- Beranda
- Stories from the Heart
(Horror) Diary [TAMAT]
...
TS
ayanokouji
(Horror) Diary [TAMAT]
![(Horror) Diary [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/12/8901141_20160812100754.jpg)
Illustration courtesy of Awayaye
Halo, dan salam kenal buat agan-agan semua.
Perkenalkan saya anggota lama kaskus tapi newbie di forum SFTH.
Nah, berhubung saya lihat banyak yang menceritakan pengalamannya terutama untuk yang berbau-bau mistis. kebetulan saya dekat dengan seseorang yang memang punya kemampuan lebih untuk melihat yang semacam itu.
Cerita ini adalah berdasarkan kisah nyata, yang memang diambil langsung dari Diary dia
Langsung saja dimulai lah ya
Untuk Postingan pertama saya langsung Posting 2 part deh, karena prologue blum masuk ke cerita
Spoiler for Rules:
Atas permintaan yang punya Diary, mohon dibaca RULESnya sebelum membaca Diary ini ya :
1. Diary ini adalah hasil convert dari catatan di kertas menjadi bentuk elektronik. Jadi ini adalah benar-benar berasal dari Diary asli, kalau sampai ada yang baca dan tidak percaya, it's OK, tidak masalah tapi mohon jangan coba2 menantang apapun 'mahluk' yang disebutkan di Diary ini. Apabila terjadi sesuatu kami tidak bisa menolong.
2. Ini memang bukan urusan TS, tapi usahakan kalau sampai merasakan sesuatu yang tidak beres setelah baca isi Diary teman saya, harap dekatkan diri ke Tuhan segera. Karena seberapa besar Tuhan menolong itu tergantung dari iman kita ketika meminta. Dan percayalah, meminta saat belum melihat apapun dan ketika 'mereka' ada di depanmu itu akan menyebabkan bedanya besar Iman bagi yang tidak terbiasa.
Terimakasih sebelumnya, dan ingat baik2, jangan bermain-main dengan sesuatu dari dunia lain
Part I - Prologue (tanggal Diary - 3 September 2010)
Spoiler for Part I:
3 September 2010
Hallo Diary..
Mulai hari ini aku akan sedikit merubah apa yang aku tulis di dalam lembarmu yach..
Sebenarnya aku sih berniat tidak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan rahasia ini, karena aku pasti akan dicap sebagai orang aneh..
Hanya kamu yang mau mendengarkan semua cerita aku tanpa mengeluh, mulai dari aku menyukai siapapun sampai sendirian seperti sekarang (hiks..hiks.. yahh aku tau, trims anyway)
Okay, jadi aku akan menceritakan pengalaman hari ini.. yaah ini kesekian kalinya sudah terjadi padaku, dan untuk teman sejatiku yaitu kamu my Diary, aku akan menuliskan ini, rahasiakan ini yaah..
Ceritanya aku akan mulai dari pengalaman tadi pagi..
Oh ya, sebelumnya aku akan kasihtau sedikit rahasia kepada kamu..
Kamu tau.. ehm.. aku ini bisa melihat hantu atau semacamnya.. guru Agamaku berkata ini adalah anugrah, menurutku lebih seperti kutukan.
Kamu tau, Diary? Mungkin tidak banyak orang yang tau, tapi hantu itu berbeda dengan setan atau semacamnya. Kalau misalkan diumpamakan, hantu itu lebih ke arwah orang-orang yang meninggal atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan Ghost. Sedangkan setan bukan arwah, atau mungkin saja tadinya mereka arwah, yang pasti setan itu sudah lebih melewati tingkat keseraman dari Hantu. Dan diatas itu, masih ada lagi yang aku namakan jejadian. Nah, apabila setan itu bentuknya tidak dapat dikatakan bentuk apakah itu, kalau jejadian ini setidaknya sebagian besar dari bentuknya adalah bagian dari hewan-hewan.
Dan diary, dari kesialanku mendapatkan kutukan kemampuan ini, syukurlah aku hanya bisa melihat hantu saja. Yaah, kadang memang ada sedikit pengecualian, yang membuatku enggak tau kenapa bisa melihat yang lebih aneh daripada hantu.
