Gue dan Nayla duduk di teras rumah sambil menunggu kedatangan Riri untuk menjelaskan semua hal yang terjadi pada Kamis kemarin. Nayla bersandar dibahu gue sambil memeluk tangan gue...
Sekarang apa? Gue dan Nayla sama sama merasa awkward karena semua hal yang terjadi hari ini...
Hmm... What should I do right now? Apa lagi yang harus kita berdua bicarakan?
Ah... Gue tau... Lebih baik gue memulai hubungan kita dengan kejujuran! Nayla harus tahu yang sebenarnya tentang gue! Semua hal yang pernah gue lakuin sebelum kita menikah...
Gue ngga mau ngebohong sama bini gue. Dia harus tau suaminya seperti apa.
Dia harus tau baik buruknya gue....
Quote:
"Nay...."
"iya A.."
"Aku mau kita terbuka dan lebih mengenal satu sama lain, Nay... Aku mau bicara jujur, sejujur jujurnya sama kamu.. Aku ingin kamu tahu siapa aku sebenarnya sebelum kita menikah. Dan, aku pun sama.. Aku mau tahu siapa kamu sebelum kita berdua menikah..."
"Kita mulai dari aku dulu.." ucap gue
"mm... Yauda, Aa ceritain lah semua tentang Aa ke Nay..." senyumnya
"rrr.. Tapi sebelumnya aku minta kamu jangan marah ya nantinya, Nay... Karena, aku tuh ngga sebaik dan selurus yang kamu pikirkan. Ini semua masa lalu aku, Nay.." ucap gue
"memangnya seperti apa sih masa lalu kamu sebelumnya, A?" ucapnya penasaran
"mm.. Promise me, kamu ngga akan marah sama aku.." jawab gue
"mm, oke.. Nay usahain ngga akan marah sama Aa.." senyumnya
gue ceritain tentang gaya hidup gue ke Nayla...
Gaya hidup gue yang ngga banget!
Gue ceritain tentang hidup gue yang bisa dibilang rada HEDON saat gue belum menikah...
Ya.. Gue ceritain kalo gue sering have sex sama perempuan perempuan yang gue temui di tempat clubbing....
"...." Nayla pun terdiam, bisa gue lihat syok nya dia setelah mengetahui sedikit kelakuan gue... Itu semua terlihat dari gesture dan sorot matanya
"See... I told you, Nay... Aku ngga sebaik yang kamu pikir.." ucap gue pasrah
"hmm.. Mau bagaimana lagi, A... Yah, bisa Nayla maklumi lah kalau A nakal. A kan laki-laki. Hal seperti itu Nay rasa agak wajar lah jika kita melihat pergaulan di Jakarta sekarang..." ucap Nayla
"Itu belum semuanya, Nay.." lanjut gue
"Ada lagi yang perlu Nay tau, A?" penasarannya
"Ya! Ada... Aku mau hubungan pernikahan kita dilandasi dengan kejujuran, Nay.. Aku merasa bersalah sama kamu karena tadi aku udah bohongin kamu tentang aku pergi ke coffee shop sendirian... Sekarang, yang aku mau ceritakan adalah tentang hubungan aku sama Riri sebelum kita menikah.." sambung gue
"Hah! Kamu sebelumnya punya hubungan sama Mba Riri, A?" ucapnya terbelalak
"Ya, Nay... A one sided relationship sih tepatnya..." jawab gue
"Maksudnya?" tanya Nayla penasaran
"Nay, aku dulu sering have sex sama Riri..." ucap gue pasrah
"HAAAH!?" kagetnya
"..." bingung gue mau ngelanjutin omongan gue gimana lagi, Nayla melepaskan pelukannya dari gue dan memisahkan sedikit jarak diantara kita...
"Nayla... Aku cuma seorang laki laki yang ingin berbicara jujur sama istrinya.. Maafkan aku jika masa lalu aku membuat kamu merasa nggak nyaman.. Wajar lah kalau kamu merasa nggak nyaman sama aku, Nay. But you know what, Nay... Aku menceritakan semua ini sama kamu karena aku sayang kamu, Nay.. Aku nggak mau ngebohongin kamu" pasrah gue
Nayla perlahan kembali memeluk gue dan bersandar dibahu gue...
