- Beranda
- Stories from the Heart
i hate this love song
...
TS
27serafina
i hate this love song
Boleh dibilang ini adalah tempat aku menceritakan sebuah kisah di masa lalu yang rasanya kaya sebatang coklat. Manis pahit namun cepat meleleh saat digenggam sehingga harus segera dihabiskan.
Kisah yang berawal dari patah hati, saat aku benar benar membenci lagu cinta karena dikhianati.
Bukan, ini bukan tentang si pengkhianat itu. Ini tentang sosok yang membangunkanku dari keterpurukan. Seperti coklat, ia yang dibutuhkan saat depresi. Manis, meskipun agak pahit, namun harus segera dihabiskan jika tidak ingin meleleh di tangan.
Kisah yang berawal dari patah hati, saat aku benar benar membenci lagu cinta karena dikhianati.
Bukan, ini bukan tentang si pengkhianat itu. Ini tentang sosok yang membangunkanku dari keterpurukan. Seperti coklat, ia yang dibutuhkan saat depresi. Manis, meskipun agak pahit, namun harus segera dihabiskan jika tidak ingin meleleh di tangan.
Spoiler for Index:
Spoiler for Jadwal Update:
Spoiler for I Hate This Love Song:
Diubah oleh 27serafina 11-09-2023 21:53
anasabila memberi reputasi
1
5.5K
31
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
27serafina
#26
Chapter 11
Lucky I'm in Love with my Bestfriend - Jason Mraz
Jadian dengan Okta terjadi secara alami. Kami memang sahabat dekat dari kelas 1 SMA. Rasa sayang pada Okta memang ada dari awal kami bersahabat. Mereka bilang, persahabatan antara cowok dan cewek tidaklah murni persahabatan, di baliknya ada sebuah pengharapan.
Okta ternyata memang sempat memiliki rasa, namun aku malah jadian dengan Arsya. Sebelum jadian dengan Arsya, saat kecewa karena ditinggal jadian oleh Ryo, Okta sempat mengatakan sesuatu yang salah aku artikan.
"Kenapa gak sama yang deket ama lo aja sih Sen? Yang jelas suka sama lo," sarannya saat menghiburku.
"Siapa? Emang ada?"
"Yaelah banyak kali! Di kelas kita aja ada."
Entah aku yang tidak peka atau terlalu polos, aku bahkan merasa kalau yang dimaksud Okta adalah Arsya. Dan setelah percakapan itu, keesokan harinya Arsya menembakku. Tadinya aku pikir itu ulah Okta, tapi bukan. Dari 7 orang kaum adam di kelasku, memang ada beberapa yang tertarik dan mendekati aku namun aku kurang peka. Dan karena kekurangpekaanku itulah, Arsya penasaran terhadapku.
Sekarang aku jatuh cinta dengan sahabatku sendiri. Okta mengerti aku. Ia tahu apa yang harus dilakukan saat bahkan aku sendiri tidak tahu harus bagaimana. Tidak perlu ada adaptasi, semua mengalir secara alami. Sebenarnya tidak ada yang berbeda antara pacaran atau tidak dengan Okta. Kami sudah biasa ke kantin bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama, hang out di tempat-tempat hits bersama, main game bersama, nonton film hasil download bersama. Yang membedakan sekarang adalah gesture dan bahasa tubuh. Sekarang seolah tidak ada batasan lagi, rangkulan dan ciuman sudah menjadi hal yang biasa. Semua terasa natural. Sampai suatu hari, kami sedang seru-serunya berciuman di kamarku, Okta mulai melakukan hal ke tingkat selanjutnya. Ia menggerayangi tubuhku.
Aku teringat pada sebuah novel yang aku baca, "Tuhan Izinkan Aku Jadi pramuria". Dikisahkan seorang cewek yang kecewa dengan Tuhan dan melampiaskan kekecewaannya dengan membiarkan laki-laki menjamahnya. Aku merasa, diantara kealamian hubunganku dengan Okta, aku membiarkannya melakukan apa yang dia lakukan karena aku kecewa terhadap hidupku. Aku membiarkan syahwat mengendalikan hubungan kami. Aku pikir selama ini aku merasa terbuang dan dengan begini terbukti kalau aku "diinginkan". Aku membiarkannya, sampai Okta mengambil sebuah harta karun milikku. Dan selama hampir 1 tahun jadian, kami melakukan hal itu berulang-ulang. Seandainya Lucky tahu, pasti ia amat kecewa. Entahlah, aku tak pernah punya keberanian untuk menceritakan hal ini padanya.
