natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.




Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 16:32
tukangdjagal
makola
imamarbai
imamarbai dan 6 lainnya memberi reputasi
7
461.8K
3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#1641
A Part 54
Setelah mempersilahkan kak Adit masuk ke rumah dan menutup kembali pintu, kak Fe langsung kembali lagi ke dalam, jadinya aku berdua yang duduk berdua di ruang tamu. Tiba-tiba, ibu datang menghampiri kami dan duduk di sebelahku.

“Wah, ada Aditiya. Tumben-tumbenan datang ke rumah.” Kata ibu.
“Iya Tante, kebetulan saja lagi main ke Bandung.”
“Sering-sering atuh mampir kesini.” Kata ibu. Mendengar kata “Sering-sering” dari ibu entah kenapa membuatku senang.
“Hehehe, iya tante.”
“Gimana kabar ibu kamu? Sehat?” Tanya ibu.
“Sehat tante.”

Selebihnya malah ibu aja yang ngobrol sama kak Aditiya, aku hanya mendengarkan saja.

Selang beberapa menit kemudian.

Ting…tong…


Bel lagi-lagi berbunyi.

Tapi kali ini ibu yang membukakan pintu.

“Selamat siang, bu.”

Suara cowok. Siapa ? kataku dalam hati.

“Saya Rangga”
“temannya Felisha.”

Oh rupanya kak Rangga. Kak Rangga kemudian dipersilahkan masuk, entah kenapa pas kak Rangga masuk, kak Adit dan dia saling bertatapan. Kemudian kak Rangga melihat ke arahku. “Ah, Ani kamu sudah baikan.”

“Bu, Felishanya kemana?” Kata kak Rangga. Aduh seperti biasa dia bawel padahal baru saja datang.

“Oh ya, Ani panggilin Felisha.” Kata ibu yang langsung pergi ke kamarnya.

“Oya bentar ya, kak Fe lagi makan.” Kataku kepada ka Rangga.

Aku juga langsung pergi menghampiri kak Fe yang sedang makan.

“Kak, ada kak Rangga, mau ketemu kakak?”
“Euh elu, bilang aja gue gak ada.” Ujar kak Fe pelan-pelan kepadaku
“Tapi, aku udah bilang kakak ada di dalam, lagi makan.”
“Sial!” Dia nampak kesal dan langsung menaruh mangkuknya.

Kemudian aku dan kak Fe pergi ke ruang tamu.

“Oh, hai…Rangga ada apa kesini?”
“Wah-wah rumah ini kedatangan tamu, cowok-cowok cakep lagi, mangga ah ibu mah ke kamar dulu.” Kata ibu yang langsung pergi ke kamarnya.
“Dit, tante tinggal dulu ya.” Kata ibu ke kak Adit.
“Aditya, gue kuliah di FKUI.”
“Rangga, FTMD ITB.”

Baik kak Rangga dan kak Aditiya saling memperkenalkan diri. Entah kenapa dari situ, aku jadi merasa aneh melihatnya, kak Fe juga sepertinya. Aku saling bertatapan dengan kak Fe.

“Jadi lo temen deketnya Andrea ya, baru tau gue Andrea punya temen kayak lu.” Kata kak Rangga ke kak Fe. Kak Fe hanya ketawa “hehehe” aja membalasnya.
“Ani.. gimana sekarang sehat? Gak pingsan lagi?”Tanya kak Rangga yang bawel ini kepadaku.
“Hehehe, udah baikan kok.” Jawabku
”Ani kenapa kamu pingsan? Kenapa gak cerita?” Kata kak Adit yang kebingungan.
“Eh Bro, ada apa nih? Kok tiba-tiba ngomong-ngomong Ani pingsan?” Tanya kak Adit yang kebingungan kepada kak Rangga. Aku juga bingung harus jawab gimana, aku berharap mulut kak Rangga disumpel aja, kejadian aku pingsan takut kedengaran ibu. Sementara itu, kak Fe langsung berdiri.
“Eh, gue kebelakang dulu ya.” Kata kak Fe yang ngeloyor pergi. Melihat kak Fe yang pergi aku pun jadi pengen ikutan pergi.
“Eh.. kak!|” Kataku kepadanya.
“Kamu ngapain ikut gue? Sono gih temenin mereka.”
“Aduh kak, aku bingung.”
“Ah… temenin mereka, gue mau tidur.” Kata dia yang langsung naik tangga menuju kamarnya.
Aku pun langsung balik ke ruang tamu. Aku jadi gak enak masa tamu dianggurin.
“Felisha mana ni? Kok gak balik-balik.” Tanya kak Rangga.
“Oh iya, dia masih pusing katanya kak. Kata dia hubungi aja dia nanti.”
“Oh begitu ya… yaudah deh, gue pergi dulu ya Ni. Salam ke Felisha. Cepet sembuh.” Kata dia yang nampak kecewa.
Akhirnya setelah kak Rangga pergi, tinggal aku berdua dengan Afgan, eh kak Adit. Kak Adit baik sih dan perhatian kepadaku, sebenarnya aku ingin menanyakan kondisiku pas aku pingsan kemarin berhubung kak Adit adalah anak kedokteran, tapi disini aku gak enak buat ngobrolinnya , soalnya aku takut kedengaran ibu. Jadinya aku bilang ke dia, nanti aku cerita di sms aja.

Kak Adit tidak bisa lama-lama di rumahku, soalnya di mau ke rumah temannya. Tapi, gpp deh bisa ketemu barusan juga sudah membuatku senang.

***

Sepanjang hari aku terus kepikiran kak Adit, aku rasa aku suka pada dia, tapi aku bingung harus bagaimana. Pikiran tentangnya benar-benar tidak lepas dari otaku, senyumnya, wajahnya selalu terbayang. Ahhha.!! Kan ada kak Fe, kak Fe pasti tau banyak tentang kak Adit, jadi malam ini aku putuskan untuk curhat saja kepada kak Fe. Kak Fe pasti ngerti masalah ginian mah.

“Kak.”
“Apa? Masuk.”
Aku pun masuk ke kamarnya, seperti biasa dia sedang tiduran sambil mewarnai. Hoby dia memang kayak anak TK.
“Aku mau curhat.” Kataku. Awalnya terasa berat dan malu untuk mengutarakannya, tapi gpp demi yang terbaik soalnya.Hehe
“Apa?” Katanya yang terus mewarnai tanpa memperhatikanku.
“Aku suka kak Adit.”
…..
Semelemelehelehe.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.