"A.. Mm... Makasih karena Aa udah mau terbuka sama Nay.." ucapnya pelan
"Boleh Nay tanya sesuatu sama Aa?" tanyanya
"Sok aja.."
"Aa sayang sama Mba Riri?" tanyanya
"Nggak, Nay..." jawab gue
"Hah? Kok? Terus kenapa A sama Mba Riri having sex kalau A ngga punya perasaan apa apa sama dia?" herannya
"Nay, perlu kamu tahu.. Buat aku, sex ya sex aja, nggak perlu ngelibatin perasaan. Yang dilibatin cukup nafsu aja.. Kamu mau tau sesuatu nggak?" jawab dan tanya gue
"Apa, A?" penasarannya
"Tentang kita berdua.." singkat gue
"Maksud Aa?"
"Nay, mungkin aku baru ngelakuin sex yang melibatkan perasaan, sayang yang ku maksud, ngga cuma semata mata karena nafsu... Itu cuma dan baru sama kamu aja, Nay.. Mm.. Kamu ngerti ngga yah kira kira apa yang aku maksud? Karena agak susah ngejelasinnya ke kamu.. Dan, kamu juga aku rasa ngga ngerti apa maksud aku, soalnya kamu kan ngelakuin itu baru sama aku aja... Hehe.." senyum gue
"....." muka Nayla memerah dan sikapnya agak terlihat kikuk...
"tuh kan.. Kamu mesti lihat deh muka kamu, Nay. Kamu blushing" ledek gue
"iiih... Si Aa mah..." ucapnya malu
"Ok... Itu semua tentang aku, Nay.. Sekarang gantian, aku mau tau kamu.." tanya gue
"mm... Apa yang mesti Nay ceritain?" tanya nya balik
"Yaudah, aku tanya kamu aja, gimana? Tapi kamu mesti jawab dengan jujur, gimana?" tawaran gue
"hmm.. Boleh.." singkatnya
"sebelumnya, kamu punya perasaan yah sama bos kamu, Julian?" tanya gue sambil tersenyum
entahlah... Tiba tiba aja dari mulut gue terucap kata kata itu...
Mungkin kalimat itu terucap karena gue mengingat apa yang diomongin Riri waktu itu...
"...." Nayla cuma terdiam dan mukanya semakin memerah. Nayla semakin terlihat kikuk
"Hey... Ngga papa kok.. Aku janji aku ngga akan marah, Nayla Sayaaang~" ucap gue menenangkannya
"i.. Iya A.. Jujur, sebelumnya Nay memang punya perasaan seperti itu ke Pak Julian" ucapnya malu
"Tapi... Aku sekarang udah jadi istri kamu, A.. Dan aku juga akan berusaha menyayangi kamu dengan sebaik baiknya" tambahnya sambil tersipu
"Tapi perasaan Nay dan hubungan Nay sama Pak Julian ngga pernah seperti hubungan Aa sama Mba Riri" potong Nayla membela dirinya
"haha... Iya iya, aku tahu kok Nay... Aku si ngga percaya perempuan lugu seperti kamu bisa bertindak diluar batas.. Aku percaya kalau kamu perempuan baik baik, Nay... You know what? I'm feeling blessed karena aku bisa memiliki istri seperti kamu" ucap gue sambil membelai rambutnya Nayla
"A.. Nay juga minta maaf yah..." ucap Nayla
"For what?"
"Karena sebelumnya Nayla udah ngga terus terang juga ke Aa waktu kemarin kemarin Aa tanya tentang hubungan Nayla sama Pak Julian... Tentang perasaan Nayla ke Pak Julian" ucapnya malu
"Aah... Ngga papa si, Nay... Aku maklum kok..." ucap gue
CUP~ dia menarik kepala gue dengan kedua tangannya lembut, dan mencium bibir gue ringan...
mm.... A surprise attack?
"A, sepertinya ngga akan susah buat Nay untuk menyayangi kamu..." ucapnya sambil tersipu malu...
Malam ini, di depan teras rumah, gue mencium istri gue sendiri dengan mesra...