But I tell you my Diary, melihat hantu saja sudah cukup menakutkan lho. Jangan dikira penampilan mereka itu normal-normal saja.. yahh, memang ada yang normal dan tersamar tapi hampir disetiap kejadian mereka akan menunjukkan wujud asli mereka kalau mereka tau kita bisa melihat mereka, dan mereka selalu tau kalau aku bisa melihat mereka.
Upps… sudah jam 11 ternyata, tadinya aku mau menceritakan kejadian penglihatan yang kulihat hari ini, tapi sudah terlalu malam nih, besok aku janji pasti akan cerita padamu dehhh, jangan ngambek yahh
See you tomorrow my Diary, Mulai hari ini aku akan melaporkannya padamu kalau aku melihat sesuatu yang aneh itu, hehe.. Nite
Part II - Misteri Toilet Wanita di lantai 7 - catatan tanggal 4 September 2010
Spoiler for Part II:
4 September 2010
Hallo friend,
As my promise stated, aku bakal ceritain hal yang kemarin terjadi sama aku. Jangan takut yaah, karena aku sudah cukup takut untuk mengingat-ingat ini, jadi tolong semangati aku (he..he..)
Oookay, cerita ini bermulai waktu aku bersama cindy sedang ada ditoilet di lantai 7 kampus kemarin siang setelah kuliah pak Zainul.
Ingatkan aku untuk memarahi Cindy nanti karena dia meninggalkan aku sendirian di toilet itu..
Kau dengar? Meninggalkan aku!
Berkat dia aku jadi melihat.. yahh, sesuatu yang jauh dari menyenangkan..
Sewaktu aku keluar dari bilik toilet dan mencari-cari Cindy, aku tidak menemukannya dimana-mana, aku rasa sih dia pergi buru-buru menemui pacarnya.. ya Tuhan, persahabatan kita hanya sebatas selama pacar tidak mengganggu.
Lalu aku berpikir, ya sudahlah, aku akan membetulkan make-up sebentar dan akan pergi ke food court, sepertinya #### belum datang menjemputku deh, setidaknya aku harus terlihat cantik kaan (he-he-he)
Tiba-tiba aku merasakan udara menjadi dingin, cukup untuk membuat bibirmu bergetar secara reflek.
Dan itu jelas-jelas tidak benar, toilet ini kan jelas-jelas pengap dan tanpa AC dimanapun. Dan otakku baru saja berpikir kalau ada yang tidak beres nih..
Tiba-tiba sudah berdiri seorang wanita dibelakangku, rambutnya panjang dan menutupi separuh mukanya, dia memakai baju kaus berwarna merah menyala dan celana jeans.
Aku langsung berbalik dan reflek berkata kalau dia membuatku kaget. Dan hal berikutnya yang terjadi membuatku hampir saja mengompol
Dia menempelkan mukanya tepat didepan mukaku, kulitnya benar-benar mengerikan, kau tau karpet yang ada tonjolan-tonjolannya begitu? Mukanya dan seluruh kulitnya penuh dengan seperti itu. Dan warna kulitnya sangat pucat, seperti warna krem kekuningan. Dan yang paling mengerikan dari semuanya adalah bola matanya, warna urat darah dibola matanya berwarna coklat kekuningan dan pupil matanya hitam dan bebercak merah.
Dari situ aku langsung tau kalau aku sedang bertemu dengan hantu, dan kali ini bukan hantu yang baik.
Perlahan-lahan dia mendekati aku, tapi tidak pernah menempel pada badanku, mukanya sangat dekat pada mukaku, dan tangannya yang dipenuhi dengan tonjolan-tonjolan itu juga menggapai tubuhku seakan ingin menyentuhku, tapi sentuhan itu tidak pernah terjadi.
Aku merasakan bahwa sekitar 1 jam dia hanya memandangiku saja, berkali-kali berusaha menempelkan dirinya pada badanku, tapi tidak pernah berhasil. Jujur Diary, aku tidak tau kenapa dia tidak bisa menyentuhku, tapi syukurlah karena disaat itu, aku sama sekali tidak bisa bergerak.
