Kaskus

Story

natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.


I Am (NOT) Your Sister

Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
imamarbaiAvatar border
pulaukapokAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464.2K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#1640
A Part 53
Aku dan kak Fe udah sepakat untuk tidak menceritakan kejadian pingsanya aku kepada ayah dan ibu. Aku bersama kak Fe sepemikiran kalau kita menceritakannya bakal tambah repot, khususnya buat diriku.

Kondisiku masih lemah jadi kali ini aku tidak mau gejah seperti pertama kali datang kesini. Aku lebih memilih untuk berada di dekat kak Fe. Ah, melihatnya memakai floppy hat mengingatkanku kepada Blair Waldorf, karakter di series Gossip Girl.

“Felisha-kan?” Tiba-tiba saja kak Rangga datang menghampiri kami lalu duduk disamping kak Fe.
“Lo mau berenang gak? Biar gue yang jaga dia.” Kata dia. Entah kenapa aku kesel mendengarnya “Jaga dia” maksudnya jagain aku? Ah gak mau, aku lebih memilih dijaga sama kak Fe.
“Oh, tidak. Terima kasih.”

Syukurlah kak Fe tidak mau berenang. Tapi, kak Rangga ini malah menghabiskan waktu bersama kami berdua, bertanya ke kak Fe tentang ini-itu, ngomongin ini-itu, ah pokoknya bawel banget. Tapi ya seperti biasa, kak Fe meladeninya dengan sikap dinginnya.

***

Malam terakhir kita semua berkumpul mengelilingi api unggun di pantai. Badanku terasa hangat, Aku menyelimuti diriku dengan selimut. Tapi bukan selimutlah yang menghangatkanku, melainkan dekapan dan pelukan ka Fe dari belakang yang membuatku hangat.

Malam terakhir dihabiskan dengan cerita untuk masa depan dan juga nyanyi-nyanyian. Pacar kak Andrea yang membawa gitar lalu memulai petikan sebagai intro lalu kak Fe mulai bernyanyi, selanjutnya semuanya nyanyi bersama-sama, sementara aku hanya lebih memilih untuk diam saja dan mendengarkan.

Keesokan harinya kami pun pulang, jam 3an sore baru sampai ke rumah. Aku sangat capek sekali. Ibu sudah menunggu kedatangan kami.
“Ah ibu tar yah ceritanya, aku capek pengen tidur dulu.” Kataku kepada ibu. Sore itu baik aku dan kak Fe langsung istirahat di kamar masing-masing.

***

Aku terbangun malam hari gara-gara ada yang miscall ke hpku. Aku cek itu dari kak Aditiya, ada 5 kali mungkin dia miscall, yah gak kedengaran soalnya aku lagi tidur. Kemudian pas aku lagi cek hp tiba-tiba ada pesan masuk.

“Ni gimana liburannya? Besok gue main ke Bandung.” Begitulah isi sms tersebut. Wah rupanya besok kak Adit mau main ke rumah. Aku jadi bersemangat jadinya. Tapi, aku masih ngantuk dan capek, aku silent hpku biar gak ada yang menggangu. Aku putuskan untuk tidur lagi dan berniat untuk membalas sms kak Adit besok pagi aja.

***

Aku bangun pagi-pagi sekitar jam setengah 9nan, aku lihat kamar kak Fe masih tertutup, kalau tertutup seperti itu berarti dia belum bangun. Aku kemudian turun ke bawah.. Karena lapar aku pun langsung mengambil piring dan langsung makan. Sambil makan aku pun menyalakan tv.

Beberapa menit kemudian aku mendengar suara pintu kebuka, pasti itu kak Fe yang baru saja bangun. Benar saja, dia baru bangun tidur dan sama sepertiku dia mungkin kelaparan dan langsung makan di meja makan.

Ting..Tong…


Bel berbunyi…

“Felisha buka pintunya.” Ibu berteriak dari kamarnya.

Mendengar bel berbunyi aku jadi teringat kalau hari ini kak Adit yang mau main ke Bandung dan main ke rumah juga. Tadinya aku yang mau membukakan pintu, tapi kak Fe lebih dulu yang pergi dan membukakan pintu. Untuk memastikan siapa tamu itu, aku pun menaruh piring ke wastafel dan mencuci tangan. Selesai mencuci tangan aku buru-buru nyusul kak Fe ke depan dan benar saja itu adalah si afgan, eh maksudnya kak Adit.

“Hallo, kak Adit.” Sapaku kepadanya
“Kakak, jadi juga main ke Bandung?”
“Lo tau kak Adit di Bandung Ni?” Tanya kak Fe kepadaku, dia nampak kebingungan.
“Yup.” Jawabku.

0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.