Entah lah... Gue sepertinya bisa mulai merasakan semua perasaan dan ketulusan Nayla kepada gue yang tercurahkan melalui semua ciuman kita...
hihi... Ciuman kamu yang kikuk ini entah kenapa terasa begitu spesial buat aku, Nay...
Aku sadar kalau aku sayang banget sama kamu in an instant...
Terdengar suara mobil berhenti didepan gerbang rumah kita. Nayla dan gue menghentikan ciuman kikuk kita berdua. Samar samar terlihat Riri turun dari mobilnya dan memencet bel...
Nayla dan gue membukakan gerbang untuk menyapa dan mempersilakan Riri masuk...
Kepala gue dingin, emosi dan tuduhan negatif gue sudah hilang saat Nayla dan gue berciuman barusan.
Kita berdua mengajak Riri masuk dan duduk diruang TV. Gue minta Nayla menemani Riri duduk sementara gue mengambil foto foto nggak jelas gue sama riri didalam kamar...
Quote:
"A.. Jangan marah marah sama Mba Riri yah... Nay rasa Mba Riri ngga tau apa apa deh.." ucap Nayla yang sambil memeluk gue dari belakang. Gue ngga sadar kalau Nayla masuk ke kamar menyusul gue
"Eeeh? Iya Nay, aku ngga akan marah... Aku cuma mau penjelasan aja dari Riri tentang foto foto ini" senyum gue
Kita berdua pun keluar kamar, Nayla dan gue duduk dihadapan Riri. Nayla menggenggam tangan kiri gue manja..
"Ri, bisa lo jelasin tentang ini?" tanya gue sambil memberikan kumpulan foto foto aneh itu ke Riri
Riri terlihat bingung dan kaget... Dia melihat isi foto foto itu satu persatu dengan seksama...
Semakin dia lihat, terlihat mukanya Riri semakin nampak bingung...
"Yo, sumpah, aku ngga tahu tentang ini semua..." ucapnya lirih
"Kok bisa ada foto foto kita berdua gini sih?" lanjutnya sambil berkaca kaca
"How should I know? Yang tahu kita pergi ngopi kan cuma lo sama gue Ri... Nay, kamu dapat foto ini semua kapan?" tanya gue ke Nayla
"mmm... Nggak lama selepas kamu pergi kerja hari ini, A.." jawab Nayla
"Sumpah, aku nggak tahu, Yo, Bu Nayla... Aku juga kaget melihat foto foto ini" ucap Riri
"Aku tulus Yo saat aku bilang aku ikut senang melihat kamu bahagia setelah menikah dengan Bu Nayla..." lirihnya sambil berkaca kaca
"mm.. Nayla aja, Mba Riri... Aku ngga enak dipanggil ibu.. Oh iya... A Rio udah ngejelasin kok hubungan kalian berdua sebelumnya sama aku.." ucap Nayla menenangkan Riri
"eh? Serius, Bu Nayla, Yo?" ujar Riri terbelalak
"Jeeeh.. Lo kenapa kaget si, Ri? Biasa aja lagi... Iya, gue udah cerita semuanya sama Nayla mm... Gue mau mulai hubungan gue sama Nayla dengan kejujuran" jawab gue
Nayla pun pindah duduk. Dia menemani Riri yang terlihat syok setelah melihat foto foto aneh itu... Dia menenangkan Riri...
Nay, seriusan deh... Kamu perempuan penyayang dan baik hati... Sikap kamu dewasa banget...
"Udah Mba, tenangin diri Mba..." ujar Nayla menenangkan Riri...
Mereka berdua diam, Nayla mengusap bahu Riri, berusaha menenangkan Riri yang sedari tadi nampak mencegah tangisnya menyeruak dari kedua matanya...
*snif*
"Bu... Aku minta maaf sama Ibu... Aku jujur ikut senang dengan pernikahan Pak Rio dan Bu Nayla... Pak Rio tulus sayang sama Ibu... Pak Rio yang sekarang berubah, Bu... Kelihatan banget dari sikapnya dikantor hari ini..." ucap Riri..
"..." apa iya gue keliatan berubah drastis? Maaaan, muka gue kok panas yah...
