Kaskus

Story

natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.

Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.


I Am (NOT) Your Sister

Big thanks to quatzlcoatlfor cover emoticon-Smilie

Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
imamarbaiAvatar border
pulaukapokAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
natashyaaAvatar border
TS
natashyaa
#1637
A Part 50
Sudah satu semester berlalu, tidak kerasa ya. Semester ini aku tidak mendapatkan rangking emoticon-Frown. Masuk sepuluh besar pun juga kagak. Di sekolah ini muridnya pada pinter-pinter, maklum lah ya sekolah favorit. Tapi, gara-gara gak masuk rangking dibawah, aku di bully habis-habisan di rumah oleh ayah dan kak Fe.

“Ani contoh dong itu kak Felisha, dia rangking satu terus.”
“Ayah ingin kamu belajar dari dia, kalau ada materi yang kamu gak ngerti kamu bisa tanya dia.”
“Sepertinya semester depan uang jajan kamu dipotong.”
“Kamu juga gak boleh sering-sering keluar.”
Dst… bosen dengernya kalau ayah menasihatiku. Bisa capek sendiri. Hehehehe.

“Rangking berapa lu?”
“……” Aku diam saja karena aku gak tau aku rangking berapa.
“HAHAHA, pasti gak masuk rangking kan?” Kak Fe tertawa puas sekali.

Saat aku lagi tiduran di sofa pun aku selalu diejek dan diledek kak Fe.

“Main hp mulu, belajar dong..”
“Katanya mana mau ngalahin gue? Buktiin dong.”
Sedih ya, tapi aku mah apa atuh, cuma gagang panto bagi kak Fe mah.emoticon-Frown emoticon-Frown emoticon-Frown

Tapi untungna ada malaikat di rumah ini, yaitu ibu. Ibu tidak pernah memarahi atau meledeku walaupun aku gak dapat rangking. Ibu justru selalu menyengamatiku, dia juga memberikan pujian kepadaku.

“Semester 2 nanti belajar lebih giat lagi ya Ani.”

***

Liburan semester aku disuruh ibu untuk bertemu keluarga yang berada di Jakarta. Aku awalnya nolak karena aku malu dan tidak kenal sama sekali sama mereka. Yang di Bandung juga aku kenal cuman beberapa. Mereka kadang main ke rumah dan bertemu dengan ibu, yang paling sering sih kak Rima dan ibunya.

“Ibu gak ah aku malu.” Kataku kepada ibu semalam sebelum berangkat.
“Ayolah Ani, kamu juga harus kenal sama keluarga yang di Jakarta, biar nanti kalau kamu main ke Jakarta gak tersesat.”
“Loh kok tersesat, kan udah ada google maps sekarang mah.”
“Hehehe, bukan gitu Ni. Intinya temenin kak Fe aja kesana, menyambung silaturahmi dengan keluarga ayah kak Fe aja.”
“Ibu mohon ya Ani. Demi ibu.”

Mendengar ibu memohon seperti itu aku gak tega juga sebenarnya. Yasudah, aku menyampingkan egoku sendiri demi keiinginan ibu. Jadi besok aku nemenin kak Fe ke Jakarta. Aku pun langsung mengepak baju dan barang-barang ke koper. Selesai ngepak barang dan baju, aku pung langsung tidur.

***

Aku dibangunkan ibu subuh-subuh, kata dia kak Fe sudah siap-siap tinggal nunggu kamu. Jam 5an aku langsung mandi. Selesai mandi dan berpakaian aku malah ketiduran lagi soalnya pas lihat ke bawah kak Fe juga sedang menonton TV. Baru deh jam 7 kurang aku dibangunin lagi sama ibu katanya supirnya udah dateng dan kak Fe sudah menungguku di mobil. Aku pun langsung membawa koperku dan aku rasanya aku membawa bawaan terlalu banyak, soalnya berat. Hehehe.

Masuk tol cileunyi aku malah tidur, entah aku sedang ngantuk berat ditambah lagunya bee gees yang selalu diputer tiap hari oleh kak Fe baik di mobil ataupun di rumah membuatku mudah untuk tertidur.

“Oi.. Ni bangun woi..”
“Udah sampai ya kak?”

Sepertinya memang sudah sampai, kak Fe langsung keluar dari mobil dan segera mengambil kopernya dari bagasi. Selagi mengumpulkan nyawa aku melihat ke kaca depan mobil ada seorang perempuan yang sedang berdiri dan kak Fe menghampirinya. Aku pun yang setengah sadar langsung membuka pintu mobil dan keluar mendatangi perempuan itu bersama kak Fe. Kak Fe memeluk perempuan yang tak kalah cantiknya dengan kak Fe.

“Kamu pasti Ani?” Tanya perempuan itu kepadaku.
“Ya, halo. Aku Ani.” Jawabku. Aku heran loh kok dia tau namaku.
“Nancy.” Ujarnya sambil menjulurkan tangannya, dan aku pun menjabat tangan dia dan resmi berkenalan dengan kak Nancy.

***

Keluarga dari ayah kak Fe kebanyakannya keturunan chinese. Pantes pada mirip orang korea semua disini terutama kak Nancy. Sebenarnya sih kak Fe sendiri sih gak terlalu kelihatan, dia lebih condong ke ibu. Ibu sendiri mukanya agak blasteran gitu, tapi ibu gak pernah jelasin ibu keturunan orang mana. Kak Rima yang merupakan sepupu kak Fe anak dari tante kak Fe yang merupakan kakak ibu agak ke arab-araban. Tapi, ibu malah lebih mirip orang barat. Ah, daripada bingung aku simpulkan saja kak Fe itu turunan sunda-eropa-china-arab, biar gak pusing. Hehehe.
Klo aku? Aku mah cukup Indonesia aja deh emoticon-Smilie

Setelah mengeluarkan baju dan barang dari koper kak Fe mengajakku untuk menemui kakeknya. Sebenarnya aku malu banget dan deg-degan, soalnya aku kan orang luar takut mereka sinis kepadaku, tapi aku ingat kata-kata ibu, ini semua demi ibu jadi aku harus memberanikan diri.

“Hai kek, hallo semuanya, kenalkan, ini Ani, saudariku.” Ujar kak Fe kepada keluarganya yang sedang berkumpul di ruang keluarganya. Aku terkejut bukan karena sikap mereka yang ramah menyambutku, tapi kata-kata kak Fe pas saat memperkenalkanku dengan menyebut kata “Saudari”. Aku terharu dan itu sangat berarti buatku.

Keluarga dari kak Fe sangat baik kepadaku dan juga ramah. Terutama kak Nancy, aku dan dia ngobrol terus. Dia banyak bertanya tentang gimana rasanya saudaraan dengan kak Fe. Kata dia, kak Fe dulu orangnya manja dan dekat banget sama orang tuanya, pernah suatu hari dia dititipin di rumah kak Nancy, karena ayahnya ada tugas di Jakarta, dia sepanjang hari nangis terus, baru deh pas ayahnya ditelepon lalu ayahnya pulang, dia berhenti menangis.

Malamnya semua berpesta dan makan-makan, tapi kak Fe memilih untuk sendiri seperti biasanya. Yah, aku sih kalau ada makanan yang enak-enak pasti ikutan makan.

“Ani ya?” Tiba-tiba seorang menyapaku.
“Halo gue Aditiya.” Jawab orang yang berkacamata itu.
Ya, tuhan mirip Afgan. Aku langsung salah tingkah di depannya.
“Eh.. iya, aku Ani.”
“Gimana ?”
“Gimana apa?”
“Gpp, eh gue boleh minta nomor lu?” Tanya dia. Karena ganteng mirip Afgan jadi dengan mudah saja aku memberikan nomorku kepadanya. Hehehe.

Kak Aditiya yang katanya sedang kuliah di UI ini kemudian selalu mengirimkan sms kepadaku. Aku sih dengan senang hati meladeni dia, selain ganteng, baik, dan ramah, dia juga pinter. Hehehe.

Aku memang tidak lama di Jakarta karena sehabis natal, Aku dan kak Fe pulang ke Bandung lagi. Tapi selama di Jakarta aku mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, tidak seburuk yang aku kira, ternyata aku diterima baik-baik disana, terus lagi aku malah bertemu dan berekenalan dengan kak Aditiya.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.