Setelah sekitar 1 jam itu, dia akhirnya mundur, kemudian matanya membelalak. Lebih besar dari lebar mata yang bisa dibuka oleh manusia normal, sepertinya seakan-akan semua kelopak matanya tertelan ke dalam rongga matanya. Kemudian warnanya bola matanya perlahan-lahan menjadi merah tua dan kemudian akhirnya menjadi hitam.
Kemudian dia berteriak sambil melompat kehadapanku, dan menghilang tepat didepan mukaku. Aku yakin aku mengompol sedikit kemarin.
Setelah itu suhu di toilet itu kembali pengap. Kakiku terasa kehilangan tulangnya dan aku terduduk di lantai toilet tanpa tenaga.
Kemudian suara handphoneku berbunyi mengagetkan aku, aku mengangkatnya dan #### ternyata menelponku. Dia mengatakan bahwa sudah 5 menit dia mencoba menelponku dan tidak diangkat-angkat. Aku meminta maaf dan berkata mungkin aku tidak mendengarnya tadi.
Ngomong-ngomong… waktu yang berlalu hanya 15 menit, tapi terasa seperti satu jam saat kejadian tadi..
Lain kali ingatkan aku jangan pernah lagi masuk di toilet lantai 7 sendirian ya.
UPDATED!!! PART XLV - "Serangan yang disengaja - II"
Spoiler for INDEX:
part III- Melayat
Part IV - Siapa yang mengikuti aku?
Part V - Bagaimana kutukan ini dimulai
Part VI - Perkemahan SMP
Part VII - Jurit Malam 1
Part VIII - Jurit Malam 2
Part IX - Penghuni Kampusku
Part X - Wanita dress putih
Part X (Final) - Wanita dress putih (lanjutan)
Part XI - Mereka ada di sekeliling kita
Part XII - Kalau kau jahat
Part XIII - Lauren dan ketiga anaknya
Part XIV- WARNING!! Baca catatan saya sebelum lanjut baca - Si Nenek dan Cucunya 1
Part XV - Si Nenek dan Cucunya 2
Part XVI - Wanita Dress Putih is back
Part XVII - Lift kampusku
Part XVIII - Tiga anak lauren kembali
Part XIX - Mahluk aneh
Part XX - Kampus sarang Kunti
Part XXI - Sang "dewa" jahat
Part XXII - Curiousity Kills the Cat
Part XXII - Bagian 2 - Robert and the Devil 1
Part XXII - Bagian 3 - Robert and the Devil 2
Part XXIII - Kembalinya si mahluk aneh
Part XXIV - Part I - si "dewa" jahat kembali 1
Part XXIV - Part II - si "dewa" jahat kembali 2
Part XXV - Robert
Part XXVI - aku dan kegelapan
part XXVII - Wewe Hitam
Part XXVIII - Wewe Hitam dan Wewe Putih
Part XXIX (bagian pertama) - He and Me (bag 1)
Part XXX (Bagian kedua) - He and Me (bag 2)
Part XXXI - sang pelindung
Part XXXII - Villa di gunung 1
Part XXXIII - Villa di gunung 2
Part XXXIV - Villa di gunung 3
Part XXXV - Villa di gunung (tamat) bag awal
Part XXXV - bagian akhir - Villa di gunung (tamat) bag akhir
Part XXXVI - Kutukan baru
Part XXXVI - Tambahan - Kutukan baru (tambahan)
Part XXXVII - Bagian Pertama - Iblis bag 1 -(Ketika dia terluka)
Part XXXVIII - bagian kedua - Iblis bag 2 - (si pemilik mata)
Part XXXIX - Cermin
Part XL - Ketika Ayano sakit
Part XLI - Goodbye
PART XLII - Mahluk di Jendela
PART XLIII - Akhir si "dewa" jahat
PART XLIII (lanjutan) - Akhir si "dewa" jahat (bag Akhir)
Part XLIV - Serangan yang disengaja - I
PART XLV - Serangan yang disengaja - 2 UPDATE
Bonus Story : Pengalaman TS dan yang punya Diary
Pengalaman bersama dia yang menulis Diary I
Bonus Story II Ketika yang tidak biasa melihat diperlihatkan
BONUS STORY III - Pengalaman Horror ketika main game