"Iya, aku tau kok Mba... Mba Riri udah deh ngga usah menangis. Kita berdua cuma penasaran sama siapa pengirim foto foto ini..." ucap Nayla sambil terus menenangkan Riri
Yaah.. Intinya sih, gue dan Nayla merasa kalau bukan Riri yang ngirim foto foto ini. Kelihatan banget dari gesture dan sifat Riri yang ikut terkejut juga barusan...
Sekarang, setelah entah berapa lama kita bertiga berbincang bincang. Gue dan Nayla mengantarkan Riri yang hendak pamit pulang. Riri udah berhenti menangis, dia sudah masuk kedalam mobilnya. Gue sama Nayla berdiri disamping diluar mobilnya Riri
Quote:
"hati hati nyetirnya ya Mba, maaf kita berdua udah ngerepotin Mba Riri" ucap Nayla ramah
"iye, ngga usah ngebut lo, Ri..." tambah gue
"Iya.. Aku akan nyetir dengan hati hati kok" jawab Riri
"Sekali lagi, Bu Nayla, Riri minta maaf... Aku ngga tau kenapa bisa ada foto foto itu... Aku ikut senang kok dengan pernikahan kalian.." ucap Riri
"Iya, Mbak... Ngga papa..." ucap Nayla singkat
Riri pun melajukan mobilnya, gue dan Nayla melihat kepergian Riri...
Kita berdua pun masuk ke kamar setelah terlebih dahulu mengunci semua pintu...
Sekarang, kita berdua duduk dan bersandar diatas kasur. Sikap Nayla semakin terasa manja malam ini. Dia memeluk gue mesra...
"A... Mba Riri cantik yah.. Kenapa juga Aa ngga nikahin dia sih..." celetuk Nayla
"ah elaaaah.... Kan aku bilang aku ngga ada rasa apa apa sama Riri, Nay..." suram gue
"hihi.. Iya, iya.. Nay tau kok.. Nay cuma ngegodain Aa aja~" ledek Nayla
Gue pun spontan ngacak ngacak rambut bini gue yang rese tapi mulai gue sayangin ini...
"mm... A... Bikin baby lagi yuuuk~" pinta Nayla tiba tiba
Oh, WOW....
Yuuuuuuuk, Sayaaaaaang... Hihihi...
Kita berdua pun melakukannya, bikin bayi....
Buat gue, ini seperti MALAM PERTAMA gue sama Nayla. Karena, gue dan dia sudah sama sama tau sedikit banyak tentang kita masing masing...
"Love You, Nay..."
"Love You too, A...~"
Keesokan harinya....
Nayla masih menikmati hari terakhir cutinya.. Dia mempersiapkan semua kebutuhan gue pagi ini, seperti kemarin...
Barusan, di rumah, Nayla mengantarkan kepergian gue ke kantor.. Dia mencium tangan gue.. Kali ini, gue mencium bibirnya ringan sebelum gue memakai helm. Dia cuma bisa tersipu malu...
hehe... Kamu lucu deh, Nay...
Sekarang gue udah duduk di ruangan kantor gue. Semua staf udah masuk keruangan dan duduk dibangkunya masing masing, termasuk Riri... Pagi tadi gue lihat dia masuk ruangan, dan ngga seperti biasanya, dia ngga main nyelonong dan masuk ke ruangan gue.
Gue paham kok Ri... Lo pasti mau menjaga jarak kan?
Good for you...
Menjelang siang, Riri mengetuk pintu ruangan gue.. Gue lihat sih matanya agak sembab. Dia duduk didepan gue sambil membawa berkas
Quote:
"kenapa mata lo, Ri? Lo mewek semalem?" ledek gue bego
"...." dia cuma diam
"woaelaaaaah.... Sensi deh lo, tumben amat lo diem, ahahahah..." ledek gue tambah gila
"Iyalah aku nangis! Mana mau sih aku merusak pernikahan laki2 yang aku sayang" emosinya
"sayang? Rrr... Sori deh, Ri..." ngeles gue
"Itu berkas apa yang lo bawa? Laporan bulanan?" tanya gue
"mm.. Bukan, Yo... Ini permohonan mutasi aku..." singkatnya
"heh? Mutasi? Kenape?" tanya gue kaget
"Aku ngga mau dianggap merusak hubungan kamu sama Nayla, Yo..." lirihnya
"Ya, ngga segitunya juga kali, Ri... Gue sama Nayla ngga mempermasalahin itu kok" ucap gue
"Banjarmasin? Busyeeeet... Jauh amat, Ri" celetuk gue
"Iya... Biar aku sekalian jauh dari kamu, Yo.." singkatnya
CLINGada whatsapp masuk, gue lihat dari Nayla...
