BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Nihil kecelakaan dalam mudik 2016?

Mudik lebaran 2016 nihil kecelakaan
Persiapan penataan lalu lintas dalam rangka angkutan lebaran tahun ini boleh jadi lebih terencana dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun target yang mesti dicapai Kementerian Perhubungan sangat tinggi: Nihil kecelakaan. Mungkinkah bisa tercapai?

Secara keseluruhan, arus mudik Idul Fitri 2016 diprediksikan terjadi kenaikan jumlah pemudik, dan tentu saja pengaruhnya kepada peningkatan penggunaan moda transportasinya.

Jumlah pemudik tahun 2015 17.404.575 orang, tahun ini menjadi 17.698.484 orang. Itulah yang antara lain disebutkan dalam Rencana Operasi Angkutan Lebaran 2016.

Terjadi kenaikan di semua moda tranportasi kecuali jalan darat. Pengguna jalan darat tahun lalu 4,70 juta, tahun ini diprediksi menjadi 4,33 juta orang. Pengguna, penyeberangan naik dari 3,57 juta menjadi 3,70 juta orang; Pengguna Kereta Api tahun lalu 3,93 juta orang, tahun ini 4,11 juta orang; Pengguna angkutan laut dari 883 ribu orang menjadi 910 orang; Pengguna angkutan dari 4,31 juta menjadi 4,6 juta orang.

Meski pengguna jalan darat menurun, diperkirakan pemudik yang menggunakan mobil pribadi meningkat. Ini bisa jadi bila tahun lalu setiap mobil isinya padat manusia, tahun ini, mobil pribadi, isinya lebih banyak oleh-oleh ketimbang manusia.

Bila tahun lalu tercatat ada 2,37 juta mobil pribadi yang dipakai mudik, tahun ini diperkirakan meningkat menjadi 2,47 juta kendaraan. Begitu pun sepeda motor. Tahun lalu ada 3,76 juta motor dipakai mudik, tahun ini diprediksikan 5,64 juta sepeda motor.

Dengan prediksi seperti itu, antisipasi yang dilakukan oleh Kemenhub adalah mempersiapkan semuanya lebih dini. Koordinasi antar kementerian dan lembaga sudah dilakukan 6 bulan sebelum hari H. Sejak lima bulan sebelum hari H lebaran (6-7 Juli) sosialisasi mudik pun sudah dilakukan.

Pemudik bermotor, misalnya yang selama ini, menjadi salah satu faktor penyebab kepadatan lalu lintas sekaligus sering jadi korban kecelakaan, disiapkan angkutan motor gratis. Pengangkutan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), sampai titik terjauh dari Jakarta yaitu Surabaya.

Pendaftaran pengangkutan sepeda motor gratis melalui kereta api ini sudah dilaksanakan sejak Mei. PT KAI mengerahkan 35 kereta bagasi kapasitas angkut sebesar 15.834 motor. Kapasitasnya meningkat lebih dari 50 persen dibanding tahun 2015 yang hanya berkapasitas angkut 9900 motor.

Selain kereta, angkutan motor gratis juga dilakukan dengan truk dan kapal. Kereta api angkutan motor gratis ini dioperasikan selama 6 hari saat arus mudik, yakni mulai tanggal 28 Juni-3 Juli 2016 dan selama 7 hari operasi saat arus balik mulai tanggal 10-16 Juli 2016.

Pengecekan sarana dan prasarana transportasi juga lebih awal dilakukan. Ketersediaan armada bis, terjadi penambahan, tahun lalu ada 44.871 bis, tahun ini menjadi 46.478; Kapal penyeberangan ada 195 unit, meningkat 8 unit dari tahun lalu; Kapal laut juga bertambah 11 unit dari tahun lalu yang sebanyak 1.262 unit. Pesawat juga terjadi penambahan 59 unit dari tahun lalu yang 470 unit.

Prasarana seperti pelabuhan penyeberangan dan pelabuhan laut, bandara sampai terminal bus pun, sudah dicek kesiapannya menghadapi arus mudik 2016. Petugas dari berbagai instansi disiapkan untuk mengatur kelancaran angkutan lebaran yang dimulai 24 Juni - 17 Juli (H-12 sampai H+10).

Sebanyak 246 ribu petugas dari Polisi, TNI, Dinas Perhubungan, Kementerian Kesehatan dan Asuransi Jasa Raharja, siap mengamankan lalu lintas lebaran selama tiga pekan itu.

Titik-titik kemacetan yang terjadi pada mudik tahun lalu dilakukan evaluasi, dilakukan perbaikan penanganan. Setidaknya, dalam Rencana Operasi Angkutan Lebaran Kemenhub, sepanjang pulau Jawa, ada 14 titik besar pusat kemacetan.

Namun yang paling parah adalah ruas Karawang sampai Losari (perbatasan Jawa Tengah dan Jawa barat) di ruas tersebut ada 25 titik kemacetan.

Ada beberapa titik kemacetan yang memang susah dikendalikan kemacetannya, misalnya perlintasan jalur kereta api.

Untuk titik kemacetan yang bisa diatasi dengan pengaturan dan pengendalian, akan dilakukan dengan kebijakan. Misalnya saja, pintu pembayaran tol, yang selama ini juga menjadi salah satu titik kemacetan. Pada angkutan lebaran ini ada kebijakan integrasi pembayaran pada dua cluster.

Cluster pertama pembayaran yang digabung adalah tol Jakarta-Cikampek dan Cikampek-Palimanan. Bila pemudik masuk pintu tol Cikarang Utama, hanya ambil tiket. Kemudian, baru bayar di pintu tol Palimanan.

Di Cikarang Utama-Palimanan, pemudik akan dikenakan tarif Rp109.500. Perinciannya Cikarang Utama-Cikopo Rp13.500 dan Cikopo-Palimanan Rp96.000.

Cluster kedua, penggabungan sistem pembayaran Jalan Tol Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang yang saat ini sudah terbangun hingga Brebes Timur. Jadi, saat pemudik tiba di pintu tol Palimanan, selain membayar juga diberikan tiket untuk keluar di pintu tol Brebes Timur.

Di tol Brebes Timur, pemudik yang berasal dari Palimanan akan dikenakan tarif Rp55.500 dengan rincian Palimanan-Kanci Rp11.500, Kanci-Pejagan Rp24.000, Pejagan-Brebes Timur Rp20.000. Sehingga pemudik yang masuk dari Cikarang Utama dan keluar di Brebes Timur akan dikenakan biaya total Rp165.000.

Nah berbagai persiapan yang dilakukan Kemenhub ini, sesungguhnya lebih banyak untuk mengurangi kemacetan arus mudik 2016. Namun agak mengejutkan target yang ditetapkan Kementerian Perhubungan justru untuk keselamatan, yaitu zero accident.

Target nihil kecelakaan tentu saja bagus. Namun realistiskah? Ini patut dipertanyakan. Memang pada angkutan mudik lebaran 2015, zero accident tercapai di angkutan udara, laut, kereta api dan penyeberangan. Namun di moda angkutan darat, kecelakaan tergolong masih tinggi, meskipun terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Kecelakan angkutan darat mudik 2015, sebanyak 3.049 kasus, turun 21,58 persen dibanding kecelakaan mudik 2014 yang 3.888 kasus. Korban meninggalnya sebanyak 657 orang, turun 7,98 persen di banding tahun sebelumnya yang korban meninggalnya mencapai 714 orang.

Meski secara statistik kesannya menurun, namun sesungguhnya angka kecelakaan itu masih bisa disebut sangat tinggi, sebab angkutan lebaran itu hanya berlasngsung selama 22 hari. Bila dirata-rata, pada angkutan mudik lebaran 2015, setiap hari terjadi 138 kecelakaan, dengan korban meninggal sebanyak 7 orang.

Penyebab kecelakaan--lalu lintas jalan darat terutama--dalam beberapa kasus lebih banyak karena faktor manusia. Jadi bukan karena sarana, prasarana maupun petugas keamanan. Artinya apa yang dilakukan Kemenhub, tidak bisa menyentuh faktor human error penyebab kecelakaan.

Karenanya memberikan target nihil kecelakaan dalam pelaksanaan angkutan lebaran 2016, sangat tidak realistik. Lebih masih masuk akal bila targetnya menurunkan tingkat kecelakaan dan memperlancar perjalanan.

Misalnya tingkat kecelakaan akan menurun 25 persen, dan korban meninggal turun 50 persen. Sedang kelancaran lalu lintas, bisa diukur dengan waktu tempuh.

Bila perjalanan Jakarta-Semarang bisa ditempuh dalam waktu 10 jam, sudah bisa dikatakan lancar. Sebab menurut Google Maps, Jakarta-Semarang, berjarak 451 km. Dengan kecepatan normal, bisa ditempuh dalam waktu sekitar 7 jam 59 menit.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/editori...lam-mudik-2016

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4.7K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Tampilkan semua post
Bagusaw97Avatar border
Bagusaw97
#3
Kita lihat aja deh gan gimana nanti hasilnya emoticon-Big Grin
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.