BONUS STORY IV : Kejadian di Malam Jumat Kliwon[
*SPECIAL* Bonus Story IV - part 2 - Elisa's POV
Bonus Story V - Part I
Bonus Story V - Part 2
Bonus Story V - part 3
Bonus Story VI
Bonus Story VII #awasbebehplusplus
Bonus Story VIII
Bonus Story IX
Bonus Story X
Bonus Story XI
BONUS PART XII - Bagian ketiga (Elisa POV)
Kiriman cerita dari para pembaca :
Kiriman cerita dari agan Gent4r - 1 (Gent4r, Romi vs Miss K)
Pengalaman agan Gent4r kedua
Kiriman cerita dari pembaca
Thread lainnya tentang saya dan Elisa
Saya dan Gadis bermata Indigo
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 39 suara
Berhubung banyak yang nyaranin Untuk ganti judul Thread, mohon masukan terkait itu :
Judul Thread tetap, soalnya daripada ribet nyari Threadnya lagi
56%
Judul Thread diganti ke judul Thread yang di dalem
33%
Judul Thread kudu diganti ke judul Thread yang beda dan lebih menarik
10%
Diubah oleh ayanokouji 19-11-2016 12:18
radorada dan 23 lainnya memberi reputasi
24
1.1M
Kutip
2.2K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanokouji
#11
Thanks buat appresiasi agan-agan, nih bonus malam-malam.. hehehe
8 Januari 2011
Hoahm… Aku mengantuk sekali Diary…
Tapi kurasa hari ini tidak sepantasnya aku mengisi lembaranmu dengan makanan lagi. Hmm.. bagaimana kalau aku akan menceritakan lagi pengalamanku dulu yang seram.
Soalnya sudah lama dari terakhir aku menceritakan soal ini kan? Dan anehnya dan untungnya aku belum bertemu atau melihat ‘mereka’ lagi akhir-akhir ini.
Apa mungkin ‘mereka’ sedang berlibur ya? Hahahaha
Baiklah, langsung saja. Ini terjadi di SMP ku dulu. Hmm.. ada tiga kejadian di SMP, tapi akan kuceritakan yang paling menyeramkan saja deh.
Aku belum ceritakan kepadamu ya Diary? SMPku itu bangunannya sudah sangat tua sekali deh..
Dan disebelah gedung tadinya ada hutan bambu yang kemudian dipangkas bersih dan dijadikan menjadi kolam renang.
Hmm.. ada sedikit cerita juga mengenai kolam renang itu, tapi tidak terlalu menyeramkan ah, jadi kalau saya sempat saja akan saya ceritakan padamu yahh.
Oke, sekarang lanjut ke cerita kita yah. Waktu itu saya ingat kalau saya ikut ekskul pramuka dimana waktu itu ekskul pramuka masih menjadi ekskul wajib di SMPku.
Pada hari itu, ekskul diadakan sampai sore untuk mempersiapkan kemping dalam waktu dua hari lagi (ohh.. benar juga, besok aku akan ceritakan pengalaman jurit malam padamu).
Waktu itu aku dan teman-temanku secara berkelompok pergi ke toilet sekolah bersama-sama, selain memang kami terbiasa untuk melakukannya, namun kali ini kelompok yang ikut bersama kami lebih banyak, kami bersepuluh karena seramnya kondisi toilet SMPku dimalam hari seperti ini.
Kami menunggu satu sama lainnya di dalam toilet itu. Sewaktu aku sudah selesai dan bersama empat temanku yang sudah selesai juga, kami menunggu 5 orang lagi yang masih berada di dalam toilet sampai selesai.
Lalu kami mendengar suara ketukan 3x dari toilet yang paling ujung. Awalnya kami tidak terlalu memperhatikan, sampai ketukan itu terjadi lagi.
Temanku Silvia berteriak pada cewek yang berada di dalam toilet itu untuk bertanya “Wati, lu butuh tissue?”