: "A, ini motor siapa? A bisa pulang sebentar nggak"
"yodah gue tanda tanganin nih, Ri.. Gue cabut bentar ye, bini gue kaget kayanya gue kasi surprise" ucap gue sambil nanda tangan surat mutasinya Riri
well, gue main tinggalin aja Riri diruangan...
Gue pengen lihat reaksinya Nayla mendapat surprise dari gue, hehehe...
Sekarang gue didepan rumah, motor gue tepikan disisi jalan samping rumah. Gue lihat ada mobil flat deck didepan rumah gue dengan skuter retro warna biru diatasnya... Gue lihat Nayla sedang berdiri didepan rumah, gue pun menghampiri Nayla...
Quote:
"gimana, suka Nay?" tanya gue
"eh? Ini teh buat aku, A?" tanyanya
"Iya, kemarin aku pesan di Alam Sutera.. Sengaja aku nggak kasi tau kamu. Biar surprise, hehe..."jawab gue
"Suka lah, Aaa...." ucapnya mesra
Dan orang dealer pun mulai nurunin skuternya Nayla. Gue ngecek semua kelengakapannya. Setelah semua gue rasa lengkap, gue tanda tangani formulir delivery nya...
Sekarang tinggal gue sama Nayla dirumah...
Reaksi Nayla itu bener bener seperti anak kecil yang dikasi mainan sama orang tuanya..
Kamu lucu banget si, Nay...
Syukur deh kamu suka...
"Yeeeeeey, skuter warna biruuuuu" semangatnya
"telat amat si kamu senengnya" ejek gue
"yee.. Tadi kan banyak orang A. Aku malu tau...~" manjanya
"Woo, dasar..." ejek gue
"eh, A.. Aku pengen nyoba dong, boleh yah, yah, yah..." rengek Nayla manja
"Ya sok aja atuh, da ini kan skuter kamu, Nay sayang..." ucap gue
Dengan semangat Nayla pun menurunkan standar dan mengeluarkan skuternya dari garasi... wedew... Kamu mahir amat, Nay?
"Kamu teh udah biasa naik motor, Nay?" penasaran gue
"Hehe.. Iya, A... Waktu SMA Nay sering pakai Vespanya si papah" ucapnya semangat
"Emang ngga berat skuter kamu yang ini?" tanya gue lagi
"Engga kok, A.. Masi beratan Vespa tuanya si papah kemana mana" semangat Nayla sambil menstarter elektrik skuternya..
"A, aku coba sebentar yah, keliling komplek" semangat Nayla
"Iya, pelan2 aja yah Nay.." pesan gue
Ahahahahahaa.... Kamu bener bener kaya anak kecil deh Nay...
Dia semangat banget melajukan motornya...
Gue duduk didepan garasi menunggu kepulangan Nayla. Motor gue pun gue masukan ke garasi. Sepertinya gue males deh buat balik ke kantor lagi hari ini, hehehe...
Ngga lama, Nayla pulang dan memasukan skuternya ke garasi. Dia dengan terampil menyetandartengahkan skuternya. Setelah itu, dia duduk disebelah gue...
"waaah... Skuternya enakeun, A..." antusiasnya
"hehe.. Sukur deh kamu suka, Nay..." senyum gue
"Suka banget~ apalagi warnanya biru, warna favorit Nay... Eh.. Kok motor Aa dimasukin si?" tanyanya
"Hehe.. Males ah ke kantor lagi, Nay..." ucap gue
"Mendingan juga aku ngelonin kamu tidur siang ini, hehe" rayu gue
"ish... Mentang2 bos kamu seenaknya aja deh" ucapnya malu
"Ooh.. Jadi ngga mau nih bobo siangnya aku kelonin?" ejek gue...
"Mau lah...~" ucapnya malu...
Hehehe.... Bolos sekali sekali mah ngga papa juga bukan?