- Beranda
- Stories from the Heart
Bukan Kamu... (Bila Tak Warnai Hati ku)
...
TS
manasaung
Bukan Kamu... (Bila Tak Warnai Hati ku)
Hai gaan,
Salam kenaal...
Disini aku mencoba membuka kembali kisah yang sebenarnya sudah lama aku kubur., gak mudah tuk ku mencoba merangkai dan menjadikan nya sebuah tulisan , karna bakal mengaduk-aduk perasaan ku bila mengenang nya kembali.
Aku bukan seorang Penulis gan, jadi mohon maap ya jika Cerita dan Tulisan ku gak menarik.. hehe..
Perkenalkan, nama ku Prana, agan bisa menyapa ku dengan panggilan Pra..
Aku anak pertama dari 3 bersaudara, yang semuanya 'Cap Lonceng' , alias cowok alias laki-laki. Hidup dengan keadaan keluarga yang sangat sangat sederhana, dengan single parent(bokap udah 3 tahun meninggal , waktu itu)
Berpenampilan pas pas an , tampang lumayan menarik, hidung lumayan mancung, kulit lumayan putih dan postur tubuh lumayan tinggi (knapa semua jadi serba lumayan -_- ) itu lah aku.
Oh, iya..
Aku ijin ya ke admin2 forum ini, plus dedengkot2 nya..
Maap kl ada kata2 di Thread ane yg kurang berkenan....
INDEX
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
___________________________________________
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (1)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (2)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (3)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (4)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (5)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (6)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (7)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (8)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (9)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (10)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (11)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (12)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (13)
Part Khusus,Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (14) SELESAI
___________________________
Part 15 , Tina Hamil.? Daan...
Part 16 , Tina vs Sity...
Part 17 , Petualangan Baru dengan Kisah yang Lama
Part 18 , Agen Anjelo.., go.. goo.. gooo..!!!
Part 19 , Huuft.....
Part 20 , Selamaat yaa....
Part 21 , Sedih., Kecewa., dan Merasa Lega Berseru Seirama..
Part 22 , Ouuugh......
Part 23 , Bertemu Kembali..??
Part 24 , JLeeb..!!
Part 25 , Entaah lah., Biar laah.., Semogaaa...
Part 26, Tinggal Kenangan.. TAMAAT..!!
oke langsung aja ya gan...
Tapi ketahuilah,
Kata-kata ini cuma Menjadi Perwakilan Sementara Ungkapan Perasaanku padamu yang tak bisa kuucapkan,
Karena Perwakilan Seterusnya Cuma Hati kecilku yang Sepenuhnya Hanya Milikmu..!!
Kata-kata ini juga cuma Sebagai Simbol Jangka Pendek kalau aku bener-bener Sayang sama kamu saat ini,
Karena Simbol Jangka Panjangnya Hanyalah Seonggok Badan ini dengan Segala Kelemahan, Kekurangan dan Keterbatasan nya tetap teguh dan kuat menantikan saat itu tiba..
Yaa., saat dimana kau Temukan aku tetap setia menanti mu...
**Part 1 , Perkenalan...
Dengan Santai ku berjalan Masuk ke dalam Rumah sambil menggenggam 2 Bungkusan berisi Sate Padang.
Lalu omak ku datang menghampiri dan menyapaku ;
"Apa yang kau bawak itu pra?" tanya omak
"Aaah, ini maak Sate...!" jawab ku singkat
"Ohh, bagilaah mamak..?" ucap omak sambil tersenyum
"Hmmmm... Bentar yaa maak..." ucap ku sambil membuka kedua bungkusan tersebut , lalu langsung mencicipi kedua nya
Omak ku mengerut kan Dahi nya pertanda seakan risih dengan tingkah ku
"Naaah maaak, yg ini tuk mamak.. Tadi kubeli satu yang Pedas dan satu lagi yang Biasa aja., makanya ku coba dulu., Tuk mamak yang enggak Pedas ya, kan mamak gk bisa makan Pedas.." ucap ku sambil memberikan bungkusan yang ku Rapikan kembali.
"Oooh... Mkasiiih yaa pra.." ucap omak sambil menoyor kepala ku -_-
Tak butuh waktu yang lama, sebungkus Sate serta kroni2 nya ludes ku lahap..
Masuuk kamar, lanjuut ber Sms-Ria dengan cewek yang baru aja ku jumpai tadi sore.
"Haai., paen ne.?" sms ku kirim.
5 , 10 , 30 Menit tak juga dibalas..
