa seharusnya gua berhenti kuliah dan gua tinggal di sini.
"Pak, Hadi mau berenti kuliah dan tinggal disini aja pak"
"Jangan Di, lanjutin kuliah kamu" Katanya
Gua keluar dari kamar bapak gua dengan hati yang bimbang, dilema dalam diri gua terus berkecamuk, gua bingung harus mengambil keputusan yang terbaik.
Gua lihat Mega sedang membuat kopi untuk gua dan Angga.
"Seharusnya gua yang buat" Tegur gua
"Santai sih Di, gua udah anggep ini kaya rumah gua kok, adik lo mana?" Tanyanya
"Main"
Gua ke ruang tamu dan bergabung dengan mereka, gua lihat Laura duduk lemas di kursi ruang tamu gua.
"Lo kenapa Laur?" Tanya gua
"Kecapekan aja"
"Tiduran di kamar gua"
Dia bangun dan gua ajak ke kamar gua, dia tiduran di kamar gua.
"Di, lo bakal pilih Mega kan?" Tanyanya sambil mencari posisi santai
"Gua pilih lo, gua gak mau kecewain Sarah" Kata gua yang duduk di sebelahnya
Kami diam dalam posisi bertatapan, gua sayang lo Laur. Ketika gua ingin bangun dia menarik tangan gua, hingga wajah kami saling berpapasan dengan jarak yang sangat dekat.
"Di, gua sayang lo" Katanya pelan
"Gua juga"
Tangan gua merangkul pinggulnya dengan halus, bibir kami bertemu, kehangatan yang sudah lama gak gua rasakan kembali merasuk diri gua, jantung gua berdetak kencang.
Prank. Suara gelas pecah tepat di depan pintu kamar gua, gua menoleh ke belakang, ada Mega sedang menatap kami, gua mengambil posisi menjauh dari Laura, tangannya mendekap mulutnya sendiri, air mata yang sangat deras keluar dari matanya.
"Ga" Panggil Laura
Mega lari menjauh dari kami, gua mencoba mengejarnya, dia duduk di ruang tamu dalam tangisan, wajahnya di tutup bantal, gua mengejarnya begitupun dengan Laura, Laura mencoba merangkulnya namun tangannya di tepis dengan keras, Laura menjauh.
"Gua harusnya sadar kalau memang gua bukan milik lo Hadi" Ucap Mega
"Bukan gitu Ga, gua khilaf" Bantah Laura
"Maaf ya Laur, gua memang egois, memang seharusnya lo yang bahagia sama Hadi"
Angga dan Ratih hanya memperhatikan dalam kebingungan, Laura menangis mencoba merangkul Mega pelan, Rasa bimbang dan bingung yang dari dulu merasuk dalam hati gua, siapa yang harus gua pilih.?
Sesampainya di makamnya gua duduk termenung di bawah batu nisan ini.
"Sarah?" Panggil gua
Gua peluk batu nisan itu sangat kuat, sangat sangat kuat, sumpah gua belum rela kehilangan Sarah secepat itu.
"Di" Panggil Mega
Gua menengok, dia menggeleng. Iya gua tau gua salah, tapi gua yang melakukan semua ini sampai Sarah melepas nyawanya.
Tiga puluh menitan gua disini dalam tangisan, lalu gua pulang ke kossan.
Semua bayangan tentang Sarah selalu melintas di garis benak gua, kenapa lo bisa pergi Sarah ! Kenapa !
Gua packing barang-barang gua dan gua pulang ke Kalianda untuk menemui bapak gua, sepertinya mereka semua ikut, Mega membuat izin kerjanya, begitupun Laura, Angga dan Ratih pun untuk sementara tidak membuka warungnya di pkor..
Di dalam perjalanan ke Kalianda gua duduk di sebelah Laura, kami pergi menggunakan bus sedang, dengan Mega sebelahan dengan Ratih, dan Angga sendirian duduk paling belakang.
Laura tertidur di bahu gua, gua sentuh lembuh rambutnya, dan gua cium kecil keningnya, jangan tinggalin gua juga ya, saat ini gua cuma punya lo.
"Ehm" Mega berdeham dia persis belakang gua
"Eh Mega, ngeliatin ya?" Tanya gua
"Cuma ngelirik" Senyum aneh keluar di bibirnya
Gua kembali melihat Laura, hmn sepertinya dia kelelahan.
Sesampainya di Kalianda mereka semua gua suruh beristirahat, gua langsung segera menuju ke kamar bapak gua.
"Pak?" Panggil gua
"Masuk Di, kapan kamu sampai?"Tanyanya
Gua masuk ke kamar bapak gua, dan gua tutup pintunya.
"Mana adek?" Tanya gua
"Dia gak pernah pulang kerumah"
Adek gua semakin nakal semenjak ibu gua pergi.
"Bapak sakit?" Tanya gua
"Gak kok Di, cuma sedikit gak enak badan aja" Katanya
Gua duduk di kasur tempat bapak gua terlentang, gua pegang kaki nya dan memijat kakinya.
"Ada masalah apa kemarin sampai kamu ditahan?" Tanyanya
"Hadi dituduh ngebunuh pak"
"Kamu gak ngebunuh kan, jangan jadi orang jahat ya Di, kalo bapak nanti ninggal kamu yang akan jaga adik kamu"
"Iya Pak"
Gua terus memijat kakinya, bapak gua sudah sangat tua untuk terus menjaga adik gua, sedangkan adik gua juga sekarang nakal, apa seharusnya gua berhenti kuliah dan gua tinggal di sini.
"Pak, Hadi mau berenti kuliah dan tinggal disini aja pak"
"Jangan Di, lanjutin kuliah kamu" Katanya
Gua keluar dari kamar bapak gua dengan hati yang bimbang, dilema dalam diri gua terus berkecamuk, gua bingung harus mengambil keputusan yang terbaik.
Gua lihat Mega sedang membuat kopi untuk gua dan Angga.
"Seharusnya gua yang buat" Tegur gua
"Santai sih Di, gua udah anggep ini kaya rumah gua kok, adik lo mana?" Tanyanya
"Main"
Gua ke ruang tamu dan bergabung dengan mereka, gua lihat Laura duduk lemas di kursi ruang tamu gua.
"Lo kenapa Laur?" Tanya gua
"Kecapekan aja"
"Tiduran di kamar gua"
Dia bangun dan gua ajak ke kamar gua, dia tiduran di kamar gua.
"Di, lo bakal pilih Mega kan?" Tanyanya sambil mencari posisi santai
"Gua pilih lo, gua gak mau kecewain Sarah" Kata gua yang duduk di sebelahnya
Kami diam dalam posisi bertatapan, gua sayang lo Laur. Ketika gua ingin bangun dia menarik tangan gua, hingga wajah kami saling berpapasan dengan jarak yang sangat dekat.
"Di, gua sayang lo" Katanya pelan
"Gua juga"
Tangan gua merangkul pinggulnya dengan halus, bibir kami bertemu, kehangatan yang sudah lama gak gua rasakan kembali merasuk diri gua, jantung gua berdetak kencang.
Prank. Suara gelas pecah tepat di depan pintu kamar gua, gua menoleh ke belakang, ada Mega sedang menatap kami, gua mengambil posisi menjauh dari Laura, tangannya mendekap mulutnya sendiri, air mata yang sangat deras keluar dari matanya.
"Ga" Panggil Laura
Mega lari menjauh dari kami, gua mencoba mengejarnya, dia duduk di ruang tamu dalam tangisan, wajahnya di tutup bantal, gua mengejarnya begitupun dengan Laura, Laura mencoba merangkulnya namun tangannya di tepis dengan keras, Laura menjauh.
"Gua harusnya sadar kalau memang gua bukan milik lo Hadi" Ucap Mega
"Bukan gitu Ga, gua khilaf" Bantah Laura
"Maaf ya Laur, gua memang egois, memang seharusnya lo yang bahagia sama Hadi"
Angga dan Ratih hanya memperhatikan dalam kebingungan, Laura menangis mencoba merangkul Mega pelan, Rasa bimbang dan bingung yang dari dulu merasuk dalam hati gua, siapa yang harus gua pilih.?
Diubah oleh panjang.kaki 19-07-2019 19:12
itkgid dan 7 lainnya memberi reputasi
8