Cewek yang berada di dalam itu menyahut “Apaan? Gua gak perlu tissue, gua bawa kok, mang kenapa?”
Silvia menjawab lagi “Oh, gua kirain lu butuh tissue, karena kasih kode ketuk-ketuk pintu toilet”
Tapi Wati yang berada dalam toilet malah menegur Silvia “Lu jangan nakutin gua Sil, mana ada gua ngetuk-ngetuk pintu”
Silvia balas menegur “Lu yang jangan nakutin kita semua Wat, orang gua ama anak-anak denger kok”
Segera setelah Silvia selesai mengatakan itu, tiba-tiba ketukan datang bukan hanya dari pintu toilet yang berada di paling ujung saja. Tapi berurutan mulai dari yang paling ujung sebanyak 3x, kemudian berpindah ke sebelahnya sebanyak 3x, dan selanjutnya, sampai ketukan 3x itu berhenti di toilet yang berada di depan kami.
Pada saat itu aku sudah tau ada yang tidak beres dengan ini.
Pada saat itulah ketukan, bukan, lebih tepatnya seperti orang sedang memukul semua pintu toilet secara bersamaan secara berirama 3x.. 3x.. 3x… gedorannya sangat kencang sehingga seakan-akan memenuhi seluruh isi toilet ini.
Kami semua berteriak, ini terlalu menakutkan bahkan bagiku..
Semua cewek yang berada di dalam toilet itu berhamburan keluar, dan tanpa berkata apa-apa lagi, kami semua kabur dari toilet itu.
Waktu itu aku adalah orang yang lemah dalam hal olahraga, jadi aku berada paling belakang dari sepuluh orang yang berlari didepanku.
Kami berlari sampai mencapai ke kelas kami. Waktu itu kami semua hanya berpikir untuk segera mengambil tas kami dan pergi pulang sesegera mungkin.
Tapi yang jadi masalahnya adalah, ruangan kelas dalam keadaan gelap gulita.
Listrik sudah diturunkan semenjak kegiatan pramuka dibubarkan tadi. Tapi kami harus mengambil tas kami untuk bisa pulang.
Silvi yang kebetulan waktu itu adalah ketua kelas memberanikan diri untuk mengintip keruangan kelas ini.
Kemudian aku melihat dia tersandung, dan menarik cewek dibelakangnya, dan kemudian cewek itu menarik temannya lagi, sampai akhirnya aku juga ikut ditarik oleh cewek didepanku sampai kami semuanya masuk di kelas itu.
“Aduh, kenapa lu narik gua sih Sil” tegur salah satu cewek yang bersama kami, aku lupa siapa yang bicara saat itu.
“Enak aja, gua enggak narik lu, lagian ada yang dorong gua tadi!” tuduh Silvia
“Gua enggak dorong lu kok” kata cewek tadi.
Satu per satu cewek-cewek yang lain berkata kalau tangan mereka juga ditarik cewek di depan mereka, sedangkan semuanya menyangkal kalau menarik tangan cewek di belakang mereka.
“Sudahlah, sudah cukup, semua diam dulu” kata Silvia akhirnya “Lebih baik kita ambil tas dulu kemudian pulang, besok saja kita bicarakan lagi” usulnya.
Semuanya setuju dengan usul Silvia.
Semua dari kami akhirnya masing-masing berjalan k etas kami dan mengambilnya.
Tuk..Tuk..Tuk.. terdengar lagi ketukan tiga kali yang berasal dari jendela kelas kami.
Semua dari kami berbalik dan melihat ke arah jendela. Terlihat ada bayangan tangan yang sedang mengetuk jendela.
Silvia dengan cepat berlari keluar kelas “Siapa itu!?” teriaknya hendak menangkap siapapun yang dia anggap telah menjahili kami.
Tapi dia tidak menemukan siapa-siapa di lorong sekolah yang sepi itu..
Kemudian, secara serentak dan bergemuruh, seluruh meja kayu dikelas kami seperti dipukul-pukul dengan keras.. mengikuti irama tiga kali ketukan berulang-ulang..
Tanpa memikirkan hal lainnya lagi, kami segera lari pontang-panting dari situ..