Aku mulai ragu sama ne cewek , jangan2 dia gk ada Fill sama ku.
Aku pasang musik dari MP3 HP,
Terdengar lantunan musik Creed (One Last Breath) mendayu merasuki alam lamunan ku..!
"Ohh, Meli (nama samaran) , senyuuum muuu maniis kaya Serutan Biji Dong Dong.." lamun ku (whaat??)
Gedebaak gedebuuk kaiing kaiiiing , tersadar ane oleh getaran HP pertanda SMS masuuk.. (gak gitu juga x suaranya
)Ternyata SMS dari Meli ;
"haai juga, sory baru bales , abis buang hajat.. Hehe.. Kamu lg apa ne?"
Aseem neeh cewek, buang hajat lama amat sampek sejam-an.. batin ku.
Langsung ku balas..
"oh, gpp koq ,, biasa aku lg tiduran aja.. Oh ya kamu dah makan blm?" balas ku.
Dari beribu pertanyaan, knapa mesti pertanyaan ini yg ku kirim.?!?!
Shiit..!! Gariiing.!!

"Hmm., udaah dong , udah jam segene masa blm makan.., mkasiih ya buat hari ini. Aku seneng bisa jalan sama kamu.. Hehe.." balas Meli
Sambil merem melek efek ngantuk, ku baca trus ku bales tuuh SMS
"Hehe.. Sama2., aku jg seneng koq kl kamu nya seneng jalan sama aku, oh ya , kamu mau gk jadi pacaar aku.?" balas ku. (Sent)
Whaat.!!??
SMS apa an ne.!?!?
Tanpa sadar aku kirim kata2 memalukan itu..!
Yaaa memalukan, baru aja jumpa pertama kali langsung nembak tuh cewek.
Via SMS lg.!!
SIAAL..!!
Laki2 apa aku ini..?? -_-
Aku Cek lg mana tau tuh SMS gagal.
And aku mau edit tuh kata2..!!
Aku goyang2 HP ku, ku banting , aku ludahi , ku gesek2 ke lantai..
Tapi naas.,
SMS tsb sudah Meluncur dengan Sukses ke tujuan nya.!
Ya ke no si Meli..
Aku pun meronta2 , nafas sesek , jantung deg2 an (lebay)
Lagii... 5 , 10 , 30 Menit sampe Sejam lebih ku plototin tuh HP menunggu blasan dari si Meli, namun tak jua ada balasan.
Hingga mata ini terpejam dengan sendiri nya.
Dan aku pun larut didalam buaian alam Mimpi.
Tertidur dengan Damai di iringi alunan Musik Rocket Rockers (Ingin Hilang Ingatan)
*Skip, ke esokan pagi nya
Dengan mata yang berat dan Jiwa yg masih belum Tersusun seutuh nya, ku raba2 sekeliling tempat tidur ku, mencari keberadaan HP butut ku..
Satu SMS masuuk..
By Meli
Ku buka , trus baca..
"Haaaaaaaah....?!?!??!!?"

** Bersambuung...
Diubah oleh manasaung 01-10-2016 11:43
anasabila memberi reputasi
1
41K
255
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
manasaung
#110
*Part Khusus , Mengulang Kembali Kisah Bersama Tina (10)
Kenapa mesti dia siih temen nya mbak Yani.??
Tolong Edit kisah perjalanan hidup ku bagian yg ini ya Tuhaan.. lagi2 ku membatin.
"Hmmm, kamu malu ya?? Mau kenalan aja lama amat., ntar kalau udah dikamar baru keluar ganas nya.. Hehe." ucap mbak Yani lalu menarik lembut tangan ku tuk berkenalan dengan si pemilik rumah.
Dengan sedikit tertunduk, aku pun menjabat tangan sipemilik rumah..
"Prana.." ucap ku datar.
"Ehh, iyaa, aku.... Sity..." ucap nya terbata2.
Kami pun seperti berpura2 saling berkenalan, seperti belum pernah ketemu sebelumnya , padahal kami udah saling kenal, bahkan begitu kenal satu sama laen.
Meski kami jarang ngobrol bersama, tapi tegur sapa dan tatap muka pasti sering terjadi jika beliau datang kerumah ibunya Tina, atau bg Joni.
Begitu ku menjabat tangan nya, terbayang langsung di otak ku sebuah nama, yaitu Tina..
Ya karna Sity adalah kakak nya Tina, kakak kandung nya.
Lumayan lama kami berjabat tangan, entah krna shock dengan keadaan, atau merasa waktu seakan berhenti berputar.
