Kaskus

Story

ivory.cahayaAvatar border
TS
ivory.cahaya
Tak Selamanya [Selingkuh Itu] Indah (True Story)
TAK SELAMANYA [SELINGKUH ITU] INDAH (TRUE STORY)


Tak Selamanya [Selingkuh Itu] Indah (True Story)



Ketika kesetiaan cinta diuji, apakah Aku bisa bertahan atau malah menyerah?

Kalian bisa menghakimiku, mencaci maki, dan meludahiku dengan hinaan kalian, tapi jangan mereka, orang yang terlanjur mencintai. Cinta tidak pernah salah, yang salah adalah orang yang melakukan penyelewengan, apapun, cinta itu tetap suci. Aku memang sampah. Tetapi tidak dengan mereka.




Kata orang, mendua itu indah. Kata orang, mendua itu membuat bahagia. Mungkin bisa iya, mungkin juga tidak, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ini sebuah kisah tentangku yang terjebak dalam dua hati yang sama-sama mencintai, menyembunyikan segala sesuatunya dari Istriku dan menjalani dua kehidupan.

Aku adalah penghuni baru di SFTH, selama ini hanya jadi Silent Reader, dan kali ini sedang berusaha untuk bercerita tentang kisahku yang agak kelam.

Kisah ini aku modifikasi sedemikian rupa, baik dari nama tempat, nama tokoh, dan tanggal kejadian, tetapi percayalah ini masih terjadi hingga saat ini. Saat aku belum bisa memutuskan langkah apa yang akan diambil, apakah tetap setia atau terus hidup seperti ini.

Beruntung, Cahaya, Istriku tidak tahu menahu tentang akun ini di Kaskus, bahkan ia tidak pernah sekalipun tertarik dengan Kaskus, sementara Ivory, aku yakin suatu saat ia akan menemukan cerita ini, tetapi tidak masalah.

Hati yang sudah mendua ini butuh pencerahan, karena semuanya kini sudah terlewat jauh dari batasan yang kumiliki sendiri.

Quote:


Maaf apabila ada salah kata, penulisan, atau sikap dalam berforum, mohon bimbingan dari teman-teman semua, dan apabila ditemukan gaya bahasa saya mirip dengan salah satu, atau banyak penulis di SFTH, mohon maklum, saya hanya penulis amatiran baru.

Selamat membaca.

Quote:
Polling
0 suara
Siapa yang harus gw (Sani) pilih?
Diubah oleh ivory.cahaya 11-05-2022 06:16
a.khordAvatar border
arieaduhAvatar border
mhdrdhoAvatar border
mhdrdho dan 19 lainnya memberi reputasi
20
977.8K
2.8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
ivory.cahayaAvatar border
TS
ivory.cahaya
#916
In the Presence of Enemies Part 1
IN THE PRESENCE OF ENEMIES PART 1



“Keluar loe!” orang itu menggedor lebih kencang Pilkington Tempered yang terpasang di sisi kananku.

“Woy denger kagak!”


Deg, apa lagi ini? Hatiku tiba-tiba langsung berdetak begitu cepat ketika aku memandang ke arah luar mobil ini. Laki-laki, mungkin seumuranku, dengan wajah yang penuh dengan amarah mencoba untuk memaksaku keluar.

Tubuhku langsung terasa lunglai saat ketukan demi ketukan kencang menghujani jendela ini.

Aku tidak bodoh, daripada aku keluar lalu aku dihajar, lebih baik kuturunkan dan kuarahkan pandanganku kepadanya.

Mesin masih kubiarkan menyala dan pintu masih terkunci rapat.


“Kenapa ya?” sahutku seadanya.

“Eh, jangan pura-pura bego lo nyet!”

“Keluar loe!”

“Gak mau, kalo saya keluar, berarti saya bodoh,” ujarku santai.

“*n*i** loe!”

“Keluar ato gue pecahin kaca mobil loe!”


Masa bodoh.

Tanpa menghiraukan kata-kata laki-laki itu, aku menutup kaca jendela lalu melajukan mobil ini. Ia bahkan masih berusaha mengejarku ketika aku melajukan W212 ini.

Sedan C Segment besutan Honda yang ia gunakan tidak akan pernah mampu mengejar mobil ini, setidaknya itu yang aku tahu.

Tanpa berpikir panjang, aku mengarahkan mobil ini ke Jalan Tol dan mengambil rute ke Cikampek, secepat kilat meninggalkan Gerbang Tol Tambun.

Siapa dia? entahlah, aku tidak mau tahu, yang pasti ia tidak suka denganku. Bisa jadi kompetitor bisnis yang mungkin baru membuka kedai martabak juga. Atau mungkin orang yang tidak pernah menyukaiku. Entahlah.

Aku hanya mencoba melajukan kendaraan ini sejauh mungkin agar tidak terkejar oleh Honda Civic milik laki-laki tersebut. Merasa aku tidak dikejar olehnya, aku mengarahkan kendaraan ini untuk keluar di gerbang tol Cikarang Barat dan melajukan kendaraan ini ke arah Cibarusah.

Entahlah, apa yang kupikirkan saat ini, banyak hal yang membuatku tidak berkonsentrasi pada sore hari yang semakin gelap ini.

Alih-alih mengarahkan kendaraan ke jalan Setu – Cibarusah, aku malah melanjutkan laju ke arah Jonggol, setelah tiba di Pasar Cibarusah, barulah aku berbelok ke Kanan menuju ke arah Cileungsi, dan pulang dengan melewati Jalan M.T. Haryono yang menghubungkan Cileungsi dan Setu.

Semua lamunanku tiba-tiba terpaku kepada semua kenangan yang telah tercipta bersama Cahaya, semuanya terlalu indah untuk bisa kuikhlaskan, sementara akan sangat menyakitkan saat kukenang.

Seiring dengan memerahnya senja, segenap pikiran dan saraf sadarku benar-benar terhenti di satu titik, semuanya tentang Cahaya.

Kuinjak perlahan pedal rem kendaraan ini, dan aku menghentikannya di bahu jalan, seraya menatap sinaran senja yang begitu hangat membelai apa-apa yang berada di atas Gaia. Dan segala lamunanku pun pergi, menjauh dari tubuhku sendiri, kembali kepada masa-masa indah bersama Cahaya.

Air mataku meleleh, aku merasa kesedihan kini merundung seluruh hatiku, menenggelamkanku dalam satu penyesalan yang seharusnya tidak kurasakan saat ini.

Seandainya aku tidak menikahi Cahaya.

Seandainya aku tidak mencintai Cahaya.

Seandainya aku tidak bertemu Cahaya.

Mungkin semuanya tidak akan menjadi seperti ini, mungkin semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada kesedihan, tidak ada sakit, dan tidak ada luka.

Tetapi apa semuanya mungkin?

Tentu bukan ini yang Sang Jabbar mau, ini adalah bagian dari ujianku, bagian dari mengapa aku harus menjadi seperti ini saat ini, dan ini semua masih di dalam jangkauan kemampuanku, dan aku yakin itu.

Kuseka perlahan air mata ini, kugenggam setir ini lagi, dan kulajukan W212 ini menuju ke rumahku. Aku harus kuat, aku harus tegar.

Itu yang kepalaku terus katakan.

*****


Sudah seharian ini Cahaya bahkan masih belum pulang, dengan perasaan yang cemas dan was-was aku pun bertolak menuju ke rumah Mertuaku.

Aku tidak menemukan apapun, kecuali Reva yang sedang tertidur pulas bersama dengan beberapa liter ASI yang sudah dimasukkan ke dalam lemari pembeku. Tetapi di sana tidak ada Cahaya.

Akhirnya, aku memutuskan untuk pulang, tetapi kedua Mertuaku tidak mengizinkan aku membawa Reva, karena mereka pikir Cahaya masih berada di rumah Reni, teman baiknya yang juga mendukung perselingkuhan Cahaya dan Dean.

Baiklah, aku pun bertolak untuk pulang.

*****


Pagi yang benar-benar tenang, sangat tenang bahkan. Tidak ada suara dengkuran halus yang biasa terdengar di sebelahku, bahkan tidak ada tangisan manja dari Reva yang biasa terdengar begitu menyenangkan pada pagi ini.

Bahkan saat aku keluar menuju ruang tamu, tidak ada atmosfer kehangatan yang biasanya tercipta.

Tok tok!Kudengar ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku, tetapi siapa yang datang sepagi ini? Aku lalu mengintip dari jendela di samping pintu, Hatchback B Segment warna putih milik Ivory ternyata.


“Kakak,” panggilnya manja, namun agak terburu-buru, “Ivo, kenapa?”

“Gini kak,” ujar Ivory, napasnya masih terburu.

“Kemaren ada orang yang nyegat Kakak di depan Farmer’s Market yah?”

“Iya Vo,” ujarku, antusias karena penasaran siapa sebenarnya laki-laki itu.

“Dia itu,” ujarnya ragu.

yusufchauza
yusufchauza memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.