Aku memaksa diriku lari secepatnya walaupun waktu itu aku sangat payah dalam yang namanya olahraga..
Aku merasakan sesuatu sewaktu berlari, sesuatu memegang tasku sehingga terasa sangat berat..
“Dengar..lihat..jatuh..” aku mendengar kata-kata itu seakan seseorang berbicara tepat dibelakangku.
Bulu kudukku berdiri.. secara insting aku sangat ingin menengok kebelakang, seperti ada tarikan kuat untuk itu.
Aku berusaha sekuatnya untuk tidak melakukan itu dan memaksa langkahku untuk mengejar teman-temanku sementara tasku terasa semakin berat.
Entah seberapa lama waktu berlalu, aku tidak ingat tapi rasanya lama sekali untuk menuju gerbang depan yang bahkan tidak sampai 3 meter dari ruang kelas kami itu.. tapi rasanya jauh sekali dan sangat berat..
Baru sampai dibawah terang lampu yang menyinari gerbang sekolah kami aku merasa beban yang menahan tasku hilang, beratnya kembali seperti semula..
Kami begitu ketakutan, sampai berada diluar gerbangpun kami tidak berani melihat kembali ke arah sekolah kami. Dan kami semua berjalan dalam diam sampai ke depan sebuah plaza yang masih ramai dengan orang saat itu (yang sekarang sudah berubah menjadi mall).
Aku merasa sesuatu yang hilang..
“Sil” panggilku “Tadi perasaan ada anak yang pakai bando putih ikut sama-sama kita deh” tanyaku pada sang ketua kelas.
“Hah?” Silvia melihatku dengan tatapan heran “Maksud lu?” tanyanya.
“Pas kita lari dari toilet, perasaan ada yang pakai bando putih lari di depan aku” jelasku, aku ingat jelas karena anak itu lari tepat depanku dan selalu berada di depan aku sampai kita masuk ke dalam kelas. Setelah itu aku tidak terlalu memperhatikannya.. dan sekarang aku baru teringat akan anak itu setelah kita berkumpul kembali.
“Lu ngomong apa sih?” desak Silvia lagi.
Aku menatap dia heran, apa sih susahnya dimengerti dengan anak bando putih? Aku bertanya lagi “Iya, anak bando putih, aku enggak liat tadi dia siapa, tapi dia kan ikut kita tadi, tapi sekarang enggak ada”
Silvia menatapku seakan-akan aku orang aneh, lalu menggapai tasnya dan mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.
Sebuah cermin
Kemudian dia mengangkat cermin itu di depan wajahku…
Aku lupa aku juga pakai bando putih
Lalu aku tersadar sesuatu yang mengerikan, kamu tau Diary?
Aku sadar, waktu kita masuk toilet kan hanya bersepuluh saja seharusnya
Spoiler for Part VI:
8 Januari 2011
Hoahm… Aku mengantuk sekali Diary…
Tapi kurasa hari ini tidak sepantasnya aku mengisi lembaranmu dengan makanan lagi. Hmm.. bagaimana kalau aku akan menceritakan lagi pengalamanku dulu yang seram.
Soalnya sudah lama dari terakhir aku menceritakan soal ini kan? Dan anehnya dan untungnya aku belum bertemu atau melihat ‘mereka’ lagi akhir-akhir ini.
Apa mungkin ‘mereka’ sedang berlibur ya? Hahahaha
Baiklah, langsung saja. Ini terjadi di SMP ku dulu. Hmm.. ada tiga kejadian di SMP, tapi akan kuceritakan yang paling menyeramkan saja deh.
Aku belum ceritakan kepadamu ya Diary? SMPku itu bangunannya sudah sangat tua sekali deh..
Dan disebelah gedung tadinya ada hutan bambu yang kemudian dipangkas bersih dan dijadikan menjadi kolam renang.
Hmm.. ada sedikit cerita juga mengenai kolam renang itu, tapi tidak terlalu menyeramkan ah, jadi kalau saya sempat saja akan saya ceritakan padamu yahh.