Aku tahu, dari awal pun hubunganku dengan Okta sudah salah. Kami tidak bisa menjaga batasan yang ada, mungkin karena sudah terbiasa dengan satu sama lain sehingga semuanya mengalir secara alami. Dan di situlah aku sadar, ini bukan cinta.
Lucky I'm in Love with my Bestfriend - Jason Mraz
Jadian dengan Okta terjadi secara alami. Kami memang sahabat dekat dari kelas 1 SMA. Rasa sayang pada Okta memang ada dari awal kami bersahabat. Mereka bilang, persahabatan antara cowok dan cewek tidaklah murni persahabatan, di baliknya ada sebuah pengharapan.
Okta ternyata memang sempat memiliki rasa, namun aku malah jadian dengan Arsya. Sebelum jadian dengan Arsya, saat kecewa karena ditinggal jadian oleh Ryo, Okta sempat mengatakan sesuatu yang salah aku artikan.
"Kenapa gak sama yang deket ama lo aja sih Sen? Yang jelas suka sama lo," sarannya saat menghiburku.
"Siapa? Emang ada?"
"Yaelah banyak kali! Di kelas kita aja ada."
Entah aku yang tidak peka atau terlalu polos, aku bahkan merasa kalau yang dimaksud Okta adalah Arsya. Dan setelah percakapan itu, keesokan harinya Arsya menembakku. Tadinya aku pikir itu ulah Okta, tapi bukan. Dari 7 orang kaum adam di kelasku, memang ada beberapa yang tertarik dan mendekati aku namun aku kurang peka. Dan karena kekurangpekaanku itulah, Arsya penasaran terhadapku.
Sekarang aku jatuh cinta dengan sahabatku sendiri. Okta mengerti aku. Ia tahu apa yang harus dilakukan saat bahkan aku sendiri tidak tahu harus bagaimana. Tidak perlu ada adaptasi, semua mengalir secara alami. Sebenarnya tidak ada yang berbeda antara pacaran atau tidak dengan Okta. Kami sudah biasa ke kantin bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama, hang out di tempat-tempat hits bersama, main game bersama, nonton film hasil download bersama. Yang membedakan sekarang adalah gesture dan bahasa tubuh. Sekarang seolah tidak ada batasan lagi, rangkulan dan ciuman sudah menjadi hal yang biasa. Semua terasa natural. Sampai suatu hari, kami sedang seru-serunya berciuman di kamarku, Okta mulai melakukan hal ke tingkat selanjutnya. Ia menggerayangi tubuhku.
Aku teringat pada sebuah novel yang aku baca, "Tuhan Izinkan Aku Jadi pramuria". Dikisahkan seorang cewek yang kecewa dengan Tuhan dan melampiaskan kekecewaannya dengan membiarkan laki-laki menjamahnya. Aku merasa, diantara kealamian hubunganku dengan Okta, aku membiarkannya melakukan apa yang dia lakukan karena aku kecewa terhadap hidupku. Aku membiarkan syahwat mengendalikan hubungan kami. Aku pikir selama ini aku merasa terbuang dan dengan begini terbukti kalau aku "diinginkan". Aku membiarkannya, sampai Okta mengambil sebuah harta karun milikku. Dan selama hampir 1 tahun jadian, kami melakukan hal itu berulang-ulang. Seandainya Lucky tahu, pasti ia amat kecewa. Entahlah, aku tak pernah punya keberanian untuk menceritakan hal ini padanya.
Aku tahu, dari awal pun hubunganku dengan Okta sudah salah. Kami tidak bisa menjaga batasan yang ada, mungkin karena sudah terbiasa dengan satu sama lain sehingga semuanya mengalir secara alami. Dan di situlah aku sadar, ini bukan cinta.
Diubah oleh 27serafina 25-06-2016 22:31
0