"Heey, udaah.. ntar dilanjutkan lagi,, bukan mau jabat tangan aja kita kesini pra.. Hehehe..." ucap mbak Yani ke aku, dan menyadarkan kami tuk saling melepas jabatan tangan.
"Ehh,, iyaa maap.." ucap Sity sambil menundukkan wajah nya yg sedikit memerah.
Hmmm.., kakak sama adek gk jauh beda cantik dan sexy nya.. batin ku.
Sekilas otak kotor ku mulai menggerayangi semua lamunan ku.
Gak jauh beda dibanding dengan Tina.,
Sity juga termasuk cewek Sexy , usia nya yg gk jauh dengan Tina, cuma sekitar beda 2 tahunan, membuat nya masih tampak seperti gadis a b g (meski udah punya 2 anak) , dengan wajah yg juga sedikit ke Chines2 an, kulit putih, rambut lurus sebahu, tinggi badan sedikit lebih tinggi dari mbak Yani, dan mata yg sedikit sipit, cuma body nya ja yg agak beda dengan Tina., Sity sedikit lebih langsing., tapi badan nya tetap padat.
Dilengkapi dengan daster pendek yg melekat ditubuhnya.,
Jelas membuat adrenalin ku terus memacu , membayangkan apa yg telah direncanakan mbak Yani.
"Yaudah yuuk jeng, dimana ne? Disini atau kita cari tempat laen..??" tanya mbak Yani ke Sity yg masih tertunduk malu2 dengan keberadaan ku.
"Ehh, iyaa,, disini aja kali yaa.." jawab Sity.
"Anak mu.?" tanya mbak Yani.
"Udah kuantar tadi kerumah nenek nya.." jawab Sity.
"Truus suami mu? Kapan pulang nya..?" tanya mbak Yani lagi yg mencoba mensterilkan tempat.
"Hmm, dia pulang nya tengah malam, yaudaah aku harus ngapain ne..??" ucap Sity dengan nada kebingungan nya.
"Hahaha,, kau knapa kaya org bego gt.? Haha.. Udaah , sana kau bereskan laah tempat tuk kita.." ucap mbak Yani.
"Hmmm, oke.." Sity menjawab singkat.
"Mana praa.? Keluarin lah, kau knapa diam2 aja..?" ucap mbak Yani ke aku, yg menyadarkan semua lamunan kotor ku ke Sity.
"Eehh, ini mbak., ini pintu rumah ditutup gk..?" tanya ku ke mereka, dengan suara ku yg sedikit berbisik.
"Yaudah tutup aja.." jawab Sity , juga dengan nada setengah berbisik., yg udah brada di kamar.
Huuft.., seperti nya alam mendukung perbuatan kami saat itu.. batin ku.
Posisi rumah Sity yg memang berjarak jauh dari rumah ke rumah, dengan kondisi suasana siang itu yg rada sepi, membuat skenario yg telah disusun mbak Yani bakalan berjalan lancar, aman dan nyaman..
Hmm., syukur daah suasana nya sepi, mungkin tetangganya Sity lagi pada beraktifitas.. batin ku lagi.
"Sini jeng, masuuk sini.." ajak Sity ke mbak Yani .
"oke jeng.." sahut mbak Yani, yg langsung menarik tangan ku tuk turut masuk ke kamar.
Kami berdua pun langsung masuk ke kamar, menjumpai Sity yg udah duduk manis diatas kasur.
Kamar yg tak asing bagiku, kamar yg kasurnya pasti masih tersisa sidik jari ku, kamar yg menjadi saksi bisu permainan ku bersama Tina.
Namun kini kamar nya sedikit kurang terurus , krna sepertinya sudah jarang ditempati.
Sebuah kasur, lemari , meja belajar dan kipas angin menjadi saksi bisu yg sama seperti aku bersama Tina dahulu.
Hmm.., kamar nya Tina ne.. batin ku.
"Oh ya praa., ambilkan tolong alatnya di tas ku.." ucap mbak Yani ke aku.
"Ehhh,, ya mbaak.." jawab ku.
Waduuh,, brani bener ibu gaul ini ngeletak alat ditas nya.. batin ku.
"Oh ya, neeh telen ini dulu.." ucap mbak Yani yg lalu memcah 3 sebuah pil yg berwarna merah jambu.
"Haah, apa ne mbak..?" tanya ku polos.
Saat itu, aku emang blm pernah konsumsi pil sperti itu gan., jd yaa rada begok gitu waktu pertama dikasih mbak Yani.