Oke, sekarang lanjut ke cerita kita yah. Waktu itu saya ingat kalau saya ikut ekskul pramuka dimana waktu itu ekskul pramuka masih menjadi ekskul wajib di SMPku.
Pada hari itu, ekskul diadakan sampai sore untuk mempersiapkan kemping dalam waktu dua hari lagi (ohh.. benar juga, besok aku akan ceritakan pengalaman jurit malam padamu).
Waktu itu aku dan teman-temanku secara berkelompok pergi ke toilet sekolah bersama-sama, selain memang kami terbiasa untuk melakukannya, namun kali ini kelompok yang ikut bersama kami lebih banyak, kami bersepuluh karena seramnya kondisi toilet SMPku dimalam hari seperti ini.
Kami menunggu satu sama lainnya di dalam toilet itu. Sewaktu aku sudah selesai dan bersama empat temanku yang sudah selesai juga, kami menunggu 5 orang lagi yang masih berada di dalam toilet sampai selesai.
Lalu kami mendengar suara ketukan 3x dari toilet yang paling ujung. Awalnya kami tidak terlalu memperhatikan, sampai ketukan itu terjadi lagi.
Temanku Silvia berteriak pada cewek yang berada di dalam toilet itu untuk bertanya “Wati, lu butuh tissue?”
Cewek yang berada di dalam itu menyahut “Apaan? Gua gak perlu tissue, gua bawa kok, mang kenapa?”
Silvia menjawab lagi “Oh, gua kirain lu butuh tissue, karena kasih kode ketuk-ketuk pintu toilet”
Tapi Wati yang berada dalam toilet malah menegur Silvia “Lu jangan nakutin gua Sil, mana ada gua ngetuk-ngetuk pintu”
Silvia balas menegur “Lu yang jangan nakutin kita semua Wat, orang gua ama anak-anak denger kok”
Segera setelah Silvia selesai mengatakan itu, tiba-tiba ketukan datang bukan hanya dari pintu toilet yang berada di paling ujung saja. Tapi berurutan mulai dari yang paling ujung sebanyak 3x, kemudian berpindah ke sebelahnya sebanyak 3x, dan selanjutnya, sampai ketukan 3x itu berhenti di toilet yang berada di depan kami.
Pada saat itu aku sudah tau ada yang tidak beres dengan ini.
Pada saat itulah ketukan, bukan, lebih tepatnya seperti orang sedang memukul semua pintu toilet secara bersamaan secara berirama 3x.. 3x.. 3x… gedorannya sangat kencang sehingga seakan-akan memenuhi seluruh isi toilet ini.
Kami semua berteriak, ini terlalu menakutkan bahkan bagiku..
Semua cewek yang berada di dalam toilet itu berhamburan keluar, dan tanpa berkata apa-apa lagi, kami semua kabur dari toilet itu.
Waktu itu aku adalah orang yang lemah dalam hal olahraga, jadi aku berada paling belakang dari sepuluh orang yang berlari didepanku.
Kami berlari sampai mencapai ke kelas kami. Waktu itu kami semua hanya berpikir untuk segera mengambil tas kami dan pergi pulang sesegera mungkin.
Tapi yang jadi masalahnya adalah, ruangan kelas dalam keadaan gelap gulita.
Listrik sudah diturunkan semenjak kegiatan pramuka dibubarkan tadi. Tapi kami harus mengambil tas kami untuk bisa pulang.
Silvi yang kebetulan waktu itu adalah ketua kelas memberanikan diri untuk mengintip keruangan kelas ini.
Kemudian aku melihat dia tersandung, dan menarik cewek dibelakangnya, dan kemudian cewek itu menarik temannya lagi, sampai akhirnya aku juga ikut ditarik oleh cewek didepanku sampai kami semuanya masuk di kelas itu.
“Aduh, kenapa lu narik gua sih Sil” tegur salah satu cewek yang bersama kami, aku lupa siapa yang bicara saat itu.
“Enak aja, gua enggak narik lu, lagian ada yang dorong gua tadi!” tuduh Silvia
“Gua enggak dorong lu kok” kata cewek tadi.
