- Beranda
- Stories from the Heart
Di ujung jalan
...
TS
3005fm
Di ujung jalan
Prolog cerita dihapus untuk tempat index cerita.
Untuk memudahkan pembacaan cerita dan karena ada beberapa yang request, maka saya bikin list partnya. Setiap part yang udah di update akan langsung dimasukan ke index.
Semoga makin semangat baca ceritanya
Di ujung jalan :
Bab 1 - Wawancara Majalah Food & Travel
Bab 2 - Pameran Seni
Bab 3 - Pertemuan Kedua
Bab 4 - Karyawan Baru
Bab 5 - Mengenal Nata
Bab 6 - Ini Apa ?
Bab 7 - Sakit
Bab 8 - Happiness
Bab 9 - Undefined Feeling
Bab 10 - Penjelasan dan Luka Lama
Bab 11 - Rasa Penasaran
Bab 12 - Something Wrong
Bab 13 - Liar
Bab 14 - Penyakit Bulan
Bab 15 - Egois
Bab 16 - Nekat
Bab 17 - Hurt (again)
Bab 18 - Salah Paham
Bab 19 - Akhir yang Baik
Bab 20 - Finally
Di ujung jalan (Bimo POV) :
Bab 1 - Pertemuan Awal
Bab 2 - Diam-diam
Bab 3 - Kebodohan
Bab 4 - Solo
Bab 5 - Pengakuan
Bab 6 - Shows Her
Bab 7 - Move On
Bab 8 - New Girl
Bab 9 - Nadia
Bab 10 - Jealous
Bab 11 - Jadian
Bab 12 - Kembali
Bab 13 - 1st Anniversary
Bab 14 - Accident
Bab 15 - Lost Her
Diubah oleh 3005fm 15-01-2017 12:24
anasabila memberi reputasi
1
14.3K
117
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
3005fm
#5
Di ujung jalan
Bab 3
Pertemuan Kedua
Hampir dua minggu Ardi gak mendengar kabar dari Nata. Setelah bertukar nomor hp, tidak ada komunikasi yang mereka lakukan. Ardi juga makin sibuk dengan kedai kopi miliknya yang makin rame, Apalagi dia hanya dibantu oleh satu sahabat yang merangkap menjadi karyawannya yaitu Bimo.
"Bim, buat meja nomor empat jangan lupa ekstra susu," kata Ardi setengah berteriak.
"Iya Ar, buset dah. Gue gak lupa kok."
Bimo mengamati sahabat yang dikenalnya sejak di bangku SMA. Ardi banyak berubah saat kehilangan Bulan. Bulan adalah sahabat dekatnya dan Ardi, Tapi kemudian takdir berkata lain, Bulan dan Ardi sepakat untuk berpacaran pertengahan SMA. Hubungan mereka terbilang baik-baik saja, tapi mendadak suatu hari Bulan berubah dan menjauh dari Ardi, puncaknya Bulan memutuskan hubungannya dengan Ardi karena alasan ingin sekolah di Amerika. Sampai sekarang sudah 8 tahun Bulan menghilang, dan belum pernah muncul lagi di kehidupan mereka.
"Kayaknya lo digaji bukan buat bengong deh..." ujar Ardi agak sinis.
"Oh, sorry. Pesanan yang tadi gue langsung anter deh."
Bimo buru-buru mengantar pesanan meja nomor empat. Ia gak mau kena damprat si Ardi. Bimo mengulaskan senyum kepada pengunjung kedai yang duduk di meja nomor empat.
"Silahkan diminum. Terimakasih sudah berkunjung."
"Sama-sama. Oh iya, Mas Ardi nya ada ?" tanya wanita itu sebelum Bimo hendak beranjak dari meja itu.
"Ada kok, Ada keperluan apa sebelumnya, Mbak ?"
"Saya... temannya. Bisa tolong dipanggilkan ?"
Bimo hanya mengangguk dan segera memanggil Ardi. "Ar, ada yang nyariin tuh. Cewek yang duduk di meja nomor empat."
"Oke, lo handle pesanan yang lain ya. Gue ke sana dulu."
Ardi terkejut ketika mendapati siapa yang mencarinya. Nata, reporter perempuan yang mewawancarainya beberapa waktu yang lalu. Nata tampak manis dengan jumpsuit motif batik dengan tas selempang kecil warna hitam, sambil mengalungkan satu buah kamera di lehernya.
"Hai. Apa kabar kamu ?"
"Saya baik, Nat. Saya cukup terkejut kamu ke sini lagi."
"Masa ? Padahal aku udah sms kamu. Mungkin kamu gak liat kali."
"Iya nih. Sejak artikel kamu tentang kedai ini dimuat, saya dan Bimo jadi kerepotan. Kayaknya saya mesti cari karyawan tambahan deh."
"Iya tuh. Kasian Mas Bimo, jadi ngerangkap jadi tukang anter pesanan."
"Tapi susah sih cari karyawan lagi, Mau gabung ?"
Sebenarnya pertanyaan Ardi sekedar basi-basi, ia gak mau benar-benar menjadikan Nata karyawannya. Tapi jawaban Nata diluar dugaan. "Boleh. Aku emang udah lama mau ganti profesi. Seneng deh ditawarin kerjaan lagi." kata Nata sambil tersenyum.
"Serius ? Tadi saya cuma sekedar basa-basi doang kok."
"Aku udah terlanjur bawa itu jadi serius Ar." Nata tertawa sambil meneguk sisa kopi di gelasnya.
"Oke deh. Kamu digaji perbulan tiga juta. Saya minta maaf kalo baru bisa gaji kamu segitu. Jam kerja mulai jam 11 siang sampe jam 8 malam."
"Gak papa kok, gaji dari kamu udah lebih gede daripada gaji aku kerja jadi reporter."
Ardi terkejut. 3 juta terbilang gaji yang pas-pasan. Ia sengaja gak langsung memasang gaji besar, Ardi mau melihat kinerja Nata terlebih dahulu. Nata memang berbakat di bidang tulis-menulis, tapi Ardi gak yakin Nata bisa berbakat jadi waitress....
Diubah oleh 3005fm 11-07-2016 12:52
0