"Udaah telen aja, yg jelas bukan racun.." ucap mbak Yani lalu memberikan kami bagian2 kecil pil tsb.
"Sdikit2 aja, ntar OD , pan kita mau nareek jg ne hehe.." ucap mbak Yani.
Dengan sedikit tegukan minuman kaleng bersoda yg disediakan Sity, kami pun menelen pil tsb.
Waaah, ngeri jg ne permainan nya mbak Yani. batin ku.
Setelah nelen pil, kami pun langsung ngelakukan ritual bakar serbuk putih.
Dengan suasana yg sedikit serius dan penuh hikmat kami pun mulai merakit alat dan meracik serbuk putih.
Tarikan demi tarikan, hembusan demi hembusan terlepas lepas dan tampak puas terlihat dari ujung bibir ibu2 muda yg tengah mengapit posisi ku.
Tanpa ragu, aku dan mbak Yani begitu semangatnya terus mengisi sendok demi sendok ke wajan tempat pembakaran, seakan menikmati suasana yg ada.
Efek pil merah jambu mulai beraksi, kami seakan bergerak lebih aktif.
Sementara Sity yg sedari awal merasa canggung dengan keadaan, masih juga tetap berekspresi seadanya, dengan wajah nya yg memerah , dan gerakan tubuh nya yg ditahan kaku krna masih malu dengan keberadaan ku., doi cuma mengikuti arus suasana dengan sesekali melirikkan pandangan sayu nya ke aku.
Gk ada suasana yg se gila saat itu gan,
Dengan aku, seorang lelaki bajingan , di apit dua ibu2 muda yg haus belaian dan gituan , plus dibumbui oleh serbuk2 setan dan pil merah muda yg sudah merasuki urat2 syaraf kami.
Hampir setengah jam kami lakukan ritual , barang nya sudah habis lebih dari setengah yg kubawa , memang aku bawa lumayan banyak , sesuai permintaan mbak Yani, yg aku pikir tadi nya barang itu mungkin untuk stok mbak Yani selama seminggu.
Suasana kamar udah terasa sangat gerah, meski dipenuhi tiupan angin buatan dari kipas angin.
Mbak Yani mulai berkeringat, dan perlahan membuka satu persatu pakaian yg ia kenakan, hingga menyisakan dalaman biru tua bagian bawah dan hijau daon bagian atas.
Aku pun seperti salah tingkah dengan kelakuan mbak Yani.
Keadaan ku smakin Horn*y..
Tiga dimensi gan, serbuk putih, pil merah jambu dan jamu kuat..
"Kalian gk kepanasan.? Udah pada basah tuh baju, buka aja kali.." ucap mbak Yani dengan asal nya.
"Ehh, iya mbak, iyaa.." sahut ku lalu membuka pakaian atas ku yg gak kusadar sudah basah kuyup.
Sementara Sity yg juga mendengar ucapan mbak Yani cuma sibuk sendiri dengan butiran serbuk putih, seakan gk menghiraukan omongan mbak Yani.
"Ehh, jeeng, buka laah baju nya, udaah basah kuyup tuuh.." ucap mbak Yani lagi ke Sity.
"Ehh, iya jeng , udah gpp aku gene aja.." ucap Sity malu2.
"Hadeeeh,, udaah deeh, buka aja, gpp juga.., si prana udah kepengen tuh ngelihat punya mu.. Hehehe.." ucap mbak Yani dengan ceplos nya.
Waduuuh,, mbak Yani tau aja yg ku mau.. Ngoahahaha..
Sity cuma menunduk malu sambil sedikit melirik ke aku.
"Kau juga pra, jgn yg atas nya aja, tuuh bawahan mu juga udah basaah tuuh.." ucap mbak Yani ke aku.
"Eehh, iyaa iyaa deeh mbaak.." ucap ku sambil membuka bawahan ku, seakan menuruti saja kemauan nya., dan menyisakan dalaman merah bercorak dan gambar logo Manchester United , membalut Junior ku yg tampak sudah siaga satu.. Haha..
Dengan keadaan ku yg seperti itu, Sity tampak terkejut, dan sedikit memalingkan wajahnya, mencoba menghindari pandangan nya ke Junior ku.
Laen dengan mbak Yani,
Begitu melihat keadaan ku seperti itu, ia langsung mendekap ku erat, menyentuh lembut Juniorku, dan mencoba mengeluarkan nya dari sarang nya.
Aku sedikit terkejut, tapi kucoba mengikuti arus permainan mbak Yani , membiarkan nya bermain dengan Junior ku, aku pun seperti terhipnotis dengan kelakuan mbak Yani yg sudah menggila..
Pengaruh efek serbuk putih, jamu dan pil merah jambu dari mbak Yani, plus sentuhan lembut mbak Yani, membuat ku sperti melayang.
Sementara Sity.??
Melirik sikap mbak Yani ke aku, doi langsung membalikkan badan , mencoba mengacuhkan kami , sambil menikmati sisa serbuk putih yg ada.
"Jeeng ,, sini doong, udaah berhenti dulu nareek nya.." ucap mbak Yani yg langsung menarik Sity kehadapan ku.
Diperlakukan seperti itu, Sity cuma bisa menunduk, memalingkan wajahnya., seakan gk mau melihat ku.
"Heey, jeeng,, ini loh pesenan jeeng kemaren, katanya pengen yg brondong.. Hehe.." ucap mbak Yani sambil menyentuh wajah Sity dan mengarahkan nya ke aku.
Kami lalu saling menatap, dengan raut wajah ku yg datar tampak bloon, dibalas pandangan sedikit terkejut dari Sity.
Kami (aku dan Sity) tak bersuara sedikit pun,
Cuma mbak Yani yg seperti menjadi dalang yg menggerak kan kami para wayang nya.
Dengan posisi kami bertiga yg sama2 duduk , mbak Yani bergerak spontan mendorong lembut tubuh Sity dan meraih tangan Sity mengarahkan nya ke Junior ku.
Sity tampak shock, begitu juga aku..
Dan kami cuma saling menundukkan muka..
"Hadeeh, kalian knapa siih..?? Yg kaya gene kan gk mesti sampai aku yg menggerak an nya, kalian kan udah sama2 mengerti.." ucap mbak Yani dengan nada sedikit tinggi.
Refleks kami mengangkat wajah kami ngedenger ucapan mbak Yani , dan lahi kami saling pandang.
Hmmm., gk tau aja mbak Yani posisi kami tuh gimana., coba dia tau kalau Sity tuh kakak nya mantan pacar ku. Dan adek nya Sity hampir ku nikahi. batin ku.
Seakan mrasa gk enak dengan omongan mbak Yani, Sity pun dengan gerakan kaku nya dan wajah nya yg merah menunduk malu, mencoba bermain dengan Junior ku, yg awal nya cuma sekedar menempel saja ditangan nya.
Aku pun gk bisa menutupi perasaan hor*ny ku., sikap Sity kubalas dengan memeluk tubuhnya yg masih berpakaian, namun basah kuyup krna keringat.
Hmm.., aroma parfum bercampur keringat Sity yg mengalir deras seakan menusuk urat2 nafsu ku.
Dengan gerakan yg perlahan lalu semakin lihai dia bermain dengan Junior ku, dan mulai membalas pelukan ku dibarengi desahan nya..
Sementara mbak Yani melanjutkan tarekan nya ke srbuk putih seakan membiarkan kami bermain dengan nafsu kami.
"Dhaar dhaaaar dhaaaaaeer..!!"
Suara hentakan keras memukul2 pintu begitu jelas kami dengar.
Menghentikan seketika permainan kami yg sudah mulai seru.
Dengan spontan kami pun langsung beres2 , dan Sity yg saat itu masih berpakaian , bergegas beranjak keluar kamar tuk mendatangi pintu depan rumah nya...
**Bersambung...
Maap, ya skali lagi tuk para admin forum ini, dan para dedengkot nya..
Plus para Reader smuanya..,
Maap kalau kata2 di Thread ane ada yg kurang berkenan..
Ane udah coba membuat kata2 samaran/khiasan tuk menutupi kalimat2 vulgar yg ada..
Kata2 dan keadaan yg ane tulis di thread , semata2 untuk membuat jalan cerita seperti apa ada nya.. , gak bermaksud laen2 ..
Kenapa mesti dia siih temen nya mbak Yani.??
Tolong Edit kisah perjalanan hidup ku bagian yg ini ya Tuhaan.. lagi2 ku membatin.
"Hmmm, kamu malu ya?? Mau kenalan aja lama amat., ntar kalau udah dikamar baru keluar ganas nya.. Hehe." ucap mbak Yani lalu menarik lembut tangan ku tuk berkenalan dengan si pemilik rumah.
Dengan sedikit tertunduk, aku pun menjabat tangan sipemilik rumah..
"Prana.." ucap ku datar.
"Ehh, iyaa, aku.... Sity..." ucap nya terbata2.
Kami pun seperti berpura2 saling berkenalan, seperti belum pernah ketemu sebelumnya , padahal kami udah saling kenal, bahkan begitu kenal satu sama laen.
Meski kami jarang ngobrol bersama, tapi tegur sapa dan tatap muka pasti sering terjadi jika beliau datang kerumah ibunya Tina, atau bg Joni.
Begitu ku menjabat tangan nya, terbayang langsung di otak ku sebuah nama, yaitu Tina..
Ya karna Sity adalah kakak nya Tina, kakak kandung nya.
Lumayan lama kami berjabat tangan, entah krna shock dengan keadaan, atau merasa waktu seakan berhenti berputar.
"Heey, udaah.. ntar dilanjutkan lagi,, bukan mau jabat tangan aja kita kesini pra.. Hehehe..." ucap mbak Yani ke aku, dan menyadarkan kami tuk saling melepas jabatan tangan.
"Ehh,, iyaa maap.." ucap Sity sambil menundukkan wajah nya yg sedikit memerah.
Hmmm.., kakak sama adek gk jauh beda cantik dan sexy nya.. batin ku.
Sekilas otak kotor ku mulai menggerayangi semua lamunan ku.
Gak jauh beda dibanding dengan Tina.,
Sity juga termasuk cewek Sexy , usia nya yg gk jauh dengan Tina, cuma sekitar beda 2 tahunan, membuat nya masih tampak seperti gadis a b g (meski udah punya 2 anak) , dengan wajah yg juga sedikit ke Chines2 an, kulit putih, rambut lurus sebahu, tinggi badan sedikit lebih tinggi dari mbak Yani, dan mata yg sedikit sipit, cuma body nya ja yg agak beda dengan Tina., Sity sedikit lebih langsing., tapi badan nya tetap padat.
Dilengkapi dengan daster pendek yg melekat ditubuhnya.,
Jelas membuat adrenalin ku terus memacu , membayangkan apa yg telah direncanakan mbak Yani.
"Yaudah yuuk jeng, dimana ne? Disini atau kita cari tempat laen..??" tanya mbak Yani ke Sity yg masih tertunduk malu2 dengan keberadaan ku.
"Ehh, iyaa,, disini aja kali yaa.." jawab Sity.
"Anak mu.?" tanya mbak Yani.
"Udah kuantar tadi kerumah nenek nya.." jawab Sity.
"Truus suami mu? Kapan pulang nya..?" tanya mbak Yani lagi yg mencoba mensterilkan tempat.
"Hmm, dia pulang nya tengah malam, yaudaah aku harus ngapain ne..??" ucap Sity dengan nada kebingungan nya.
"Hahaha,, kau knapa kaya org bego gt.? Haha.. Udaah , sana kau bereskan laah tempat tuk kita.." ucap mbak Yani.
"Hmmm, oke.." Sity menjawab singkat.
"Mana praa.? Keluarin lah, kau knapa diam2 aja..?" ucap mbak Yani ke aku, yg menyadarkan semua lamunan kotor ku ke Sity.
"Eehh, ini mbak., ini pintu rumah ditutup gk..?" tanya ku ke mereka, dengan suara ku yg sedikit berbisik.
"Yaudah tutup aja.." jawab Sity , juga dengan nada setengah berbisik., yg udah brada di kamar.
Huuft.., seperti nya alam mendukung perbuatan kami saat itu.. batin ku.
Posisi rumah Sity yg memang berjarak jauh dari rumah ke rumah, dengan kondisi suasana siang itu yg rada sepi, membuat skenario yg telah disusun mbak Yani bakalan berjalan lancar, aman dan nyaman..
Hmm., syukur daah suasana nya sepi, mungkin tetangganya Sity lagi pada beraktifitas.. batin ku lagi.
"Sini jeng, masuuk sini.." ajak Sity ke mbak Yani .
"oke jeng.." sahut mbak Yani, yg langsung menarik tangan ku tuk turut masuk ke kamar.
Kami berdua pun langsung masuk ke kamar, menjumpai Sity yg udah duduk manis diatas kasur.
Kamar yg tak asing bagiku, kamar yg kasurnya pasti masih tersisa sidik jari ku, kamar yg menjadi saksi bisu permainan ku bersama Tina.
Namun kini kamar nya sedikit kurang terurus , krna sepertinya sudah jarang ditempati.
Sebuah kasur, lemari , meja belajar dan kipas angin menjadi saksi bisu yg sama seperti aku bersama Tina dahulu.
Hmm.., kamar nya Tina ne.. batin ku.
"Oh ya praa., ambilkan tolong alatnya di tas ku.." ucap mbak Yani ke aku.
"Ehhh,, ya mbaak.." jawab ku.
Waduuh,, brani bener ibu gaul ini ngeletak alat ditas nya.. batin ku.
"Oh ya, neeh telen ini dulu.." ucap mbak Yani yg lalu memcah 3 sebuah pil yg berwarna merah jambu.
"Haah, apa ne mbak..?" tanya ku polos.
Saat itu, aku emang blm pernah konsumsi pil sperti itu gan., jd yaa rada begok gitu waktu pertama dikasih mbak Yani.
"Udaah telen aja, yg jelas bukan racun.." ucap mbak Yani lalu memberikan kami bagian2 kecil pil tsb.
"Sdikit2 aja, ntar OD , pan kita mau nareek jg ne hehe.." ucap mbak Yani.
Dengan sedikit tegukan minuman kaleng bersoda yg disediakan Sity, kami pun menelen pil tsb.
Waaah, ngeri jg ne permainan nya mbak Yani. batin ku.
Setelah nelen pil, kami pun langsung ngelakukan ritual bakar serbuk putih.
Dengan suasana yg sedikit serius dan penuh hikmat kami pun mulai merakit alat dan meracik serbuk putih.
Tarikan demi tarikan, hembusan demi hembusan terlepas lepas dan tampak puas terlihat dari ujung bibir ibu2 muda yg tengah mengapit posisi ku.
Tanpa ragu, aku dan mbak Yani begitu semangatnya terus mengisi sendok demi sendok ke wajan tempat pembakaran, seakan menikmati suasana yg ada.
Efek pil merah jambu mulai beraksi, kami seakan bergerak lebih aktif.
Sementara Sity yg sedari awal merasa canggung dengan keadaan, masih juga tetap berekspresi seadanya, dengan wajah nya yg memerah , dan gerakan tubuh nya yg ditahan kaku krna masih malu dengan keberadaan ku., doi cuma mengikuti arus suasana dengan sesekali melirikkan pandangan sayu nya ke aku.
Gk ada suasana yg se gila saat itu gan,
Dengan aku, seorang lelaki bajingan , di apit dua ibu2 muda yg haus belaian dan gituan , plus dibumbui oleh serbuk2 setan dan pil merah muda yg sudah merasuki urat2 syaraf kami.
Hampir setengah jam kami lakukan ritual , barang nya sudah habis lebih dari setengah yg kubawa , memang aku bawa lumayan banyak , sesuai permintaan mbak Yani, yg aku pikir tadi nya barang itu mungkin untuk stok mbak Yani selama seminggu.
Suasana kamar udah terasa sangat gerah, meski dipenuhi tiupan angin buatan dari kipas angin.
Mbak Yani mulai berkeringat, dan perlahan membuka satu persatu pakaian yg ia kenakan, hingga menyisakan dalaman biru tua bagian bawah dan hijau daon bagian atas.
Aku pun seperti salah tingkah dengan kelakuan mbak Yani.
Keadaan ku smakin Horn*y..
Tiga dimensi gan, serbuk putih, pil merah jambu dan jamu kuat..
"Kalian gk kepanasan.? Udah pada basah tuh baju, buka aja kali.." ucap mbak Yani dengan asal nya.
"Ehh, iya mbak, iyaa.." sahut ku lalu membuka pakaian atas ku yg gak kusadar sudah basah kuyup.
Sementara Sity yg juga mendengar ucapan mbak Yani cuma sibuk sendiri dengan butiran serbuk putih, seakan gk menghiraukan omongan mbak Yani.
"Ehh, jeeng, buka laah baju nya, udaah basah kuyup tuuh.." ucap mbak Yani lagi ke Sity.
"Ehh, iya jeng , udah gpp aku gene aja.." ucap Sity malu2.
"Hadeeeh,, udaah deeh, buka aja, gpp juga.., si prana udah kepengen tuh ngelihat punya mu.. Hehehe.." ucap mbak Yani dengan ceplos nya.
Waduuuh,, mbak Yani tau aja yg ku mau.. Ngoahahaha..
Sity cuma menunduk malu sambil sedikit melirik ke aku.
"Kau juga pra, jgn yg atas nya aja, tuuh bawahan mu juga udah basaah tuuh.." ucap mbak Yani ke aku.
"Eehh, iyaa iyaa deeh mbaak.." ucap ku sambil membuka bawahan ku, seakan menuruti saja kemauan nya., dan menyisakan dalaman merah bercorak dan gambar logo Manchester United , membalut Junior ku yg tampak sudah siaga satu.. Haha..
Dengan keadaan ku yg seperti itu, Sity tampak terkejut, dan sedikit memalingkan wajahnya, mencoba menghindari pandangan nya ke Junior ku.
Laen dengan mbak Yani,
Begitu melihat keadaan ku seperti itu, ia langsung mendekap ku erat, menyentuh lembut Juniorku, dan mencoba mengeluarkan nya dari sarang nya.
Aku sedikit terkejut, tapi kucoba mengikuti arus permainan mbak Yani , membiarkan nya bermain dengan Junior ku, aku pun seperti terhipnotis dengan kelakuan mbak Yani yg sudah menggila..
Pengaruh efek serbuk putih, jamu dan pil merah jambu dari mbak Yani, plus sentuhan lembut mbak Yani, membuat ku sperti melayang.
Sementara Sity.??
Melirik sikap mbak Yani ke aku, doi langsung membalikkan badan , mencoba mengacuhkan kami , sambil menikmati sisa serbuk putih yg ada.
"Jeeng ,, sini doong, udaah berhenti dulu nareek nya.." ucap mbak Yani yg langsung menarik Sity kehadapan ku.
Diperlakukan seperti itu, Sity cuma bisa menunduk, memalingkan wajahnya., seakan gk mau melihat ku.
"Heey, jeeng,, ini loh pesenan jeeng kemaren, katanya pengen yg brondong.. Hehe.." ucap mbak Yani sambil menyentuh wajah Sity dan mengarahkan nya ke aku.
Kami lalu saling menatap, dengan raut wajah ku yg datar tampak bloon, dibalas pandangan sedikit terkejut dari Sity.
Kami (aku dan Sity) tak bersuara sedikit pun,
Cuma mbak Yani yg seperti menjadi dalang yg menggerak kan kami para wayang nya.
Dengan posisi kami bertiga yg sama2 duduk , mbak Yani bergerak spontan mendorong lembut tubuh Sity dan meraih tangan Sity mengarahkan nya ke Junior ku.
Sity tampak shock, begitu juga aku..
Dan kami cuma saling menundukkan muka..
"Hadeeh, kalian knapa siih..?? Yg kaya gene kan gk mesti sampai aku yg menggerak an nya, kalian kan udah sama2 mengerti.." ucap mbak Yani dengan nada sedikit tinggi.
Refleks kami mengangkat wajah kami ngedenger ucapan mbak Yani , dan lahi kami saling pandang.
Hmmm., gk tau aja mbak Yani posisi kami tuh gimana., coba dia tau kalau Sity tuh kakak nya mantan pacar ku. Dan adek nya Sity hampir ku nikahi. batin ku.
Seakan mrasa gk enak dengan omongan mbak Yani, Sity pun dengan gerakan kaku nya dan wajah nya yg merah menunduk malu, mencoba bermain dengan Junior ku, yg awal nya cuma sekedar menempel saja ditangan nya.
Aku pun gk bisa menutupi perasaan hor*ny ku., sikap Sity kubalas dengan memeluk tubuhnya yg masih berpakaian, namun basah kuyup krna keringat.
Hmm.., aroma parfum bercampur keringat Sity yg mengalir deras seakan menusuk urat2 nafsu ku.
Dengan gerakan yg perlahan lalu semakin lihai dia bermain dengan Junior ku, dan mulai membalas pelukan ku dibarengi desahan nya..
Sementara mbak Yani melanjutkan tarekan nya ke srbuk putih seakan membiarkan kami bermain dengan nafsu kami.
"Dhaar dhaaaar dhaaaaaeer..!!"
Suara hentakan keras memukul2 pintu begitu jelas kami dengar.
Menghentikan seketika permainan kami yg sudah mulai seru.
Dengan spontan kami pun langsung beres2 , dan Sity yg saat itu masih berpakaian , bergegas beranjak keluar kamar tuk mendatangi pintu depan rumah nya...
**Bersambung...
Maap, ya skali lagi tuk para admin forum ini, dan para dedengkot nya..
Plus para Reader smuanya..,
Maap kalau kata2 di Thread ane ada yg kurang berkenan..
Ane udah coba membuat kata2 samaran/khiasan tuk menutupi kalimat2 vulgar yg ada..
Kata2 dan keadaan yg ane tulis di thread , semata2 untuk membuat jalan cerita seperti apa ada nya.. , gak bermaksud laen2 ..

Diubah oleh manasaung 15-07-2016 20:47
0