Satu per satu cewek-cewek yang lain berkata kalau tangan mereka juga ditarik cewek di depan mereka, sedangkan semuanya menyangkal kalau menarik tangan cewek di belakang mereka.
“Sudahlah, sudah cukup, semua diam dulu” kata Silvia akhirnya “Lebih baik kita ambil tas dulu kemudian pulang, besok saja kita bicarakan lagi” usulnya.
Semuanya setuju dengan usul Silvia.
Semua dari kami akhirnya masing-masing berjalan k etas kami dan mengambilnya.
Tuk..Tuk..Tuk.. terdengar lagi ketukan tiga kali yang berasal dari jendela kelas kami.
Semua dari kami berbalik dan melihat ke arah jendela. Terlihat ada bayangan tangan yang sedang mengetuk jendela.
Silvia dengan cepat berlari keluar kelas “Siapa itu!?” teriaknya hendak menangkap siapapun yang dia anggap telah menjahili kami.
Tapi dia tidak menemukan siapa-siapa di lorong sekolah yang sepi itu..
Kemudian, secara serentak dan bergemuruh, seluruh meja kayu dikelas kami seperti dipukul-pukul dengan keras.. mengikuti irama tiga kali ketukan berulang-ulang..
Tanpa memikirkan hal lainnya lagi, kami segera lari pontang-panting dari situ..
Aku memaksa diriku lari secepatnya walaupun waktu itu aku sangat payah dalam yang namanya olahraga..
Aku merasakan sesuatu sewaktu berlari, sesuatu memegang tasku sehingga terasa sangat berat..
“Dengar..lihat..jatuh..” aku mendengar kata-kata itu seakan seseorang berbicara tepat dibelakangku.
Bulu kudukku berdiri.. secara insting aku sangat ingin menengok kebelakang, seperti ada tarikan kuat untuk itu.
Aku berusaha sekuatnya untuk tidak melakukan itu dan memaksa langkahku untuk mengejar teman-temanku sementara tasku terasa semakin berat.
Entah seberapa lama waktu berlalu, aku tidak ingat tapi rasanya lama sekali untuk menuju gerbang depan yang bahkan tidak sampai 3 meter dari ruang kelas kami itu.. tapi rasanya jauh sekali dan sangat berat..
Baru sampai dibawah terang lampu yang menyinari gerbang sekolah kami aku merasa beban yang menahan tasku hilang, beratnya kembali seperti semula..
Kami begitu ketakutan, sampai berada diluar gerbangpun kami tidak berani melihat kembali ke arah sekolah kami. Dan kami semua berjalan dalam diam sampai ke depan sebuah plaza yang masih ramai dengan orang saat itu (yang sekarang sudah berubah menjadi mall).
Aku merasa sesuatu yang hilang..
“Sil” panggilku “Tadi perasaan ada anak yang pakai bando putih ikut sama-sama kita deh” tanyaku pada sang ketua kelas.
“Hah?” Silvia melihatku dengan tatapan heran “Maksud lu?” tanyanya.
“Pas kita lari dari toilet, perasaan ada yang pakai bando putih lari di depan aku” jelasku, aku ingat jelas karena anak itu lari tepat depanku dan selalu berada di depan aku sampai kita masuk ke dalam kelas. Setelah itu aku tidak terlalu memperhatikannya.. dan sekarang aku baru teringat akan anak itu setelah kita berkumpul kembali.
“Lu ngomong apa sih?” desak Silvia lagi.
Aku menatap dia heran, apa sih susahnya dimengerti dengan anak bando putih? Aku bertanya lagi “Iya, anak bando putih, aku enggak liat tadi dia siapa, tapi dia kan ikut kita tadi, tapi sekarang enggak ada”
Silvia menatapku seakan-akan aku orang aneh, lalu menggapai tasnya dan mencari-cari sesuatu di dalam tasnya.
Sebuah cermin
Kemudian dia mengangkat cermin itu di depan wajahku…
Aku lupa aku juga pakai bando putih
Lalu aku tersadar sesuatu yang mengerikan, kamu tau Diary?
Aku sadar, waktu kita masuk toilet kan hanya bersepuluh saja seharusnya
pulaukapok dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas