Pagi ini setelah menyantap porsi lari 20x keliling jogging track, seneng-seneng sama cewe manis, gue pun membasuh diri sesampainya dirumah. Setelah rapi, dan sholat gue pun pamit sama nyokap untuk menuntut ilmu. Sampai pos security, gue pun melihat kembali pemandangan yang sama seperti terlihat kemarin. Yappp, mobil berlogo H ini kembali masuk cluster, sempat bertemu pandang dengan sang supir, dia pun mengklakson gue.

“Brooooo.. jalan loe?” ujarnya sambil menurunkan kaca penumpang samping

“keliatannya? Mau jemput mas?” jawabku

“iya nih, biasa.. ijin ya broo..” basa basi mungkin

“monggo, ga perlu ijin juga kali”

“yookk broooo”

Ahhh.. mood gue pun langsung drop.. tapi ga berapa lama, mood gue pun kembali naik ketika melihat sesosok cewe menunggu di depan cluster kami. Dia memakai jeans, dengan dipadukan baju polkadot merah putih dan cardigan hitam dengan menunggang motor sport. Yak motor sport yang identik dengan warna hijau terangnya. Gue cukup tercengan mengetahui tunggangannya.

“…………..” gue melewatinya, pura pura ga ngeliat dia

“WOIIIIIIIIIIII, melengos aja mas” teriaknya

“lhooooo.. kirain siapa?? Ko pake motor?” jawab gue

“iya.. ga suka ya??”

“gue kira motor loe matik Zie”

“heheheh.. motor gue ya ini..”
Gue perhatikan lagi, ternyata kakinya pun masih jinjit untuk menyeimbangkan motor tersebut.

“pantesan masi kagok ya, jarang jarang sih cewe nunggang motor batangan”

“yuukkk, keburu siang nanti macet bgt gmn?” ajaknya manja

“ya udah yukk” gue menjawab, terus hendak duduk dibelakangnya

“ehhhh ehhh enak aja minta bonceng” protesnya

“oohhh, ya udah klo ga bole naik.. gue naik angkot aja”

“diiiihhh gituuu sii.. maksudnya loe yang nyetir kung”

“yeee bilang dong dari tadi” jawab gue enteng
Dia pun turun, dan menyerahkan sebuah helm full face ke gue.. tepat setelah gue pakai helm, mobil sedan itu pun melewati gue, seperti nya kedua nya ga ngeh akan kehadiran gue.

“Bismillah” ucapku sejurus kemudian ngegas motor sangar ini.

Di jalan pun kami tak berbicara banyak, mungkin karena gue lebih sering ngebejek gas, mencoba power mesin dari motor besutan Kawasaki ini. Dan ketika itu pula dia jadi memeluk gue erat.

“heeekkkkkk, ga bisa napas gue Zie”

“biarin, lagian bawanya kenceng bgt” sungutnya

“iya maaf Zie, kebawa suasana.. baru kali ini gue nyobain motor sport”

“iya gpp kali, gpp juga kan gue meluk loe?”
Gue pun ga menjawab pertanyaannya, tanda ga masalah
40 menit kemudian kita sampai di kampus, parkir di samping kampus khusus motor. Cukup banyak mahasiswa yang sedang nongkrong di kantin, tepat didepan parkiran motor.
Tak sedikit mahasiswa yang memandang tak berkedip ketika gadis dibelakangku turun dari motor, rambutnya pun terurai ketika helm dilepas, sejurus kemudian langsung diikat. Gue pun melepas helm, dan tampak pula mereka yang memandang langsung menunjukkan pandangan tidak suka.

“makasih ya Zie” ucap gue

“sama sama kung” jawabnya tersenyum, Indah sekali.

“kung, minta nomer hp loe dong”

“jangan manggil kung knapa si, kaya anak kecil manggil kakeknya itu mah” jawab gue

“hahahahahah.. abis panggilnya apa dong?” jawabnya manja

“ya panggil nama aja si.. Ron, atau Nan, or whatever you want”

“panggil mas aja boleh?”
Gue seketika mengernyitkan alis, sepertinya hari-hari gue di kampus ini bakalan lebih berwarna, batin gue.